Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus Insider Trading dan Transparansi Informasi di PT.

PGN
Latar Belakang
Pengertian insider trading ini apabila kita lihat pada Dictionary of Investing Jerry M
Rosenberg, dinyatakan sebagai berikut : The practice of participating in transaction based
on privileged information, gained by ones position and not available to public, when such
transactions affect the price, giving unfair advantage to a trader, it is illegal. Yaitu
keikutsertaan seseorang dalam suatu transaksi yang didasarkan kepada informasi khusus yang
didapatnya dari kedudukannya (dalam hal ini sebagai orang yang bisa mendapat informasi
tersebut), yang mana hal ini menghasilkan keuntungan secara tidak fair, bila informasi yang
didapatnya akan mempengaruhi harga dalam transaksi, hal ini merupakan perbuatan yang
tidak sah/ilegal.
Penjelasan terhadap siapa orang dalam yang dimaksud dalam Insider Trading,
terdapat pada Pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, yaitu :
1. Komisaris, direktur, atau pegawai perusahaan terbuka
2. Pemegang saham utama perusahaan terbuka
3. Orang yang karena kedudukannya, profesinya, atau karena hubungan usahanya
dengan perusahaan-perusahaan terbuka memungkinkan memperoleh informasi orang
dalam
4. Pihak yang tidak lagi menjadi pihak sebagaimana dimaksud pada poin a, b, dan c
tersebut sebelum lewat jangka waktu 6 bulan.
Pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan masih banyak terdapat dalam praktek pasar
modal diseluruh dunia. Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan dipasar
modal adalah Insider Trading
Pasal 86 ayat 1 huruf b Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Selanjutnya
dalam putusan ketua Bapepam No. KEP-86/PM/1996, tentang keterbukaan informasi yang
harus segera diumumkan kepada publik.
Seperti halnya dalam kasus PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN) Tbk, yang
melakukan transaksi saham dibursa efek pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11
Januari 2007. Selama periode tersebut, harga saham PT. PGN jatuh dari angka Rp 9.650
menjadi Rp. 7.400. Diduga telah terjadi pelanggaran terhadap UUPM yang telah dilakukan
oleh PT. PGN yaitu dugaan pelanggaran pada prinsip keterbukaan informasi dan dugaan
Insider Trading.
Kasus

Kasus yang dialami PT. PGN yang terindikasi dengan diawali jatuhnya harga saham
dibursa efek yaitu dari harga Rp 9.650 pada 12 September 2006 sampai dengan Rp. 7.400
pada 11 Januari 2007 dan sebanyak 186,2 juta saham ditransaksikan.
Pada masa periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, yang dimana
telah terjadi penurunan harga saham PT. PGN sebesar 23.32% yang diduga karena adanya
tidakan Insider Trading yang dilakukan. Mereka yang termasuk orang dalam yang telah
melakukan transaksi saham perusahaan PT. PGN memiliki kedudukan yang strategis. Antara
lain :
1. Adil Abas, sebagai Direktur Pengembangan PT. PGN yang tercantum dalam laporan
keuangan tahun 2005 dan 2006
2. W. M. P Simandjuntak, sebagai Direktur Utama PT. PGN yang tercantum dalam
laporan keuangan tahun 2005 dan sebagai Anggota Komisaris yang tercantum dalam
laporan keuangan tahun 2006
3. Nursubagjo Prijono, sebagai Direktur Pengusahaan PT. PGN yang tercantum dalam
laporan keuangan tahun 2005
Selain diduga adanya praktik Insider Trading pada PT. PGN, terdapat juga indikasi
terjadinya pelanggaran prinsip keterbukaan informasi yang dilakukan yang dapat dikaitkan
dengan turunnya harga saham PT. PGN. Penurunan harga saham dibursa efek tersebut sangat
erat hubungannya dengan siaran pers yang dilakukan manajemen PT. PGN sehari sebelum 11
Januari 2007. Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa terjadi koreksi atas rencana
besarnya volume gas yang akan dialirkan yaitu dari paling sedikit 150 MMSCFD menjadi 30
MMSCFD. Dan terdapat pernyataan bahwa tertundanya proyek komersialisasi gas yang
semulanya akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007.
Infromasi tersebut menjadi penyebab turunnya harga saham PT. PGN karena Manajemen PT.
PGN baru menginformasikan penundaan tersebut pada 10 Januari 2007 (sehari sebelum 11
Januari 2007) padahal manajemen PT. PGN sudah mengetahui mengenai koreksi dan
penundaan tersebut pada bulan September dan Desember tahun 2006.
Ada dugaan bahwa beberapa pelaku pasar telah mengetahui informasi penting
mengenai penundaan komersialisasi gas tersebut sebelum diumumkan secara resmi oleh
manajemen PT. PGN. Dalam arti lain, tidak semua pelaku pasar mengetahui informasi
tersebut. Sehingga bagi pihak yang mengetahui informasi tersebut, langsung mengambil
langkah yang dapat menguntungkan mereka sendiri dengan menjual terlebih dahulu saham
PT. PGN dibandingkan investor lainnya. Puncaknya pada tanggal 11 Januari 2007, para

investor lainnya ikut menjual saham PT. PGN secara besar-besaran, yang menyebabkan
jatuhnya harga saham PT. PGN.
Badan Pengawas Pasar

Modal

dan

Lembaga

Keuangan

(Bapepam-LK)

mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di


bidang Pasar Modal yang dilakukan oleh PT PGN sebagai berikut :
1. Bapepam-LK melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan pihak terkait dengan
pelanggaran pasal 86 UUPM tentang keterbukaan informasi yang harus segera
diumumkan kepada publik
2. Atas pelanggaran pasal 86 dan pasal 93 UUPM yang dilakukan PT. PGN ditemukan
bukti-bukti sebagai berikut :
a. Terdapat keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi atas penundaan proyek
komersialisasi yang dilakukan PT PGN
b. Terdapat pemberian keterangan yang secara material tidak benar, yakni
memberikan keterangan tentang rencana volume gas yang dapat dialirkan yang
tidak sesuai dengan fakta. Fakta tersebut telah diketahui atau sepatutnya diketahui
oleh direksi yang seharusnya disampaikan saat keterangan itu disampaikan kepada
publik
Tentang permasahan pada pasal 93, Menurut saya bahwa pihak PT PGN tidak terbukti
melanggar pasal 93 tentang pelanggaran pemberian keterangan yang secara material tidak
benar. Informasi yang dilakukan sesuai namun melanggar pasal 86 karna keterlambatan yang
dilakukan tentang penyampaian kepada publik dan bapepam tentang informasi yang material.
Jadi menurut saya, press release yang dikeluarkan oleh bapepam tentang pelanggaran PGN
terhadap pasal 93 UU no.8 Tahun 1995 tidak tepat.
PT. PGN terbukti benar melakukan tindakan Insider Trading dengan terpenuhinya
unsur-unsur insider trading, yaitu adanya transaksi saham perusahaan yang dilakukan orang
dalam yang di mana orang dalam tersebut merupakan orang dalam yang dilarang melakukan
transaksi efek atas perusahaan tersebut dan transaksi tersebut dimotivasi atas adanya
informasi penting yang belum terbuka untuk publik yang didapat orang dalam perusahaan.
Jadi, Para pihak tersebut terbukti melanggar Pasal 95 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal.

Anda mungkin juga menyukai