A. UMUM
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah
sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang
menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah adalah dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang antara lain
dapat dicapai dengan penggunaan obat-obatan yang rasional dan berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat (Siregar, 2004).
Biaya yang diserap untuk penggunaan obat merupakan komponen terbesar
dari pengeluaran rumahsakit. Dibanyak Negara berkembang belanja obat di
rumah sakit dadat menyerap sekitar 40-50% dari biaya keseluruhan rumah sakit.
Belanja perbekalan farmasi yang demikian besar tentunay harus dikelola dengan
efektif dan efisien, hal ini perlu dilakukan mengingat dana kebutuhan obat di
rumah sakit tidak selalu sesuai dengan kebutuhan.
Kondisi diatas tentunya harus disikapi dengan baik-baik. Saat ini pada
tataran global telah dirintis prongram Good Governance In Pharmaceutical
Sector atau lebih di kenal dengan tata kelola obat yang baik si Sektor Farmasi.
Indonesia termasuk salah satu Negara yang berpartisipasi dalam program ini
bersama 19 negara lainnya. Pemikiran tentang perlunya tatkelola obat yang baik
disektor farmasi berkembang mengingat banyaknya praktek illegal di lingkungan
kefarmasian mulai dari clinical trial, riser dan pengadaan , registrasi, pendaftaran,
paten, produksi, penetapan harga, pengadaan, seleksi, distribusi dan trasportasi.
Bentuk intransparansi dibidang farmasi antara lain : pemalsuan data keamanan
dan enyufikasi, penyuapan, kolosi, donasi, promo yang tidak etis maupun
tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan obat.
Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah bagian dari rumah sakit yang
bertugas menyelenggarakan, mengkooadinasikan, mengatur dan mengawasi
seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanaan pembinaan teknis
kefarmasian di rumah sakit, sedangkan Komite Farmasi dan Terapi adalah
bagian yang bertanggung jawab tentang penyusunan formularium rumah sakit
dapat sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukam tenaga professional
dibidang tersebut. Untuk menyiapkan tenaga professional tersebut diperlukan
berbagai masukan diantaranya adalah tersedianya pedoman yang tepat
digunakan dalam pengelolaan perbekalan farmasi di rumah IFRS.
Mengingat pentingnya pelayanan farmasi di rumah sakit, maka calon
apoteker perlu memahami dan mengenal peranan apoteker di rumah sakit,
khususnya Instalasi Farmasi. Hal ini penting sebagai bekal bagi lulusan Program
Pendidikan Profesi Apoteker apabila bekerja di rumah sakit.
Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses yang
merupakan siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan/produksi,
penerimaan, pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan, penghapusan,
pemantauan, administrasi, pelaporan, dan evaluasi yang diperlukan bagi
kegiatan pelayanan. Tujuan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yaitu agar tersedianya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bermutu dalam
jumlah dan pada saat yang tepat sesuai spesifikasi dan fungsi yang ditetapkan
oleh panitia farmasi dan terapi secara berdaya guna dan berhasil guna
(Quick,1997).
Pengelolaan obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) mempunyai
peran penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit, oleh
karena itu pengelolaan obat yang kurang efisien pada tahap penyimpanan
akan berpengaruh terhadap peran rumah sakit secara keseluruhan
(Sheina,2010).
Kategori V adalah obat vital dengan jumlah sedikit tetapi harus selalu
dengan resep dokter, menyerap dana sebesar 80% dari total dana dengan
jumlah item 20% dari total item obat yang ada.
b.
sering keluar, menyerap dana sebesar 15% dari total dana dengan jumlah
item 60% total item obat yang ada.
c.
Menyerap dana sebesar 5% dari total dana dengan jumlah item 20% total
item obat yang ada (Quick,1997).
2). Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merelisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui, melalui:
a.
Pembelian
b.
c.
Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai
dengan criteria yang telah ditentukan.
b.
c.
4). Produksi
Produksi perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan kegiatan
membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril
atau non-steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
Kriteria perbekalan farmasi yang di prosuksi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
5). Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung,
tender, konsinyasi atau sumbangan.
Penerimaan perbekalan farmasi harus dulakukan oleh petugas yang
bertanggung jawab. Petugas yang dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih
baik dalam tanggung jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat
penting dari perbekalan farmasi. Dalam tim penerimaan harus ada tenaga
farmasi.
Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu
kedatangan
Perbekalan farmasi yang di terima harus sesuai dengan spesifikasi
kontrak yang telah ditetapkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
penerimaan :
1.
2.
3.
5).
Penyimpanan
Gudang merupakan tempat penyimpanan sementara sediaan farmasi
b.
c.
Menjaga ketersediaan
d.
dengan pengaturan sistem penyimpanan seperti fisrt expired fisrt out (FEFO)
dan fisrt in fisrt out (FIFO). Sistem FEFO adalah dimana obat yang memiliki
waktu kadaluwarsa lebih pendek keluar terlebih dahulu, sedangkan dalam
sistem FIFO obat yang pertama kali masuk adalah obat yang pertama kali
keluar (Quick,1997).
Obat-obatan sebaiknya disimpan sesuai dengan syarat kondisi
penyimpanan masing-masing obat. Kondisi penyimpanan yang dimaksud
antara lain adalah temperatur/suhu sekitar 20-250C, kelembaban dan atau
paparan cahaya. Tempat penyimpanan yang digunakan dapat berupa ruang
atau gedung yang terpisah, lemari, lemari terkunci, lemari es, freezer, atau
ruangan sejuk. Tempat penyimpanan tergantung pada sifat atau karakteristik
masing-masing obat (Siregar,2004).
Pengaturan obat digudang dapat dikelompokkan dengan 7 cara yaitu
berdasarkan :
1)
Kelompok farmakologi/terapeutik
2)
Indikasi klinik
3)
Kelompok alphabetis
4)
Tingkat penggunaan
5)
Bentuk sediaan
6)
Random bin
7)
Kode barang.
Selain disimpan dalam tempertur yang sesuai, barang-barang
6). Distribusi
a.
lengkap diruangan, sistem resep perorangan, sistem unit dosis dan sistem
kombinasi oleh satelit farmasi.
Ada tiga macam sistem pendistribusian rawat inap, yaitu:
a)
obat dan alat kesehatan berdasarkan permintaan dalam resep atau kartu obat
pasien rawat inap. Sistem ini memiliki keuntungan berupa adanya pengkajian
resep pasien oleh apoteker adanya kesempatan interaksi profesional
penggunaan obat lebih terkendali dan mempermudah penagihan biaya obat
pada pasien. Keterbatasannya adalah adanya kemungkinan keterlambatan
obat untuk dapat sampai kepada pasien (siregar dan amalia, 2004).
c)
disiapkan dan diberikan kepada pasien dalam unit dosis tunggal yang berisi
obat untuk sekali minum. Konsep UDD bukan merupakan inovasi baru dalam
farmasi dan pengobatan. Unit dose dispensing merupakan tanggung jawab
farmasi yang tidak dapat berjalan disituasi institusi rumah sakit tanpa kerja
sama dengan perawat dan staf kesehatan yang lain. Keuntungan UDD antara
lain penderita hanya membayar obat yang digunakanya saja,mengurangi
kesalahan pengobatan,memperbesar komunikasi antara apoteker-dokter
perawat,serta apoteker dapat melakukan pengkajian penggunaan obat.
Keterbatasannya adalah jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan lebih tinggi
(Siregar dan Amalia,2004).
Kelebihan sistem UDD dibandingkan dengan sistem yang lain diantaranya
adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
b.
7).
Pengendalian
Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan
b.
c.
b.
c.
d.
e.
f.
8).
Penghapusan/ Pemusnahan
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
b.
c.
d.
e.
f.
2)
3)
4)
5)
b)
Kadarluarsa,
c)
d)
Pasal 61:
1)
b)
c)
Pasal 75:
Dalam rangka melakukan penyidikan, penyidik BNN berwenang:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
bawah pengawasan,
k)
l)
Melakukan tes urine, tes darah, tes rambut, tes asam dioksiribonukleat
tanaman,
o)
Membuka dan memeriksa setiap barang kiriman melalui pos dan alat-
yang disita,
q)
lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak pemusnahan tersebut
dilakukan dan menyerahkan berita acara tersebut kepada penyidik BNN atau
penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan tembusan
berita acaranya disampaikan kepada kepala kejaksaan negeri setempat,
ketua pengadilan negeri setempat, Menteri, dan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
4)
dimaksud pada ayat (2) dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu
yang sama.
