Anda di halaman 1dari 16

MEKANISME

PENGUATAN LOGAM

Dr. Ir. Agus Mirwan, ST., MT., IPM.

1
Diinginkan logam yang berkekuatan tinggi dengan duktilitas dan
ketangguhan tertentu
Umumnya : kekuatan   duktilitas 
Pemilihan bahan tergantung pada kemampuan bahan untuk diubah sifat
mekaniknya sesuai dengan penggunaan
Mekanisme penguatan hubungan antara gerak dislokasi dengan sifat
mekanik
Kemampuan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik tergantung
pada kesempatan dislokasi untuk bergerak dalam logam tersebut
Kekerasan & kekuatan = f (kemudahan terjadi deformasi plastik) 
kekuatan mekanik dapat ditingkatkan dengan mengurangi mobilitas
dislokasi
Prinsip teknik penguatan : menghambat gerak dislokasi akan menjadikan
material lebih keras dan lebih kuat
2
Penguatan Dengan Reduksi Ukuran Butir
Logam polikristal : ukuran butir mempengaruhi sifat mekanik
2 butir bertetangga, arah kristalografi berbeda, batas butir milik
bersama

batas
butir

bidang slip

butir B
butir A
3
Selama deformasi plastik, gerak dislokasi (slip) harus melintasi batas butir
 batas butir = penghalang slip, karena :
a. orientasi kristal A  B  arah gerak dislokasi berubah saat melintasi
batas butir
b. Susunan atom di sekitar batas butir tidak teratur  bidang slip
diskontinyu saat melintas batas butir
Batas butir bersudut besar  dislokasi tidak menyeberang batas butir ;
konsentrasi tegangan pada butir I menghasilkan beberapa dislokasi
pada butir II
Material dengan butir halus lebih keras dan lebih kuat daripada material
dengan butir kasar, karena butir halus  luas batas butir penghalang
slip lebih besar
Hall-Petch equation : y = o + kyd-1/2 ; d = diameter butir rata-rata ;
o dan ky = konstanta
ukuran butir dapat diatur dengan laju pembekuan & deformasi plastik
yang diikuti dengan heat treatment
Batas butir bersudut kecil kurang berpengaruh terhadap proses slip
Batas kembaran dan batas fasa : efektif menghalangi slip  penting untuk
penguatan logam paduan
4
Penguatan Dengan Larutan Padat
+ atom pengotor  larutan padat substitusional/interstisial  lattice strain
pada atom – atom bertetangga  membatasi gerak dislokasi
Konsentrasi pengotor meningkatkan kekuatan dan menurunkan duktilitas
logam paduan

Paduan Cu-Ni

5
Atom pengotor < host atom Atom pengotor > host atom 
regangan tarik regangan tekan

Di atas bidang slip, di samping garis


dislokasi  regangan tariknya
menetralkan sebagian regangan tekan Di bawah bidang slip
dislokasi
Interaksi lattice strain dari atom pengotor dengan dislokasi yang bergerak 
dibutuhkan tegangan lebih besar untuk memulai & meneruskan deformasi
plastik pada paduan larutan padat  lebih kuat dan keras d/p logam murni 6
Pengerasan Dengan Regangan

• = work hardening = cold working


• Suatu logam duktil menjadi lebih keras dan lebih kuat setelah mengalami
deformasi plastik
• Deformasi berlangsung pada T kamar (<< titik leleh)
• Derajat deformasi plastik dinyatakan dalam % cold work

 Ao  Ad 
%CW     100
 Ao 
dengan CW = cold work ; Ao = luas penampang lintang awal ; Ad = luas
penampang lintang setelah deformasi

7
Pengaruh % cold work
terhadap kuat luluh, kuat
tarik dan duktilitas baja,
kuningan dan tembaga

% CW

8
Strain hardening phenomenon
 Cold work  deformasi  densitas
dislokasi  jarak antar dislokasi
 gerak dislokasi terhambat 
diperlukan σ lebih besar untuk
deformasi  bahan lebih kuat/keras
 Pengaruh strain hardening dapat
dihilangkan dengan “annealing”
 “n” pada σT=KεTn : eksponen strain
hardening
= ukuran kemampuan logam untuk
strain hardening
 n >  σ > untuk  yang sama


