B. Insidensi
Duktus arteriosus persisten (DAP) adalah penyakit jantung bawaan yang
terjadi pada 9-12 % dari seluruh pasien penyakit jantung bawaan. Secara umum,
angka kejadian DAP 1 per 2500-5000 kelahiran hidup pada bayi cukup bulan, 8
per 1000 kelahiran hidup pada bayi prematur. Insidens DAP lebih tinggi pada bayi
prematur, keadaan ini berhubungan dengan maturitas bayi, Pada bayi berat badan
kurang dari 1500 gram dan mengalami distress pernafasan kira-kira 40%
mengalami duktus yang tetap terbuka. Pada bayi dengan berat badan kurang dari
1000 gram insidensinya mencapai 80%. Insidensi DAP tampaknya berhubungan
terbalik dengan berat badan lahir dan umur kehamilan. 2,3
C. Faktor Risiko
bulan.
Riwayat keluarga dan kondisi genetik lainnya. Riwayat keluarga cacat
jantung, lebih memungkinan anak memiliki paten ductus arteriosus. Kondisi
genetik lainnya, seperti sindrom Down, juga telah dikaitkan dengan
sebesar 2:1.
Dilahirkan di dataran tinggi. Bayi yang lahir di atas 10.000 kaki (3.048 meter)
memiliki resiko lebih besar dari sebuah PDA daripada bayi yamg lahir di
dataran rendah.
Duktus arteriosus menutup secara fungsional pada 10-15 jam setelah lahir, jadi
adanya hubungan (pirau) berlangsung sangat singkat. Penutupan permanen terjadi
pada usia 2-3 minggu. Bila terjadi hipoksia (akibat penyakit paru, asfiksia dan
lain-lain) maka tekanan arteri pulmonalis meningkat dan terjadi aliran pirau
berbalik dari arteria pulmonalis ke aorta melalui duktus arteriosus, dalam keadaan
ini tidak terjadi penutupan duktus. Faktor-faktor yang diduga berperan dalam
penutupan duktus adalah sebagai berikut :2,6
konstriksi duktus.
Penurunan kadar prostaglandin berhubungan dengan penutupan duktus,
sebaliknya pemberian prostaglandin eksogen menghalangi penutupan duktus.
Ketika seorang bayi aterm menderita PDA, dinding dari duktus arteriosus
kekurangan lapisan endotel dan lapisan muskular media. PDA pada bayi
preterm/premature seringnya mempunyai struktur duktus yang normal. 2,8
Tetap terbukanya duktus arteriosus terjadi karena hipoksia dan imaturitas. Bayi
yang lahir prematu, makin muda usia kehamilan, makin besar pula presentase
PDA oleh karena duktus dipertahankan tetap terbuka oleh prostaglandin yang
kadarnya masih tinggi, karena memang belum waktunya bayi lahir. Karena itu
PDA pada bayi prematur dianggap sebagai developmental patent ductus
arteriosus, bukan structural patent ductus arteriosus seperti pada bayi cukup
bulan. Pada bayi prematur dengan penyakit membran hialin (sindrom gawat napas
akibat kekurangan surfaktan, yakni zat yang mempertahankan agar paru tidak
kolaps), PDA sering bermanifestasi setelah sindrom gawat napasnya membaik.
Bayi yang semula sesaknya sudah berkurang menjadi sesak kembali disertai
takhipnoe dan takikardi.3,9
E. Klasifikasi
Gradasi dari PDA dapat dikelompokan sebagai berikut : 1,10
Silent, berupa PDA kecil yang biasa ditemukan pada saat ekokardiografi, tidak
terdengar bising.
Kecil, terdengar bising bersifat ejeksi panjang, atau kontinu, tidak ditemui
perubahan hemodinamik, pulsasi perifer normal, tanpa perubahan ukuran
jari tabuh.
F. Diagnosis
Pada kasus PDA anamnesis dapat ditemukan keadaan asimptomatik jika
duktus berukuran kecil sedangkan PDA berukuran besar dapat menyebabkan
infeksi saluran nafas bawah, atelektasis dan gagal jantung kongestif disertai
takipnea dan berat badan sulit naik. Sedangkan pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan :1,2,11
Takikardi dan dispnea dapat dijumpai pada anak dengan PDA berukuran besar.