5)
Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
penelusuran bila terjadi adanya mutu obat yang sub standar dan harus ditarik
dari peredaran. Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk
digital maupun manual. Kartu yang umum digunakan untuk melakukan
pencatatan adalah Kartu Stok dan Kartu Stok Induk (Anonim,2012).
Fungsi:
1)
1(satu) jenis perbekalan farmasi yang berasal dari 1 (satu) sumber anggaran,
3)
farmasi bersangkutan,
2)
3)
Depkes RI,2008)
2)
3)
4)
5)
2)
Penyusunan laporan,
3)
4)
Pengendalian persediaan,
5)
pendistribusian,
6)
a)
b)
c)
3)
dengan :
a)
b)
c)
4)
diisi dengan:
a)
b)
c)
d)
anggaran,
e)
f)
g)
Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
b)
c)
d)
RI,2008)
Jenis laporan yang sebaiknya dibuat oleh IFRS meliputi:
Ket.
No
Jenis Laporan
Kegunaan
Monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan
atas objektif program/memantau perubahan yang fokus pada proses masuk dan
keluar.
1)
2)
Evaluasi
Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian sosial secara sistematis
2)
pembanding,
3)
4)
rumah sakit,
5)
2)
3)
4)
5)
6)
d)
4)
bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini bertujuan:
pemilihan obat, menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi
terapik, menilai kemajuan pasien, bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain,
8)
I.
PENGERTIAN
II.
III.
Pedoman Status kesehatan (stakes) Jiwa yang dipakai dilingkungan TNI adalah
sebagai berikut :
Stakes Jiwa diberi kode J :
J3., Dijumpai adanya gejala awal/ prodromal atau remisi parsial dari
gangguan jiwa. Ataupun dijumpai adanya kecenderungan gangguan jiwa yang
dibuktikan lewat pemeriksaan klinis maupun tes psikiatri/ psikologis.
J3p., Episode akut dari gangguan jiwa sebagaimana tercantum dalam PPADAGJ
/DSM / ICD terkini , Pasien perawatan jiwa., Maksimal 3 episode.
IV.
Secara umum seluruh Korps dibutuhkan kesehatan jiwa dasar yang prima
dimana tidak ada kelainan secara klinis, daya tahan mental baik, daya adaptasi baik,
potensi kinerja secara umum baik. Untuk optimalisasi sumber daya manusia
diperlukan penyesuaian korps terhadap kapasitas mental dan kepribadian yang
dia miliki sehingga performance ( kinerjanya) lebih optimal. Sehingga beberapa
variabel kapasitas mental dan kepribadian kadet disesuaikan dengan tuntutan
profesi / tugas yang berorientasi pada Korps.
Pemeriksaan kesehatan jiwa evaluasi diagnostik multi aksial menerangkan :
Aspek Klinis : ada tidaknya gangguan jiwa
Kepribadian : mengkaji daya tahan kejiwaan
Kondisi medis umum
Identifikasi Stressor Spesifik Afeksi terhadap potensi kinerja .
V.
AKSIS I
AKSIS
:
Ada tidaknya gangguan kepribadian nyata : seperti
psikopat,paranoid, borderline dsb
dsb
AKSIS III
AKSIS IV
AKSIS V
Memberi masukan dan saran kepada pimpinan militer baik di tingkat atas
sampai bawahan dalam menetapkan kebijakan di bidang kesehatan jiwa.
VI.
Operasi Bhakti
1).
Patroli maritim
Operasi penegakan hukum di laut
Gelar pasukan
Latihan
Operasi keamanan laut
Operasi bhakti dan lain-lain
pasukan TNI
-.
-.
A
gar dapat menilai serta mengetahui adanya distress dalam suatu Kesatuan, perlu
diketahui keadaan moril = spirit pasukan secara keseluruhan
sebagai indikator moril suatu pasukan antara lain :
beberapa alat yang dianggap kurang perlu pada waktu gerakan operasi.
Gangguan jiwa / sakit jiwa banyak jenisnya mulai yang ringan sampai yang berat.
Paling tidak ada 10 kelompok jenis gangguan jiwa. Tetapi dibidang kedokteran jiwa
militer hanya meliputi 7 kelompok yaitu:
1. Gangguan jiwa yang diakibatkan penyakit otak dan kondisi medis umum,
misalnya: cedera otak, penyakit pembuluh darah otak, infeksi temiasuk
HIV/AIDS, malaria otak atau kondisi heat stroke / dehidrasi.
