PENEMU LAMPU
1.
Penemu Lampu
Thomas Alva Edison 11 February 1847 - 18 Oktober 1931 Bola
Lampu
Thomas Alva Edison adalah penemu dari Amerika dan merupakan satu dari
penemu terbesar sepanjang sejarah. Edison mulai bekerja pada usia yang sangat
muda dan terus bekerja hingga akhir hayatnya. Selama karirnya, Thomas Alva
Edison telah mempatentkan sekitar dari 1.093 hasil penemuannya, termasuk bola
lampu listrik
dan gramophone,
juga kamera
film.
Ketiga
penemuannya
membangkitkan industri-industri besar bagi industri listrik, rekaman dan film yang
akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dia juga dikenal
sebagai penemu yang menerapkan prinsip 'produksi massal' bagi penemuanpenemuannya.
telegraphy (telegraph untuk komunikasi) pada usia belasan tahun. Pada tahun 1868,
di usia 21 tahun, dia telah mengembangkan dan mempatentkan penemuannya yang
berupa sebuah mesin yang merekam telegraph.
Dimasa kecilnya, Edison hanya bersekolah di sekolah yang resmi selama
tiga bulan, selanjutnya semua pendidikannya diperoleh dari ibunya yang mengajar
Edison di rumah. Ibu Edison mengajarkan Edison cara membaca, menulis, dan
matematika. Dia juga sering memberi dan membacakan buku-buku bagi Edison,
antara lain buku-buku yang berasal dari penulis seperti Edward Gibbon, William
Shakespeare dan Charles Dickens.
Edison di usia 12 tahun, memperoleh penghasilan dengan cara bekerja
menjual koran dan surat kabar, buah apel, serta gula-gula di sebuah jalur kereta api.
Di usia itu pula, Edison hampir mengalami kehilangan seluruh pendengaran karena
penyakit yang dideritanya, penyakit itu membuatnya menjadi setengah tuli. Edison
pernah menulis dalam diarinya: "Saya tidak pernah mendengar burung bernyanyi
sejak saya berusia 12 tahun."
Pada usia 15 tahun, Edison, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin
cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian
dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan
dijualnya di tempat dia berjualan.
Pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan seorang anak berusia tiga
tahun yang hampir di tabrak oleh mobil. Ayah dari anak yang diselamatkan adalah
kepala stasiun kereta api di tempatnya berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih,
kepala stasiun tersebut mengajari Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5
bulan mempelajari telegraph, Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun.
Hampir semua gaji yang didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai
macam laboratorium dan peralatan listrik.
Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku
yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran
tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison
tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari
makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison
melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuanpenemuannya menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk
menggambarkan kepandaian Edison adalah: "Genius adalah 99% kerja
keras"
pijar adalah
yang
dihasilkan
melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan
cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk
berhubungan
dengannya
sehingga
filamen
tidak
akan
langsung
rusak
akibat teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300
volt. Energilistrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang
terang
lebih
besar
dibandingkan
dengan
sumber
cahaya
buatan
lainnya
seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa
negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan
lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas
kandangayam,
Gambar 1
Lampu Pijar
Umur lampu pijar relatif pendek dibandingkan lampu jenis lainnya (sekitar
1.000 jam);
Silau
gas
yang
digunakan untuk
lampu
obor,
lampu
minyak,
lampu
gas. Pengembangan lampu pijar sudah dimulai pada awal abad XIX. Sejarah lampu
pijar
dapat
dikatakan
telah
dimulai
dengan
ditemukannya tumpukan
volta oleh Alessandro Volta. Pada tahun 1802,Sir Humphry Davy menunjukkan
bahwa arus listrik dapat memanaskan seuntai logam tipis hingga menyala putih.
Lalu, pada tahun 1820, Warren De la Rue merancang sebuah lampu dengan cara
menempatkan sebuah kumparan logam mulia platina di dalam sebuah tabung lalu
mengalirkan arus listrik melaluinya. Hanya saja, harga logam platina yang sangat
tinggi menghalangi pendayagunaan penemuan ini lebih lanjut. Elemen karbon juga
sempat digunakan, namun karbon dengan cepat dapat teroksidasi di udara; oleh
karena itu, jawabannya adalah dengan menempatkan elemen dalam vakum.
Pada tahun 1870-an, seorang penemu bernama Thomas Alva Edison dari
Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, mulai ikut serta dalam
usaha merancang lampu pijar.
