Diajukan untuk memenuhi tugas Individu Mata Kuliah Mikrobiologi
Disusun Oleh : Nama : Siti Nurambiah NIM : G.20.13.0036 Prodi : Farmasi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR BANTEN 2014 1
PROKAIN BENZIL PENISILIN (Penisilin G)
A. NAMA GENERIK : Prokain benzil penisilin
B. NAMA KIMIA Prokain G benzil penisilin, benemethamine penisilin, benzatin penisilin, prokain G penisilin. 2- (4-Aminobenzoyloxy) ethyldiethylamonium (6R)-6-(2- phenylacetamido) penicillanate monohydrate.
C. NAMA MIKROOGRANISME Penicillium chrysogenum
2
D. CARA PEMBUATAN 1. Bahan Baku Pembuatan Penisilin Penisilin diproduksi secara komersial dengan menggunakan bahan baku utama berupa glokosa, laktosa, dan cairan rendaman jagung. Mineral-mineral yang digunakan adalah NaNO 3 , Na 2 SO4, CaCO 3 , KH 2 PO 4 , MgSO 4 ,7H 2 O, ZnSO4, 7H 2 O dan MnSO 4 . Untuk meningkatkan yield dan modifikasi tipe penisilin yang akan dihasilkan, maka kedalam media fermentasi ditambahkan juga precursor, misalnya phenylacetic acid yang digunakan untuk memproduksi penisilin G. Secara umum jumlah dan komposisi bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan penisilin G. Cairan rendaman jagung adalah media fermentasi dasar yang terdiri dari asam amino, polipeptida, asam laktat dan mineral-mineral. Kualitas cairan rendaman jagung sangat bergantung pada derajat pengenceran hingga diperoleh konsentrasi yang diinginkan, sedangkan besarnya jumlah nutrient dan alkali yang ditambahkan kedalam media dasar disesuaikan dengan jumlah media fermentasi dasar ini. 2. Deskripsi Proses Pembuatan penisilin Proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain Penicillium chrysogenum pada media agar di laboratorium dan perbanyakan pada tangki seeding. Penicillium chrysogenum yang dihasilkan secara teoritis dapat mencapai konversi yield maksimum sebesar 13 29 %. Media fermentasi diumpankan ke dalam fermentol pada suasana asam (pH 5,5). Proses fermentasi ini diawali dengan sterilisasi media fermentasi melalui pemanasan dengan steam bertekanan sebesar 15 lb (120 0 C) selama jam. Sterilisasi ini dilanjutkan dengan proses pendinginan fermentol dengan air pendingin yang masuk ke dalam fermentol melalui coil pendingin. Fermentol yang digunakan merupakan fessel vertikal bertekanan yang terbuat dari carbon steel dan dilengkapi dengan coil pemanas, coil pendingin, pengaduk tipe turbin dan sparger yang berfungsi untuk memasukkan udara steril. 3
Saat temperatur mencapai 75 o F (24 o C), media ini diinokulasi pada kondisi aseptik dengan mengumpankan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum. Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril dihembuskan melalui sparger kedalam fermentol. Proses fermentasi ini akan berlangsung secara batch terumpani selama 100 150 jam dengan tekanan operasi 5 15 psig. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin melalui coil. Busa-busa yang terbentuk dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam. Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 6 hari saat gas CO 2 mulai terbentuk. Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28 o F (2 o C), dan diumpankan kedalam rotari vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Untuk mendapatkan penisilin yang siap dikomsumsi, maka tahapan dilanjutkan dengan proses ekstraksi dan kristalisasi.
