Anda di halaman 1dari 42

2014

Barang Publik
Sifat Barang Publik dan Perbedaannya
dengan Barang Privat

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara | Confidential


Bettrawen Sijabat dan Sweetta Wulandari
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
4/8/2014

Barang Publik

KATA PENGANTAR

Mata pelajaran Seminar Keuangan Publik membahas tentang current issue, teori dan praktik
keuangan publik di Indonesia maupun di tingkat internasional (best practices).
Sesuai dengan satuan acara perkuliahan Seminar Keuangan Publik, pekan kedua pra UTS
semester 7, paper Keuangan Publik yang disusun ini mengusung tema Barang Publik: Sifat Barang
Publik dan Perbedaannya dengan Barang Privat. Tujuan paper ini adalah untuk memberi penjelasan
mengenai barang publik yang terkait dengan sifat barang publik, perbedaannya dengan barang
privat, dan permasalahan yang timbul atas barang publik.
Tiada gading yang tak retak, tentu dalam penyusunan paper ini masih banyak hal yang masih
harus diperbaiki. Saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan
paper-paper sejenis di masa yang akan datang.

Tangerang Selatan, 8 April 2014


Tim Penyusun,

Bettrawen Sijabat & Sweetta Wulandari

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

Barang Publik

DEFINISI BARANG PUBLIK


Konsep barang publik muncul dalam berbagai istilah dalam literatur akademis,
termasuk barang publik murni (pure public goods), barang konsumsi kolektif (collective
consumption goods), dan barang sosial (social goods). Namun, barang publik (public goods)
adalah istilah yang paling umum digunakan.
Asal Muasal Istilah Barang Publik
"Public" berasal dari istilah Latin publicus, yang berarti dewasa, yang dalam konteks
ini berarti gagasan yang berkaitan dengan orang-orang. Dalam bahasa Inggris, "public"
berarti milik bangsa, negara, atau masyarakat pada umumnya atau dipelihara oleh atau
digunakan oleh orang atau masyarakat secara keseluruhan. Kebalikan dari publik adalah
"privat", yang berasal dari bahasa Latin privare, yang berarti mencabut atau
menghilangkan. Dalam bahasa Inggris "private" berarti tidak tersedia untuk penggunaan
umum, terlepas dari negara, atau khusus untuk individu. Jadi kata publik menyampaikan
gagasan bahwa hal-hal yang publik tersedia untuk semua.
"Good" sebagai kata sifat, berasal dari bahasa Anglo-Saxon god, yang diucapkan
dengan memanjangkan "o" seperti "goad" dan berarti menyenangkan atau menyesuaikan.
Ketika kata tersebut digunakan sebagai kata benda, akan mengacu pada komoditas dan
properti pribadi. Kata "good" memiliki konotasi positif dan menyampaikan gagasan tentang
manfaat. Ketika kita menaruh kata public dan goods bersama-sama, "public goods"
menyampaikan gagasan manfaat yang tersedia untuk semua orang atau kepada masyarakat
secara keseluruhan.
Definisi Sederhana Barang Publik
Pada definisi sederhana, barang publik dinyatakan sebagai barang atau layanan yang
diberikan melalui sektor publik. Penyediaan barang publik tidak selalu berarti diproduksi

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

oleh pemerintah. Sebagai contoh, perusahaan swasta biasanya memproduksi pesawat


tempur, tapi pesawat tersebut selanjutnya dibeli dengan menggunakan dana dari kas negara.
Definisi Abstrak Barang Publik
Definisi abstrak menyatakan bahwa "barang publik" adalah barang dan jasa yang
bersifat nonrival in consumption dan non-excludable.
a. Rivalry/Persaingan
Sebuah barang bersifat rivalry in consumption adalah ketika tindakan seseorang
yang sedang mengkonsumsi barang tersebut dapat menghalangi orang lain untuk
menikmati barang yang sama.
b. Excludability
Suatu barang dikatakan excludable ketika barang tersebut mampu mengecualikan
pihak-pihak lain untuk menikmati barang tersebut kecuali bagi mereka yang membayarnya.
Sebuah barang dikatakan nonexcludable ketika barang tersebut tidak mampu
mengecualikan pihak lain yang tidak membayar untuk menikmati barang tersebut.
Barang publik adalah barang yang memiliki sifat nonrival dan nonexcludable.
Konsep rivalry dan excludability disamping dapat memperjelas definisi dari barang
publik, mereka juga dapat dijadikan dasar untuk membedakan barang publik dengan barang
lainnya. Para ekonom menjadikan rivalry dan excludability sebagai variabel dikotomi.
Sebuah barang dapat bersifat rival atau nonrival dan juga bisa bersifat excludable atau
nonexcludable.
Skema Pengklasifikasian Barang