%CW
9
PEMULIHAN
REKRISTALISASI
PERTUMBUHAN BUTIR
Deformasi plastik pada spesimen logam polikristal pada T << titik leleh 
perubahan strukturmikro dan sifat logam :
1. Bentuk butiran
2. Pengerasan dengan regangan
3. Peningkatan densitas dislokasi
4. Konduktivitas listrik
5. Ketahanan korosi
Energi yang digunakan  disimpan dalam logam sebagai energi regangan
dalam bentuk tegangan tarik, tekan dan geser di sekitar dislokasi
Struktur & sifat logam dapat dikembalikan ke kondisi sebelum cold-work
dengan heat treatment (annealing) yang terdiri dari proses pemulihan
(recovery) dan rekristalisasi, kadang diikuti dengan pertumbuhan butir
10
Pemulihan :
• energi regangan yang tersimpan dibebaskan dalam bentuk gerakan
dislokasi akibat difusi atom yang dipercepat pada T tinggi
• tidak ada perubahan pada butir  jumlah dislokasi , konfigurasi
dislokasi dengan energi regangan <
• Sifat fisik kembali ke keadaan sebelum cold-work
Rekristalisasi :
• pembentukan suatu set butir baru yang bebas regangan dan equiaxed
dengan densitas dislokasi rendah seperti keadaan sebelum cold-work
• Driving force : beda energi internal antara bahan yang mengalami
regangan dan tidak
• Butir2 baru terbentuk sebagai inti sangat kecil & tumbuh hingga seluruh
butiran yang mengalami cold-work habis, dengan cara difusi jarak pendek
• Rekristalisasi logam setelah cold-work juga dapat untuk menghaluskan
kembali struktur butiran

11
• Rekristalisasi mengembalikan sifat mekanik seperti sebelum cold work :
lebih lunak, lebih lemah, lebih duktil
• Derajat/fraksi rekristalisasi meningkat dengan waktu
• Kuat tarik, duktilitas dan ukuran butir yang dihasilkan dengan waktu
annealing sama akan ≠ jika T annealing beda  figure 7.22
• Trekristalisasi: temperatur yang dapat menghasilkan rekristalisasi lengkap
dalam waktu 1 jam
• Trekristalisasi  1/3 – ½ T titik leleh; % cold-work   laju rekristalisasi ,
Trekristalisasi  hingga mencapai batas minimum untuk deformasi >
• Tiap logam punya % cold-work minimum untuk dapat di-rekristalisasi
• Rekristalisasi pada logam murni lebih cepat daripada pada paduan
• Trekristalisasi  0,3 Tm Trekristalisasi  0,7 Tm
Hot Work :
deformasi plastik pada T > Trekristalisasi
bahan tetap lunak dan duktil tidak mengalami pengerasan dengan
regangan

12
Derajat rekristalisasi :
meningkat dengan t dan
T annealing
T rekristalisasi =
temperatur annealing
yang memberikan waktu
rekristalisasi 1 jam (pada
gambar :  450°C)

13
logam T rekristalisasi (°C) T titik leleh (°C)
Timbal -4 327
Timah -4 232
Seng 10 420
Aluminium 80 660
Tembaga 120 1085
Kuningan (Zn 40%) 475 900
Nikel 370 1455
Besi 450 1538
wolfram 1200 3410

14
Pertumbuhan Butir

• Butir2 yang bebas regangan akan tumbuh


jika logam disimpan pada T tinggi
• Tidak selalu didahului dengan pemulihan &
rekristalisasi
• Butir bertambah besar  luas daerah batas
butir berkurang  energi total berkurang 
driving force untuk pertumbuhan butir
• Pertumbuhan butir  pergerakan batas butir
 difusi jarak pendek atom2 melintasi batas
butir :
• Ada butir2 yang mengecil (bahkan hilang)
karena butir2 di sekitarnya membesar
• Gerak batas butir berlawanan arah dengan
perpindahan atom melintasi batas butir Schematic representation of grain
growth via atomic diffusion

15
* Pada T rendah : pertumbuhan butir linier dengan waktu
* Pertumbuhan butir lebih cepat pada T lebih tinggi

dn - do n = K.t
d = diameter butir
n = konstanta  2
K = konstanta
t = waktu
0 = keadaan awal

* Sifat mekanik bahan berbutir halus lebih baik (lebih kuat dan tangguh)
daripada bahan berbutir kasar  penghalusan butir dengan deformasi
plastik dan rekristalisasi
16

Anda mungkin juga menyukai