Adanya hiperdinamik ventrikel kanan, terabanya suara kedua menunjukan
hipertensi pumonal. Bising kontinu pada garis strenal kiri atas, menyeberang
ke belakang. Ada kalanya bising bersifat ejeksi panjang bukan kontinu. Pada
PDA besar dan komplek Eisenmenger, tidak ditemukan bising kontinu, tetapi
tanda-tanda hipertensi pulmonal, sianosis tubuh bagian bawah dan jari tabuh
pada tungkai. Bunyi jantung pada umumnya normal, kadang-kadang
komponen pulmonal dari bunyi jantung ke 2 terdengar agak mengeras. Pada
PDA besar dapat terdengar bunyi jantung ke 3 akibat pengisian cepat ventrikel
pada saat diastolik dan dapat terdengar di daerah apeks. Bising kontinyu
paling baik terdengar pada area infraklavicular kiri atau tepi atas kiri sternum
G. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, penanganan pasien DAP adalah menutup duktus yang ada,
tetapi penutupan duktus ini hanya dilakukan bila tidak disertai kelainan jantung
lainnya yang justru membutuhkan duktus ini sebagai sumber suplai darah. Karena
struktur duktus arteriosus berbeda antara bayi cukup bulan dan bayi prematur
maka terdapat perbedaan dalam penanganannya. Pada bayi cukup bulan dengan
duktus arteriosus yang masih tetap terbuka pada akhir minggu pertama,
kemungkinan besar duktus tidak akan dapat menutup dengan pemberian inhibitor
prostaglandin. Sebaliknya pada bayi prematur, walaupun pada akhir minggu
pertama duktus masih terbuka kemungkinan duktus dapat menutup dengan
pemberian inhibitor prostaglandin seperti indometasin dan ibuprofen. Penutupan
PDA, dianjurkan dengan alasan hemodinamik, mencegah endarteritis, dan
mencegah terjadinya hipertensi pulmonal. Intervensi dengan kateter, merupakan
pilihan dalam penutupan PDA, terutama bila kalsifikasi pada duktus, karena akan
meningkatkan risiko pada operasi. Operasi dianjurkan pada PDA yang besar, atau
terdapat distorsi seperti aneurisma. 7,13,14
Ada beberapa metode pangobatan yang biasanya diterapkan tim medis untuk
mengatasi gangguan fungsi jantung pada PDA, dan sangat bergantung dari ukuran
bukaan pada duktus dan yang utama usia pasien. Tidak diperlukan pembatasan
aktivitas jika tidak terdapat hipertensi pulmonal. Pada bayi prematur, duktus
arteriosus sering menutup sendiri pada minggu pertama setelah lahir. Pada bayi
aterm, duktus arteriosus akan menutup dalam beberapa hari pertama setelah lahir.
Jika duktus tidak menutup dan menimbulkan masalah, obat-obatan dan tindakan
bedah dibutuhkan untuk menutup duktus arteriosus. 11,15
Pengobatan medikamentosa 8
Dapat menggunakan antiinflamasi nonsteroid (AINS), seperti ibuprofen atau
indometasin, untuk membantu penutupan duktus arteriosus pada bayi
prematur sebelum usia 10 hari. AINS memblok prostaglandin yang
mempertahankan duktus arteriosus tetap terbuka. Pada bayi prematur dengan
PDA dapat diupayakan terapi farmakologis dengan memberikan indometasin
intravena atau peroral dosis 0,2 mg/kgBB dengan selang waktu 12 jam
diberikan 3 kali. Pada bayi prematur yang disertai gagal jantung dapat
diberikan indometasin sebelum usia 10 hari. Dosis yang diberikan 0,2
mg/KgBB melalui pipa nasogastrik atau intravena. Pemberian intravena dosis
selanjutnya tergantung usia pada saat awal terapi :
- < 48 jam dilanjutkan dengan 2 dosis 0,1 mg/KgBB
- 2-7 hari dilanjutkan dengan 2 dosis 0,2 mg/KgBB
- > 7 hari dilanjutkan dengan 2 dosis > 0,25 mg/KgBB
Dosis ketiga diberikan setelah 12-24 jam tergantung dari urine yang keluar.
Jika urine yang keluar sedikit dosis dapat dikurangi dan waktu pemberian
dapat
diperlambat.
Indometasin
tidak
diberikan
bila
terdapat
Terapi tersebut hanya efektif pada bayi prematur dengan usia kurang dari satu
minggu, yang dapat menutup duktus pada kurang lebih 70% kasus, meski
sebagian akan membuka kembali. Pada bayi prematur yang berusia lebih dari
satu minggu indometasin memberikan respon yang lebih rendah. Pada bayi
Gianturco coil, terbuat dari stainlessteel dan mengandung dakron. Alat ini
disimpan dalam casing. Jika alat ini keluar dari casing, akan membentuk
spiral yang terdiri dari 2 sampai 5 loop. Gianturco coil, digunakan untuk
menutup PDA kecil, yaitu ukurannya kurang dari 3 mm. Untuk menutup
PDA, kadang-kadang diperlukan lebih dari satu coil. Ada 2 ukuran coil
yang sering digunakan untuk menutup PDA adalah ukuran 5 cm X 8 mm
(casing merah) dan 5 cm X 5 mm (casing biru). Harga coil relatif murah.
