1kemiri PDF
1kemiri PDF
ABSTRAK
Kemiri (Aleurites moluccana Wild.)
merupakan salah satu tanaman industri dari
keluarga Euphorbiaceae. Hasil dari tanaman ini
adalah buahnya. Hingga saat ini tanaman kemiri
sudah berkembang cukup lama di Indonesia,
namun masih terpencar dan belum
dibudidayakan secara baik. Hasil penelitian
untuk mendukung teknologi budidaya yang
mampu meningkatkan produktivitasnya telah
banyak dilakukan. Selama ini tanaman kemiri
dikembangkan di lahan-lahan keritis, sehingga
produktivitasnya masih rendah, namun
sebetulnya masih dapat ditingkatkan bila lokasi
pertanaman sesuai persaratan tumbuh tanaman.
Peluang pengembangan tanaman kemiri masih
cukup besar. Untuk mendukung pengembangannya telah dipetakan daerah-daerah yang
sesuai untuk pengembangan tanaman kemiri.
Peta tersebut mengarahkan ke wilayah mana
sebaiknya tanaman kemiri dikembangkan.
PENDAHULUAN
Kemiri (Aleurites moluccana
Wild.) atau candle nut adala salah satu
tanaman
industri
dari
famili
Euphorbiaceae (Lawrence, 1964) yang
tersebar didaerah tropik dan subtropik
(Purseglove, 1981). Kemiri merupakan
bahan dasar cat, pernis, tinta, sabun,
pengawet kayu, minyak rambut dan
bahan pembatik, sedang isi biji sebagai
bumbu masak (Heyne, 1987). Selain itu
menurut Hadad dan Suryana (1995)
dapat juga sebagai obat kulit, obat
pinggang, sakit kepala, demam, borok,
bisul, disentri, dan sariawan.
55
56
Tabel 1. Luas areal dan produksi kemiri di Indonesia periode 2002 dan 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Propinsi
Province
Aceh (NAD)
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Jambi
Sumatra Selatan
Bangka Beliting
Bengkulu
Lampung
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DIY Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulaweswi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku
DKI Jakarta
INDONESIA
Jumlah/Total
Luas (ha)
Produksi (ton)
2002
2004
2002
2004
23.645
22.944
16.671
16.243
15.680
17.646
8.171
15.530
3.286
4.073
1.535
4.268
82
263
2
6
938
1.052
18
58
1.796
1.784
1.050
1 014
0
242
0
115
800
1.680
132
562
184
227
138
139
729
572
130
257
90
89
5
5
100
162
7
4
1.276
901
0
0
885
1.089
272
297
223
188
15
12
3.014
3 053
2.152
2.150
84.941
81.297
13.901
14.526
0
0
0
0
839
998
5
13
1.670
2.567
1.181
2.281
3.263
3.412
910
651
332
336
151
214
3.603
3.861
624
535
2.086
3.926
178
383
52.722
56.858
26.194
28.173
2.859
3.095
634
764
311
172
147
281
0
0
0
0
205.532
212.487
74.319
88.481
57
Tabel 2. Perkembangan luas areal, produksi, ekspor dan impor kemiri Indonesia
Tahun
Luas
(ha)
1984
74.736
1985
68.444
1986
84.668
1987
69.632
1988
70.621
1989
85.177
1990
109.806
1991
130.122
1992
135.486
1993
148.024
1994
170.098
1995
178.378
1996
182.587
1997
179.621
1998
174.798
1999
193.805
2000
205532
Sumber : (Anon, 2002)
Produksi
(ton)
ton
29.246
56.819
28.852
27.778
24.274
28.497
35.576
36.819
37.926
56.929
64.182
71.240
78.613
69.776
66.302
65.394
74.319
234
154
175
298
411
507
677
607
666
763
720
629
632
539
507
729
-
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI KEMIRI
Teknologi budidaya tanaman
kemiri yang selama ini dilakukan
dalam mendukung pengembanganya
masih dirasakan kurang. Selain itu
pengembangan tanaman kemiri pada
daerah-daerah yang sesuai dengan
didukung teknologi yang efisien dan
mampu meningkatkan produktivitas
tanaman
sangatlah
diperlukan.
