BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas gerak tubuh manusia bergantung pada efektifnya interaksi
pada
sendi
yang
normal
dengan
unit-unit
neuromuskular
yang
fisika,
kimia,
biokimia
serta
farmakologi
dari
sistem
muskuloskeletal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep fisika dari sistem muskuloskeletal?
2. Bagaimana konsep kimia dari sistem muskuloskeletal?
3. Bagaimana konsep biokimia dari sistem muskuloskeletal?
4. Bagaimana farmakologi pada penyakit gangguan sistem muskuloskeletal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep fisika dari sistem muskuloskeletal
2. Untuk mengetahui konsep kimia dari sistem muskuloskeletal
3. Untuk mengetahui biokimia dari sistem muskuloskeletal
4. Untuk
mengetahui
farmakologi
pada
muskuloskeletal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fisika Sistem Muskuloskeletal
1. Otot dan tulang sebagai komponen gerak
penyakit
gangguan
sistem
c. Gaya otot, gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi. Gaya ini
menggambarkan besarnya momen otot.
Pada sistem muskuloskeletal fokus kerjanya adalah sebagai
pengumpil/pengungkit. Ada 3 kelas sistem pengumpil pada sistem
muskoloskeletal yaitu (Latar, 2012: 28):
a. Kelas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot. Contoh Posisi
normal wajah dan leher.
b. Kelas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan dan gaya otot. Contoh posisi jinjit.
c. Kelas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat. Contoh
B. Kimia Sistem Muskuloskeletal
1. Susunan kimia tulang
Tulang bekerja seperti bank kimia yang menyimpan elemenelemen untuk penggunaaan selanjutnya oleh tubuh. Tubuh dapat
mengambil bahan kimia ini sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, tingkat
minimum kalsiumyang dibutuhkan dalam darah; bila tingkatnya turun
terlalu rendah, sensor kalsium menyebabkan kelenjer parathyroid
melepaskan sebagian parathormon ke darah, dan hal ini menyebabkan
tulang melepaskan kalsium yang dibutuhkan (Cameron, dkk, 2006: 95).
Komposisi Kimia Tulang
Elemen
Tulang Keras (%)
H
3,4
C
15,5
N
4,0
O
44,0
Mg
0,2
P
10,2
S
0,3
Ca
22,2
Campuran
0,2
Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler
(matriks). Komponen seluler terdiri atas (Rosyidi, 2013: 3):
a. Osteoprogenitor
Merupakan sel yang belum mengalami perubahan, serupa dengan
fibroblast. Memiliki kemampuan tinggi untuk membelah.
b. Osteoblas
Terdapat pada permukaan tulang dan berfungsi sebagai penyusun tulang
dan mensintesis komponen matriks tulang (kolagen dan glikoprotein).
c. Osteosit (sel tulang)
Merupakan sel matur (matang) yang ditemukan terbungkus di dalam
lapisan matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi.
d. Osteoklas
Sel yang motil (dapat bergerak bebas) dan berinti banyak. Biasanya
terdapat pada permukaan matriks atau pada permukaan tulang.
Sedangkan komponen interseluler (matriks) terdiri atas bahanbahan anorganik serta zat dasar yang amorf (tidak mempunyai bentuk atau
tidak jelas bentuknya) dan bahan organik. Berdasarkan beratnya, matriks
tulang yang merupakan penyusun komponen interseluler terdiri dari 70%
senyawa anorganik dan 30% matriks senyawa organik. 95% komponen
organik dibentuk dari kolagen (golongan protein), sisanya terdiri dari
substansi dasar proteoglycan, glikosaminoglikan (G.A.G) dan molekulmolekul non kolagen yang terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang
(Rosyidi, 2013: 3).
Matriks senyawa anorganik merupakan bahan mineral yang
sebagian besar terdiri dari kalsium (Ca) dan fosfat (Po4) dalam bentuk
kristal-kristal hydroxyaptite. Kristal-kristal tersebut tersusun
sepanjang
(molekul
yang
kompleks
yang
tersusun
atas
inti
protein
dan
merupakan
protein
sarkoplasmik.
Protein
lain
yang
10
4. Antiinflamasi
Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati
peradangan atau pembengkakan. Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS):
a. Turunan asam salisilat
: Aspirin, salisilamid,diflunisal.
b. Turunan 5-pirazolidin
: Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
c. Turunan asam N-antranilat: Asam mefenamat, Asam flufenamat
d. Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen,
Ketoprofen.
e. Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
f. Turunan oksikam
: Peroksikam, Tenoksikam.
5. Antibiotika
Adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri
Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit
infeksi
Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau
memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah
bakteri. Berbeda dengan desinfektan, desifektan membunuh kuman dengan
menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Klasifikasi Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin,
Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
b. Inhibitor transkripsi & replikasi, mencakup golongan Quinolone,
misal: rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
c. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama
dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya
gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline,
oxytetracycline;
d. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
e. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida,
misalnya oligomycin, tunicamycin; dan
f. Antimetabolit, misalnya passerine.
6. Antineoplastik (sitostatika/kemoterapi)
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan
penyakit. Dalam penggunaan modern, istilah ini hampir merujuk secara
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal dalam kajian fisika erat hubungannya dengan
hukum newton (I, II dan III) tentang hukum dasar gerak. Sedangkan sistem
muskuloskeletal dalam kajian kimia mempelajari tentang unsur-unsur atau
senyawa penyusun tulang, otot, dan sendi. Adapun dalam kajian biokimia
berkaitan erat dengan proses terbentuknya gerak pada manusia yang
diperankan oleh ATP dan kalsium dalam tubuh serta proses metabolisme
dalam tubuh mencakup glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs dan
transpor elektron. Sedangkan farmakologi yang berkaitan dengan penyakitpenyakit sistem muskuloskeletal mencakup vitamin, mineral, analgetik,
antiinflamasi, antibiotik dan antineoplastik.
B. Saran
Untuk mahasiswa kesehatan, perlu untuk mengkaji lebih tentang
sistem muskuloskeletal yang berkaitan dengan fisika, kimia, biokimia dan
farmakologi. Materi tersebut adalah materi dasar yang perlu dipahami
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Proses Fermentasi Asam Laktat. Available on
www.sudut-bacaan.blogspot.co.id diakses tanggal 6 Sepetember 2016.
Cameron, John R, James G. Skofronick, Roderick M. Grant. 2006. Fisika
Kedokteran: Fisika Tubuh Manusia. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Kuntarti. 2007. Anatomi Sistem Muskuloskeletal dan Sistem Integumen. Available
on www.staff.ui.ac.id diakses tanggal 6 Sepetember 2016.
Latar, Muh Arif. 2012. Biomekanika. Available on www.digilib.esaunggul.ac.id
diakses tanggal 6 September 2016.
Lukman & Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Rosyidi, Kholid. 2013. Muskuloskeletal. Jakarta: Trans Info Media Jakarta.
Gabriel. 2013. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.
Sadikin,
Mohamad.
2011.
Biokimia
Muskuloskeletal.
Available
on
13