Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian dryer
Pengeringan merupakan bagian dalam rangkaian operasi pada industri proses.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat sampai batas yang dapat
diterima dengan menggunakan energi panas.Zat padat yang akan dikeringkan terdapat
dalam berbagai macam bentuk antara lain serpih, biji-bijian, serbuk, kristal, lempeng, atau
lembaran sinambung. Untuk mengeringkan bahan-bahan tersebut di industri telah terdapat
berbagai bentuk alat pengering. Alat-alat pengering itu antara lain tray dryer, screen
conveyor dryer, tower dryer, rotary dryer and spray dryer.
Tujuan dari pengeringan pada prinsipnya adalah menurunkan kadar air suatu
produk sehingga memenuhi rencana penggunaan selanjutnya. Secara garis besar
pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Pengeringan secara alami (natural drying) dan pengeringan buatan (artificial
drying). Pengeringan secara alami dapat dilakukan dengan cara menjemur di
bawah sinar matahari (sun drying). Sedangkan pengeringan secara buatan
dilakukan dengan menggunakan alat pengering.Pengeringan alami atau pengeringan
matahari telah digunakan pada daerah beriklim panas untuk memproduksi buahbuahan atau biji-bijian kering.
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan penyinaran matahari langsung dimana
pengeringan dilakukan dengan udara kering panas. Terbukti bahwa buah-buahan
kering hanya dihasilkan di daerah dimana keadaan cuaca mendukung seperti
temperatur yang relatif tinggi, kelembaban relatif rendah, dan sedikit atau bahkan
tidak ada curah hujan
b. Pengeringan Adiabik
Pengeringan adiabatik adalah pengeringan dimana panas dibawa ke alat
pengering oleh udara panas. Udara panas ini akan memberikan panas pada bahan
pangan yang akan dikeringkan dan mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh
bahan. Sedangkan pengeringan isotermik adalah pengeringan dimana bahan yang
akan dikeringkan berhubungan langsung dengan lembaran atau plat logam panas.
B. Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan
menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama
proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air dan
air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan
dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran
udara pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu
udara pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin banyak
jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika
kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang
dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses
pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam
dan diluar bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi
terhambat. Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga

untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber energi yang dapat digunakan
pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.
Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering
antara lain :
1. Pola suhu di dalam pengering
2. Perpindahan kalor di dalam pengering
3. Perhitungan beban kalor
4. Satuan perpindahan kalor
5. Perpindahan massa di dalam pengering
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu terlebih
dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat bahan yang meliputi
interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang dikandungnya dan molekul air di
udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan pangan dinyatakan dengan kadar air dan
aktivitas air, sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan
kelembaban mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai
berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
(Dewi, 2010)
C. Metode Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat dikelompokkan dengan beberapa cara:
1. Proses partaian (batch)
Jika bahan dimasukkan ke alat pengering dan diproses dalam rentang waktu
tertentu.
2.Proses sinambung (continuous)
Jika bahan dialirkan ke alat pengering dan bahan kering dikeluarkan secara terus
menerus.Proses pengeringan dapat juga dikelompokkan berdasarkan kondisi untuk
mensuplaikalor dan memisahkan air, menjadi :
a. Kalor disuplai dengan cara pengontakkan langsung dengan udara pada
tekanan atmosfir, dan uap air yang terbentuk dipisahkan menggunakan
udara
b. Penguapan air dilakukan lebih cepat pada tekanan rendah dan kalor disuplai
dengan pengontakkan tidak langsung melalui dinding logam atau radiasi,
disebut pengeringan vakum (temperatur rendah dapat juga digunakan untuk
bahan yang mudah rusak pada temperatur tinggi),
c. Air disublimasikan dari bahan yang dibekukan, disebut pengeringan beku
(freeze drying).

D. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan


1. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap
melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke
bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya
bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal
ini terjadi karena:
a. Pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
b. Potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus
bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak
melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
2. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air
dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara
sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin
tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila
tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa
yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah
kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
3. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan
bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat
mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan
pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat
penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan
baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat
uap air terbawa dan teruapkan.
4. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka
udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air
terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
5. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara
maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan
uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing.
kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke
atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).