Pengembangan tanaman didaerah yang
sesuai berarti menekan pula berbagai
biaya yang diperlukan dalam berusahatani tanaman kemiri. Selain itu
pengembangan tanaman kemiri di
daerah yang sesuai akan terhindar dari
berbagai kemungkinan yang merugikan, seperti munculnya hama dan
penyakit.
58
Ekspor
US $
(000)
6.728
6.387
8.469
10.713
11.481
9.810
14.007
16.366
18.805
22.680
20.976
22.494
17.452
12.726
9.145
8.764
-
Impor
ton
2
1
4
1
1
3
11
6
3
5
4
20
10
14
53
11
-
US $
(000)
6
2
16
4
9
6
15
7
7
18
4
664
2
292
395
21
-
59
Ada
beberapa
metode
perkecambahan benih kemiri yaitu
ketok pukul, kikir asah, rendam dalam
larutan kimia, dan pembakaran.
Perendaman dalam larutan KNO3 -0.2
% selama 30 menit dan pembakaran
dibawah mulsa jerami/alang-alang
merupakan metode baru.
1. Ketok paku
Metode yang dimaksud adalah
dengan mengetok atau memukul benih
pada bagian kepalanya yang runcing
(Anon, 1988). Pemukulan ataau
pengetokan kepala dapat dilakukan
dengan batu, martil atau benda
tumpulm lainnya dengan hati-hati dan
tidak dilakukan terlalu keras (supaya
tidak hancur). Pengetokan dilakukan
hanya nuntuk membuat kulit benih
menjadi retak, sehingga proses
perkecambahan dapat berlangsung
cepat. Dengan cara ini, perkecambahan
normal yang biasanya + 2 bulan
dipersingkat menjadi 15-20 hari,
dengan persentase tumbuh + 70 %.
Hasil akan lebih baik bila sebelum
pengetokan dan pemukulan benih
direndam dulu dalam air dingin selama
15 hari (Ginonga at al, 1989).
2. Kikir-asah
Pengikiran dilakukan dengan
menggunakan kikir, batu asahan
ataupun permukaan benda keras yang
kasar seperti batu. Tujuan pengikiran
atau pengasahan adalah untuk
menipiskan permukaan atau kulit biji,
sehingga perkecambahan dapat lebih
cepat. Efektivitas pemecahan domansi
dengan cara ini cukup baik, yaitu dapat
memperpendek waktu perkecambahan
dari 2 bulan menjadi 15-20 hari saja
dengan persentase perkecambahan
mencapai 70 %.
3. Rendam dalam larutan kimia
Benih yang akan disemai
dimasukan ke dalam ember plastic
kemudian disiram dengan larutan
H2SO4 pekat hingg terendam
seluruhnya selama 15 menit atau
menggunakan KNO3 0.2 % (2 g
KNO3 yang dilarutkan dalam 1 liter
air). Setelah itu benih dibilas dengan air
kemudian disemai dimedia yang telah
disediakan. Perendaman dalam larutan
kimia ini lebih baik dibandingkan
dengan cara pengikiran, perendaman
dalam air 10 hari dan control (tidak
diberi perlakuan).
Tabel 3. Pengaruh perlakuan fisik dan kimia terhadap perkecambahan benih kemiri.
Perlakuan
Perlakuan C
Dikikis bagian mikrofil
Direndam H2SO4 pekat
Direndam KNO3 0,2 %, 30 menit
Direndam air 10 hari
Kontrol
o
60
Perendaman dalam
KNO3
memberikan hasil terbaik (Tabel 3).
ditinjau dari segi kecepatan tumbuh,
daya kecambah, dan vigor bibitnya
(Udarno et al, 1990).
4. Pembakaran
Pada metode ini, benih terpilih
(masak fisioligis) berasal dari biji
berbuah dua, bukan yang berbiji
tunggal. Biji disemai pada bedengn
dengan jarak 5 cm dan sedikit ditekan
tetapi tidak terendam, sehingga bagian
punggung benih masih terlihat,
kemudian ditutupi dengan mulsa jerami
atau alang-alang kering serata mungkin
dengan ketabalan kurang lebih 3-10
cm. Selanjutnya dilakukan pembakaran
mulsa mulai dari salah satu ujung
persemaian. Bila mulsa cukup kering,
pembakaran akan berlangsung selama
3 menit. Bila selesai pembakaran
segera mungkin disiram dengan air
dingin menggunakan embrat.
