(KB)
(diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etikolegal)
Disusun Oleh :
Ainul Yuli Wulandari
022015001
022015002
Ananda Rizqia
022015003
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja serta puji syukur kita haturkan kehadirat Illahi Robbi, sebagai
penguasa yang Akbar bagi seluruh alam semesta karena atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan waktu
yang telah ditentukan.
Dengan adanya pembuatan makalah ini penulis tak lupa mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbimg selaku penyusun petunjuk dalam
pembuatan makalah ini, serta tak lupa juga kepada para dosen kesehatan
masyarakat serta asisten lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan, khususnya
kedua orang tua penulis yang selalu mensuport dan memberi wejangan agar
penulis selalu semangat dalam menyelesaikan tugas apapun itu, dan teman
seperjuangan penulis yang selalu mengingatkan, mengajak, dan membimbing
dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini penulis buat semaksimal mungkin
dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih
yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT
meridhai dan memberkati segala usaha kita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................... 3
D. Manfaat............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 4
A.
Pengertian Etika................................................................................ 4
B.
C.
Pembagian Etika................................................................................5
E.
F.
G.
H.
I.
J. Keluarga Berencana.............................................................................12
K. Wewenang bidan dalam asuhan KB.........................................................13
L. Penyimpangan etika dalam pelayanan KB.................................................14
M. Pengertian Malpraktek.........................................................................14
N. Jenis jenis Malpraktek dan Hukumnya...................................................15
O. Upaya Pencegahan Malpraktek..............................................................17
P. Hukum menurut KEPMENKES, UU dan KUHP..........................................19
Q. Ayat Al-Quran yang berhubungan dengan KB............................................22
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN.........................................................24
A. Kasus............................................................................................. 24
B. Pembahasan...................................................................................... 24
BAB IV PENUTUP...................................................................................27
A. Simpulan......................................................................................... 27
B. Saran............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan manusia khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun terus
berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi yang dari hari ke hari semakin cepat sehubungan dengan
derasnya era informasi. Kemajuan tersebut menyebabkan timbulnya sebagai
permasalahan antara lain mahalnya pelayanan medik. Selain itu terjadi pula
perubahan tata nilai dalam masyarakat, yaitu masyarakat semakin kritis dan
memandang masalah yang ada, termasuk menilai pelayanan yang diperolehnya
(Koesno, 2004).
Paradigma baru program keluarga berencana NASIONAL telah di ubah
visinya dari mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015
keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab,
harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan YME. Dalam paradigma baru program
KB ini, misinya sangat menekankan upaya menghormati hak-hak reproduksi,
sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga berdasarkan
salah satu pesan kunci dalam Rencana Strategik Nasional Making Pregnancy
Safer (MPS) di Indonesia adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan
kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut, Keluarga
Berencana (KB) merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama. (Saifuddin, 2004)
Meningkatnya jumlah peserta KB aktif dari sasaran sebanyak 28,2 juta
menjadi 29,0 juta yang terdiri dari peserta KB aktif miskin dan rentan sebanyak
12,5 juta menjadi 12,8 juta dan peserta KB aktif dengan MKJP dari 25,9 persen
menjadi 26,7 persen. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan KB bagi
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
malpraktik KB?
7. Apa ayat al-quran yang berkaitan dengan pelayanan KB ?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Dalam profesi bidan etika lebih dimengerti sebagai filsafat moral. Istilah
etika berasal dari bahasa yunani kuno. Kata yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai artikebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap, dan cara berfikir. Dalam bentuk jamakta etha mempunyai adat
kebiasaan. Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika
berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.
Etika berasal dari bahasi Inggris Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah
laku atau perilaku manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus
dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Etika berasal dari bahasa Latin Mos atau mores ( jamak ), artinya moral,
yang berarti juga adat kebiasaan, sehingga makna kata moral dan etika adalah
sama, hanya bahasa asalnya berbeda.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Poerwadarminta, 1953 ) etika
artinya ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak ( moral ).
B. Faktor yang melandasi Etika
1.
2.
3.
4.
5.
C. Pembagian Etika
1. Etika Deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya
adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik buruk, tindakantindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
2. Etika Normatif terjadi penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian ini
terbentuk atas datas norma. Etika normatif bersifat preskriptif
( memerintahkan ), tidak melukiskan melainkan menentukan benar atau
tidaknya tingkah laku.
3. Mata Etika, meta berasal dari bahasa yunani yang berarti melebihi
atau melampaui. Mata etika mempelajari logika khusus dari ucapanucapan etis.
A.
D. Pengertian Kode Etik
B.
Menghargai otonomi.
Melakukan tindakan yang benar.
Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
Mmeperlakukan manusia secara adil.
Menjelaskan dengan benar.
Menepati janji yang telah disepakati.
Menjaga kerahasiaan.
sumpah
jabatan
dalam
melaksanakan
tugas
pengabdianya.
H. b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung
tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara
citra bidan.
I. c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman
pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
J. d. Setiap bidan dalam
menjalankan
tugasnya
mendahulukan
kepentinagan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilainilai yang berlaku di masyarakat.