E. Jenis-jenis dryers
1. Tray dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet,
dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan
pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah
adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung
berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum digunakan
adalah konveksi dan perpindahan panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan
memanaskan baki tersebut. Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak
pengerik di bentuk dan dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan
plat seng dengan tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak
pengering dengan cara di revet serta dilakukan pematrian untuk menghindari kebocoran
udara panas. Kemudian plat seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat menyerap
panas dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang berguna
untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu tersebut dibuat
kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak, dengan cara
melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian
atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi
udara pada proses pengeringan.
Spesifikasi Alat Dan Cara Kerja Alat
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di dalamnya
berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada
umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering jenis itu rak-raknya
mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengering. Ikan-ikan diletakkan
di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari
lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200 cm 2 dan ada juga
yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak tergantung pada bahan yang akan
dikeringkan. Selain alat pemanas udara, biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk
mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang digunakan mempunyai
kapasitas aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat
pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialirkan diantara
rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat pengering dapat
dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu
pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya suhu yang digunakan
berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk operasi dengan keadaan
vakum dan seringkali digunakan untuk operasi dengan pemanasan tidak langsung. Uap
air dikeluarkan dari alat pengering dengan pompa vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa bijibijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang untuk
melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi panjang dan ada
juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat pengering
menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan
pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang dikeringkan, ketebalan
bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk sangat lambat karena hanya
berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan.

Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak pengering
dengan ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke plenum
chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembapan
nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut :
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan. (Revitasari, 2010).
Metode pengeringan dengan tray dryer merupakan metode pengeringan yang
sudah lama tetapi sering digunakan untuk pengeringan bahan padatan, butiran, serbuk
atau granul yang jumlahnya tidak terlalu besar (Kurniawan,2009). Umumnya alat
berbentuk persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan
yang akan dikeringkan.

Prinsip kerja alat ini bekerja dengan udara panas dan panas transfer , yang
dihasilkan dengan bantuan pemanas listrik atau batang kumparan . Sirkulasi udara
tersebut kipas dan seragam membanji mempertahankan suhu panas. Alat ini digunakan
dalam keadaan vakum dengan waktu pengeringan umumnya lama (10-60 jam).
2. Drum (Rotary) Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau
gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada
suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu
400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan
gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan
teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.

Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang


berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan
dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan
vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas
yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu
yang dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang
piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang
lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali
diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu
ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk
keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak
langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel
luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang
dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.

Gambar 2.6 Rotary Dryer (Drum Dryer)


(Heriana, dkk., 2012)
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan
dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi
akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui
media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan
dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan
dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan
pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga
tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada
seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang
dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain
itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan
penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder,
dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung
yang lain.

Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang


berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan
bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan
menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel
tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan
memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu
bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat
kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang
yang berada di bagian belakang pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas
yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary dryer
dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume
material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total volume
material yang terdapat di dalam rotary dryer. Mekanismenya sebagai berikut, pada
saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada
jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan terjadi
pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas. Flights juga
berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit
dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti.
Untuk dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara benar dan
meyakinkan, perlu difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan
transportasi partikel padat di dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari
gas ke padatan basah, karena adanya driving force suhu, dan temperatur padatan akan
naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran gas karena adanya gradien
tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari perpindahan massa dan
perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel padat bergerak secara kontinyu
membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari masukan sampai keluaran
(Earle,1989). Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi dan konduksi.
Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan lebih
dari satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya pengeringan makanan)
mempunyai satu metoda perpindahan panas yang dominan. Sedangkan pada rotary
dryer, perpindahan panas yang dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas
yang diperlukan biasanya diperoleh dari kontak langsung antara gas panas dengan
padatan basah. Pengeringan dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih dari
70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19 rpm.
Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan
putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch
mesin pengering ditentukan oleh diameter mesin itu.
Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct, indirect dan
special types. Istilah tersebut mengacu pada metode transfer panasnya, istilah direct
digunakan pada saat terjadi kontak langsung antara gas dengan solid. Peralatan rotary
dryer dapat diaplikasikan untuk pemrosesan material solid secara batch maupun
kontinyu. Material solid harus mempunyai sifat dapat mengalir bebas dan berwujud
granular.
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui kadar
air input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang
diijinkan, sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar
sehingga dapat ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak

langsung), arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan
udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang
menghasilkan produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya
membutuhkan modal yang besar dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel.
Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang berputar membuat
pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, manufaktur
yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang mudah
digunakan dan sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga
berlaku untuk bahan pasta dan kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau
bahan yang kadar air tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang
besar, berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan operasi
yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan
paling ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan dan
flue gas dapat ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan diambil,
sejumlah volume total gas yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan.
Kecepatan gas yang ekonomis biasanya kurang dari 0,5 m/s.
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang banyak.
Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara
silinder pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah
diaduk sehinga pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat
ini dilengkapi 2 silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan
yang akan dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan
hasil pengeringan. Masing- masing silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap
(kipas) yang mengalirkan secara teratur udara panas disamping berfungsi pula sebagai
pengaduk dalam proses pengeringan, sehingga dengan cara demikian pengeringan
berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas
(Heriana, dkk., 2012)

3. Spray dryer
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar air
suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan. Spray
drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya droplet
yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang
tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi,
dispersi maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk,
granula maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan,
desain alat pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.
Mekanisme kerja spray drying
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan
udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk proses
penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan
bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus. Butiran
ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran udara panas.
Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering
yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5 tahap :
a. Penentuan konsentrasi : konsentrasi bahan yang akan dikeringkan harus tepat,
kandungan bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan yang digunakan sangat encer
dengan total padatan terlarut yang sangat rendah maka harus dilakukan pemekatan
terlebih dahulu melalui proses evaporasi. Jika kadar air bahan yang akan dikeringkan
terlalu tinggi maka proses spray drying kurang maksimal dimana bubuk yang
dihasilkan masih mengandung kadar air yang tinggi. Selin itu juga menyebabkan
kebutuhan energi yang tinggi dalam proses pengeringan.
b. Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray drier harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan seragam dan
tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan dengan cara
pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa ring/wheel
dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan proses
pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah ukurannya
menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini adalah untuk
memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih cepat. Pada
Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer adalah mencapai
1-400 mikrometer.
c. Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer, nozzle
(atomizer) tersusun melingkar seperti pada gambar 2. Dan pada tengahnya
disemprotkan udara panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 0C. Udara
panas dan droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga terjadi pengeringan
secara simultan.
d. Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas menyebabkan
evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95% sehingga dihasilkan bubuk. Bubuk
yang telah kering jatuh ke bawah drying chamber (ruang pengering) yang berukuran
tinggi sekitar 25 m dan diameter 5 m. dari atas chamber hingga mencapai dasar
hanya memerlukan waktu selama beberapa detik.

