Naskah Akademik Pembentukan Perda
Naskah Akademik Pembentukan Perda
A.
NASKAH
AKADEMIK
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
1.
Pendahuluan
Istilah atau terminologi Naskah Akademik bukan merupakan hal
yang,
antara
lain,
menjelaskan
mengenai
Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerundangBahan Kuliah Mata Kuliah Perancangan Perundang-Undangan Fakultas
Hukum UNNAR 2011
dan
penyusunan
Peraturan Daerah).
hanya
sebagai
peraturan
perundang-undangan
(termasuk
pendukung
penyusunan
peraturan
perundang-
bertujuan
agar
peraturan
perundang-undangan
yang
Akademik dalam proses pembentukan peraturan perundangundangan, diharapkan peraturan perundang-undangan yang
dihasilkan tidak menghadapi masalah (misalnya dimintakan
judicial review) di kemudian hari.
2.
b.
Draft Akademik
c.
d.
Naskah Akademis
e.
Naskah
Akademik
(sebagaimana
dipakai
dalam
Pemerintah
Pengganti
Undang-Undang,
Naskah
Akademik
adalah
naskah
yang
dapat
dan
lingkup,
jangkauan,
objek,
atau
arah
Akademik
memuat
gagasan
konkrit
dan
aplikatif
pemikiran
perlunya
suatu
peraturan
perundang-
pemikiran
perlunya
disusun
suatu
rancangan
Bahan
pertimbangan
yang
dipergunakan
dalam
d.
Pedoman
dari
sudut
menjelaskan
alasan-alasan
tertentu
dalam
di
undangan
di
setiap
pandang
akademik
dalam
penarikan
rumusan
norma
rancangan
peraturan
perundang-
tingkat
pembahasan
rancangan
Bahan
dasar
Keterangan
Pemerintah
mengenai
5.
18
Undang-undang
No.10
Tahun
2004
tentang
(2)
(3)
terlebih
dahulu
menyusun
Naskah
Akademik
2)
3)
4)
pengaturan
di
dalam
Peraturan
Presiden
1998
tentang
Tata
Cara
Mempersiapkan
Rancangan
Pasal 3
rancangan
akademik
mengenai
Rancangan
Rancangan
undang-undang
tersebut
memerlukan
rancangan
karena Peraturan Presiden No. 68 tahun 2005 pun menyatakan hal yang
hampir sama.
6. Upaya Penyempurnaan Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah
Akademik Peraturan Perundang-Undangan
Sebagaimana telah dikemukakan, salah satu tugas dan fungsi
BPHN adalah menyusun Naskah Akademik Peraturan Perundang7
undangan. Untuk itu, pada tahun 1994 BPHN telah membuat Petunjuk
Teknis Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan
yang dituangkan dalam Keputusan Kepala BPHN No.G-159.PR.09.10
Tahun 1994.
Presiden
No.188
Tahun
1998
tentang
Tata
cara
perundang-undangan,
saat
ini
BPHN
telah
melakukan
Mengupayakan
penyempurnakan
Petunjuk
Teknis
c.
perbedaannya
penelitian/pengkajian
research.
Naskah
dan
dengan
kegiatan
Akademik
lainnya
sedikitnya
format
yang
sudah
hasil
bersifat
dapat
B.
NASKAH
AKADEMIK
PERATURAN DAERAH
1.
Urgensi Naskah
Peraturan Daerah
DALAM
Akademik
PEMBENTUKAN
Dalam
Pembentukan
menuangkan
aspirasi-aspirasi
usulan-usulan,
masyarakat
untuk
kebijakan-kebijakan
tujuan
dan/atau
pembangunan
daerah.
Diharapkan dari Peraturan Daerah tersebut mampu ditetapkan aturanaturan yang dapat menunjang pembangunan daerah ke arah yang lebih
baik dan lebih maju. Meskipun dalam kenyataannya banyak peraturan
daerah yang belum mampu memfasilitasi proses pembangunan demi
kemajuan daerah yang bersangkutan.
Pada tataran implementasinya, sebuah peraturan daerah harus
tepat sasaran yang diinginkan dari dibentuk dan ditetapkannya
peraturan daerah tersebut, dan yang lebih penting lagi adalah
membawa manfaat dan maslahat bagi masyarakat.
Ini merupakan
sesuai
dengan
asas-asas
pembentukan
peraturan
khususnya
menyangkut
asas
dapat
dilaksanakan,
hukum
menerjemahkan
kedalam
bentuk
secara efektif.