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

Rivalry (tingkat
persaingan)

Excludability (tingkat
pengecualian)

Rivalry (persaingan)

Manfaat suatu barang


akan BERKURANG bila
dikonsumsi secara
bersamaan

Non-rivalry (tanpa
persaingan)

Manfaat suatu barang


TIDAK AKAN BERKURANG
meski dikonsumsi secara
bersamaan

Excludability
(pengecualian)

Proses pemanfaatan
barang HANYA untuk
orang-orang tertentu

Non-excludability (tanpa
pengecualian)

Proses pemanfaatan
barang DAPAT
DINIKMATI SEMUA orang

Persaingan antar individu


untuk memperoleh
manfaat suatu barang
tertentu

Tingkat pengkhususan
bagi individu dalam
memanfaatkan suatu
barang tertentu

Dari pengklasifikasian tersebut, barang dikelompokkan menjadi sebagai berikut.


Tabel Jenis Barang

Rivalry

Excludability

Non-excludability

Barang Swasta (Privat good)

Barang

Ex: Makanan, baju, mobil

(Common good)

Semi-Publik

Ex: Persediaan tambang


Non-rivalry

Barang Semi-swasta (Club Barang publik (Public good)


good)

Ex: Pertahanan, jalan raya,

Ex: Bisokop, TV kabel

udara

1. Public Goods (barang publik): barang-barang ini dapat digunakan oleh banyak orang
secara bersamaan atau secara bersama dikonsumsi sehingga tidak dapat untuk
mengecualikan mereka yang tidak membayar untuk menikmati barang-barang tersebut,
sehingga membuatnya sangat sulit bagi produsen barang publik untuk mendapatkan
penggantian atas biaya mereka.
2. Private Goods (barang privat): sebagian besar barang yang dibeli di pasar adalah barang
pribadi. Barang-barang ini cocok untuk pasar, excludable meyakinkan bahwa produsen
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

barang-barang ini akan mendapatkan bayaran untuk usaha mereka, dan rival dalam
konsumsi mengurangi kemungkinan bahwa konsumen akan mencoba untuk menikmati
barang milik orang lain daripada membeli barang sendiri. Sekaleng softdrink adalah
contoh yang bagus untuk menggambarkan barang privat. Seseorang yang sedang
meminum softdrink akan menghalangi orang lain untuk menikmati softdrink tersebut
dalam waktu yang sama. Sekaleng softdrink juga bersifat excludable, dimana mesin
penjual otomatis dapat dengan mudah mencegah orang yang tidak membayar untuk
mendapatkan softdrink.
3. Common Goods (barang semi-publik): barang ini berbeda dari public goods karena rival
dalam mengkonsumsinya. Meskipun barang ini luas dan terdapat di berbagai lokasi,
namun penggunaan barang ini oleh seorang individu mencegah individu lain untuk
menggunakannya. Istilah common goods tidaklah universal. Barang tersebut biasa
disebut juga sebagai common pool resourses atau common resources. Misalnya, ikan di
laut bersifat rivalry in consumption karena ikan yang telah ditangkap oleh seseorang tidak
akan tersedia untuk digunakan oleh orang lain.
4. Club Goods (barang semi-swasta): barang-barang yang bersifat nonrival in consumption
tapi excludable. Istilah lainnya adalah natural monopolies. Sebagai contoh, sistem TV
kabel dapat menghalangi mereka yang tidak membayar untuk melihat program-program
tertentu. Sifat excludable ini menciptakan timbulnya iuran bagi pemirsa yang menikmati
program TV kabel tersebut. Dengan pembayaran iuran tersebut, memungkinkan
penyedia program TV kabel untuk membayar tenaga kerja mereka.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

