PENGUATAN LOGAM
1
Diinginkan logam yang berkekuatan tinggi dengan duktilitas dan
ketangguhan tertentu
Umumnya : kekuatan duktilitas
Pemilihan bahan tergantung pada kemampuan bahan untuk diubah sifat
mekaniknya sesuai dengan penggunaan
Mekanisme penguatan hubungan antara gerak dislokasi dengan sifat
mekanik
Kemampuan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik tergantung
pada kesempatan dislokasi untuk bergerak dalam logam tersebut
Kekerasan & kekuatan = f (kemudahan terjadi deformasi plastik)
kekuatan mekanik dapat ditingkatkan dengan mengurangi mobilitas
dislokasi
Prinsip teknik penguatan : menghambat gerak dislokasi akan menjadikan
material lebih keras dan lebih kuat
2
Penguatan Dengan Reduksi Ukuran Butir
Logam polikristal : ukuran butir mempengaruhi sifat mekanik
2 butir bertetangga, arah kristalografi berbeda, batas butir milik
bersama
batas
butir
bidang slip
butir B
butir A
3
Selama deformasi plastik, gerak dislokasi (slip) harus melintasi batas butir
batas butir = penghalang slip, karena :
a. orientasi kristal A B arah gerak dislokasi berubah saat melintasi
batas butir
b. Susunan atom di sekitar batas butir tidak teratur bidang slip
diskontinyu saat melintas batas butir
Batas butir bersudut besar dislokasi tidak menyeberang batas butir ;
konsentrasi tegangan pada butir I menghasilkan beberapa dislokasi
pada butir II
Material dengan butir halus lebih keras dan lebih kuat daripada material
dengan butir kasar, karena butir halus luas batas butir penghalang
slip lebih besar
Hall-Petch equation : y = o + kyd-1/2 ; d = diameter butir rata-rata ;
o dan ky = konstanta
ukuran butir dapat diatur dengan laju pembekuan & deformasi plastik
yang diikuti dengan heat treatment
Batas butir bersudut kecil kurang berpengaruh terhadap proses slip
Batas kembaran dan batas fasa : efektif menghalangi slip penting untuk
penguatan logam paduan
4
Penguatan Dengan Larutan Padat
+ atom pengotor larutan padat substitusional/interstisial lattice strain
pada atom – atom bertetangga membatasi gerak dislokasi
Konsentrasi pengotor meningkatkan kekuatan dan menurunkan duktilitas
logam paduan
Paduan Cu-Ni
5
Atom pengotor < host atom Atom pengotor > host atom
regangan tarik regangan tekan
Ao Ad
%CW 100
Ao
dengan CW = cold work ; Ao = luas penampang lintang awal ; Ad = luas
penampang lintang setelah deformasi
7
Pengaruh % cold work
terhadap kuat luluh, kuat
tarik dan duktilitas baja,
kuningan dan tembaga
% CW
8
Strain hardening phenomenon
Cold work deformasi densitas
dislokasi jarak antar dislokasi
gerak dislokasi terhambat
diperlukan σ lebih besar untuk
deformasi bahan lebih kuat/keras
Pengaruh strain hardening dapat
dihilangkan dengan “annealing”
“n” pada σT=KεTn : eksponen strain
hardening
= ukuran kemampuan logam untuk
strain hardening
n > σ > untuk yang sama
%CW
9
PEMULIHAN
REKRISTALISASI
PERTUMBUHAN BUTIR
Deformasi plastik pada spesimen logam polikristal pada T << titik leleh
perubahan strukturmikro dan sifat logam :
1. Bentuk butiran
2. Pengerasan dengan regangan
3. Peningkatan densitas dislokasi
4. Konduktivitas listrik
5. Ketahanan korosi
Energi yang digunakan disimpan dalam logam sebagai energi regangan
dalam bentuk tegangan tarik, tekan dan geser di sekitar dislokasi
Struktur & sifat logam dapat dikembalikan ke kondisi sebelum cold-work
dengan heat treatment (annealing) yang terdiri dari proses pemulihan
(recovery) dan rekristalisasi, kadang diikuti dengan pertumbuhan butir
10
Pemulihan :
• energi regangan yang tersimpan dibebaskan dalam bentuk gerakan
dislokasi akibat difusi atom yang dipercepat pada T tinggi
• tidak ada perubahan pada butir jumlah dislokasi , konfigurasi
dislokasi dengan energi regangan <
• Sifat fisik kembali ke keadaan sebelum cold-work
Rekristalisasi :
• pembentukan suatu set butir baru yang bebas regangan dan equiaxed
dengan densitas dislokasi rendah seperti keadaan sebelum cold-work
• Driving force : beda energi internal antara bahan yang mengalami
regangan dan tidak
• Butir2 baru terbentuk sebagai inti sangat kecil & tumbuh hingga seluruh
butiran yang mengalami cold-work habis, dengan cara difusi jarak pendek
• Rekristalisasi logam setelah cold-work juga dapat untuk menghaluskan
kembali struktur butiran
11
• Rekristalisasi mengembalikan sifat mekanik seperti sebelum cold work :
lebih lunak, lebih lemah, lebih duktil
• Derajat/fraksi rekristalisasi meningkat dengan waktu
• Kuat tarik, duktilitas dan ukuran butir yang dihasilkan dengan waktu
annealing sama akan ≠ jika T annealing beda figure 7.22
• Trekristalisasi: temperatur yang dapat menghasilkan rekristalisasi lengkap
dalam waktu 1 jam
• Trekristalisasi 1/3 – ½ T titik leleh; % cold-work laju rekristalisasi ,
Trekristalisasi hingga mencapai batas minimum untuk deformasi >
• Tiap logam punya % cold-work minimum untuk dapat di-rekristalisasi
• Rekristalisasi pada logam murni lebih cepat daripada pada paduan
• Trekristalisasi 0,3 Tm Trekristalisasi 0,7 Tm
Hot Work :
deformasi plastik pada T > Trekristalisasi
bahan tetap lunak dan duktil tidak mengalami pengerasan dengan
regangan
12
Derajat rekristalisasi :
meningkat dengan t dan
T annealing
T rekristalisasi =
temperatur annealing
yang memberikan waktu
rekristalisasi 1 jam (pada
gambar : 450°C)
13
logam T rekristalisasi (°C) T titik leleh (°C)
Timbal -4 327
Timah -4 232
Seng 10 420
Aluminium 80 660
Tembaga 120 1085
Kuningan (Zn 40%) 475 900
Nikel 370 1455
Besi 450 1538
wolfram 1200 3410
14
Pertumbuhan Butir
15
* Pada T rendah : pertumbuhan butir linier dengan waktu
* Pertumbuhan butir lebih cepat pada T lebih tinggi
dn - do n = K.t
d = diameter butir
n = konstanta 2
K = konstanta
t = waktu
0 = keadaan awal
* Sifat mekanik bahan berbutir halus lebih baik (lebih kuat dan tangguh)
daripada bahan berbutir kasar penghalusan butir dengan deformasi
plastik dan rekristalisasi
16