K. e. Setiap bidan dalam menjalankan
tugasnya
senantiasa
tugasnya
harus
saling
diri
dan
untuk
agar
dapat
meningkatkan
AA.
air (2 butir)
AB. a.Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
senantiasa
pemikiranya
kepada
pemerintah
dan
untuk
AG.
3. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam pelaksanaan
tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat atau jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
d. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai.
e. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
AH.
4. Kewajiban Bidan
a. Bidan wajib memberi kesempatan pada pasien untuk didampingi
oleh suami atau keluarga.
b. Bidan wajib memberikan
kesempatan
pada
pasien
untuk
10
harus
memiliki
kemampuan
teknik
konseling,
11
berkaitan dengan
kontrasepsi.
AP.
4. Langkah langkah Pelaksanaan Konseling
a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya.
b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor.
c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat alat kontrasepsi.
AQ.
Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat
kontrasepsi, bidan menyiapkan informed consent secara tertulis.
Bidan
harus
bersikap
netraldalam
memberikan
konseling
12
AW.
jumlah
penduduk
untuk
menggunakan
kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana
dengan
alat
cara
penjarangan kelahiran.
AY. 3. Manfaat penggunaan KB
AZ.
a. Aman artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila
di gunakan.
BA.
b. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan
dapat mencegah kehamilan.
BB.
c. Dapat diterima bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh
lingkungan budaya masyarakat.
BC.
d. Terjangkau.
BD.
e. Bila metode tersebut dihentikan penggunaanya, klien akan
segera kembali kesuburanya, kecuali kontap. (KBBI, 2005)
BE.
BF.
13
M. Pengertian Malpraktek
BN.
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifaatnya
dan tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah mal mempunyai arti
salah sedangkan praktek mempunyai arti pelaksanaan atau
tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang
salah. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah
tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah
dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.
BO. Sedangkan definisi malpraktek profesi kesehatan adalah
kelalaian dari seorang dokter atau tenaga keperawatan dari seseorang
(perawat danbidan) untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu
pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim
dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
dilingkungan yang sama (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle
de Los Angelos, California, 1956).
14
langsung
dari
perbuatan
ataupun
pembiaran
oleh
dokter/terguguat).
BT. Sedangkan rumusan yang berlaku di dunia kedokteran adalah
Professional misconduct or lack of ordinary skill in the performance of
professional act, a practitioner is liable for demage or injuries caused by
malpractice. (Malpraktek adalah perbuatan yang tidak benar dari suatu
profesi atau kurangnya kemampuan dasar dalam melaksanakan
pekerjaan. Seorang dokter bertanggung jawab atas terjadinya kerugian
atau luka yang disebabkan karena malpraktik), sedangkan junus hanafiah
merumuskan malpraktik medik adalah kelalaian seorang dokter untuk
mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim
dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut
lingkungan yang sama.
BU. 2. Malpraktik Etik (ethical malpractice)
BV. Malpraktik etik adalah tindakan dokter yang bertentangan
dengan etika kedokteran, sebagaimana yang diatur dalam kode etik
kedokteran Indonesia yang merupakan seperangkat standar etika, prinsip,
aturan, norma yang berlaku untuk dokter.
BW.3. Malpraktik Yuridis (juridical malpractice)
BX.
Malpraktik yuridik adalah pelanggaran ataupun kelalaian
dalam pelaksanaan profesi kedokteran yang melanggar ketentuan hukum
positif yang berlaku. Malpraktik Yuridis meliputi:
BY.
a. Malpraktik perdata (civil malpractice0
BZ.
Malpraktik perdata terjadi jika dokter tidak melakukan
kewajiban (ingkar janji) yaitu tidak memberikan prestasinya
15
keadaan darurat.
4) Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar.
5) Membuat visum et repertum tidak benar.
6) Memberikan keterangan yang tidak benar di pengadilan dalan
kapasitasnya sebagai ahli.
CG.
profesinya
tidak
mengindahkan
ketentuan-ketentuan
hukum
16
2) Menjalankan
praktik
kewenangannya.
3) Melakukan praktik
kedokteran
kedokteran
tidak
dengan
sesuai
ijin
yang
dengan
sudah
kadalwarsa.
4) Tidak membuat rekam medik.
CJ.O. Upaya Pencegahan Malpraktek
1.Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya,
karena perjanjian berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan
perjanjian akan berhasil (resultaat verbintenis).
2.Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
3.Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
4.Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.
5.Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan
segala kebutuhannya.
6.Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan
masyarakat sekitarnya.
CK.
mengajukan
bukti
untuk
17
CO.
Berbicara
mengenai
pembelaan,
ada
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmuilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan yang 14 bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita,
bayi baru lahir dan keluarganya.
CT.
b. Kompetensi yang ke 2, pra konsepsi, KB dan ginekologi
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat,
perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua.
18
19
CX.
20
DG.
d. Pasal 361
DH. Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan
e. Pasal 54.1
DJ.
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan
154
DK.
paling lama 15 (lime belas) tahun dan dipidana denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
DL.
.DN
DQ. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.(Qs.Lukman : 14)
21