Anda di halaman 1dari 2

Produksi antibiotik

Produksi Pinisilin menggunakan media bernutrisi yang mengandung gula asam


fenilasetat ditambahkan secara kontinu. Asam fenilasetat ini digunakan untuk membuat rantai
samping benzil pada pinisilin G. Untuk membuat pinisilin semisintetik pinisilin G dicampur
dengan bakteri yang mensekresi enzim asilase. Enzim ini akan melepas gugus benzil dari
pinisilin G dan mengubahnya menjadi 6-aminopenicillaic acid (6-APA), yang digunakan
untuk membuat pinisilin jenis lain.
Sefalosporin C yang diproduksi oleh Cephalosporium acremonium. Molekul sefalosporin
C dapat ditransformasi dengan melepas rantai samping -aminoapidic acid dan
menambahkan gugus baru pada inti 7--aminocephalosporanic acid, dan menghasilkan
antibiotik baru yang memiliki kisaran antibakteri yang lebih luas.
Strain Streptomyces griseus dan Actinomycetes lainnya menghasilkan streptomisin dan
berbagai antibiotik lainnya. Spora S.griseus diinokulasi ke dalam media untuk mendapatkan
kultur pertumbuhan dengan biomassa miselia yang tinggi sebelum dimasukkan ke dalam
tangki inokulum. Media dasar untuk memproduksi streptomisin mengandung pati kedelai
sebagai sumber nitrogen, glukosa sebagai sumber karbon, dan NaCl. Temperatur optimum
untuk proses fermentasi ini berkisar pada 28C, dengan kecepatan maksimal produksi
Streptomisin diperoleh paada kisaran pH 7,6-8,0. Kecepatan pengadukan dan aerasi yang
tinggi diperlukan untuk mendapatkan produksi Streptomisin yang maksimal.
Beberapa contoh antibiotik yang diproduksi adalah:
Pinicilin dihasilkan selam pertumbuhan dan metabolisme kapang tertentu yaitu
Pinicillium natotum dan Pinicillium chrysogenum. Kultur yang sama dapat menghasilkan
beberapa macam molekul pinicillin antara lain Pinicillin G dan V (Husain, 1982). Menurut
Poerwodhiredjo (1983) pembuatan biosintetik dan semisintetik pinicillin alamiah dilakukan
untuk mengatasi beberapa kekurangan yang dimiliki oleh pinicillin, antara lain:
Sifat tahan asam, sehingga tidak efektif pada pemberian oral.
Pinicillin G mudah dipecah oleh enzim beta laktamase.
Daya kerja pinicillium G yang berspektrum sempit.
Pinicillium alamiah diinaktifkan oleh panas, sistein, natrium hidroksida, pinicilinase dan
asam hidroklorat, seperti yang terdapat dalam lambung (Husein, 1982). Zat lain yang dapat
merusak pinicillin antara lain adalah logam berat seperti Cu, Hg, Fe, dan Zn (Poerwodiredjo,
1983
Sefalosporin, Sefalosporin merupakan sekelompok antibiotik yang dihasilkan oleh suatu
spesies kapang laut, yaitu Cephalosporium acremonium. Semua sefalosporin alam sekarang
tidak dipakai lagi secara klinis, oleh karena daya antibakterinya sangat lemah, terlalu toksik
atau tidak dihasilkan secara cukup (Poerwodiredjo, 1983).

Steptomisin dihasilkan oleh Strepomyces griseus, menurut Poerwodiredjo (1983)


streptomicin adalah suatu kristal yang berwarna putih dan mempunyai rasa seperti garam. Zat
ini sangat larut dalam air. Streptomisin dapat dianggap sangat stabil. Serbuk murni yang
kering dapat tahan sekurang-kurangnya selama dua tahun pada suhu kamar. Streptomisin
pada umunnya di berikan secara parental. Pemberian per oral tidak menghasilkan absorbsi
yang cukup, sehingga hanya dipakai untuk pengobatan infeksi lokal pada saluran pencernaan,
streptomisin efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif, dan juga terhadap leptospira.
Pada hewan, penyakit penyakit yang dapat diobati oleh streptomisin, adalah dirhea
(scour)bpada babi dan sapi oleh E. Coli dan salmonella, demam transport oleh Pasteurella,
mastitis oleh E.coli dan Staphylococci, abortus sapi oleh Vibrio foetus, aktinimikosis dan
leptospirosis (Husein, 1982).

Hormon steroid sangat penting peraanannya dalam dunia kesehatan. Karena dapat diketahui
untuk menyebuhkan sakit dan mengurangi bengkak. Hormon steroid juga digunakan pada
kontrasepsi oral daan untuk mengobati ketidakseimbangan hormonal. Contohnya, fungi
Rhizopus arrhius menghidroksilasi progesteron membentuk steroid lain dengan
mengintroduksi oksigen pada posisi nomor

Anda mungkin juga menyukai