Dengan
menggunakan
elemen
platina,
Edison
mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak
praktis namun Edison tetap berusaha mencari elemen lain yang dapat dipanaskan
secara ekonomis dan efisien. Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan juga
menciptakan lampu pijar yang dapat bertahan selama 13,5 jam. Sebagian besar
filamen lampu pijar yang diciptakan pada saat itu putus dalam waktu yang sangat
singkat sehingga tidak berarti secara komersial. Untuk menyelesaikan masalah ini,
Edison kembali mencoba menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam
bola lampu hampa udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil
menyalakan lampu yang mampu bertahan selama 40 jam.
Lampu Neon
Sebuah lampu neon terdiri dari dua elektroda yang berupa logam dan
terletak di ujungujung sebuah tabung neon. Tabung ini sendiri berisi tiga jenis zat
kimia, yakni neon, argon, atau dapat juga diisi kripton. Ketiga jenis zat itu berupa
gas. Ketika kedua elektroda diberi tegangan listrik, maka elektron akan keluar dari
salah satu elektroda menuju elektroda lain. Dalam perjalanannya, elektron-elektron
ini akan menghantam atom-atom gas neon.
Energi gas neon kemudian akan naik dalam waktu singkat untuk kemudian
kembali ke keadaan semula. Selama proses kembali ke keadaan semula itu, gas
neon akan memancarkan energi berupa gelombang cahaya. Cahaya inilah yang kita
lihat sebagai lampu neon. Kata neon berasal dari dari bahasa Yunani yakni neos,
yang berarti gas baru. Gas ini berwarna merah. Lampu neon pertama kali ditemukan
oleh ahli kimia dan fisika asal Prancis bernama Georges Claude pada 1902.
Sedangkan gas neon ditemukan oleh dua ahli asal Inggris bernama William
Ramsey dan MW Travers pada 1898. Lalu, pernah kamu melihat laron (binatang
terbang kelekatu) yang selalu mendekati lampu neon ketika hujan datang? Mengapa
hal ini terjadi? Hujan membuat suhu tubuh laron sangat dingin. Maka itu laron
mencari tempat hangat dan terang. Lampu neon merupakan sumber kedua hal itu,
maka itu laron mengerubungi neon. Sayangnya, laron kerap tidak menyadari bahwa
panas neon itu dapat membahayakannya. Akibatnya laron dapat mati seketika.
Gambar 2
Lampu Neon
cahaya melalui lampu neon untuk keperluan periklanan. Berkat usahanya, seluruh
dunia mulai mengenal neon (TL/ tube lamp) hingga saat ini.
Georges Claude, lahir 4 September 1870, di kota Paris. Ia tumbuh dan
dewasa di kota kelahirannya. Dalam menjalani pendidikan di universitas, ia sangat
memuja ahli fisika Perancis Jaques de Arsonval yang mengemukakan konsep
konversi energi panas laut, atau KEPL (ocean thermal energy conversion/OTEC)
sebagai salah satu penggunaan dari siklus Rankine. Setelah lulus kuliah, Claude
melanjutkan karier intelektualnya dengan bekerja membuat tabung oksigen untuk
keperluan rumah sakit.
Pada 1902, insinyur dan ahli kimia ini berusaha mengembangkan aliran listrik ke
dalam tabung gas neon. Usahanya pun berbuah manis. Ia berhasil membuat lampu
neon (neon berasal dari bahasa Yunani neos, yang berarti gas baru), berwarna
merah. Merasa tertarik ia lalu menambah jumlah tabung dan mengisinya dengan
neon. Segera setelah itu ia mendapatkan untuk pertama kalinya tabung neon yang
sesungguhnya.
Sebagian besar literatur menyebutkan, lampu neon ciptaan Georges Claude,
memiliki sebuah tabung kaca tertutup yang mengandung sangat sedikit udara,
sedikit air raksa, bubuk putih fosfor, dan dua elektroda (katoda dan anoda) pada
setiap ujung tabung. Selain itu terdapat transformer yang mengatur aliran listrik ke
tabung. Begitu saklar dihidupkan transformer mengaliri listrik ke dalam tabung. Aliran
listrik tersebut meloncat (arc) dari katoda ke anoda sehingga menguapkan air raksa
menjadi ion. Gas air raksa mengeluarkan sinar ultraviolet yang tidak tampak yang
membentur bubuk putih fosfor sehingga menghasilkan cahaya yang memancar.
Namun penemuan lampu neon belum sempurna. Sinar tabung-tabung merah
itu tak seperti sumber cahaya lainnya yang berguna untuk keperluan umum seharihari, seperti menerangi rumah atau jalan tangga, akibatnya lampu neon menjadi
lembap. Pada waktu itu, para ilmuwan dan saintis menyebutkan, kelemahan lampu
neon pada waktu itu diakibatkan neon tak bisa di kompilasikan dengan elemen lain
pada tabung lainnya, artinya gas baru tak membutuhkan katup gas.