Pemerintah
kebijakan
peraturan
Daerah
pemerintah
daerah
belum
yang
yang
telah
dapat
maupun
mampu
disusun
diterapkan
1.
2.
yang
mengharuskan
mendasarkan
Sangat
sedikit
pemahaman
dari
atas
perancangan
perancang
teori,
yang
metodologi,
peraturan
memiliki
dan
teknik
perundang-undangan
dan
yang dapat secara jelas menerjemahkan kebijakankebijakan pemerintah menjadi peraturan daerah yang
dapat dilaksanakan secara efektif.
Akibat dari hal-hal tersebut, maka tidak mengherankan bila para
perancang peraturan daerah pada dinas teknis maupun biro/bagian
hukum Pemerintah Daerah kembali pada kebiasaan yang bermasalah,
ketika merancang peraturan daerah, yaitu:
1.
2.
3.
Disamping
kelemahan
dari
sisi
perancang,
permasalahan-
untuk
pembentukan
sebuah
peraturan
daerah
Tidak/belum
dilibatkannya
secara
maksimal
peranserta
diperbolehkan
dalam
proses
pembentukan
peraturan daerah;
3.
Belum
digunakannya
Akademik
sebagai
pembentukan
secara
sebuah
peraturan
optimal
fungsi
Naskah
instrumen
dalam
rangka
daerah.
Padahal
terdapat
waktu.
Keadaan
ini
ditambah
lagi
dengan
sebagai
suatu
keharusan
dalam
proses
pembentukan
Naskah
11
keharmonisan
secara
vertikal
dan
horizontal
dengan
peraturan-
peraturan yang telah ada sebelumnya), dan aspek politis (political will
yang mendukung dibentuknya suatu peraturan daerah yang tercermin
dari kebijakan yang ditetapkan oleh para pengambil kebijakan yang
menjadi dasar bagi tata laksana pemerintahan).
Aspek filosofis memuat hasil kajian yang mencerminkan landasan
ideal
atau
pandangan
yang
menjadi
dasar
cita-cita
pada
saat
peraturan yang baik adalah peraturan yang secara efektif berlaku dalam
masyarakat.
realita
membutuhkan
peraturan
tentang
masalah
terkait,
dan
tetapi,
sebuah
peraturan
perundang-undangan
(termasuk
dalam
pembentukannya.
Aspek
politis
pada
dasarnya
12
menyempurnakan
substansi
peraturan
perundang-undangan
dalam
kehidupan
masyarakat
setempat.
Juga
yang
berwenang
untuk
membahas
dan
menetapkan
13
Oleh
atas
hasil
kajian
dan/atau
penelitian,
yang
dengan
peraturan-peraturan
seringnya
daerah
terjadi
yang
pembatalan
dianggap
bermasalah,
Akademik
demikian,
karena
didasarkan
atas
hasil
terhadap
Naskah
pembatalan
kajian/penelitian
yang
komprehensif.
Pada
kenyataannya,
meskipun
bukan
merupakan
suatu
mulai
dari
perencanaan,
pembahasan,
sampai
pada
yang
berbasis
akademik-ilmiah, tidak
14
tahap,
pada
tahap
pertama
diawali
dengan
melakukan
Kompetensi
hukum
inilah
yang
membedakan
Penarikan
antara
Naskah
dari
diskusi
publik
ini,
selain
dari
C.
memuat hasil kajian materi RUU yang akan diusulkan; dan (2)
bagian yang memuat Naskah Awal RUU yang diusulkan.
1.
b.
Kata
Pengantar,
yang
berisi
pengantar
proses
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Memuat pemikiran tentang konstatering fakta-fakta
yang merupakan alasan-alasan pentingnya materi
hukum yang bersangkutan harus segera diatur.
i.
pemikiran
tentang
dasar
perlunya
RUU
pembentukan
RUU
tersebut
(misalnya
Metode Pendekatan
Analisis Hukum Positif Yang Terkait Materi
Hukum RUU
Memuat hasil inventarisasi berikut analisis peraturan
perundang-undangan
perundang-undangan
terkait
yang
atau
peraturan
memiliki
ketentuan-
juga diperhatikan
dan dipertimbangkan
ketentuan-
17
Ketentuan Umum
1.