BARANG PUBLIK MURNI


Barang publik murni adalah suatu anomali yang langka di dunia karena kebanyakan
barang memiliki sifat sebagian rivalry dan sebagian excludable. Barang publik murni
adalah barang-barang dan jasa yang tidak ada persaingan sama sekali dalam melakukan
konsumsi dan pengecualiannya mustahil. Barang publik di mana karakteristik nonrivalry
atau nonexcludability-nya dapat dikompromikan beberapa derajat disebut barang publik
tidak murni (impure public goods). Contoh-contoh kemurnian barang publik dapat
bermanfaat bagi kita untuk membayangkan secara jelas dinamika penyediaan barang publik.
Tingkat Rivalry dan Tingkat Excludability
Pengklasifikasian barang akan menjadi lebih sederhana apabila kita memperlakukan
rivalry dan excludability sebagai dikotomi/pemisah dalam menentukan jenis barang.
Sifat rivalry maupun excludability jarang ada yang mutlak, yang ada hanya masalah
perbedaan tingkatan/level (degree).

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

a. Tingkat persaingan
Dalam dunia nyata, sedikit sekali barang-barang yang memiliki sifat rivalry dan
nonrivalry sepenuhnya. Sebagian besar sifat barang terletak diantara dua kondisi ektrim
tersebut. Barang yang memiliki sifat nonrivalry sepenuhnya (0%) adalah pertahanan
nasional. Setiap warga dapat menerima keseluruhan manfaat dari pertahanan nasional
tanpa memperhatikan jumlah penduduknya. Sebagai konsekuensinya, tidak ada biaya
tambahan dalam memberikan tingkat perlindungan yang sama persis apabila ada tambahan
penduduk. Lawan dari tanpa persaingan sepenuhnya (totally nonrival) adalah persaingan
sepenuhnya (totally rival). Topi memiliki sifat persaingan sepenuhnya (100%) karena hanya
dapat dipakai oleh satu orang pada satu waktu. Sebagai akibatnya, ada biaya tambahan
untuk menyediakan topi untuk setiap tambahan orang yang ingin memakainya.
Tingkat rivalry in consumption yang terletak diantaranya (0% 100%) timbul karena
adanya eksternalitas. Eksternalitas timbul jika tindakan dari seseorang dapat menimbulkan
biaya atau memberikan manfaat bagi orang lain. Eksternalitas positif terjadi ketika tindakan
seseorang memberikan manfaat bagi orang lain. Eksternalitas negatif terjadi ketika tindakan
seseorang menimbulkan beban/biaya bagi orang lain.
Sebuah jalan umum yang besar, pada suatu waktu bisa dikategorikan sebagai barang
nonrival. Sebuah jalan dapat dianggap mendekati nonrival sepenuhnya pada jam tiga pagi
pada saat tidak ada mobil lain yang melintasi jalan. Namun di pagi hari, persaingan mulai
muncul karena ada tambahan mobil yang melintasi jalan.
Sebuah jalan berbeda secara fundamental jika dibandingkan dengan barang nonrival
murni seperti pertahanan nasional. Dengan pertahanan nasional, semua warga berbagi
posisi/manfaat yang sama dari serangan pihak luar. Berbeda halnya dengan jalan dimana
dapat memunculkan persaingan pada tingkat tertentu sehingga mencegah setiap orang
berbagi posisi yang sama persis. Dua mobil tidak dapat berbagi ruang yang sama di jalan,
dan setiap usaha untuk melanggar prinsip ini akan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Selama jam sibuk, tingkat persaingan meningkat ke level baru. Setiap tambahan
mobil akan memperlambat perjalanan, meningkatkan waktu perjalanan, dan membebani
biaya pada pengemudi yang lain. Jadi, meskipun jalan umum masih bersifat nonexcludable,
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

