Pengertian Dryer
Pengertian Dryer
Pengertian dryer
Pengeringan merupakan bagian dalam rangkaian operasi pada industri proses.
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat sampai batas yang dapat
diterima dengan menggunakan energi panas.Zat padat yang akan dikeringkan terdapat
dalam berbagai macam bentuk antara lain serpih, biji-bijian, serbuk, kristal, lempeng, atau
lembaran sinambung. Untuk mengeringkan bahan-bahan tersebut di industri telah terdapat
berbagai bentuk alat pengering. Alat-alat pengering itu antara lain tray dryer, screen
conveyor dryer, tower dryer, rotary dryer and spray dryer.
Tujuan dari pengeringan pada prinsipnya adalah menurunkan kadar air suatu
produk sehingga memenuhi rencana penggunaan selanjutnya. Secara garis besar
pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Pengeringan secara alami (natural drying) dan pengeringan buatan (artificial
drying). Pengeringan secara alami dapat dilakukan dengan cara menjemur di
bawah sinar matahari (sun drying). Sedangkan pengeringan secara buatan
dilakukan dengan menggunakan alat pengering.Pengeringan alami atau pengeringan
matahari telah digunakan pada daerah beriklim panas untuk memproduksi buahbuahan atau biji-bijian kering.
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan penyinaran matahari langsung dimana
pengeringan dilakukan dengan udara kering panas. Terbukti bahwa buah-buahan
kering hanya dihasilkan di daerah dimana keadaan cuaca mendukung seperti
temperatur yang relatif tinggi, kelembaban relatif rendah, dan sedikit atau bahkan
tidak ada curah hujan
b. Pengeringan Adiabik
Pengeringan adiabatik adalah pengeringan dimana panas dibawa ke alat
pengering oleh udara panas. Udara panas ini akan memberikan panas pada bahan
pangan yang akan dikeringkan dan mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh
bahan. Sedangkan pengeringan isotermik adalah pengeringan dimana bahan yang
akan dikeringkan berhubungan langsung dengan lembaran atau plat logam panas.
B. Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan
menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama
proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air dan
air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan
dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran
udara pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu
udara pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin banyak
jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika
kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang
dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses
pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam
dan diluar bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi
terhambat. Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga
untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber energi yang dapat digunakan
pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.
Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering
antara lain :
1. Pola suhu di dalam pengering
2. Perpindahan kalor di dalam pengering
3. Perhitungan beban kalor
4. Satuan perpindahan kalor
5. Perpindahan massa di dalam pengering
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu terlebih
dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat bahan yang meliputi
interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang dikandungnya dan molekul air di
udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan pangan dinyatakan dengan kadar air dan
aktivitas air, sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan
kelembaban mutlak.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai
berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
(Dewi, 2010)
C. Metode Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat dikelompokkan dengan beberapa cara:
1. Proses partaian (batch)
Jika bahan dimasukkan ke alat pengering dan diproses dalam rentang waktu
tertentu.
2.Proses sinambung (continuous)
Jika bahan dialirkan ke alat pengering dan bahan kering dikeluarkan secara terus
menerus.Proses pengeringan dapat juga dikelompokkan berdasarkan kondisi untuk
mensuplaikalor dan memisahkan air, menjadi :
a. Kalor disuplai dengan cara pengontakkan langsung dengan udara pada
tekanan atmosfir, dan uap air yang terbentuk dipisahkan menggunakan
udara
b. Penguapan air dilakukan lebih cepat pada tekanan rendah dan kalor disuplai
dengan pengontakkan tidak langsung melalui dinding logam atau radiasi,
disebut pengeringan vakum (temperatur rendah dapat juga digunakan untuk
bahan yang mudah rusak pada temperatur tinggi),
c. Air disublimasikan dari bahan yang dibekukan, disebut pengeringan beku
(freeze drying).
E. Jenis-jenis dryers
1. Tray dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet,
dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan
pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah
adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung
berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum digunakan
adalah konveksi dan perpindahan panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan
memanaskan baki tersebut. Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak
pengerik di bentuk dan dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan
plat seng dengan tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak
pengering dengan cara di revet serta dilakukan pematrian untuk menghindari kebocoran
udara panas. Kemudian plat seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat menyerap
panas dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang berguna
untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu tersebut dibuat
kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak, dengan cara
melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian
atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi
udara pada proses pengeringan.
