Oleh :
POPPY WIJAYANTI
NIM : 11.14.1038
Oleh :
POPPY WIJAYANTI
NIM : 11.14.1038
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
Siswa Kelas X dan XI SMA tentang, Pre Menstrual Syndrome ini telah disetujui dan
disyahkan pada tanggal :
Mahasiswa,
POPPY WIJAYANTI
NIM : 11.14.1038
Mengetahui,
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
TIM PENGUJI
TANDA TANGAN
Ketua
Anggota Penguji :
Mengetahui
Program Diploma III Kebidanan
Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
Direktur
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tanggan dibawah ini :
Nama
:
POPPY WIJAYANTI
NIM
:
11.14.1028
Tempat Tanggal Lahir :
Surabaya, 4 Oktober 1992
Menyatakan Bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul Gambaran Pengetahuan
Remaja Putri Siswi SMA Kelas X dan XI tentang Pre Menstrual Syndrom (Studi di
SMA Hang Tuah 1 Surabaya Bulan Mei 2014) adalah bukan Karya Tulis Ilmiah
orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang
telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sangsi akademik.
POPPY WIJAYANTI
Mengetahui,
Pembimbing
Setiap langkah iringi dengan Doa karena Dia tak akan pernah
lelah dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul Gambaran Pengetahuan
Remaja Putri Siswa Kelas X dan XI SMA tentang Pre Menstrual Syndrome (Studi
Kasus di SMA Hang Tuah 1 Surabaya Bulan Mei 2014).
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan tugas terstruktur, merupakan
persyaratan untuk penelitian dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Program
Diploma III Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
Pada kesempatan ini pula perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Sugiarti, SKM., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya.
2. Drs. Suwito selaku Kepala Sekolah SMA Hang Tuah 1 Surabaya
3. Ely Tjahjani, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam memberikan petunjuk, koreksi
serta saran sehingga terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini
4. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan
membekali material selama penulis menjalani perkuliahan.
5. Teman-teman kampus Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya yang telah
memberikan dukungan
6. Seluruh Dosen Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya yang telah
memberikan ilmu, baik berupa teori maupun praktek dan selalu membimbing
kami sampai bisa dan memberikan doa restu pada kami dalam menuntut ilmu di
kampus kami Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
berikutnya.
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN.....................................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH.......................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
6
6
6
9
11
12
13
14
15
17
19
21
2.3
2.4
2.4.1
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.4.5
25
26
26
26
35
35
37
4.1
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.2
4.3
4.3.1
4.3.2
4.3.3
4.4
4.5
4.6
4.6.1
4.6.2
4.6.3
4.7
4.7.1
4.7.2
4.7.3
4.7.4
21
21
22
23
23
23
37
37
37
38
38
38
39
39
39
40
40
40
40
41
41
41
41
42
42
42
43
43
43
43
44
44
44
45
45
46
51
51
51
53
LAMPIRAN
44
.............................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1
1.2
Judul
Halaman
Data jumlah siswi Remaja Putri kelas X dan XI SMA Hang Tuah 1
Surabaya periode 2013-2014...........................................................
4.6
42
5.1
44
5.2
5.3
45
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
3.1
40
4.3
42
=
=
=
=
=
=
=
=
Persen
Sampai dengan
Positif
Lebih besar
Lebih kecil
Tutup kurung
Atau
Lebih dari sama dengan
Daftar Singkatan
SST
=
dr
=
NIDN
=
NIM
=
MDG
=
Depkes RI
=
ASEAN
=
WHO
=
Riskesdas
=
UKS
=
Dr
=
UUD
=
SMA
=
RT
=
RW
=
UKS
=
BP
=
AKBID
=
P3K
=
PMS
=
FSH
=
LH
=
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul Lampiran
Halaman
1.
Jadwal Penelitian...............................................................
55
2.
56
3.
57
4.
5.
58
6.
59
7.
63
8.
66
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa
ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa Inggris:
adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk
menyatakan perubahan fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke
masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih
ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa
pubertas (Soetjiningsih, 2004).
Dari penelitian di Asia Pasifik, diketahui bahwa di Jepang PMS (Pre Menstrual
Syndrome) dialami oleh 34 % populasi perempuan dewasa. Di Hongkong PMS
dialami oleh 17 % populasi perempuan dewasa. Di Pakistan PMS dialami oleh 13 %
populasi perempuan dewasa. Di Australia dialami oleh 44 % perempuan dewasa
(Elvira, 2010).