2. Penyalah gunaan NARKOBA/NAPZA terutama golongan amfetamin yang dapat
menimbulkan gangguan paranoid.
3. Gangguan jiwa psikotik misalnya skizofrema, reaksi psikotik akut (istilah di
lapangan : "kesambet") , dsb.
4. Gangguan emosi misalnya depresi, bipolar, amarah
5. Gangguan neurotic, gangguan terkait stressor, somatoform ( keluhan badaniah)
misalnya gangguan panic, histeris, stress pasca trauma, fobia, "Dasmil Shock", "
Barack ShocK'
6. Gangguan-gangguan psikosomatik dan factor fisiologis misalnya insomnia,
disfungsi sex, terror tidur (ketindihan) mimpi buruk, sommambulisme
7. Gangguan kepribadian dan perilaku misalnya psikopat, impulsif, judi patologis,
mengutil, homosex, pedofilia, sadistic.
Dari jenis gangguan jiwa diatas yang menimbulkan masalah kompleks
dilingkungan militer adalah Skizofrenia, yaitu gangguan jiwa berat yang ditandai
dengan gangguan yang fundamental dan fungsi pikiran, perasaan, perilaku dan
persepsi Biasanya gangguan ini muncul setelah penugasan. Berbeda dengan
gangguan jiwa reaksi psikotik akut maupun gangguan beradaptasi ( baca : Dasmil
Shock/ Barack Shock) yang timbul ketika DIKSARIT atau masa orientasi di
kesatuan.
Dari angka tersebut 10% sukses melakukan bunuh diri dengan cara- cara yang tidak
lazim. Dampak dari gangguan jiwa ini sangat luas antara lain, rumah tangga kacau,
hampir 100% cerai, kedinasan sering menimbulkan masalah, perilaku di masyarakat
yang sering menimbulkan konflik sehingga mencoreng institusi. Beberapa kasus
anggota dengan skizofrenia yang pernah dirawat di RSAL Dr. Ramelan antara lain :
KDRT, Merusak fasilitas umum, dikeroyok massa, melawan atasan, membunuh istri,
bunuh diri, mangkir/ desersi, melakukan hubungan sex dengan jauji dikawinid dsb .
Tahun 2007 tercatat jumlah anggota TNI-AL yang masih aktif di wilayah timur
yang menjalam perawatan oleh karena gangguan jiwa sebanyak 188 orang. 95%
golongan bintara dan tamtama. Dengan sendirinya anggota sebanyak itu tidak
produktif lagi di militer. Menurut release dari Bank Dunia dan WHO diperkirakan
tahun 2015 angka morbiditas yang saat ini penyakit metabolisme menduduki urutan
teratas akan digeser oleh penyakit depresi. Untuk itu dalam pembinaan kesehatan
khususnya TNI-AL , kesehatan jiwa hendaknya mendapat prioritas paling tidak sama
dengan penyakit metabolisme.
JUMLAH PASIEN JIWA ANGGOTA TNI YANG RAWAT JALAN TAHUN 2007; 188
ORANG YANG TERDIRI :
PAMEN
: 8 ORANG
PAMA
: 6 ORANG
BINTARA : 77 ORANG
TAMTAMA : 97 ORANG
: 121 ORANG
PSIKOSA
: 7 ORANG
GMO
: 1 ORANG
: 4 ORANG
DEPRESI
: 9 ORANG
CEMAS
: 12 ORANG
LAIN-LAIN
: 33 ORANG
JUMLAH PASIEN ANGGOTA TNI YANG RAWAT INAP DI PAV VI (JIWA) RUMKITAL
Dr. RAMELAN TAHUN 2007 ADALAH : 57 ORANG, YANG TERDIRI:
PAMEN : 1 ORANG
PAMA : 2 ORANG
BINTARA : 18 ORANG
TAMTAMA : 36 ORANG
SKIZOFRENIA : 37 ORANG
PSIKOSA : 7 ORANG
GMO : 1 ORANG
BUNUH DIRI : 1 ORANG
PSIKOTIK : 2 ORANG
DEPRESI : 1 ORANG
LAIN-LAIN : 8 ORANG
:4%
PAMA
:3%
BINTARA
: 41 %
TAMTAMA
: 52 %
:2%
PAMA
:4%
BINTARA
: 32 %
TAMTAMA
: 62 %
PELAYANAN KEPERAWATAN
I.