Penyiraman tersebut mengakibatkan benih retak-retak dan setelah
15-20 hari, bila bahan tanaman
Hari mulai
Berkecambah
Days of atarting
germination
21
25
15
20
40
43
Hari mulai 87 %
Berkecambah
Day of 87 %
germinated
51
57
45
50
97
104
% perkecambahan setelah 90
hari
(%) of total
Germination after 90 days
86.40
86.11
86.05
85.95
85.30
85.40
61
Persiapan lahan
Sebelum
tanaman ditanam
terlebih dahulu dilakukan pengolahan
tanah. Tanah yang telah diolah dibuat
lobang tanam dengan ukuran lebar 50
cm, panjang 50cm dan dalam 50 cm
dengan jarak tanam 4 x 4 m hingga 8 x
8 m tergantung kondisi lahan dan
kesuburan lahan. Untuk lahan datar
jarak tanam lebih lebar dari lahan
miring. Menurut Hamid (1991) pada
lahan miring (berlereng) sebaiknya
pengolahan
tanah
dilaksanakan
menurut sistim kontur, yaitu melintang
terhadap lereng. Hal ini dimaksudkan
untuk mecegah penghanyutan tanah
(erosi). Erosi yang tinggi akan
mengurangi kesuburan tanah, akibat
lapisan atas tanah yang subur terbawa
oleh air hujan yang jatuh dan mengalir
di atas permukaan tanah.
Untuk
mengurangi
penghanyutan tanah dan tumbuhnya
gulma dapat ditanam tanaman penutup
tanah. Tanaman penutup tanah yang
dianjurkan ialah Pueraria javanica,
Calopogonium
mucumoides,
Centrosema pubeccens, Psopocarpus
sp dan sebagainya, masing-masing 2530 kg/ha (Hamid, 1991). Selain
tanaman penutup tanah dapat juga
dengan menanam tanaman lainya
sebagai tanaman sela, seperti tanaman
pangan, atau tanaman perkebunan
lainnya.
Penanaman dan pemeliharaan
Penanaman
bibit
kemiri
dilakukan pada awal musim hujan.
Bibit ditanam pada lubang yang telah
disiapkan. Penyiangan diperlukan bila
62
63
64
Putaran
alat/
tinggi
jatuh
400ppm
Kapaasita
s
(kg/jam)
Tipe
125-130
sentrifugal
(Balittro)
Tipe
140
80-85
sentrifugal
ppm
(Rakhmadiono,
1991)
Tipe grafitasi
2m
90-100
(Rakhmadiono,
1992)
Sumber : Hidayat dan Mulyono (1996)
Biji
terkupas
utuh (%)
62
76
90
ARAH KEBIJAKAN
Dalam
upaya
mendukung
pengembangan kemiri di Indonesia
diperlukan arah dan kebijakan yang
tepat, agar pengembangannya tidak
mengalami hambatan. Pengembangan
kearah wilayah yang sesuai sebaiknya
mendapat perhatian yang utama, karena
dengan pengembangan di daerah yang
sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman akan didapatkan hasil yang
maksimal. Resiko kegagalan akibat
serangan hama dan penyakit akan
terhindar.
Dukungan penelitian sangat
diperlukan.
Penelitian
kearah
peningkatan produktivitas dan efisiensi
harus menjadi prioritas utama..
Penelitian untuk mendapatkan varietas
unggul yang memiliki kemampuan
berproduksi
yang
tinggi
akan
mendorong peningkatan produksi
secara nasional, informasi teknologi
dan bimbingan serta penyuluhan.harus
diintensifkan
atau
ditingkatkan.
Penanaman kemiri akan lebih
menguntungkan bila dikembangkan
dengan sistim pola tanam dengan
tanaman lain. Sebaiknya sebelum
tanaman kemiri dewasa ditanam
diantaranya tanaman yang tahan
terhadap cahaya, sedangkan setelah
tanaman kemiri dewasa ditanam
tanaman
yang
tahan
lindung.
Penanaman tanaman kemiri tidak
memerlukan biaya tinggi karena tidak
banyak memerlukan perawatan khusus.
Umumnya ditingkat petani tanaman
tidak pernah dipupuk. Pemberian
pupuk (pupuk organik seperti pupuk
kandang) akan mampu manjadikan
65
66