e. Separasi : udara hasil pengeringan dipisahkan dengan pengambilan udara yang


mengandung serpihan serbuk dalam chamber, selanjutnya udara akan memasuki
separator. Udara hasil pengeringan dan serpihan serbuk dipisahkan dengan
menggunakan gaya sentrifulgal. Selanjutnya udara dibuang, dan serpihan bahan
dikembalikan dengan cara di blow sehingga bergabung lagi dengan produk dalam
line proses.
Desain Spray Dryer
1. Atomizer
Atomizer merupakan bagian terpenting pada spray drier dimana memiliki
fungsi untuk menghasilkan droplet dari cairan yang akan dikeringkan. Droplet
yang terbentuk akan didistribusikan (disemprotkan) secara merata pada alat
pengering agar terjadi kontak dengan udara panas. Ukuran droplet yang
dihasilkan tidak boleh terlalu besar karena proses pengeringan tidak akan berjalan
dengan baik. Disamping itu ukuran droplet juga tidak boleh terlalu kecil karena
menyebabkan terjadinya over heating.
2. Chamber
Chamber merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan
yang dihasilkan oleh atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak
udara panas dengan droplet akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk
bubuk. Bubuk yang terbentuk akan turun ke bagian bawah chamber dan akan
dialirkan dalam bak penampung.
3. Heater
Heater berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai
pengering. Panas yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik bahan,
ukuran droplet yang dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara pengering yang
digunakan diatur agar tidak terjadi over heating.
4. Cyclone
Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses pengeringan.
Bubuk yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone.
5. Bag Filter
Bag Filter berfungsi untuk menyaring atau memisahkan udara setelah
digunakan pengeringan dengan bubuk yang terbawa setelah proses.
Parameter Kritis Spray Drying
a. Suhu pengering yang masuk : Semakin tinggi suhu udara yang digunakan untuk
pengeringan maka proses penguapan air pada bahan akan semakin cepat, namun
suhu yang tinggi memungkinkan terjadinya kerusakan secara fisik maupun kimia
pada bahan yang tidak tahan panas.
b. Suhu pengering yang keluar : Suhu pengering yang keluar mengontrol kadar air
bahan hasil pengeringan (bubuk) yang terbentuk.
c. Viskositas bahan (larutan) yang masuk : Viskositas bahan yang akan dikeringkan
mempengaruhi partikel yang keluar melalui nozel. Viskositas yang rendah
menyebabkan kurangnya energi dan tekanan dalam menghasilkan partikel pada
atomization.
d. Jumlah padatan terlarut : Jumlah padatan terlarut pada bahan yang masuk diatas
30% agar ukuran partikel yang terbentuk tepat.
e. Tegangan permukaan : Tegangan permukaan yang tinggi dapat menghambat
proses pengeringan, umumnya untuk menurunkan tegangan permukaan dilakukan

penambahan emulsifier. Emulsifier juga dapat menyebabkan ukuran partikel yang


keluar dari nozzle lebih kecil sehingga mempercepat proses pengeringan.
f. Suhu bahan yang masuk : Peningkatan suhu bahan yang akan dikeringkan
sebelum memasuki alat akan membawa energi sehingga proses pengeringan akan
lebih cepat.
g. Tingkat volatilitas bahan pelarut : bahan pelarut dengan tingkat volatilitas yang
tinggi dapat mempercepat proses pengeringan. Namun dalam prakteknya air
menjadi pelarrut utama dalam bahan pangan yang dikeringkan.
h. Bahan dasar nozzle umumnya terbuat dari stainless steel karena tahan karat
sehingga aman dalam proses penggunaannya.
Kelebihan metode Spray Drying
1. Kapasitas pengeringan besar dan proses pengeringan terjadi dalam waktu yang
sangat cepat. Kapasitas pengeringan mencapai 100 ton/jam.
2. Tidak terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah besar (aroma)
3. Cocok untuk produk yang tidak tahan pemanasan (tinggi protein)
4. Memproduksi partikel kering dengan ukuran, bentuk, dan kandungan air serta
sifat-sifat lain yang dapat dikontrol sesuai yang diinginkan
5. Mempunyai kapasitas produksi yang besar dan merupakan system kontinyu yang
dapat dikontrol secara manual maupun otomatis
Kekurangan metode Spray Drying
1. Memerlukan biaya yang cukup tinggi
2. Hanya dapat digunakan pada produk cair dengan tingkat kekentalan tertentu
3. Tidak dapat diaplikasikan pada produk yang memiliki sifat lengket karena akan
menyebabkan penggumpalan dan penempelan pada permukaan alat

Aplikasi Spray Drying


Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan
bahan pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak
kopi) (Ula, 2011).
Spray drying merupakan proses pengeringan dengan cara memaparkan
partikel cairan (droplet) pada semburan gas panas dengan suhu lebih tinggi dari suhu
droplet (Patel, 2009). Umpan yang diatomisasi dalam bentuk percikan disentuhkan
dengan udara panas yang dirancang dengan baik. Metode pengeringan dengan
menggunakan spray drying memiliki 3 tahapan dasar :
atomisasi cairan menjadi droplet halus
pencampuran antara droplet dengan aliran gas panas yang menyebabkan cairan
menguap sehingga menjadi padatan kering. Partikel yang memadat biasanya
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama seperti droplet saat atomisasi
serbuk kering dipisahkan dari aliran gas dan dikumpulkan.