Pendahuluan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan
A.
UPAYA KESEHATAN :
Setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
B.
TUGAS RS
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
C.
FUNGSI RS :
-
kesehatan
perorangan
melalui
D.
dan efektif.
Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien.
Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana.
Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin.
Melaksanakan fungsi social.
E.
F.
bencana
Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional
Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit (hospital
by laws)
Melindungi dan memberikan bantuan hukum
rumah sakit
Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.
G.
HAK PASIEN
-
di rs
-
dan
tanpa
diskriminasi
Memperoleh layanan kes yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional
Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di RS
H.
HAK PASIEN 2
-
lain (second opinion) yang mempunyai SIP baik didalam maupun diluar RS.
Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh nakes thd penyakit yang dideritanya.
Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
I.
HAK PASIEN 3
-
peraturan perundang-undangan.
J.
primer
Upaya kesehatan sekunder
Upaya kesehatan tertier
K.
yaitu:
-
(quality of services)
Patient safety
Kenyamanan
Pengetahuan
Kepuasan Pasien
Self Care
Kecemasan
Ners
Perawat vokasional
2.
3.
L.
Ners spesialis
Ners
Perawat vokasional
Ners spesialis/subspesialis
Ners spesialis
Ners
Perawat vokasional
KESEHATAN PREVENTIVE
I.
Pendahulan.
KESEHATAN PREVENTIF
Adalah Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan
sosial
A. TINGKAT PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer (sebelum menderita sakit)
a.
daya
tahan
tubuh
terhadap
masalah kesehatan.
b. Perslindungan Khusus (specific protection)
Upaya khusus untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
tertentu contoh : imunisasi, say no to drugs, abcd (aids) dll
2.
promt treatment)
-.
-.
Mengobati
dan
menghentikan
proses
sakit,
3.
Pencegahan tertier
Kegiatan:
a.
Penyuluhan kesehatan
b.
c.
e.
2.
a.
c.
Profilaksis
dan
menghentikan
berlanjutnya
proses
suatu
penyakit/kelainan tertentu.
f. Mencegah tetidak mampuan yg berkaitan dg penularan penyakit.
3.
III.
1. Usaha pencegahan
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi
berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui
posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
b. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
2.
Usaha rehabilitasi
2.
Leavell dan Clark dalam bukunya Preventive Medicine for the Doctor in his
Community , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang
dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
a) Masa sebelum sakit
1)
b.
Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air
rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan
air limbah dan sebagainya.
c.
d.
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang
baik.
2). Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu Penyakit (Specific
Protection)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit
tertentu yang gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Beberapa usaha diantaranya adalah :
a. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah
terhadap penyakit-penyakit tertentu. Contohnya : imunisasi hepatitis diberikan
kepada mahasiswi kebidanan yang akan praktek di rumah sakit.
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular. Contohnya : isolasi terhadap
pasien penyakit flu burung.
c. Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum
dan di tempat kerja. Contohnya : di tempat umum, misalnya adanya rambu-
rambu zebra cross agar pejalan kaki yang akan menyebrang tidak tertabrak
oleh kendaraan yang sedang melintas. Sedangkan di tempat kerja : para
pekerja yang memakai alat perlindungan diri.
d. Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan
narkotik. Contohnya : kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus
menjahit, kursus otomotif.
e. Penanggulangan stress. Contohnya : membiasakan pola hidup yang
sehat , dan seringnya melakukan relaksasi.
b) Pada masa sakit
1.
Mengenal dan Mengetahui Jenis Penyakit pada Tingkat Awal Serta
Mengadakan Pengobatan yang Tepat dan Segera (Early Diagnosis And
Prompt Treatment)
Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau tindakan
pencegahan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena
penyakit.Tindakan yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit pada
tingkat permulaan sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan
dalam program pencegahan, pemberantasan dan pembasmian macam
penyakit baik menular ataupun tidak dan memperhatikan tingkat kerawanan
penyakit terhadap masyarakat yang tinggi. Misalnya : TBC paru-paru, kusta,
kanker, diabetes, jantung dll. Sedangkan Prompt treatment memiliki
pengertian pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan segera untuk
menangani berbagai masalah yang terjadi. Prompt treatment merupakan
tindakan lanjutan dari early diagnosis. Pengobatan segera dilakukan sebagai
penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a.
Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis
penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera
b.
c.
2.