Spesifikasi Alat Dan Cara Kerja Alat
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di dalamnya
berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Pada
umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat pengering jenis itu rak-raknya
mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari alat pengering. Ikan-ikan diletakkan
di atas rak yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari
lubang tersebut untuk mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200 cm 2 dan ada juga
yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak tergantung pada bahan yang akan
dikeringkan. Selain alat pemanas udara, biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk
mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas yang digunakan mempunyai
kapasitas aliran 7-15 fet per detik. Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat
pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialirkan diantara
rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat pengering dapat
dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu
pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya suhu yang digunakan
berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk operasi dengan keadaan
vakum dan seringkali digunakan untuk operasi dengan pemanasan tidak langsung. Uap
air dikeluarkan dari alat pengering dengan pompa vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa bijibijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang untuk
melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi panjang dan ada
juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat pengering
menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak. Kecepatan
pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang dikeringkan, ketebalan
bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk sangat lambat karena hanya
berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan.
Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak pengering
dengan ruang tempat penyebaran udara panas (plenum chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke plenum
chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembapan
nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut :
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan. (Revitasari, 2010).
Metode pengeringan dengan tray dryer merupakan metode pengeringan yang
sudah lama tetapi sering digunakan untuk pengeringan bahan padatan, butiran, serbuk
atau granul yang jumlahnya tidak terlalu besar (Kurniawan,2009). Umumnya alat
berbentuk persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan
yang akan dikeringkan.
Prinsip kerja alat ini bekerja dengan udara panas dan panas transfer , yang
dihasilkan dengan bantuan pemanas listrik atau batang kumparan . Sirkulasi udara
tersebut kipas dan seragam membanji mempertahankan suhu panas. Alat ini digunakan
dalam keadaan vakum dengan waktu pengeringan umumnya lama (10-60 jam).
2. Drum (Rotary) Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau
gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada
suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu
400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan
gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan
teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.
langsung), arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan
udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang
menghasilkan produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya
membutuhkan modal yang besar dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel.
Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang berputar membuat
pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, manufaktur
yang sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang mudah
digunakan dan sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga
berlaku untuk bahan pasta dan kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau
bahan yang kadar air tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang
besar, berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan operasi
yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan
paling ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan dan
flue gas dapat ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan diambil,
sejumlah volume total gas yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan.
Kecepatan gas yang ekonomis biasanya kurang dari 0,5 m/s.
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang banyak.
Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara
silinder pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah
diaduk sehinga pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat
ini dilengkapi 2 silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan
yang akan dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan
hasil pengeringan. Masing- masing silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap
(kipas) yang mengalirkan secara teratur udara panas disamping berfungsi pula sebagai
pengaduk dalam proses pengeringan, sehingga dengan cara demikian pengeringan
berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses
pengeringan bahan yang seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah
5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas
(Heriana, dkk., 2012)
3. Spray dryer
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar air
suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan. Spray
drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya droplet
yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang
tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi,
dispersi maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk,
granula maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan,
desain alat pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.
Mekanisme kerja spray drying
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan
udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk proses
penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan
bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus. Butiran
ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh aliran udara panas.
Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering
yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5 tahap :
a. Penentuan konsentrasi : konsentrasi bahan yang akan dikeringkan harus tepat,
kandungan bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan yang digunakan sangat encer
dengan total padatan terlarut yang sangat rendah maka harus dilakukan pemekatan
terlebih dahulu melalui proses evaporasi. Jika kadar air bahan yang akan dikeringkan
terlalu tinggi maka proses spray drying kurang maksimal dimana bubuk yang
dihasilkan masih mengandung kadar air yang tinggi. Selin itu juga menyebabkan
kebutuhan energi yang tinggi dalam proses pengeringan.
b. Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray drier harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan seragam dan
tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan dengan cara
pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa ring/wheel
dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan proses
pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah ukurannya
menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini adalah untuk
memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih cepat. Pada
Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer adalah mencapai
1-400 mikrometer.
c. Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer, nozzle
(atomizer) tersusun melingkar seperti pada gambar 2. Dan pada tengahnya
disemprotkan udara panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 0C. Udara
panas dan droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga terjadi pengeringan
secara simultan.
d. Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas menyebabkan
evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95% sehingga dihasilkan bubuk. Bubuk
yang telah kering jatuh ke bawah drying chamber (ruang pengering) yang berukuran
tinggi sekitar 25 m dan diameter 5 m. dari atas chamber hingga mencapai dasar
hanya memerlukan waktu selama beberapa detik.