Memuat
terminologi-terminologi
pengertian-pengertian
yang
atau
dipakai
dalam
Memuat
tujuan
pendekatan
pengaturan
asas-asas
bagi
RUU
hukum
dan
yang
akan
dibentuk.
Dalam bagian ini dielaborasi asas-asas yang
tercantum dalam Pasal 6 ayat (1) UU No. 10
Tahun 2004, yaitu asas: (a) pengayoman; (b)
kemanusiaan; (c) kebangsaan; (d) kekeluargaan;
(e) kenusantaraan; (f) bhineka tunggal ika; (g)
keadilan;
(h)
kesamaan
kedudukan
dalam
hukum;
dan/atau
dan
(j)
Materi
Memuat materi muatan yang perlu diatur secara
sistematik
serta
pemikiran-pemikiran
mengenai
18
Penutup
Kesimpulan
1.
2.
3.
Bentuk
pengaturan
yang
dikaitkan
dengan
Saran Rekomendasi
1.
Apakah
semua
materi
Naskah
Akademik
sebaiknya diatuir dalam satu bentuk undangundang atau ada sebagian yang sebaiknya
dituangkan dalam peraturan pelaksanaan atau
peraturan yang lain.
2.
Usulan
mengenai
penyusunan
penetapan
Naskah
skala
Akademik
prioritas
Peraturan
Daftar Pustaka
Memuat referensi literatur dan/atau dokumen peraturan
perundang-undangan yang digunakan dalam penyusunan
Naskah Akademik.
Lampiran
Lampiran-lampiran dapat berupa:
a.
19
b.
c.
Berita
Acara
rapat-rapat
atau
Notula
Rapat, dsb.
2.
bagian
kedua
Naskah
Akademik
dimuat
D.
PENUTUP
Demikian beberapa hal yang perlu diketahui mengenai
Naskah Akademik dalam kaitan dengan pembentukan peraturan
daerah. Semoga ada manfaatnya
Palembang,
18
November
2008
20
LAMPIRAN
RANCANGAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: .............................................
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK
RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRAKARSA PEMERINTAH DALAM
RANGKA PROGRAM LEGISLASI NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA,
Menimbang:
Mengingat:
1. Undang-Undang
Nomor
10
Tahun
2004
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
3. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
Indonesia;
4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Rancangan Undang-Undang, Rancangan
Peraturan
Pemerintah
Pengganti
Undang-Undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Peraturan
Presiden;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
21
1.
BAB III
KEDUDUKAN NASKAH AKADEMIK
(1)
Pasal 5
Naskah Akademik merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari usul pengajuan Rancangan Undang-Undang dalam Daftar
Prioritas Program Legislasi Nasional.
22
(2)
dan
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 10
Naskah Akademik yang ada, dan telah menjadi salah satu persyaratan
pengajuan RUU Prioritas sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan
tetap berlaku.
23
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Pedoman penyusunan Naskah Akademik sebagaimana tercantum dalam
lampiran merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal
:
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Andi Mattalatta
24
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
LATAR BELAKANG
IDENTIFIKASI MASALAH
MAKSUD DAN TUJUAN
METODE PENELITIAN
BAB II
BAB III
BAB IV
PENUTUP
25
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemikiran mengenai alasan-alasan filosofis, sosiologis,
yuridis, yang mendasari pentingnya materi hukum yang
bersangkutan
segera
diatur
dengan
peraturan
perundang-undangan.
B. Identifikasi Masalah
Pointer permasalahan yang akan dituangkan dalam ruang
lingkup naskah akademik
C. Maksud dan Tujuan
Uraian tentang maksud dan tujuan penyusunan naskah
akademik.
Maksud penyusunan naskah akademik adalah sebagai
landasan ilmiah bagi penyusunan rancangan undangundang. Tujuan penyusunan naskah akademik adalah
untuk memberikan arah, dan menetapkan ruang lingkup
pengaturan.
D. Metode Penelitian
Uraian tentang metode penelitian yang digunakan dalam
melakukan
penelitian
sebagai
bahan
penunjang
penyusunan naskah akademik. Metode ini terdiri dari
metode pendekatan dan metode analisis data.
BAB IV
PENUTUP
Berisi jawaban terhadap identifikasi masalah yang telah
ditetapkan yang menjadi pertimbangan penyusunan materi
muatan dan rekomendasi terkait dengan pentingnya
penyusunan regulasi dimaksud.
III.
SISTEMATIKA
UNDANG
KONSEP
AWAL
RANCANGAN
UNDANG-
27
28