Metode ini cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta
berbentuk pasta (susu, pewarna, bahan farmasi). Kapasitas beberapa kg per jam
hingga 50 ton per jam penguapan (20000 penegering semprot).

4. Freeze dryer
Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam
Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak
langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas
terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap
tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas
terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect
Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya
untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas.

Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :


a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna,
dan unsur organoleptik lain)
b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan
bentuk setelah pengeringan sangat kecil)
c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan
lyophile sehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis,
organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).
Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan
proses pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk
tidak menjamin akan sesuai dengan produk jenis lain.
Spesifikasi alat ini terdiri komponen asesorisnya terdiri dari: vaccum sensor,
vaccum hose, base plate, 3 unheated shelves, drying chamber, rubber valve, vaccum
pump dan exhaust filter. Sedangkan menu display antara lain dari beberapa setting
program antara lain: pengaturan suhu, waktu oprasional, dll.
Cara kerja alat
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu display
yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak peralatan/asesoris
terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut: ekstrak cairan atau kental
sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah dibekukan dalam refrigerator
(lemari es) minimal semalam. Setelah membeku kemudian dimasukkan ke dalam alat,
alat disetting sesuai dengan yang diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan
menyedot solvent yang telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah
merubah fase padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).
Kegunaan alat
Sesuai dengan namanya pula Freeze Dryer (pengering beku) dapat digunakan
untuk mengeringkan bahan-bahan cair seperti ekstrak baik cair maupun kental, lebih
ditekankan untuk pengeringan ekstrak dengan penyari/solvent dari air. Pengeringan
ekstrak relatif lama, sebagai ilustrasi kerja alat tersebut sebagai berikut: untuk
mengeringkan ekstrak cair sebanyak 500 ml bisa membutukan waktu lebih dari 20
jam. Untuk itu lebih disarankan ekstrak yang dikeringkan dalam Freeze Dryer sudah
dalam ekstrak kentalnya sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat sehingga biaya
akan lebih murah. Kapasitas alat tersebut mampu mengeringkan ekstrak sampai 6 liter
sekaligus.
Proses pengeringan beku dengan alat freeze dryer ini berlangsung selama 1824 jam, karena proses yang panjang inilah membuat produk-produk bahan alam ini
menjadi lebih stabil dibandingkan dengan metode pengeringan yang lain seperti
pengeringan semprot atau yang dikenal dengan spray drying. Pengeringan beku ini
dapat meninggalkan kadar air sampai 1%, sehingga produk bahan alam yang
dikeringkan menjadi stabil dan sangat memenuhi syarat untuk pembuatan sediaan
farmasi dari bahan alam yang kadar airnya harus kurang dari 10%.
pada prosesnya yang panjang ini sampel akan dibekukan terlebih dahulu, lalu setelah
itu dimasukkan kedalam alat freeze dryer yang akan diset suhu dan tekanannya
dibawah titik triple. dan akan terjadi proses sublimasi yaitu dari padat menjadi gas.
Penggunaan freeze drying ini sendiri juga telah banyak diaplikasikan dalam

pengeringan produk makanan, hasil dari pengeringan ini tidak merubah tekstur dari
produk itu sendiri dan cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), menurut Muchtadi (1992),
bahan yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan
pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah
menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan
menggunakan alat freeze dryer lebih baik dibandingkan dengan oven karena kadar
airnya lebih rendah. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih
aman terhadap resiko terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini
kemungkinan karena suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah
(Haryani, dkk., 2012).
Freeze drying merupakan alat pengeringan yang prinsip kerjanya adalah berdasarkan
proses liofilisasi.