Meski
demikian,
Claude
tidak
menyerah
dan
berusaha
untuk
Pada 1915, untuk pertama kalinya lampu neon dijual kepada khalayak
umum. Seorang Pengusaha Earle C. Anthony, membeli lampu neon seharga U$ 24
ribu. Lampu itu, ia gunakan untuk menerangi papan reklame perusahaan penjualan
mobil miliknya di Los Angeles. Pertama kali lampu neon Claude hanya berwarna biru
dan merah. Bisa dikatakan sejak saat itu hingga kini lampu bikinan Claude kerap
dipakai untuk menerangi papan reklame seperti kasino, hotel, swalayan, maupun
lampu lalu lintas dan keperluan lainnya.
Claude lalu mengembangkan teknologi neon buatannya itu. Ia menemukan
elektroda-elektroda nonreaktif yang cukup untuk menangani gempuran ion tanpa
membuatnya panas. Temuan itu membuka cakrawala bagi perawatan tabung-tabung
neon sehingga menjadi awet digunakan.
Di puncak kariernya, George Claude sempat membuat pusat listrik tenaga
KEPL di Teluk Matanzas dekat Kuba, tahun 1930. Pusat tenaga listrik ini dengan
daya 22 KW hanya dapat bekerja selama dua minggu karena dihancurkan oleh
angin topan sehingga pipa untuk masukan airnya rusak total. Proyek itu kemudian
dihentikan. Lima tahun kemudian, Claude membangun pembangkit lain. Kali ini di
pantai Brazil, namun projek tersebut mengalami nasib yang sama hancur oleh cuaca
dan ombak.
Hampir sepenuh masa hidupnya, George Claude dengan penemuannya mengabdi
pada dunia. Ia meninggal pada 23 Mei 1960, saat berusia 90 tahun. Jasadnya boleh
dikuburkan. Namun pemikiran dan penemuannya tidak habis dimakan zaman.
LAMPU LED
Lampu led tidak mengandung mercury sehingga tidak menghasilkan panas.
Tentu ini akan membuat ruangan jadi lebih dingin dibandingkan jika menggunakan
lampu biasa. Ini juga memuat AC (Air conditioning) bekerja lebih ringan sehingga
pemakaian listrik lebih hemat.
Dari segi daya tahan, lampu ini jauh lebih tahan lama daripada lampu tabung
biasa. Lampu led bisa digunakan dimana saja, karena menggunakan daya listrik DC,
lampu ini mendapat daya dari aki kering, aki basah, aki mobil, atau bisa juga
mengambil daya dari panel solar untuk listrik gratis tenaga surya. Lebih tahan lama.
Lampu LED (Light Emiting Diode) mempunyai daya tahan 60x lebih lama daripada
lampu Incandescent, dan 10x lebih lama daripada lampu model Fluorescent. Sekali
pakai,
lama
ngga
ganti-ganti
Menggunakan
memang
lampu
led
banyak
keuntungannya. Sudah hemat energi, hemat biaya dan Anda bisa berpartisipasi
mengurangi pemanasan global. Lampu led juga disebut lampu emergency atau
lampu darurat. Jika listrik padam, cukup hubungkan ke accu kering, maka lampu
bisa menyala kembali. Jika daya di accu habis, tinggal dicharge menggunakan
charger accu. Cocok untuk berjaga-jaga jika di daerah sering terjadi pemadaman
listrik.
Gambar 3
Lampu LED
SEJARAH LED
Pak Shuji Nakamura sebagai penemu LED dengan bahan yang nyaris sudah
tidak digubris oleh para peneliti lainnya, Galiun Nitrid (GaN) tahun 1991. Pada tahun
1993, Pak Nakamura kemudian berhasil meciptakan LED biru komersial, menyusul
LED berwarna hijau dan putih. Dan pada tahun 1995, Pak Nakamura berhasil
menciptakan
laser
biru.
Dengan
penemuannya
Blue
LED
(terbaru
untuk
penopang Blu-Ray PS3 ny SONY itu) ini dinilai telah melakukan revolusi di bidang
elektronika dan upaya kepada penghematan enerji.
Melihat latar belakang dan serba serbi penemuannya, maka Pak Nakamura adalah
benar2 inventor sejati dan orang yang loyal kepada perusahaannya (di awalnya ).
Dengan fasilitas seadanya di perusahaan kecil di Tokushima, anggapan ketakadaan
prospek bagi materi yang digelutinya, dan di bawah bayang2 persaingan
pengembangan
diode
oleh
perusahaan2
besar
macam
Toshiba,
maka
keberhasilan,
hanya
diganjar
bonus
20
ribu
yen
saja
oleh
DAFTAR
PUSTAKA
Danu.
2011.
Perkembangan
Lampu.