Pada remaja putri akan terjadi menstruasi sebagai tanda telah berfungsinya
ovarium. Menstruasi terjadi karena sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma sehingga
menyebabkan luruhnya sel-sel endometrium dalam rahim. Siklus menstruasi rata-rata
28 hari. Siklus menstruasi ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh
interaksi beberapa hormon. Ketidakseimbangan hormon akibat interaksi ini kadangkadang menyebabkan ketidaknyamanan pada wanita sebelum datang menstruasi yang
dikenal dengan PMS (pre menstrual syndrome) (Kinanti, 2009).
Sindrom pre-menstruasi atau yang lebih dikenal dikenal dengan PMS (pre
menstruation syndrome) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi
yang terkait dengan proses terjadinya siklus haid wanita. Sekitar 80-95% wanita pada
usia melahirkan mengalami gejala-gejala pra haid yang dapat mengganggu beberapa
aspek dalam kehidupannya (Andriani, A., 2013).
PMS merupakan sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental. Dialami
7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi.
Keluhan yang dialami biasa bervariasi dari bulan ke bulan bisa menjadi lebih ringan
atau lebih berat (Wie, 2008). Sekitar 80-95% wanita antara 16-45 tahun mengalami
gejala PMS yang dapat mengganggu. Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi,
serta perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap
hal yang wajar. Pre menstruasi sindrom terjadi pada wanita usia produktif wanita
berusia 14-50 tahun sekitar 40%. (Yuliarti, 2009).
Terdapat cara menanggulangi PMS diantaranya dengan meminta konseling
tenaga medis, modifikasi gaya hidup dengan merubah pola makan, olahraga teratur,
melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan dengan menggunakan obat-obatan
apabila timbul gejala PMS yang berat (Yuliarti, 2009).
Berdasarkan penelitian yang disponsori oleh WHO didapatkan hasil bahwa gejala
PMS dialami oleh 23 % wanita di Indonesia (Essel, 2007). Angka ini menunjukkan
bahwa penderita PMS di Indonesia perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk
mencegah dan mengatasinya.
Sedangkan menurut Harunriyanto (2008) bahwa di Surabaya terdapat 1,07 %1,31 % wanita dari jumlah penderita Pre Menstrual Syndrome datang ke bagian
2011
434
143
32,95
2012
451
150
33,26
2013
434
173
39,86
Sumber : Data Jumlah murid SMA Hang Tuah 1 Surabaya
Dari tabel 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa angka kejadian Pre Menstrual
Syndrom pada remaja putri di SMA Hang Tuah 1 Surabaya mengalami peningkatan.
Pada tahun 2011 sebesar 32,95% ; 2012 sebesar 33,26% ; dan pada tahun 2013
sebesar 39,86%. Sedangkan angka Kejadian pre menstrual syndrome di Indonesia
23%.
Tabel 1.2 Data siswi kelas X dan XI yang Mengalami Pre Menstrual
Syndrome di SMA Hang Tuah 1 Surabaya Periode Tahun 2011
2013
Tahun
2011
2012
2014
65
45,45
78
85
56,66
65
95
54,91
78
%
54,55
43,34
45,09
Berdasarkan tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa angka kejadian pre menstrual
syndrom tahun 2011-2013 di SMA Hang Tuah 1 Surabaya lebih banyak yang istirahat
di UKS.
Berdasarkan survei pendahuluan di SMA Hang Tuah 1 dengan 10 siswa kelas
X dan XI di SMA Hang Tuah 1 didapatkan remaja putri yang memiliki pengetahuan
tentang pre menstrual syndrome siswa kelas X dan XI adalah 6 orang ( 60 % ) dan
pada 10 siswa remaja putri siswa kelas X dan XI yang mengalami PMS 4 orang ( 40
%).
Berdasarkan data tersebut peneliti ingin remaja putri mengetahui permasalahan
gangguan reproduksi yang dialami. Sehingga dapat membantu remaja putri mengatasi
gangguan menstruasi terutama pre menstrual syndrome sehingga dapat tetap
konsentrasi dalam belajar meski sedang mengalami pre menstrual syndrome.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
tersebut adalah Bagaimanakah pengetahuan remaja putri siswi kelas X dan XI di
SMA Hang Tuah 1 Surabaya tentang pre menstrual syndrome periode Mei 2014?
Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri siswa kelas X dan XI di SMA Hang Tuah
1 Surabaya tentang Pre menstrual Syndrome periode Mei 2014.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat :
1.4.1 Bagi Institusi
Menjadi referensi pelajaran terutama yang berkaitan tentang pre menstruasi sindrom
dan meningkatkan pengetahuan remaja tentang pre menstrual syndrome.
1.4.2 Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa SMA Hang
Tuah 1 tentang pre menstrual syndrome.
1.4.3 Bagi peneliti
Mengetahui permasalahan yang dialami oleh remaja putri pada saat mengalami
menstruasi.
1.4.4. Bagi remaja putri
Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang pre menstrual syndrome.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Pengetahuan
adalah
kesan
di dalam pikiran
manusia
sebagai
hasil
sangat
tersebut
bagi
dirinya.
4. Trial, orang yang telah mencoba perilaku baru.
5. Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatus (Notoatmodjo,S., 2010).
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan,
dan
sebagainya
(Notoatmodjo,S., 2007).
b.
Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar
dapat
menginterpretasikan
menyebutkan,
secara
(Notoatmodjo,S., 2010).
benar
tetapi
tentang
orang
objek
tersebut
yang
harus
diketahui
dapat
tersebut
c.
Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada
situasi yang lain (Notoatmodjo,S., 2010).
d.
Analisis (analysis)
Sintesis (synthesis)
Evaluasi (evaluation)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setalah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu yaitu tahu. Untuk mengukur pengetahuan
menggunakan rumus :
P=Q/R x 100%
Keterangan :
P
lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru
diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memeroleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan
psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori
perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
d. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat
menjadikan seseorang untuk mencoba dab menekuni suatu hal dan pada akhirnya
diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.
e. Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam
emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan
Kebudayaan lingkungan sekitar,
Pengertian
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa
ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens. Para ahli merumuskan
bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk
maupun fisiologi yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa,
terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekanjan
pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas
(Poltekkes Depkes RI, 2010). Remaja adalah periode waktu individu beralih dari fase
anak ke fase dewasa (Bobak,L.J., 2006). Remaja adalah anak usia 10-21 tahun yang
merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal
proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini.
Secara psikologi, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasadi bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama (Romauli, S,Dkk., 2010).
Masa remaja adalah usia di antara masa anak-anak dan dewasa, yang secara
biologis yaitu antara umur 10 sampai 19 tahun (Llewellyn, D,. 2009).
Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah suatu
fenomena fisik yang berhubungan dengan pubersitas. Pubersitas adalah suatu bagian
yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis
yang pada akhirnya mengarah pada kemampuan reproduksi (Narendra, dkk, 2002).
Dari kelima pengertian di atas maka dapat disimpulkan remaja adalah periode
waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan telah mencapai umur
10-18 tahun untuk perempuan dan 12-20 tahun untuk laki-laki.
2.2.2
Perubahan fisik
Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan aspek fisiologis, di masa
remaja kelenjar hipofisa menjadi masak dan mengeluarkan beberapa hormone, seperti
hormone gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat kemasakan sel telur dan
sperma, serta mempengaruhi produksi hormon kortikortop berfungsi mempengaruhi
kelenjar suprenalis, testosterone, estrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi
pertumbuhan anak sehingga terjadi percepatan pertumbuhan. Dampak dari produksi
hormon tersebut adalah
a.
b.
tanda kemasakan.
c.
Perubahan Emosional
Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa kanak-kanak.
Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih
dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi
dan pengendalian dalam mengekspresikan emosi.
Remaja umumnya memiliki kondisi emosi yang labil pengalaman emosi yang
ekstrem dan selalu merasa mendapatkan tekanan. Bila pada akhir masa remaja
mampu menahan diri untuk tidak mengeksperesikan emosi secara ekstrem dan
mampu memgekspresikan emosi secara tepat dan sesuai. dengan situasi dan kondisi
lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat, dengan kata lain remaja
yang mencapai kematangan emosi akan memberikan reaksi emosi yang stabil. Ciriciri kematangan emosi pada masa remaja yang ditandai dengan sikap sebagai berikut
a.
b.
bersikap rasional.
c.
bersikap objektif dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk
e.