Pembatasan Kecacatan dan Berusaha Untuk Menghilangkan Gangguan
Kemampuan Bekerja yang Diakibatkan Suatu Penyakit (Disibility Limitation)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha pengobatan dan perawatan yang
sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi
kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat
(dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan
semaksimal mungkin.peran bidan dalam hal tersebut yaitu memberikan
pelayanan kesehatan secara professional, melakukan pendampingan pada
pasien untuk mendapatkan kesehatan secara sempurna, serta memberikan
pendidikan kesehatan untuk masyarakat sejak dini
3.
Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi fisik
Rehabilitasi mental
D.
E.
PENYAKIT-PENYAKIT
MENULAR
YANG
PERLU
MENDAPATKAN
PES
Pandemi abad 16 (the black dead)
Pada tahun 1910, endemis di Surabaya, Malang, Kediri, Madiun
Surakarta, Yogya,.
2.
CHOLERA
Endemis sanitasi lingkungan, water suplpy dan penyajian makanan
yang tidak baik. Pada Th 1972 dalam 6 bulan : 13.327 px 2.262 + (17
%)
3.
CACAR
Small fox kematian yang tinggi
F.
PENYAKIT MALARIA
Tersebar luas diseluruh kepulauan indonesia (penyakit rakyat) :
PENYAKIT TBC
H.
FAKTOR AGENT
Karakteristiknya Dibedakan :
1.
2.
yang berat
4.
5.
I.
FAKTOR HOST
Genetik
J.
FAKTOR LINGKUNGAN
Lingkungan fisik
Lingkungan biologis
K.
Lewat media:
L.
FAKTOR - FAKTOR
YANG
HARUS
DIPERHATIKAN
DALAM
PERKEMBANGAN PENYAKIT
1.
2.
3.
4.
Perilaku masyarakat
5.
6.
7.
A.
kesehatan.
Pengobatan tradisional : Pengobatan / perawatan dengan cara, obat dan
pengobatannya berdasarkan pengalaman dan ketrampilan secara turun
tumurun sesuai dengan norma masyarakat.
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
: peningkatan kesehatan.
: pencegahan penyakit.
: penyembuhan penyakit.
: pemulihan kesehatan,
Pasal 12 : Keluarga sehat, kecil, bahagia dan sejahtera adalah keluarga yang :
Pasal 49 : Sumber daya kesehatan : Semua perangkat keras dan lunak untuk
mendukung upaya kesehatan meliputi : tenaga kesahatan, sarana kesehatan,
perbekalan kesehatan, pembiayaan kesehatan, pengelolaan kesehatan dan Litbang
kesehatan.
B.
PENDAHULUAN
1.
kesehatan.
Penunjang kesehatan
untuk
menunjang
terselenggaranya
2.
C.
Dokter Rehabmed.
Perawat Rehabmed.
Fisioterapis.
Okupasi Terapis.
KEGIATAN KESKUREHAB
Faskes TNI AL yang bersifat tetap meliputi Rumah Sakit Tk I s/d IV, Lembaga
Kesehatan Preventif
2.
Kesehatan Pangkalan
Kesehatan Kurehabmed
Kegiatan
: memeriksa fisik dan mental perorangan
dan memberikan disposisi hasil pemeriksaan.
b.
c.
d.
Pelayanan Rehabmed
Fungsi : memberikan yankes kepada penderita untuk
mengembalikan fungsi dan atau bentuk organ tubuh dan jiwa ke
keadaan semula.
- Kegiatannya : memberikan layanan fisioterapi, memberikan
alat bantu memberikan pengganti organ tubuh, rehabilitasi
mental.
D.
PENYELENGGARAAN KESKUREHABMED
Meliputi :
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
Pengendalian
Penilaian
KESEHATAN GIGI
I.
Anatomi Gigi
Gigi terdiri atas dua macam jaringan, ada jaringan keras yang terletak diluar gigi
yaitu email gigi dan dentin, serta jaringan lunak yang terletak didalam gigi yaitu
pulpa. Email merupakan jaringan pelindung gigi yang memiliki tekstur keras yang
menutupi seluruh permukaan mahkota gigi. Jaringan yang berwarna putih ini
merupakan jaringan yang paling keras di dalam tubuh anda, bahkan jaringan ini jauh
lebih keras dibanding tulang tubuh anda. Email tidak dapat memiliki kemampuan
untuk tumbuh kembali. Sehingga, sekali jaringan ini rusak maka email ngak akan
dapat tumbuh kembali seperti semulanya.