tingkat persaingan dalam konsumsi akan semakin bertambah seiring bertambahnya mobil
baru. Pada kondisi tertentu, sebuah jalan mungkin tidak dapat dilewati sepenuhnya, sebuah
kondisi yang mendekati sifat rivalry penuh. Namun, kejadian tersebut jarang terjadi, karena
kebanyakan pengemudi akan tetep dapat melewati jalan meskipun sedikit-sedikit sehingga
tidak sepenuhnya rival in consumption.
Eksternalitas juga dapat memodifikasi persaingan dari suatu barang yang secara
teoritis bersaing (rivalry in consumption). Sebagai contoh, vaksin untuk penyakit menular
adalah bersifat rivalry jika hanya satu orang dapat menerima itu. Jika hanya satu orang yang
divaksinasi, penerima vaksin akan menikmati semua manfaat inokulasi. Namun, jika
sebagian besar penduduk yang divaksinasi, orang lain yang tidak divaksinasi juga akan
menikmati manfaat dalam bentuk penurunan risiko terkena suatu menular penyakit. Jika
semua orang divaksinasi, mungkin akan memberantas penyakit itu sama sekali. Sebagai
contoh, program vaksinasi cacar internasional mampu menghilangkan penyakit tersebut.
Dalam hal ini, tidak hanya penerima yang menerima manfaat kekebalan dari penyakit ini,
tetapi semua generasi masa depan juga akan menerima barang publik berupa
pemberantasan penyakit ini.
Sedikit sekali barang yang murni rival atau murni nonrival yang mungkin ada,
sebagian besar dari mereka menimbulkan beberapa eksternalitas yang membuat mereka
tidak sepenuhnya murni rival maupun nonrival.
b. Tingkat Pengkhususan
Seperti halnya rivalry, excludability juga jarang bersifat mutlak. Sangat sedikit barang
yang bersifat excludable sepenuhnya atau nonexcludable sepenuhnya. Sebuah contoh barang
yang seutuhnya nonexcludable adalah pertahanan nasional, karena pertahanan nasional
tidak hanya melindungi warga yang membayar jasa tersebut tetapi juga melindungi warga
yang tidak membayarnya.
Kebanyakan barang berada dalam posisi antara excludability dan nonexcludability.
Jalan kota mungkin dikategorikan sebagai barang nonexcludable karena banyak pintu masuk
dari berbagai kota lain ke jalan tersebut. Pada jalan tol, di pintu masuk dan pintu keluarnya

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

ditempatkan pintu karcis sehingga memudahkan dalam menarik biaya tol dan juga untuk
mencegah orang yang tidak membayar karcis untuk masuk sehingga lebih efisien.

Jika kita perhatikan sifat rivalry dan excludability dari jalan umum di atas, jelas
terlihat bahwa jalan umum tidak hanya menempati satu titik pada kontinum tetapi
beberapa titik yang membentuk kurva luas yang membentang dari satu sudut ke sudut lain
yang berlawanan. Karakteristik ini dapat berubah dan tidak mutlak. Sebagai contoh,
excludability dapat diubah dengan menggunakan teknologi dimana pembebanan biaya jalan
tol mungkin dapat dikenakan secara elektronik tanpa mengharuskan mobil tersebut
berhenti di pabean/pintu masuk. Di masa depan, mungkin pengenaan biaya tol dapat
diterapkan di semua tipe jalan, termasuk jalanan kota. Kebijakan ini dapat mengurangi
kemacetan jalan karena para pengendara mobil akan berusaha melakukan perjalanan saat
off-peak hours, ketika tarif toll yang dikenakan masih lebih murah.
Membedakan Barang Publik Murni dengan Barang Lainnya
Sejak lama para ekonom telah berusaha untuk membuat suatu ketentuan yang dapat
membedakan suatu barang. Wilayah abu-abu antara barang publik murni dengan barang
privat murni telah tumbuh baik dalam ukuran maupun kepentingan.
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