Metode ini cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta
berbentuk pasta (susu, pewarna, bahan farmasi). Kapasitas beberapa kg per jam
hingga 50 ton per jam penguapan (20000 penegering semprot).
4. Freeze dryer
Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam
Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak
langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas
terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap
tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas
terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect
Dryer.
Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang
mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya
untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas.
pengeringan produk makanan, hasil dari pengeringan ini tidak merubah tekstur dari
produk itu sendiri dan cepat kembali kebentuk awalnya dengan penambahan air.
Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), menurut Muchtadi (1992),
bahan yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan dengan
pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga kandungan air yang sudah
menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal dengan istilah sublimasi. Pengeringan
menggunakan alat freeze dryer lebih baik dibandingkan dengan oven karena kadar
airnya lebih rendah. Pengeringan menggunakan alat freeze dryer/pengering beku lebih
aman terhadap resiko terjadinya degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini
kemungkinan karena suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah
(Haryani, dkk., 2012).
Freeze drying merupakan alat pengeringan yang prinsip kerjanya adalah berdasarkan
proses liofilisasi.
sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga
memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor
konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air.
Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah
dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan
kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat
kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering
Mekanisme kerja:
Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu
kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol
dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya sudah
lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan
dipisahkan dari udara, namun bagi bahan yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag
filter.
Kelebihan pengering sistem fluidisasi:
1. Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan mengalir secara
kontinyu sehingga otomatis memudahkan operasinya.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir
mendekati isothermal.
3. Sirkulasi bahan diantara dua fluidized bed membuatnya memungkinkan untuk
mengalirkan sejumlah besar kalor yang diperlukan ke dalam ruang pengering yang
besar.
4. Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.
5. Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara pengering
dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode kontak yang lain.
6. Pindah kalor dengan menggunakan pengering tipe fluidisasi membutuhkan area
permukaan yang relatif kecil.
7. Sangat ideal untuk produk panas sensitif dan non-panas sensitive
Kekurangan pengering sistem fluidisasi:
1. Sulit untuk menggambarkan aliran dari udara panas yang dihembuskan ke ruang
pengering, dikarenakan simpangan yang besar dari aliran udara yang masuk dan
bahan terlewati oleh gelembung udara, menjadikan sistem kontak/singgungan tidak
efisien.
2. Pencampuran atau pengadukan bahan padatan yang terus menerus pada hamparan
akan menyebabkan ketidakseragaman waktu diam bahan di dalam ruang
pengering, karena bahan terus menerus terkena hembusan udara panas.
3. Tidak dapat mengolah bahan yang lengket atau berkadar air tinggi dan abrasive.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem Fluidized Bed Dryer adalah
pengaturan yang baik antara: tekanan udara, tingkat perpindahan panas dan waktu
pengeringan, sehingga tidak timbul benturan/gesekan bahan/material pada saat proses
pengeringan berlangsung. Untuk bahan yang lengket atau berkadar air tinggi sangat
beresiko mengaplikasikan sistem ini, situasi seperti ini perlu dilakukan pengkondisian
awal yaitu mencampurnya dengan bahan/material keringnya terlebih dahulu, agar
tidak menimbulkan masalah pada unit siklon,demikian pula halnya untuk produk ahir
yang halus dan ringan, sangat perlu menggunakan pulse jet bag filter, dikarenakan
siklon penangkap produk umumnya tidak mampu berfungsi dengan baik, bahkan
dapat menimbulkan polusi udara. Penentuan dimensi ruang bakar, suhu yang
diaplikasikan serta volume dan tekanan udara sangat menentukan keberhasilan proses
pengeringan, sehingga perlu diketahui data pendukung untuk merancang sistim ini
diantaranya kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran material,
maksimum panas yang diizinkan, sifat fisika/kimia, kapasitas output/input dan
sebagainya (Rahmawati, dkk., 2010).
Prinsip kerja fluid bed dryer didesain menggunakan aliran udara panas di
dasar produk wadah yang diisi dengan materi atau bahan yang akan dikeringkan.
