2. Jarak antara inti-inti dari atom-atom karbon yang berdekatan pada suatu polimer
linier adalah sekitar 1.5 Angstrom. Tentukanlah panjang dari rantai polietilen
(PE) yang memuat 10.000 mer.
Jawab:
Jarak antara inti dari atom = 1.5 Angstrom
x
109 2
sin
=
2
1.5
0.81649=
z
3
z = 2,4495 A
Maka, panjang rantai PE yang memuat 10.000 mer:
Panjang = (10.000 mer) (2.4495)
= 24,495 A
3. Derajat polimerisasi suatu polietilen (PE) adalah 7500. Hitunglah banyaknya
rantai PE tersebut dalam satu gram polimer.
Jawab:
Berat molekul pada polietilen adalah
MW = 2C (12) + 4H (1)
= 28.05 g/mol
MWchain = 7500 x 28.05
= 210.375 g/mol
Jadi, banyaknya rantai PE dalam 1 gram polymer adalah:
n ( n1 ) x2 ( 1 g )( 6.02 x 1023 chain/mol)
=286 x 1018
210.375 g /mol
4. Hitunglah:
a) Jumlah (dalam gram) inisiator hidrogen peroksida (H2O2) yang harus
ditambahkan ke dalam 1000 gram metil metakrilat (MMA) untuk
menghasilkan derajat polimerisasi 5000
b) Jumlah rantai yang terbentuk.
Jawab:
MWMMa = 5C + 8H + 2O = 100.11 g/mol
1000 g
=9.98 mol of metal metkrilat
100.11 g /mol
MW hydrogen peroxyde = 2H + 2O = 34 g/mol
a) 5000 = 9.98 mol of metil metakrilat
x mol of hydrogen peroxyde
x = 0.0019 mol of H2O2
batas temperatur transisi gelas, deformasi karena tarikan akan meningkat dengan
cepat sedangkan modulus elastisitasnya akan menurun. Dengan naiknya
temperatur maka modulus elastisitas menurun, dan keuletan naik. Sebaliknya
dibawah temperatur 25C modulus elastisitas akan meningkat.
6. Bandingkan kecenderungan relatif polimer-polimer di bawah ini untuk
membentuk fasa kristalin:
a. Polietilena bercabang vs polietilena rantai lurus.
b. Polietilena rantai lurus vs kopolimer polietilena-polipropilena.
c. Polipropilena isotaktik vs polipropilena ataktik
Jawab:
a. Polietilena rantai lurus lebih mudah membentuk kristal karena memiliki
sedikit sekali atau bahkan tidak ada sama sekali sambungan silang sehingga
lebih mudah membentuk kristal. Sedangakan polietilena bercabang memiliki
beberapa unit ulang cabang pada rantai utama, akibatnya ruang rantai tidak
bersifat kristal.
b. Polietilen rantai lurus lebih cenderung membentuk fasa kristalin karena
memiliki molekul yang lebih teratur. Sedangkan kopolimer memiliki molekul
yang tidak teratur sehingga jarang membentuk kristal
c. Polipropilena isotaktik lebih mudah membentuk fasa kristalin karena
keberadaan semua kelompok-kelompok atom berada di sisi yang sama,
sedangkan ataktik kelompok-kelompok atom secara acak disepanjang kedua
sisi.