Tahapan-tahapan yang terjadi pada alat freeze drying :


Pembekuan : Produk yang akan dikeringkan, sebelumnya dibekukan dulu.
Vacuum
:Setelah beku, produk ini ditempatkan di bawah vakum. Hal ini
memungkinkan pelarut beku dalam produk untuk menguapkan tanpa melalui fase cair,
proses yang dikenal sebagai sublimasi.
Panas
: panas diterapkan pada produk beku untuk mempercepat sublimasi.
Kondensasi : kondensor dengan suhu rendah akan menghapus pelarut yang
menguap di ruang vakum dengan mengubahnya kembali ke padat.
5. Fluidized Bed Dryer
Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses
pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang
dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki
sifat seperti fluida.
Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak
digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk
industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses
pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas

sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga
memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor
konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air.
Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah
dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan
kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat
kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering

Gambar 2.11 Fluidized Bed Dryer (Rahmawati, dkk., 2010)


Bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi:
1. Kipas (Blower)
Kipas (Blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara, yang akan digunakan
pada proses fluidisasi. Kipas juga berfungsi sebagai penghembus udara panas ke
dalam ruang pengering juga untuk mengangkat bahan agar proses fluidisasi terjadi
2. Elemen Pemanas (heater)
Elemen Pemanas (heater) berfungsi untuk memanaskan udara sehingga
kelembaban relatif udara pengering turun, dimana kalor yang dihasilkan dibawa
oleh aliran udara yang melewati elemen pemanas sehingga proses penguapan air
dari dalam bahan dapat berlangsung.
3. Plenum
Plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan udara
panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Bagian saluran udara ini
dapat berpengaruh terhadap kecepatan aliran udara yang dialirkan, dimana arah
aliran udara tersebut dibelokkan menuju ke ruang pengering dengan bantuan sekatsekat yang juga berfungsi untuk membagi rata aliran udara tersebut.
4. Ruang Pengering.
Ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan
ditempatkan. Perpindahan kalor dan massa uap air yang paling optimal terjadi
diruang ini.
5. Hopper.
Hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke
ruang pengering.

Mekanisme kerja:
Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu
kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol
dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya sudah
lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan
dipisahkan dari udara, namun bagi bahan yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag
filter.
Kelebihan pengering sistem fluidisasi:
1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara
kontinyu sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir
mendekati isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang
besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering
dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area
permukaan yang relatif kecil.
7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive
Kekurangan pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan
bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak
efisien.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan
akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang
pengering, karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem Fluidized Bed Dryer adalah
pengaturan yang baik antara: tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak timbul benturan/gesekan bahan/material pada saat proses
pengeringan berlangsung. Untuk bahan yang lengket atau berkadar air tinggi sangat
beresiko mengaplikasikan sistem ini, situasi seperti ini perlu dilakukan pengkondisian
awal yaitu mencampurnya dengan bahan/material keringnya terlebih dahulu, agar
tidak menimbulkan masalah pada unit siklon,demikian pula halnya untuk produk ahir
yang halus dan ringan, sangat perlu menggunakan pulse jet bag filter, dikarenakan
siklon penangkap produk umumnya tidak mampu berfungsi dengan baik, bahkan
dapat menimbulkan polusi udara. Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang
diaplikasikan serta volume dan tekanan udara sangat menentukan keberhasilan proses
pengeringan, sehingga perlu diketahui data pendukung untuk merancang sistim ini
diantaranya kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran material,
maksimum panas yang diizinkan, sifat fisika/kimia, kapasitas output/input dan
sebagainya (Rahmawati, dkk., 2010).

Fluid bed drayer


Alat ini paling cocok untuk pengeringan bahan jenis kristal, butiran , bahan
obat-obatan yang kasar, baik bahan kimia , pewarna , makanan. Fluid bed dryer tidak
cocok untuk pengeringan bahan pasta dan cair.

