REFERAT
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
BAGIAN NEUROLOGI
RSUD SALATIGA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus
pulposus yang terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel
fibroblast dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang mengelilingi nukleus
pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.
Nyeri
tulang
belakang
dapat
dilihat
pada
hernia
diskus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia
Nukleus
pulposus
(HNP)
atau
potrusi
Diskus
Anatomi
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat ditentukan elemen
yang
terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah.
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur
fleksibel
yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :
- Cervicales (7)
- Thoracicae (12)
- Lumbales (5)
- Sacroles (5, menyatu membentuk sacrum)
- Coccygeae (4, 3 yang bawah biasanya menyatu)
2.3 Insidens
HNP paling sering terjadi pada laki-laki dewasa dengan insiden puncak
pada umur 40 dan 50 tahunan. Insiden HNP lumbalis pada penderita dengan nyeri
punggung bawah pada sebuah survey besar di Inggris oleh Finnish adalah 5%
pada laki-laki dan 4% pada perempuan. HNP lumbalis paling sering (90%)
mengenai diskus intervertebralis L5-S1
HNP yang terbanyak ditemukan pada diskus intervertebra L4-5 (94%),
kemudian L5-S1 (62%), L3-4 (58 %), jarang pada L2-3 (16%) dan L1-2 (3%). Hal
ini sesuai bahwa HNP yang paling sering (90%) ditemukan pada diskus L4-5,L5S1
10
untuk
mencegah
pergerakan
sehingga
proses
penyembuhan
dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya
dapat menimbulkan iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan
lesi primer pada sistem saraf.
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan.
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan
peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua,
penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan
biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya.
Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka
11
terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan
Laseque.
Nyeri yang terjadi pada HNP L4-5 dapat disebabkan oleh (1) adanya iritasi
pada selaput yang menyertai radiks atau saraf yang masuk ke dalam foramen
intervertebralis; (2) adanya iritasi dari penonjolan nukleus pulposus ke
ligamentum longitudinal posterior karena mendapat innervasi dari syaraf
siniferbrais; (3) spasme otot-otot erector spine yang innervasi olah ramus
primasius posterior nevus spinalis sifat nyeri dapat lokal maupun radikuler
Stages of Disc Herniation
1. Disc Degeneration: chemical changes
associated with aging causes discs to weaken,
but without a herniation.
2. Prolapse: the form or position of the disc
changes with some slight impingement into the
spinal canal. Also called a bulge or protrusion.
3. Extrusion: the gel-like nucleus pulposus
breaks through the tire-like wall (annulus
fibrosus) but remains within the disc.
4. Sequestration or Sequestered Disc: the nucleus
pulposus breaks through the annulus fibrosus
and lies outside the disc in the spinal canal
(HNP).
12
2.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,
pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
- Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik,
-
ataukah spontan.
Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari
sendi, tulang dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.
Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai
menunjukkan
keterlibatan radiks saraf.Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang
setelah melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila bertambah,
mungkin disebabkan tumor; bila berkurang setelah berjalan jalan
mungkin tumor dalam kanalis vertebralis; nyeri dan kaku waktu
bangun pagi dan berkurang setelah melakukan gerakan tubuh mungkin
disebabkan spondilitis ankilopoetika; batuk, bersin dan mengejan akan
haid,
13
osteoartritis.
2. Pemeriksaan Fisik umum
Posisi berdiri:
-
Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi
sakroiliaka, dan lain-lain.
Posisi duduk:
Posisi berbaring :
3. Pemeriksaan neurologik,
a. Pemeriksaan sensorik
b. Pemeriksaan motorik dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau
fasikulasi otot
c. Pemeriksaan tendon
d. Pemeriksaan yang sering dilakukan
- Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard,
-
tes Sicard)
Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes
Valsava)
Tes Patrick dan Tes Contra Patrick
Tes Distraksi dan Tes Kompresi
14
4. Radiologis
a. Foto polos vertebra
Sebaiknya dilakukan dan 3 sudut pandang yaitu AP, lateral dan
oblique. Informasi yang diperoleh dan pemeriksaan ini adalah:
a.
Adanya penyempitan ruang intervertebralis
dapat
Mielografi
Gambaran yang khas pada HNP adalah terlihat adanya indentasi pada
kolom zat kontras di diskus yang mengalami hernias HNP yang besar dapat
menyebabkan blokade total kanalis spinalis sehingga sering dicurigai sebagai
tumor. Kelainan yang ditemukan pada mielografi yaitu HNP, tumor ekstra dan
intradural, kelainan kongenital serta araknoiditis.
c.
MRI
Pemeriksaan Laboratorium
Kadar kalsium, fosfat, alkali dan acid phosphatase serta glukosa darah
15
tumor
metastasis
pada
vertebra
dan
mononeuritis
diabetika
dapat
16
2. Medikamentosa
a. Analgetik dan NSAID
b. Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot
c. Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian
jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan
d. Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun
dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
3. Terapi fisik
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak
terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset
dan traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan
perbedaan dalam kecepatan penyembuhan.
Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan
spasme otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin,
termasuk bila terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan
kompres panas maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat
digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP
kronis. Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta
dapat mengurangi spasme.
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal
punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain
berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara
fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak.
17
18
b.
c.
Gambar 4. laminectomy
2. Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis
diangkat
untuk
mengurangi
tekanan
terhadap
nervus.
19
BAB III
KESIMPULAN
a. Hernia Nukleus Pulposus ) adalah suatu keadaan dimana terjadi
penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis
vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas
sebagian tersendiri di dalam kanalis vertebralis (rupture discus).
b. HNP merupakan salah satu dari sekian banyak Low Back Pain
akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di
masyarakat.
c. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang
menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas
membungkuk
(sholat,
mencangkul).
Penderita
mayoritas
20
DAFTAR PUSTAKA
21