Berbeda dengan email, dentin yang lebih berwarna kuning dan memiliki
tekstur lebih lunak dibanding email, memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali.
Namun pertumbuhannya bukan mengarah ke luar permukaan gigi, melainkan ke
arah pulpa di dalamnya, sehingga ukuran gigi ngak mungkin akan bertambah besar
karena pertumbuhan dentin.
Di dalam dentin terdapat saluran mikroskopis yang biasa disebut sebagai tubulus
dentin. Tubulus dentin berisikan cairan dan berjalan dari permukaan rongga pulpa ke
arah email dan sementum.
Gigi yang berlubang mengakibatkan permukaan dentin dan tubulusnya akan
terbuka. Apabila tubulus dentin yang telah terbuka ini diberi rangsangan seperti
rangsang dingin dan panas, makanan manis dan asam, maka hal ini akan
menyebabkan terjadinya pergerakan cairan di dalam tubulus yang akan merangsang
saraf di dalam pulpa. Sehingga hal inilah yang akan mengakibatkan gigi berlubang
dan terasa linu apabila saat anda memakan dan meminum yang dingin, panas,
ataupun manis. Bagian yang terletak paling dalam dari gigi biasa disebut pulpa.
Bagian pulpa ini mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dentin.
Pulpa merupakan jaringan lunak yang di dalamnya terdapat jaringan ikat, limfe,
saraf, dan pembuluh darah.
Limfe, saraf dan pembuluh darah yang masuk ke dalam gigi melalui suatu
lubang kecil yang berada di ujung akar gigi yang biasa disebut foramen apikal.
Pembuluh darah sangat berperan dalam memberikan nutrisi kepada gigi sehingga
gigi akan tetap kuat dan sehat, sedangkan saraf sangat berperan dalam
menghantarkan rangsang dari luar gigi ke otak anda sehingga anda dapat tahu kalo
ada kerusakan di gigi anda.
Apabila jaringan pulpa kamu mati akibat infeksi dari bakteri yang masuk melalui
lubang gigi, maka pembuluh darah ngak akan bisa lagi memberikan nutrisi kepada
gigi. Sehingga Gigi pun akan menjadi rapuh dan mudah hancur.
A.
mulut. Semua benda yang akan masuk ke rongga mulut harus melalui gigi, tanpa
ada gigi akan banyak menimbulkan gangguan pada manusia, bahkan bisa
mendatangkan berbagai macam penyakit akibat kurang sempurnanya proses
pencernaan sebelum dicerna lebih lanjut. Disamping itu, tanpa gigi manusia tidak
bisa tampil dengan sempurna karena keindahan, kecantikan, ketampanan jadi
berkurang tanpa gigi pula manusia tidak bisa berbicara dengan sempurna, karena
pembentukan huruf-huruf yang dikeluarkan melalui udara yang terbentuk tidak ada
yang mendukung.
Jadi pada dasarnya fungsi gigi sebagai berikut :
1.
pencernaan makanan.
2.
3.
kencang.
4.
b.
c.
2.
8 Gigi seri
1)
4 gigi seri RA
2)
4 gigi seri RB
4 gigi taring
1)
2 gigi taring RA
2)
2 gigi taring RB
8 gigi geraham
1)
4 gigi geraham RA
2)
4 gigi geraham RB
8 gigi seri
1)
4 gigi seri RA
2)
4 gigi seri RB
b.
c.
d.
B.
4 gigi taring
1)
2 gigi taring RA
2)
2 gigi taring RB
8 gigi geraham
1)
2)
12 gigi geraham
1)
2)
JENIS GIGI
Jenis gigi seperti disebutkan dengan meliputi :
1.
makanan dan berbentuk runcing dengan akar paling panjang dari seluruh gigi
yang ada. Gigi taring ini berfungsi juga menyangga sudut mulut sehingga pipi
tampak kencang. Gigi ini merupakan gigi yag paling kuat dari sekian gigi yang
ada.
3.
tetapi tidak sekuat geraham besar, karena rata-rata akarnya cuma satu. Pada
gigi anak-anak gigi ini tidak didapatkan.