Prinsip kerja fluid bed dryer didesain menggunakan aliran udara panas di
dasar produk wadah yang diisi dengan materi atau bahan yang akan dikeringkan.
Kemudian diinduksi dengan cara blower dan udara segar tersedot ke unit. Sistem
udara panas ini memperluas tempat tidur materi pada kecepatan tertentu dan
menciptakan turbulensi dalam produk atau dikenal dengan tahapan fluidisasi agar
menciptakan kondisi yang hampir ideal untuk pengeringan (Lipsanen,2008). Proses
fluidisasi menghasilkan partikel padat dimana setiap partikel yang dikelilingi oleh
udara panas, udara panas yang di transfer sangat tinggi dan seragam . Produk kering
cepat tanpa kerugian yang cukup panas. Metode ini cukup efisien untuk proses
pengeringan dibanding dengan tray dryer karena menghasilkan produk yang kering
yang seragam dan cepat dengan menggunakan suhu yang tinggi.
6. Vacum dryer
Vakum berasal dari bahasa latin, vacuus, artinya kosong. Jadi vakum artinya
menghampakan suatu ruangan atau suatu kemutlakan dibawah nol tekanan. Sitem ruang
hampa dikepung oleh atmospir bumi. Untuk meciptakan ruang hampa diperlukan pompa
untuk mengeluarkan udara keluar dari system. Kebutuhan ini merupakan arti pekerjaan
dasar dari vakum.
Analisa termodinamika hanya memperhatikan nilai tekan mutlak. Akan tetapi,
kebanyakan piranti pengukuran tekanan hanya menunjukkan tekanan ukur (gauge) yakni
perbedaan tekanan mutlak suatu sistem dan tekanan mutlak atmosfer. Pengukuran
bumbung-bourdon, misalnya, mengukur tekanan relatif terhadap atmosfer sekeliling.
Konversi dari tekanan ukur ketekanan mutlak didapatkan dengan hubungan berikut.
P(mutlak) = P(ukur) + P(atm)
Untuk pengeringan padatan berbentuk butiran atau sluri, pengering vakum
dengan berbagai rancangan mekanis telah tersedia secara komersial. Pengeringan
jenis ini lebih mahal dari pada pengering bertekanan atmosfir tetapi sesuai untuk

bahan yang sensitif panas dan memerlukan pemulihan pelarut atau jika ada rasio
kebakaran atau ledakan. Pencampuran berbentuk kerucut tunggal atau ganda dapat
diterapkan untuk pengeringan denagn pemanasan selimut bejana dan pemakuman
untuk mengeluarkan uap air. Gambar menunjukkan dua pengering vakum yang
tersedia dipasar. Pengering vakum jenis pedal cocok untuk bahan seperti lumpur
sedangkan pengering vakum jenis sabuk cocok untuk bahan berbentuk pasta.
Mesin vacum drying adalah mesin pengering dengan menggunakan teknologi
vacuum. Proses pengeringan produk diatur pada suhu yang dikehendaki, disertai
dengan proses vacuum untuk mempercepat pengeringan.Mesin vacuum drying ini
biasanya digunakan untuk produk yang dikeringkan harus dengan suhu rendah, agar
gizi tidak rusak.
Vacum drying ini bermanfaat untuk pengeringan sayur-sayuran dan produk
lainnya sesuai dengan keinginan Anda. Mesin ini digunakan untuk berbagai
keperluan, antara lain mengeringkan sayur-sayuran pada suhu tidak terlalu tinggi,
sehingga nilai gizi tidak hilang. Mesin ini juga bisa digunakan untuk produk makanan
Prinsip kerja mesin ini adalah memanaskan produk pada suhu yang bisa diatur,
disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dipanaskan
tersebut (admin, 2010).
Vacuum dryer merupakan salah satu tipe pengering drum (drum dryer). Drum
yang terbuat dari logam (stainless steal) dihembuskan udara panas dari dalam, pada
saat bersamaan bahan yang akan dikeringkan dimasukkan ke permukaan drum yang
berputar. Panas yang ada di permukaan drum akan menurunkan kadar air dalam
bahan, air dibuang melalui pompa vacuum, sehingga bahan atau sediaan tersebut
dapat mengering. Perbedaan vacuum dryer dan drum dryer adalah pada penggunaan
vacuum (drumnya di vakuum) sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat
karena adanya pengurangan atau penurunan tekanan di dalam drum akibat
pemvakuman. Aplikasi penggunaan metode ini biasanya digunaka dalam pengeringan
larutan atau suspensi (Hajare, 2009).

