MUSTOFA (054109026) (Ok) PDF
MUSTOFA (054109026) (Ok) PDF
Mustofa, Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. , Ir. Dede Suhendi, MT.2)
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan, Bogor
16143
e-mail : mustofaelektro@gmail.com
ABSTRAK
Indonesia adalah negara yang sangat luas dan berpulau-pulau yang membutuhkan suplai
listrik yang sangat besar. Sebagai negara berkembang krisis energi di indonesia masih dirasakan,
baik di daerah terpencil, kota kecil sampai besar sekalipun, dampaknya sangat terasa. Daya listrik
saat ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Kelangkaan energi serta
mahalnya biaya listrik terkadang menjadi masalah bagi kalangan menengah ke bawah. Dari
permasalahan tersebut dapat dirumuskan pada bagaimana membuat model pembangkit listrik yang
prime mover atau energi potensialnya mudah ditemukan di alam. Model generator magnet
permanen yang dibutuhkan adalah yang mempunyai kehandalan dan efisiensi yang baik pada
putaran rendah, sehingga bisa digunakan untuk memanfaatkan energi potensial kecil yang ada di
alam. Generator magnet permanen sederhana ini dirancang mampu mengeluarkan daya dan voltase
yang cukup untuk mengisi baterai/accumulator agar kemudian bisa dimanfaatkan energi listriknya
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi daerah terpencil dan kalangan menengah kebawah.
Dengan merancang generator magnet permanen neodymium sederhana sebagai alat pembangkitan
energi listrik, diharapkan dapat menjadi salah satu dari alternatif teknologi dan solusi krisis energi
listrik pada kehidupan masyarakat. Dalam hal ini telah dirancang model generator magnet
permanen sederhana dengan magnet neodymium 1 fasa yang mampu menghasilkan tegangan 230
Vac, 0,8 A serta mampu mensuplai beban sebesar 150 watt pada putaran 2000 rpm.
Kata Kunci : krisis Energi, Putaran Rendah, Generator Magnet Permanen Neodymium,
Accumulator.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
teknologi
di
era
globalisasi
saat ini berimbas pada
peningkatan kebutuhan energi listrik yang
sangat besar, baik itu di negara maju maupun
negara berkembang seperti indonesia.
Pembangkit listrik terbarukan atau energi
alternatif merupakan pilihan terbaik untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik dunia
mengingat mahal dan langkanya energi
minyak bumi yang selama ini selalu menjadi
pilihan utama pada sistem pembangkitan
energi listrik.
Untuk membangkitkan listrik dari
energi alternatif yang ada biasanya tetap
menggunakan generator untuk proses
pembangkitan listrik. Generator yang tersedia
banyak dipasaran biasanya berjenis high
speed induction generator dimana pada
generator jenis ini membutuhkan putaran
tinggi dan juga membutuhkan energi listrik
awal untuk membuat medan magnetnya.
Sedangkan pada perancangan alat ini
2 PbSO4 + 2
PbO2 + Pb + 2
Dimana :
Ei = GGL Induksi
N = Lilitan (Weber atau Wb)
t = Perubahan Waktu (second)
= Fluks Magnetik (Weber atau Wb)
2.3. Generator
Generator adalah salah satu mesin listrik
yang dapat mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator
berdasarkan pada teori induksi medan
elektromagnetik. Bagian utama generator
terdiri dari kumparan medan dan kumparan
jangkar yang diletakan di rotor dan stator.
Rotor adalah bagian generator yang berputar
sedangkan stator adalah bagian generator
yang diam. Hubungan antara frekuensi dan
kecepatan putar generator dapat dirumuskan
pada persamaan berikut ini :
Dimana :
n = kecepatan putaran rotor (rpm)
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub rotor
Tegangan rms yang dibangkitkan dapat
dirumuskan dengan persamaan sebagai
berikut :
Dimana :
Erms= tegangan induksi
n = putaran (rpm)
N = jumlah lilitan
f = frekuensi (Hz)
Ns = jumlah kumparan stator
P = jumlah kutub
max = fluks magnetik (weber)
Nph = jumlah fasa
Fluks () maksimum yang dihasilkan
adalah :
Dimana :
Amagn = Area luas magnet
Bmax = Densitas fluks magnet
Luasan magnet sebagai berikut :
Dimana :
ro = Radius luar magnet
ri = radius dalam magnet
f = jarak antar magnet
Nm= jumlah magnet
Nilai kerapatan fluks magnet maksimum
(Bmax) :
Dimana :
Br = Densitas fluks magnet
lm = Panjang magnet
= Jarak antara rotor dan stator
Berdasarkan tegangan dan arus listrik
yang dibangkitkan generator dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Generator AC (arus bolak-balik)
2. Generator DC (arus searah)
2.4. Motor Arus Searah (DC)
Motor arus searah (DC) adalah mesin
listrik yang dapat merubah energi listrik arus
searah menjadi energi mekanik yang berupa
putaran.
