Anda di halaman 1dari 2

KUCING YANG NAKAL

Dahulu di sebuah hutan yang lebat hiduplah seekor induk kucing dengan
anaknya. Induk kucing itu sangat menyayangi anaknya.
Dialah yang mencari makan untuk anaknya, meskipun anaknya sudah
mulai besar. Karena selalu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka,
induk kucing itu akhirnya sakit. Induk kucing itu pun lalu memanggil ananknya.
Dia memberi tahu tentang sakitnya dan menasehati anaknya agar bisa
mencari makan. Anak kucing yang manja dan malas itu keliru menerima
nasehat ibunya. Ia merasa ibunya mengusir secara halus dan tak sayang lagi
kepadanya. Anak kucing itu lalu pergi menninggalkan induknya yang tua dan
sakit-sakitan.
Anak kucing berjalan tak tentu tujuannya. Suatu saat ia melihat ke atas,
dan dia lihat sinar matahari dengan sinarnya yang menyilaukan. Dia beranganangan, Kalau ibuku matahari tentu hidupnya akan senang.Wahai matahari
yang perkasa maukah mengambil aku sebagai anakmu? Kata lantang kepada
matahari, karena aku ingin perkasa seperti engkau. Di dunia ini aku tak selalu
senang, tidak selalu perkasa masih ada yang bisa mengalahkan aku. Siapakah
itu? Awan, awan sering menutupi wajahku sehingga tidak tampak olehmu.
Setelah mendengarkan keterangan itu anak kucing itu mencari awan. Awan
yang baik hati maukah engkau menjadi ibuku? Mengapa? Kata matahari
kau lebih kuat dari dia. Kucing manis, masih ada yang bisa mengalahkan aku di
bumi. Siapa dia? Angin, jika angin datang menyerang maka tubuhku ceraiberai, aku tumbang kesana kemari hingga hancur lebur menjadi air.
Kucing itu lalu berlari ke arah angin yang bertiup kencang.Angin, angin,
maukah kau menjadi ibuku? Angin berkata,jangan kamu kira aku selalu
senang. Aku pun sering mempunyai masalah, karena masih yang lebih hebat
dari aku. Siapakah dia? Kucing itu penasaran. Bukit! Bagaimanapun
hebatnya aku bergerak namun jika di depanku ada bukit, aku tidak bisa

meneruskan perjalanan. Mendengar kata angin itu, kucing tersebut segera


berlari ke arah bukit yang tinggi.
Bukit yang tinggi, maukah kamu mengangkat aku sebagai anakmu?
Apa yang kamu harapkan dari aku? Tanya bukit. Hidupku pun tak lepas dari
masalah, masih ada yang sering mengganggu ketenanganku. Benarkah? Siapa
dia? Tikus, dia sering melubangi tubuhku untuk tempat tinggal anak-anaknya
hingga tubuhku menjadi rusak. Mendengar jawaban bukit, kucing itu segera
berlarike sebuah lubang.
Di situ ada keluarga tikus. Kucing itu mengutarakan maksudnya. Wahai
tikus, maukah kamu mengangkat aku sebagai anakmu?. Induk tikus curiga, ada
kucing ingin menjadi anak angkat. Apakah tidak keliru bicaramu itu?.Tidak,
saya bermaksud sungguh-sungguh, jawab kucing. Hidup kami juga sering
tertimpa kemalangan. Di hutan ini ada binatang yang sering membunuh anakanak kami dan menjadi santapannya.
Benarkah? Siapa binatang pemberani itu? Di hutan ini ada seekor
kucing tua yang sangat ditakuti anak-anaku. Beberapa hari ini anak-anak kami
bisa bermain-bermain di luar. Kabarnya kucing tua itu sakit-sakitan. Apalagi
anak satu-satunya yang sangat disayangi meninggalkan dia. Kucing tua itu
sangat menderita sakali. Anaknya tak tau terima kasih kepada ibunya.
Mendengar keterangan itu dia sadar sekarang bahwa tindakannya selama
itu keliru. Tanpa berpikir panjang kucing itu mencari ibunya. Ketika berjumpa
ternyata ibunya tetap menerima dengan kasih sayang. Sejak saat itu kucing itu
menjadi kucing yang rajin. Sekarang ia mencari makan untuk ibunya. Kucing
itu tidak lagi menjadi kucing yang manja dan malas.

Anda mungkin juga menyukai