3.
Perubahaan sosial
Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja juga mengakibatkan perubahan dan
perkembangan remaja. Ada dua bentuk perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri
dari orangtua dan menuju kearah teman sebaya. Remaja berusaha melepaskan diri
dari otoritas orangtua dengan maksud menemukan jati diri. Remaja lebih banyak
berada di luar rumah dan berkumpul bersama teman sebayanya dengan membentuk
kelompok dan mengekspresikan segala potensi yang dimiliki. Kondisi ini membuat
remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal minat, sikap, penampilan
dan perilaku.
Perubahan yang paling menonjol adalah hubungan heteroseksual. Remaja akan
memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih
menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis dan
kelompoknya.
(Nadesul,H., 2010)
2.2.3
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat
khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam
masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu
sebagai berikut.
1.
ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut
masa negatif dengan gejalanya seperti tidak senang, kurang suka bekerja, pesimisitik,
dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas, yaitu
a.
b.
negatif dalam sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat maupun
tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa
Seperti pada semua usia, dalam perubahan fisik juga terdapat perbedaan
individual. Perbedaan seks sangat jelas meskipun anak laki-laki memulai
pertumbuhan pesatnya lebih lambat dari anak perempuan, pertumbuhan laki-laki
berlangsung lebih lama sehingga pada saat matang biasanya laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan. Karena otot anak laki-laki tumbuh lebih besar daripada otot
perempuan. Setelah masa puber, kekuatan anak laki-laki, melebihi kekuatan anak
perempuan dan perbedaan ini terus meningkat.
Perubahan fisik dan kematangan pada perempuan antara lain adalah
1.
Payudara membentuk
2.
3.
4.
5.
Menstruasi awal
6.
7.
Pada ciri-ciri seks primer, organ tubuh yang paling cepat tumbuh dan
berkembang ialah organ kelamin dan kelenjarnya yang berfungsi untuk melakukan
sistem reproduksi. Pada remaja putri, ciri-ciri seks primer tersebut antara lain:
a.
b.
Terjadinya haid.
2.
Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang
panggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
b.
Payudara
Segera setelah panggul mulai membesar, payudara juga akan berkembang. Putting
susu membesar dan menonjol dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi lebih besar dan kuat.
c.
Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah panggul dan payudara mulai berkembang. Bulu
ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecil,
rambut wajah mula-mula lurus dan warnanya terang, kemudian menjadi lebih subur,
lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.
d.
Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori bertambah
besar.
e.
Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, sumbatan kelenjar lemak
dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat diketiak mengeluarkan banyak
keringat dan baunya sebelum dan selama masa haid.
f.
Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang
akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.
g.
Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara yang
pecah jarang terjadi pada anak perempuan.
(Haditono, S.R., 2006)
2.2.6
Alat reproduksi wanita bagian luar tersembunyi di antara pangkal kedua paha,
keseluruhan disebut vulva yang terdiri dari :
1.
Merupakan bagian di sebelah kanan dan kiri. Bagian atas disebut mons veneris.
2.
Terletak di sebelah dalam dari labia mayora kanan dan kiri. Keduanya bertemu di
bagian depan/atas pada klitoris.
3.
Klitoris
4.
Hymen
Hymen atau selaput darah merupakan pemisah antara dunia luar dengan liang
senggama (vagina). Berupa selaput tipis dibagian tengahnya terdapat lubang,
bentuknya bermacam-macam.
5.
Merupakan saluran yang bermuara di dunia luar, bagian dalamnya merupakan tempat
muara dari mulut rahim.
6.
Uterus (rahim)
Terletak di dasar rongga perut, terdiri dari otot rahim yang membentuk dinding
rahim, selaput lendir rahim dan rongga rahim bagian dalam.
7.
Merupakan bagian yang menghubungkan rongga rahim dengan rongga perut berada
di bagian atas kiri dan kanan rahim.
8.
Terletak disamping kanan atau kiri rahim berdekatan dengan muara saluran telur,
berukuran kira-kira 2 -3 cm dibagian dalam berdiri dari butir-butir calon telur
(folikel) (Najibah,Y., 2010).
Pengertian
1.
Status kesehatan
a.
Gizi
b.