Kekurangannya adalah tidak bisa dikontrol atau ditarik kembali setelah
lepas dari casing dan mudah mengalami embolisasi (terlepas ke dalam
arteri pulmonalis atau aorta).12
10
Detachable coil, terbuat dari bahan yang sama dengan Gianturco coil.
Perbedaannya, pada detachable coil, alat terhubung dengan tangkai
pendorong dengan sistem mur. Alat ini dapat dikontrol dan ditarik kembali
sebelum dilepaskan dari tangkai pendorong.10
Gambar 6. Nit-occluder10
11
H. Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang behubungan dengan PDA adalah sebagai berikut :3,7,9
atas sternum.
Systemic arterivenous fistula : bounding pulsasi dengan tekanan nadi melebar
dan tanda-tanda gagal jantung kongestif dapat ditemui tanpa bising kontinyu
berbaring terlentang.
Ventricular Septal Defect (VSD) : Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini
selain tergantung pada besarnya lubang, juga sangat tergantung pada tingginya
tahanan vaskuler paru. Makin rendah tahanan vaskuler paru makin besar aliran
pirau dari kiri ke kanan. Pada bayi baru lahir dimana maturasi paru belum
sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi dan akibatnya aliran
pirau dari kiri ke kanan terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar.
Tetapi saat usia 23 bulan dimana proses maturasi paru berjalan dan mulai
terjadi penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka aliran pirau dari
kiri ke kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume langsung pada
ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal jantung.
12
Atrial Septal Defect (ASD): Pada ASD presentasi klinisnya agak berbeda
karena defek berada di septum atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi
selain menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga menyebabkan beban
volum pada jantung kanan. Kelainan ini sering tidak memberikan keluhan
pada anak walaupun pirau cukup besar, dan keluhan baru timbul saat usia
dewasa. Hanya sebagian kecil bayi atau anak dengan ASD besar yang
simptomatik dan gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan
aliran ke paru yang berlebihan yang telah diuraikan di atas. Auskultasi jantung
cukup khas yaitu bunyi jantung dua yang terpisah lebar dan menetap tidak
mengikuti variasi pernafasan serta bising sistolik ejeksi halus di area
pulmonal. Bila aliran piraunya besar mungkin akan terdengar bising diastolik
di parasternal sela iga 4 kiri akibat aliran deras melalui katup trikuspid.
Simptom dan hipertensi paru umumnya baru timbul saat usia dekade 30 40
sehingga pada keadaan ini mungkin sudah terjadi penyakit obstruktif vaskuler
paru.
Aorta Stenosis (AS): Aorta Stenosis derajat ringan atau sedang umumnya
asimptomatik sehingga sering terdiagnosis secara kebetulan karena saat
pemeriksaan rutin terdengar bising sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik ejeksi
di area aorta; parasternal sela iga 2 kiri sampai ke apeks dan leher. Bayi
dengan AS derajat berat akan timbul gagal jantung kongestif pada usia
minggu-minggu pertama atau bulan-bulan pertama kehidupannya. Pada AS
yang ringan dengan gradien tekanan sistolik kurang dari 50 mmHg tidak perlu
dilakukan intervensi. Intervensi bedah valvotomi atau non bedah Balloon
Aortic Valvuloplasty harus segera dilakukan pada neonatus dan bayi dengan
AS valvular yang kritis serta pada anak dengan AS valvular yang berat atau
13
dibandingkan dengan arteri brakhialis, kecuali bila ada PDA besar dengan
aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens. Selain itu juga tekanan
darah lengan lebih tinggi dari pada tungkai. Obstruksi pada AS atau CoA yang
berat akan menyebabkan gagal jantung pada usia dini dan akan mengancam
kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada kelompok ini, sirkulasi sistemik
pada bayi baru lahir sangat tergantung pada pirau dari kanan ke kiri melalui
PDA sehingga dengan menutupnya PDA akan terjadi perburukan sirkulasi
I. Komplikasi
Duktus arteriosus persisten dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
intraventrikular, necrotizing enterocolitis, bronchopulmonary dysplasia, bahkan
dapat menyebabkan kematian.1,4
J. Prognosis
Pasien dengan PDA kecil dapat hidup normal dengan sedikit atau tidak ada
gejala. Pengobatan termasuk pembedahan pada PDA yang besar umumnya
berhasil dan tanpa komplikasi sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup
dengan normal.7
14