Motor arus searah bekerja berdasarkan
hukum lorentz atau prinsip interaksi antara
dua fluks magnet. Dimana kumparan medan
akan meghasilkan fluks magnet yang arahnya
dari kutub utara menuju kutub selatan dan
kumparan jangkar akan menghasilkan fluks
magnet yang melingkar. Interaksi antara
kedua fluks magnet ini menimbulkan suatu
gaya.
Bagian utama motor arus searah (DC)
terdiri dari kumparan medan dan kumparan
jangkar yang diletakan di stator dan rotor.
Rotor adalah bagian yang berputar sedangkan
stator adalah bagian yang diam.
Besarnya gaya yang dibangkitkan
motor dapat dirumuskan melalui persamaan
sebagai berikut :
Dimana :
F = gaya lorentz (Newton)
Ia= arus yang mengalir pada konduktor
jangkar (ampere)
= kerapatan fluks magnet (weber/m2)
l = panjang konduktor jangkar (m)
Sedangkan torsi yang dihasilkan motor
dapat ditentukan dengan :
Dimana :
T = torsi motor (N.m)
F = gaya lorentz yang dihasilkan motor
(Newton)
r = jari-jari motor (m)
Penyearah (rectifier)
Menurut (Yustinus Swidyatmoko, 2010)
penyearah adalah alat pengubah sumber
listrik bolak-balik (AC) menjadi listrik arus
searah (DC). Alat tersebut berupa rangkaian
elektronik dengan komponen utama dioda.
Dalam penyearahan tegangan bolak-balik
(AC) digunakan sebuah dioda jembatan
(bridge) atau empat buah dioda penyearah.
Gelombang keluaranya lebih baik bila
dibandingkan dengan penyearah setengah
gelombang. Berikut adalah jenis-jenis
penyearah :
1. Rangkaian
penyearah
setengah
gelombang satu fasa
2. Rangkaian penyearah gelombang penuh
satu fasa
3. Rangkaian penyearah gelombang penuh
tiga fasa
Berikut adalah contoh rangkaian
penyearah gelombang penuh yang biasa
digunakan untuk menyearahkan tegangan
bolak balik (AC) menjadi tegangan arus
searah (DC).
3. PERANCANGAN ALAT
3.1 Gambaran Umum Perancangan
Dalam perancangan alat untuk aplikasi
pemanfaatan generator magnet permanen dan
motor DC magnet permanen. Perancangan
dimulai dengan merancang generator magnet
permanen yang dibagi menjadi beberapa
bagian, antara lain adalah :
2.7. Inverter
Menurut (Yustinus Swidyatmoko, 2010)
konverter DC ke AC dinamakan inverter.
Fungsi sebuah inverter adalah mengubah
1.
2.
3.
4.
3. Poros Mesin
Poros AS berfungsi sebagai dudukan
rumah rotor yang digunakan untuk
memutarkan rumah rotor. Poros AS
terbuat dari besi dengan panjang 15 cm.
3.3. Motor DC
Motor
DC
digunakan
untuk
menggerakan rotor generator pada kecepatan
konstan, sehingga akan didapatkan tegangan
yang konstan pula. Dalam memutar generator
motor dibantu dengan pulley agar dapat
menentukan rasio perbandingan putaran
antara motor dan rotor generator. Jenis dari
motor DC yang dipakai adalah motor DC
yang menggunakan magnet permanen
sebagai kutub. Motor DC yang digunakan
dalam perancangan alat ini menggunakan
motor DC berjenis penguatan sendiri seri.
PENGUJIAN
DAN
ANALISA
PERANCANGAN ALAT
4.1. Perhitungan Output Alat
Analisa perhitungan output alat
generator magnet permanen ini didasarkan
pada spesifikasi perancangan generator
magnet permanen. Perhitungan output alat
menggunakan teori pembangkitan tegangan
induksi.