Kesakitan
2.
Tingkat pendidikan
a.
b.
3.
Praktek budaya
a.
Perkawinan muda
b.
c.
4.
5.
Pelayanan kesehatan
2.3.4
Membantu remaja dalam menghadapi menarche secara fisik, psikis, sosial dan
hygiene sanitasinya.
(Romauli, S dkk., 2009)
2.3.6
1.
a.
b.
Penggunaan handuk
c.
d.
e.
f.
Meningkatkan imunitas
2.
a.
b.
c.
Mencegah anemia
d.
e.
: 3-7 hari
2.
Stadium proliferasi
: 7-9 hari
3.
Stadium sekresi
: 11 hari
4.
: 3 hari
Ini dapat beragam dari gejala yang samar-samar dengan rasa sakit yang ringan sampai
kepada serangkaian gejala yang sangat tidak menyenangkan. Sering disebut penyakit,
daripada suatu gangguan.
Sejumlah besar gejala dapat terjadi, ini dapat tetap sama, atau bervariasi dari bulan ke
bulan. Pada umumnya ini adalah manifestasi dari produksi hormon progesteron pada
bagian akhir dari siklus haid.. lebih dekat masa haid datang, biasanya gejala-gejala ini
lebih dirasakan.
Keadaan mudah tersinggung, menjadi lekas marah, dan emosionil adalah gejala
umum yang kompleks. Banyak wanita yang biasanya istri penyayang penurut dan
mengabdi tiba-tiba menjadi emosional dan pemarah, kesal pada dirinya sendiri dan
pasangannya, maupun orang lain disekitarnya. Kadarnya dapat bervariasi dari yang
ringan sampai kepada yang dapat menimbulkan ketegangan hubungan pribadi bahkan
pernikahan. Sesungguhnya, gejala tunggal ini sering dituduh sebagai penyebab
keretakan pernikahan, jadi ini sangat penting.
(John,F.K., 2005)
Pre menstrual syndrome merupakan suatu keadaan ketika sejumlah gejala
terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus menstruasi, gejala biasanya timbul
7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.
Pre menstrual syndrome mungkin berhubungan dengan naik-turunnya kadar
esterogen dan progesteron yang terjadi selama siklus menstruasi. Esterogen
menyebabkan penahanan cairan yang kemungkinan menyebabkan bertambahnya
berat badan, pembengkakan jaringan payudara, dan perut kembung.
Penyebab yang pasti dari sindrom premenstruasi tidak diketahui. Akan tetapi,
mungkin berhubungan dengan faktor-faktor sosial budaya, biologis, dan psikis.
Sindrom premenstruasi sindrom terjadi pada sekitar 70-90 % pada usia subur. Lebih
sering ditemukan pada perempuan berusia 20-40 tahun.
Jenis dan beratnya gejala bervariasi pada setiap perempuan dan bervariasi pada
setiap bulan. Perempuan yang menderita epilepsi mungkin akan lebih sering
mengalami kejang. Perempuan yang menderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus
atau artritis rematoid) bisa mengalami kekambuhan. Berikut ini gejala-gejala yang
mungkin ditemukan :
1.
Perubahan fisik
Perubahan fisik meliputi sakit punggung, perut kembung, payudara penuh dan nyeri,
perubahan nafsu makan, sembelit, pusing, pingsan, sakit kepala, daerah panggul
terasa berat atau tertekan, hot flashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah dan
teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan muntah, kelelahan yang luar
biasa, kelainan kulit (misalnya jerawat atau nyeri persendian, dan penambahan berat
badan.
2.
Perubahan suasana hati dapat berupa mudah marah , cemas, depresi , mudah
tersinggung, gelisah, sebentar sedih, dan sebentar gembira.
3.
Perubahan mental
menstrual
yang
syndrome
terkait
adalah
dengan
kumpulan
gejala
fisik,
psikologis,
Sekitar
80-95
oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial
(omega 6), atau kurangnya magnesium.
PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis,
lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata
(verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba
bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya
sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron
dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi
dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine,
penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan
vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang
terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
Ada pula kram perut pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan,
banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram
perut ini tidak termasuk PMS walaupun ada kalanya bersamaan dengan gejala PMS.
Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling
sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual penelitiaan adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep penelitian yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, S., 2010).