4
Penjelasan Flowchart 1. Media Penicillium Persiapan media merupakan langkah penting dalam bioproses yang secara luas adalah mempersiapkan kondisi bagi mikroorganisme yang akan menghasilkan produk. Media yang digunakan untuk Jamur Penicillium biasanya mengandung sumber karbon yang didapatkan dari corn steep liquor dan glukosa. Media juga terdiri dari garam, contohnya Magnesium sulfat, Potasium phospat, Sodium nitrat. garam ini akan menyediakan ion- ion penting yang dibutuhkan jamur dalam aktivitas metabolismenya. 2. Sterilisasi Media di sterilisasi pada suhu tinggi dan juga bertekanan. Biasanya fermentasi dilakukan pada Pipa sterilisasi namun juga dapat dilakukan pada reaktor fermentasi. Uap bertekanan yang digunakan untuk mensterilisasi bersuhu 120 o C dan bertekanan 30 psi atau dua kali tekanan atmosfer. 3. Fermentasi Sistem fermentasi penisilin menggunakan metode fed batch, dimana glukosa tidak langsung ditambahkan dalam jumlah banyak pada awal proses, dikarenakan berlebihnya glukosa pada awal proses, akan menghambat kinerja jamur penisilin. Penggunaan metode fed-batch juga dikarenakan penisilin yang dihasilkan dari kapang merupakan metabolit sekunder, sehingga penggunaan metode fed-batch ini akan memperpanjang fase stationer dari kapang dan akan meningkatkan produksi penisilin. Reaktor dikondisikan pada suhu 20-24 o C, pH 6-6.5 dan tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer, yaitu 1.02. Maksud dari penggunaan tekanan yang lebih besar ini adalah untuk menghindari terjadinya kontaminasi dari luar reaktor. Pemberian udara juga merupakan hal yang penting dalam penyediaan oksigen bagi jamur. 2 m 3 volume harus di sediakan udara sebanyak 2.5 m 3 udara. Adanya impeler berfungsi sebagai pencampur agar penyediaan udara merata disetiap titik, putaran dari impeler disetting sekitar 200rpm. 4. Biomass Removal Biomass removal merupakan bagian proses yang berfungsi untuk memisahkan kapang serta impurities lain dari media yang telah mengandung penisilin. pemisahan dilakukan menggunakan metode filtrasi. Banyak tipe filtrasi yang dapat digunakan namun yang umumnya digunakan adalah Rotary Vacum Filter dikarenakan dapat secara kontinyu memfilter dan penggunaanya dalam skala besar. 5. Acidification Pada proses ini ditambahkan non-oxydising acid seperti asam phosphate. Penambahan asam ini berfungsi menjaga pH agar tetap pada 6-6.5 agar penisilin tidak rusak. Pada tahap ini juga ditambahkan Pelarut organik seperti 5
Amyl Asetat yang berfungsi memisahkan penisilin dan pengotor-pengotor lain, pada tahap ini penisilin akan menjadi larutan dan pengotor akan menjadi padatan. 6. Ekstraksi melalui proses Sentrifugal Tahap ini dilakukan untuk memisahkan limbah padat dari cairan yang mengandung penisilin. Biasanya tubular bowl atau chamber bowl digunakan pada tahap ini. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi kembali untuk mendapatkan penisilin murni. Pertama-tama larutan asetat dicampur dengan phosphate buffer, diikuti dengan pencampuran larutan chloroform. Larutan campuran ini akan menjadi larutan ether. Pada larutan ether penisilin yang ada kemudian dicampur dengan larutan sodium bicarbonate untuk mendapatkan penicilin-sodium salt, yang memungkinkan untuk disimpan dalam bentuk bubuk yang stabil pada temperatur ruang. Penicillin-sodium salt didapatkan dari larutan yang di sentrigugasi menggunakan basket centrifugation. 7. Fluid Bed Drying Pengeringan merupakan tahap dimana kandungan air dalam bubuk dihilangkan sehingga menghasilkan bubuk garam penisilin. Pada Fluid bed drying gas panas dipompakan pada dasar chamber yang berisi bubuk penicillin-sodium salt dalam kondisi vakum. Dengan demikian maka air akan dihilangkan dan dihasilkan bubuk kering dari penisilin. 8. Penyimpanan Penisilin disimpan dalam wadah yang dapat menjaga kekeringan dari penisilin.
E. MANFAAT 1. kemoterapi kanker 2. anti bakteri 3. anti amuba 4. pengawet makanan 5. anti fungi
6
DAFTAR PUSTAKA Andayani, SGD., Linar, ZU., Kardono, LBS., Hanafi, M., 2006. Antibiotika Baru dari Actinomycetes dan Jamur.Prosiding Seminar Nasional Himpuanan Kimia I ndonesia. Departemen Kimia FMIPA IPB. Bogor.
Aliero, A. A., Aliero, B.L. and Buhari, U. 2008. Preliminary phytochemical and antibacterial screening of Scadoxus multiflorus. I nt. J or. P. App. Scs. 2(4):13-17.
Djamaan, A. 1995 a. Produksi Garamisin Secara Fermentasi. Jurnal Penelitian Andalas, No. 18 : Padang.
Suriawiria, 1986, Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis, Alumni, Bandung.
Wardani, K.A., 2008. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Residu Ekstrak Etanolik Daun Arbenan (Duchesnea indica (Andr.) Focke.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Multi Resisten Antibiotika Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi Fak.Farmasi, UMS. Surakarta.
Dalimunthe, Aminah. 2009. Interaksi Pada Obat Antimikroba. Universitas Sumatra Utara. Medan
Hersbach, G. J.M. van Beek, C.P., van Dijck, P.W.M., Biotechnology of industrial antibiotics. The penicillins : properties, biosynthesis, and fermentation, edisi 1, Marcel Dekker, Inc, New York, 1984.
Sarah, Maya. 2002. Parameter Metabolik dalam pembuatan Penisilin. Digitized by USU digital Library. Medan