Kemudian diinduksi dengan cara blower dan udara segar tersedot ke unit. Sistem
udara panas ini memperluas tempat tidur materi pada kecepatan tertentu dan
menciptakan turbulensi dalam produk atau dikenal dengan tahapan fluidisasi agar
menciptakan kondisi yang hampir ideal untuk pengeringan (Lipsanen,2008). Proses
fluidisasi menghasilkan partikel padat dimana setiap partikel yang dikelilingi oleh
udara panas, udara panas yang di transfer sangat tinggi dan seragam . Produk kering
cepat tanpa kerugian yang cukup panas. Metode ini cukup efisien untuk proses
pengeringan dibanding dengan tray dryer karena menghasilkan produk yang kering
yang seragam dan cepat dengan menggunakan suhu yang tinggi.
6. Vacum dryer
Vakum berasal dari bahasa latin, vacuus, artinya kosong. Jadi vakum artinya
menghampakan suatu ruangan atau suatu kemutlakan dibawah nol tekanan. Sitem ruang
hampa dikepung oleh atmospir bumi. Untuk meciptakan ruang hampa diperlukan pompa
untuk mengeluarkan udara keluar dari system. Kebutuhan ini merupakan arti pekerjaan
dasar dari vakum.
Analisa termodinamika hanya memperhatikan nilai tekan mutlak. Akan tetapi,
kebanyakan piranti pengukuran tekanan hanya menunjukkan tekanan ukur (gauge) yakni
perbedaan tekanan mutlak suatu sistem dan tekanan mutlak atmosfer. Pengukuran
bumbung-bourdon, misalnya, mengukur tekanan relatif terhadap atmosfer sekeliling.
Konversi dari tekanan ukur ketekanan mutlak didapatkan dengan hubungan berikut.
P(mutlak) = P(ukur) + P(atm)
Untuk pengeringan padatan berbentuk butiran atau sluri, pengering vakum
dengan berbagai rancangan mekanis telah tersedia secara komersial. Pengeringan
jenis ini lebih mahal dari pada pengering bertekanan atmosfir tetapi sesuai untuk
bahan yang sensitif panas dan memerlukan pemulihan pelarut atau jika ada rasio
kebakaran atau ledakan. Pencampuran berbentuk kerucut tunggal atau ganda dapat
diterapkan untuk pengeringan denagn pemanasan selimut bejana dan pemakuman
untuk mengeluarkan uap air. Gambar menunjukkan dua pengering vakum yang
tersedia dipasar. Pengering vakum jenis pedal cocok untuk bahan seperti lumpur
sedangkan pengering vakum jenis sabuk cocok untuk bahan berbentuk pasta.
Mesin vacum drying adalah mesin pengering dengan menggunakan teknologi
vacuum. Proses pengeringan produk diatur pada suhu yang dikehendaki, disertai
dengan proses vacuum untuk mempercepat pengeringan.Mesin vacuum drying ini
biasanya digunakan untuk produk yang dikeringkan harus dengan suhu rendah, agar
gizi tidak rusak.
Vacum drying ini bermanfaat untuk pengeringan sayur-sayuran dan produk
lainnya sesuai dengan keinginan Anda. Mesin ini digunakan untuk berbagai
keperluan, antara lain mengeringkan sayur-sayuran pada suhu tidak terlalu tinggi,
sehingga nilai gizi tidak hilang. Mesin ini juga bisa digunakan untuk produk makanan
Prinsip kerja mesin ini adalah memanaskan produk pada suhu yang bisa diatur,
disertai dengan penyedotan (pemvakuman) uap air dari produk yang dipanaskan
tersebut (admin, 2010).
Vacuum dryer merupakan salah satu tipe pengering drum (drum dryer). Drum
yang terbuat dari logam (stainless steal) dihembuskan udara panas dari dalam, pada
saat bersamaan bahan yang akan dikeringkan dimasukkan ke permukaan drum yang
berputar. Panas yang ada di permukaan drum akan menurunkan kadar air dalam
bahan, air dibuang melalui pompa vacuum, sehingga bahan atau sediaan tersebut
dapat mengering. Perbedaan vacuum dryer dan drum dryer adalah pada penggunaan
vacuum (drumnya di vakuum) sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat
karena adanya pengurangan atau penurunan tekanan di dalam drum akibat
pemvakuman. Aplikasi penggunaan metode ini biasanya digunaka dalam pengeringan
larutan atau suspensi (Hajare, 2009).