Berdasarkan teori maka dapat digambarkan suatu kerangka konseptual tentang
faktor-faktor yang memengaruhi pre menstrual syndrome pada remaja putri siswa
kelas X dan XI SMA Hang Tuah 1 sebagai berikut :
Faktor internal
Ketidakseimbangan
hormon
Psikologi/stres
Usia
Diet
Pengetahuan
pengetahuan
Faktor
eksternal
Sosial
Budaya
Sumber : Notoatmodjo. S (2007), Notoatmodjo. S (2010), Nursalam (2008), Andriani.A (2013).
Biologis
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual gambaran pengetahuan remaja putri Siswa kelas X dan XI di
SMA Hang Tuah 1 tentang Pre menstruasi Sindrom
Keterangan :
Dari kerangka konsep di atas dapat diuraikan bahwa pre menstruasi sindrom pada
remaja putri dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari : ketidak seimbangan hormon, diet, usia dan pengetahuan.
Dari semua faktor yang telah disebutkan di atas, pengetahuan merupakan faktor
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, oleh karena itu penulis
meneliti pengetahuan tentang pre menstruasi sindrom pada remaja putri siswa kelas
X dan XI di SMA Hang Tuah 1 Surabaya untuk mengetahui pengetahuan remaja
putri tentang pre menstrual sindrom.
BAB 4
METODE PENELITIAN
pengontrolan
maksimal
beberapa
faktor
yang
dapat
Penelitian ini dimulai pada saat pengumpulan data awal bulan Maret 2014, proses
penyusunan proposal bulan Maret-April, penyusunan KTI bulan Mei-Juni 2014.
4.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Hang Tuah 1 Surabaya dimana data sekunder
yang diperoleh dari data buku Kunjungan UKS Siswa SMA Hang Tuah 1
Surabaya dan data primer yang diambil dari survei sesungguhnya di SMA Hang
Tuah 1 kelas X dan XI Surabaya
Sampel
Sebagian siswi SMA Hang Tuah 1 Surabaya kelas X dan XI siswi tahun ajaran
2013-2014 sebanyak 106 siswa
Pengolahan Data
Editing, coding, dan entry data, cleaning data
Analisa data
Univariat dan bivariat
Kesimpulan
Penyajian data
Dimana :
n : Jumlah sampel
N : Populasi
P : Proporsi kejadian yang diteliti
Q : 1-p
D : B2
4 ,
Dimana B : Bound of the error estimation 0,05
sampling
adalah
teknik
pengambilan
sampel
yang
yang
Defenisi Operasional
Alat Ukur
Kriteria
Skala
Ukur
Pengetahuan
remaja
tentang Pre
menstruasi
sindrom
kuesioner
Kriteria :
Ordinal
0. Baik >70%
Jika menjawab
benar >7 soal
1. Cukup 50-70%
Jika menjawab
benar 5-6 soal
2. Kurang < 50 %
Jika menjawab
benar <5
Kriteria :
0. Pernah
mengalami
1. Tidak
pernah
mengalami
Nominal
BAB 5
HASIL PENELITIAN
: Kec. Krembangan
Kabupaten
: Kota Surabaya
Propinsi
: Jawa Timur
Lintang
: 7.2318
Bujur
: 112.7226
Jumlah
Baik
60
56,60
Cukup
20
18,87
Kurang
26
24,53
Jumlah
106
100
Tabel 5.2 Frekuensi Kejadian Pre Menstrual Syndrom Siswi Kelas X dan XI di
SMA Hang Tuah 1 Surabaya Tahun Ajaran 2013-2014
Kejadian pre menstrual syndrom
Jumlah
Mengalami
46
43,39
Tidak mengalami
60
56,61
Jumlah
106
100
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
JUMLAH
Jumlah
60
20
26
106
%
100
100
100
BAB 6
PEMBAHASAN
dan
penerangan-penerangan
yang keliru
(misinformation)
(Soekanto, 2003).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian,
menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens.
Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan
perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologi yang terjadi dengan cepat dari
masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan
istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan
yang menyertai masa pubertas (Poltekkes Depkes RI, 2010). Remaja adalah
periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase dewasa (Bobak, Lowdemilk
dan Jensen, 2006). Remaja adalah anak usia 10-21 tahun yang merupakan usia
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses
reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini.