Berikut
adalah
spesifikasi
perancangan generator :
Tabel 4.1 Data Spesifikasi Perancangan
Generator
Parameter
Lambang
Nilai
Kerapatan Fluks
Br
1170 mT
Magnet
Dimensi Magnet :
a. Diameter Magnet
D
2,5 cm
b. Tinggi Magnet
T
0,5 cm
Jumlah Magnet
Nm
16
Radius Dalam Magnet
ri
4,75 cm
Radius Luar Magnet
ro
7,25 cm
Jarak Antar Magnet
f
2,25 cm
Celah Udara
0.5 cm
Jumlah Kumparan
Ns
32
Jumlah Fasa
Nph
1
Jumlah Lilitan
N
275
Sumber : Author
Rangkaian
Pengisian
Baterai
(rectifier)
Penyearahan digunakan untuk merubah
tegangan AC pada perancangan generator
magnet permanen 1 (satu) fasa menjadi
tegangan DC. Penyearahan tegangan AC
menjadi DC menggunakan 4 (empat) dioda
penyearah, atau 1 (dioda) bridge dan 1 (satu)
kapasitor pada bagian output. Berikut adalah
gambar rangkaian penyearah :
Fluks
magnet
dihasilkan (max) :
maksimun
yang
Apabila
tegangan
induksi
yang
dihasilkan pada generator magnet permanen
didesain untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz,
dengan jumlah kutub 16 pasang, maka
diperoleh putaran sebagai berikut :
No
Putaran
(rpm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
Tegangan
Perhitungan
(V)
16
32
48
64
80
96
112
128
144
160
176
192
208
224
240
256
272
288
304
320
Tegangan
Pengukuran
(V)
12,46
24,89
37,43
49,9
62,3
74,86
87,34
99,6
112,4
124,5
137,3
149,73
162,4
174,5
187,5
199,78
212,2
224,7
237,2
249,8
Persentase
Perbedaan
(%)
22
22
Sumber : Author
Tegangan
Perhitungan
(Volt)
30
Tegangan
Pengukuran
(Volt)
23,45
Persentase
Perbedaan
(%)
22
Sumber : Author
Tegangan
Perhitungan
(Volt)
30
Tegangan
Pengukuran
(Volt)
23,45
Persentase
Perbedaan
(%)
22
Sumber : Author
Sumber : Author
4.1.3. Pengujian Generator Berbeban
Dalam pengujian generator berbeban
dengan hubungan satu fasa. Beban yang
diberikan yaitu beban resistif berupa 6 buah
lampu pijar 25 Watt 220 Volt yang dipasang
secara paralel. Dengan nilai putaran konstan
di 2000 rpm disesuaikan dengan daya putar
maksimal dari mesin bor. Berikut adalah data
hasil percobaan :
Sumber : Author
Dari percobaan di atas bisa diamati
bahwa kapasitas beban penuh dari generator
untuk mensuplai daya pada keadaan normal
adalah sebesar 75 Watt.
Pada percobaan generator dengan beban
lampu pijar yang dipasang paralel 150 Watt,
intensitas cahaya lampu hampir redup, hal ini
diakibatkan oleh tegangan output dari
generator tidak bisa memenuhi kebutuhan
standar dari lampu pijar, yaitu bekerja pada
tegangan >220 Volt karena adanya jatuh
tegangan.
Dalam percobaan generator berbeban
dengan putaran konstan 2000 rpm yang diberi
beban 5 lampu pijar 25 Watt dengan hubung
paralel. Pada beban 150 Watt generator
mampu mensuplai arus sebesar 0,82 A.
Berikut adalah grafik hubungan antara
tegangan, arus dan beban :
No
1.
2.
3.
Sesuai
dengan
pemakaian
accumulator dengan beban motor DC 15 A,
12 V bisa diketahui lama pemakaian
accumulator adalah sebagai berikut :
waktu
5.2 Saran
1. Pada
pengembangan
perancangan
generator magnet permanen neodymium
selanjutnya
diharapkan
untuk
memperhatikan
beberapa
faktor,
diantaranya adalah coil, susunan magnet
permanen, putaran rotor dan celah
udara.
2. Untuk mendapatkan tegangan yang
stabil pada output generator magnet
permanen
neodymium
hasil
perancangan harus dipasang automatic
voltage regulator (AVR).
3. Diperlukan energi potensial dari alam
sebagai
prime
mover
untuk
memaksimalkan penggunaan generator
magnet permanen neodymium.
[6]
1) Mustofa,
ST.
Alumni
(2014)
Program
Studi
Teknik
Elektro,
Fakultas Tekik
Universitas Pakuan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
..........,
2003.
Teknik
Listrik.
Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Dimas, W. J., Sukamdi, T., dan
Karnoto. 2011. Jurnal. Perancangan
Generator Fluks Aksial Putaran Rendah
Magnet Permanen Jenis Neodymium
(NdFeB) Dengan Variasi Celah Udara.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Fahey, Steven. 2006. Basic Principle Of
The Homemade Axial Flux Alternator.
Nurhadi,
Arif.
2011.
Jurnal.
Perancangan Generator Putaran Rendah
Magnet Permanen Jenis FE Fluks
Aksial.
Universitas
Diponegoro.
Semarang.
Purnawan, B. S. 2012. Perancangan
Pembangkit
Listrik
Sederhana
Menggunakan Generator Mini Magnet
Permanen. Universitas Pakuan. Bogor.
10