7. Pengeringan Gabungan
Pengeringan gabungan adalah pengeringan dengan energi smh dan bahan bakar
minyak atau biomass yang menggunakan konveksi paksa (udara panas dikumpulkan
dalam kolektor kemudian dihembus ke komoditi).
Latar belakang : karena Temperatur lingkungan hanya sekitar 33 C, sedangkan
temperatur pengeringan untuk komoditi pertanian kebanyakan berkisar 60-70C
OKI Perlu ditingkatkan temperatur lingkungan dengan cara mengumpulkan udara
dalam suatu kolektor surya dan menghembuskannya ke komoditi. (digunakan blower
atau kipas angin)
Contoh:
a. Alat pengering energi surya tipe lorong :
Kipas angin sentrifugal, pemanas udara (kolektor) dan lorong pengering.
Kolektor dan lorong pengering dipasang paralel dan diatasnya ditutup
dengan plastik transparan.
Alat pengering dipasang dengan arah membujur utara-selatan dan
diletakkan diatas tanah.
Udara pengering yang dihasilkan dalarn kolektor dihcmbuskan ke komoditi
dengan kccepatan 400 - 900 m3/jam agar tercapai temperatur pengeringan
40 - 600C.
b. Alat pengering energi surya-biomassa tipe lorong
Alat pengering tipe lorong diatas dimodifikasi menjadi alat pengering
energi surya dan biomass
Ruang pengering dan kolektor dipasang pada satu sumbu supaya kehilangan
tekanan udara menjadi lebih kecil. Kipas dengan tenaga listrik 60 watt
dapat berfungsi secara efisien, bahkan kipas arus scarab 32 watt dengan
penggerak photovoltaik dapat dipakai pada sistem tersebut
Alat pengering tersebut dipasang diatas struktur kayu dan disangga dengan
batako setinggi 60 cm dari tanah.
Pada alat pengering yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan tungku
biomass din alat penukar panas yang terbuat dari plat baja, agar pada waktu
hujan atau malam hari masih dapat dilakukan operasi pengeringan.
c. Alat pengering rumah asap
Alat ini terdiri atas : plat pemanas matahari yang dihubungkan dengan
ruang pengering. Di dalam ruang pengering yang berbentuk rumah yang
pada bagian atasnya terdapat penggantung komoditas.
Sebagian dari udara buang dikembalikan ke plat pemanas sehingga
temperatur kembali dapat dinaikkan menjadi 45 - 60C. Untuk mengurangi
ketergantungan pada kondisi cuaca, alat ini dilengkapi dengan tungku
biomass yang dipasang dibawah rumah asap.
d. Unit prosesing kakao/rumah pengering surya.
Atap seluas 100 m2 dan berfungsi juga sebagai kolektor matahari. Udara
masuk ke kolektor sehingga menjadi panas. Dengan menggunakan kipas
angin (blower), udara panas tersebut kemudian "ditarik" dan dihembus ke
tempat pengering. Pemasangan atap dibuat dengan kemiringan 10C pada
arah utara-selatan.
Rumah pengering ini dirancang untuk memeroses 2-3 ton biji kakao basah,
menggunakan 4 buah blower aksial.
KESIMPULAN
1. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat sampai batas yang
dapat diterima dengan menggunakan energi panas.
2. Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering
antara lain :
a. Pola suhu di dalam pengering
b. Perpindahan kalor di dalam pengering
c. Perhitungan beban kalor
d. Satuan perpindahan kalor
e. Perpindahan massa di dalam pengering
3. Kriteria pemilihan alat pengering adalah sifat bahan yamg dikeringkan, keadaan
bahan yang dikeringkan, sifat cairan yang ada dalam bahan, cara pengoperasianya
kontinu atau batch, dan banyaknya bahan yang akan dikeringkan.
4. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan, perbedaan
suhu dan udara sekitar, kecepatan aliran udara, tekanan udara dan kelembapan
udara.
5. Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer
dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air
yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya.
Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui
struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di
sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam
tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara
pemanasan yang digunakan.
6. Jenis-jenis dryer adalah tray dryer, rotary dryer, spray dryer, freeze dryer, fluidized
bed dryer, vacum dryer dan pengeringan gabungan.
7. Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai
berikut: Air bergerak melalui tekanan kapiler, Penarikan air disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan, Penarikan air ke permukaan
bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan komponen padatan
dari bahan, perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan
tekanan uap.