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya, dan ini disebut haid. Ada yang
menyebutnya mensis, menstruasi, datang bulan, kain kotor atau periode.
Pada siklus haid, mukosa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima
ovum yang dibuahi setelah terjadinya ovulasi, keadaan ini dikontrol oleh hormonhormon yang dideteksi dalam air kemih. Yang diperiksa adalah air kemih 24 jam
dan diukur kadar estriol dan pregnandiolnya. Satu siklus haid dibagi atas
beberapa fase (stadia) yaitu stadium menstruasi (deskuamasi) lamanya 3-7 hari,
stadium proliferasi lamanya 7-9 hari, stadium sekresi lamanya 11 hari, stadium
pre menstruasi lamanya 3 hari
Hormonhormon siklus haid
periode
sebelum
menstruasi.
Hal
ini
dapat
hilang
begitu
melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila
pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima). Kedua, status
perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS
dibandingkan yang belum). Ketiga, usia (PMS semakin sering dan mengganggu
dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun). Keempat, stres
(faktor stres memperberat gangguan PMS). Kelima, diet (faktor kebiasaan makan
seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu,
makanan olahan, memperberat gejala PMS). Keenam, kekurangan zat-zat gizi
seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat
besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
juga dapat memperberat gejala PMS. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga
dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).
Menurut tabel 5.1 didapatkan remaja putri siswa kelas X dan XI memiliki
pengetahuan baik tentang pre menstrual syndrom sebesar 56,60 % hal ini
menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang pre menstrual syndrom
cukup tinggi dikarenakan rasa ingin tahu yang tinggi tentang pre menstrual
syndrom yang akan memengaruhi bagaimana cara remaja putri mengetahui yang
terjadi pada perubahan dirinya. Sesuai dengan teori yaitu memahami suatu objek
bukan
sekedar
tahu
terhadap
objek
tersebut,
tidak sekedar
dapat
kejadian pre menstrual syndrom di Indonesia sebesar 23 %. Namun hal ini juga
menunjukkan bahwa tidak setiap wanita mengalami pre menstrual syndrom.
Namun dengan adanya pre menstrual sindrom yang dialami oleh remaja putri
dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun psikologis.
Berdasarkan tabel 5.3 mayoritas yang memiliki pengetahuann baik tidak
mengalami PMS sebanyak 66,67 %, dibandingkan dengan remaja yang memiliki
pengetahuan cukup yang mengalami PMS sebanyak 80 %, pengetahuan kurang
yang mengalami PMS sebanyak 38,46 %.
Pre menstrual syndrom adalah sekumpulan gejala perubahan fisik maupun
psikologis yang terjadi saat dan menjelang haid. Tidak semua wanita mengalami
pre menstrual syndrom namun sebagian besar remaja mengalami pre menstrual
syndrom. Hal ini menunjukkan kesesuaian teori dan praktik dan tidak terdapat
kesenjangan.
Adanya pre menstrual syndrom yang merupakan gangguan yang dialami
oleh remaja, yang dapat mengganggu konsentrasi belajar sehingga diperlukan
penyuluhan di sekolah, di masyarakat, organisasi pelajar, di sela-sela kegiatan
keagamaan agar remaja dapat menyadari perubahan yang dialaminya sehingga
para remaja dapat mengatasi bila terjadi gejala-gejala pre menstrual syndrom.
Sehingga jika remaja mengalami pre menstrual syndrom remaja dapat tetap
menjalani aktifitas tanpa merasa tergangggu dengan pre menstrual syndrom.
BAB 7
PENUTUP
7.1 Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Hang Tuah 1 Surabaya
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kejadian pre menstrual syndrome pada siswi kelas X dan XI di SMA Hang
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Institusi
Menjadi referensi pelajaran terutama yang berkaitan tentang pre menstrual
syndrome dan meningkatkan pengetahuan remaja tentang pre menstrual
syndrome. Menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan untuk penyuluhan
tentang pre menstrual syndrome.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, G., 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Atika, 2009, Menarche, Jogjakarta: Muha Medika
Andriani,A., 2013. Panduan Kesehatan Wanita. Solo :As sallam Group.
Asrinah
dan Syarifah,
2011.
Yogyakarta: Pustaka Panesea
Menstruasi
dan
Permasalahannya.