4.
makanan. Letaknya 3 paling belakang dengan jumlah akar 3 buah untuk atas
dan 2 buah untuk bawah. Gigi ini tumbuhnya tanpa didahului gigi anak
langsung tumbuh umur 6 tahun untuk M1, 12 tahun untuk M2 dan 20 atau 21
tahun untuk M3. Kehilangan 1 gigi jenis gigi ini akan merasa terganggu dalam
hal pengunyahan, karena disamping untuk mengunyah, gigi ini juga berfungsi
sebagai kunci gigitan antara atas dengan bawah.
C.
BAGIAN-BAGIAN GIGI
Gigi merupakan bagian tubuh manusia yang paling keras, bahkan meskipun
manusia itu sudah meninggal tetapi gigi tidak akan termakan oleh tanah sampai
beratus tahun lamanya. Gigi melekat erat pada rahang manusia, karena didukung
adanya jaringan penyangga gigi. Jadi pada dasarnya gigi dibagi menjadi :
Mahkota gigi
Merupakan bagian yang muncul diatas gusi. Dibagi menjadi 3 bagian :
a.
Enamel
1)
2)
3)
terhadap gigi
b.
Dentin
1)
2)
Tebal sekitar 1 2 mm
3)
Pulpa
1)
2)
bening
4)
5)
vitalitas gigi karena adanya aliran darah dan persyarafan, juga kelenjar
getah bening.
Akar gigi, merupakan bagian gigi yang masuk kedalam jaringan rongga
mulut. Jaringan penyangga gigi, merupakan jaringan yang menyangga gigi
agar gigi bisa kuat tertanam dalam tubuh manusia. Jaringan ini meliputi :
a.
b.
c.
D.
Karies gigi
Karies gigi merupakan penyakit gigi dimana penyakit ini bisa
enamel. Kondisi ini bisa diperparah jika bakteri gigi sendiri (host) kurang
mendukung atau sangat lemah.
Berdasarkan jenisnya, karies gigi dibagi menjadi 3 jenis :
a.
daripada gigi lebih dalam dari superficial, dentin gigi sudah terdeteksi
dengan alat periksa gigi, biasanya mengeluarkan rasa ngilu pada
penderita terutama terhadap rangsangan dingin.
c.
dari gigi, pulpa bisa terbuka atau belum. Bisa menimbulkan rasa sakit
yang hebat bila tersentuh rangsangan baik suhu dingin atau mekanis
seperti akat periksa gigi. Pada malam hari sakit ini bisa lebih hebat
daripada siang hari.
2.
Karang gigi
Karang gigi terbentuk akibat reaksi antara sisa makanan yang
menempel pada gigi dan lama tidak dibersihkan dengan air ludah membentuk
suatu endapan dan menempel pada gigi. Karang gigi jika menempel masuk
pada satu gigi disebut subgingival calculus, bila diatas gingiva dekat leher gigi
disebut supragingival calculus. Jika tidak segera dibersihkan karang gigi akan
mempengaruhi aliran darah ke gingiva sehingga suplai makanan ke gingiva
berkurang, akibatnya perlekatan gingiva terhadap gigi menurun, tulang alveal
gigi akan mengecil sehingga lama kelamaan gigi menjadi goyang bahkan bisa
lepas atau terpaksa dicabut. Karang gigi sering timbul terutama dekat dasar
lidah seperti bagian sisi depan dekat lidah pada gigi rahang bawah, dan sisi
belakang gigi geraham besar atas. Dianjurkan pembersihan karang gigi
minimal 2 x dalam 1 tahun agar gigi dan gusi ( gingiva ) tetap sehat
3.
Gingivitis
Gingivitis berasal dari kata Gingiva (gusi)danitis (radang ).Jadi
gingivitis merupakan radang pada gusi, bisa akibat dari karang gigi atau
benda asing yang tidak diterima gusi seperti ke tusuk duri ikan atau alat tusuk
gigi atau akibat gusi yang berlubang dan infeksi sudah menjalar sangat jauh.
Gingivitis bisa disembuhkan dengan menghilangkan faktor penyebab dan
dibantu dengan pemberian obat-obatan baik secara oral atau melalui
diminum.
Gingivitis ditandai dengan :
4.
Periodontitis
Periodontitis berasa dari kata Periodental atau jaringan penyangga
5.
Abses
Abses merupakan perkembangan lebih lanjut dari periodontitis.
6.
Stomatitis
Merupakan radang pada jaringan lunak di rongga mulut. Radang ini
Jaringan pipi
Gusi
Langit-langit rongga mulut
Dasar lidah