7. Pengeringan Gabungan
Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan energi smh dan bahan bakar
minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa (udara panas dikumpulkan
dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi).
Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 C, sedangkan
temperatur pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60-70C
OKI Perlu ditingkatkan temperatur lingkungan dengan cara mengumpulkan udara
dalam suatu kolektor surya dan menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower
atau kipas angin)
Contoh:
a. Alat pengering energi surya tipe lorong :
Kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan lorong pengering.
Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup
dengan plastik transparan.
Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan
diletakkan diatas tanah.
Udara pengering yang dihasilkan dalarn kolektor dihcmbuskan ke komoditi
dengan kccepatan 400 - 900 m3/jam agar tercapai temperatur pengeringan
40 - 600C.
b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering
energi surya dan biomass
Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya kehilangan
tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga listrik 60 watt
dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab 32 watt dengan
penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem tersebut
Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga dengan
batako setinggi 60 cm dari tanah.
Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku
biomass din alat penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada waktu
hujan atau malam hari masih dapat dilakukan operasi pengeringan.
c. Alat pengering rumah asap
Alat ini terdiri atas : plat pemanas matahari yang dihubungkan dengan
ruang pengering. Di dalam ruang pengering yang berbentuk rumah yang
pada bagian atasnya terdapat penggantung komoditas.
Sebagian dari udara buang dikembalikan ke plat pemanas sehingga
temperatur kembali dapat dinaikkan menjadi 45 - 60C. Untuk mengurangi
ketergantungan pada kondisi cuaca, alat ini dilengkapi dengan tungku
biomass yang dipasang dibawah rumah asap.
d. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
Atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari. Udara
masuk ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan menggunakan kipas
angin (blower), udara panas tersebut kemudian "ditarik" dan dihembus ke
tempat pengering. Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10C pada
arah utara-selatan.
Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji kakao basah,
menggunakan 4 buah blower aksial.

Unit ini mampu berfungsi dengan efektif. Satu siklus pengolahan


berlangsung selama 5 hari. Dengan pengoperasian tungku pada malam hari,
waktu pengeringan lebih singkat yaitu sekitar 36-44 jam.

KESIMPULAN
1. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat sampai batas yang
dapat diterima dengan menggunakan energi panas.
2. Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering
antara lain :
a. Pola suhu di dalam pengering
b. Perpindahan kalor di dalam pengering
c. Perhitungan beban kalor
d. Satuan perpindahan kalor
e. Perpindahan massa di dalam pengering
3. Kriteria pemilihan alat pengering adalah sifat bahan yamg dikeringkan, keadaan
bahan yang dikeringkan, sifat cairan yang ada dalam bahan, cara pengoperasianya
kontinu atau batch, dan banyaknya bahan yang akan dikeringkan.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan, perbedaan
suhu dan udara sekitar, kecepatan aliran udara, tekanan udara dan kelembapan
udara.
5. Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer
dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air
yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya.
Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui
struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di
sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam
tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara
pemanasan yang digunakan.
6. Jenis-jenis dryer adalah tray dryer, rotary dryer, spray dryer, freeze dryer, fluidized
bed dryer, vacum dryer dan pengeringan gabungan.
7. Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai
berikut: Air bergerak melalui tekanan kapiler, Penarikan air disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan, Penarikan air ke permukaan
bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan komponen padatan
dari bahan, perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan
tekanan uap.

Anda mungkin juga menyukai