10

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa letak dari barang publik murni dan barang
privat murni berada di sudut yang berlawanan dimana barang publik murni memiliki
tingkat rivalry dan excludability sebesar 0% sedangkan barang privat murni memiliki
tingkat rivalry dan excludability sebesar 100%. Pada faktanya, hampir tidak ada barang
yang masuk dalam kategori barang publik murni maupun barang privat murni. Sebagian
besar dari mereka terletak di antara keduanya dan belum dapat didefinisikan seutuhnya.
Oleh karenanya, pemahaman akan barang publik akan dimulai dari pemahaman atas pure
public goods sebagai istilah yang sudah umum.
a. Pure Public Goods
Istilah barang publik murni jarang digunakan apabila dibandingkan dengan istilah
barang publik.Barang publik murni adalah barang yang benar-benar memiliki sifat nonrival
dan non excludable. Karena sifatnya yang nonrivalry, maka tidak ada biaya tambahan yang
dikenakan apabila ada tambahan pengguna baru dan tidak ada pembebanan biaya bagi
pengguna yang sudah ada atas tambahan pengguna baru tersebut. Demikian pula, karena
sifatnya yang nonexcludable, maka tidak mungkin untuk mencegah orang yang tidak
membayar barang tersebut untuk menikmatinya.
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

11

Pada kenyataannya, eksistensi dari barang publik murni ini masih dipertanyakan/
diperdebatkan dan mungkin hanya ada dalam teori. Mungkin jenis barang yang mendekati
kategori barang publik murni adalah pertahanan nasional. Seiring dengan berjalannya
waktu, teknologi mungkin dapat merubah sifat barang dari yang semula nonexcludable
menjadi excludable. Sebagai contoh adalah mercusuar. Selama bertahun-tahun, semua kapal
dapat menikmati cahaya mercusuar tanpa membayarnya untuk menghindari karang. Tetapi,
dengan berkembangnya teknologi maka mercusuar dapat hanya memberikan cahaya
kepada kapal yang telah membayarnya dan kapal yang tidak membayarnya tidak dapat
menikmatinya.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa penentuan excludable atau nonexcludable
atas barang publik bukan hanya dipertimbangkan dari ketidakmungkinan, tetapi juga dari
suatu kelayakan (feasibility). Jika pendapatan yang akan diterima lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan atas suatu barang/layanan, maka barang publik tersebut lebih baik
bersifat excludable. Sebaliknya, jika biaya yang dikeluarkan kemungkinan lebih besar
dibandingkan dengan penerimaan yang akan diperoleh, maka tidak layak apabila barang
tersebut bersifat excludable.
Barang publik murni, berdasarkan cakupan wilayah nonexcludability-nya, dapat
dibagi dalam beberapa kategori. Barang Publik Internasional (International Public Goods)
yang melayani semua orang di seluruh dunia sehingga mereka bersifat nonexcludable baik
secara teori maupun praktik. Barang Publik Nasional (National Public Goods) melayani
semua orang dalam suatu negara, sehingga meskipun tidak ada yang dikecualikan untuk
yang tidak membayar, beberapa mungkin bisa dibilang dikecualikan oleh geografi. Barang
Publik Lokal (Local Public Goods) melayani semua orang di suatu daerah pada waktu yang
sama, sehingga meskipun tidak ada pengecualian untuk yang tidak membayar, orang hanya
dapat menikmati barang publik lokal hanya di satu lokasi dan waktu tertentu saja.
1. Barang Publik Internasional
Barang publik murni dengan cakupan geografis yang paling universal adalah barang
publik internasional, Karena tidak ada penghuni planet ini yang dikecualikan. Barang publik
internasional termasuk keamanan internasional, pengetahuan, lingkungan, dan stabilitas
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

12

ekonomi. Pengetahuan mungkin barang yang tanpa pesaing, seperti yang disebarluaskan ke
seluruh dunia. Jutaan orang secara bersamaan menggunakan inovasi, seperti kebakaran,
roda, atau pembukuan double-entry. Pengetahuan semacam ini juga tidak bisa dipisahkan,
sebagai manusia, kita menggunakan pengetahuan ini tanpa membayar untuk suatu hak
istimewa. Dengan cara ini pengetahuan mungkin contoh paling murni dari barang publik
murni. Barang publik internasional otomatis menguntungkan semua orang, di manapun di
bumi, tanpa harga.
2. Barang Publik Nasional
Barang publik nasional adalah barang publik murni yang tidak bisa dipisahkan, tetapi
hanya dalam batas-batas suatu negara. Barang publik nasional meliputi pertahanan nasional,
sistem hukum, dan kadang-kadang bahkan pemerintah yang efisien. Barang-barang ini
tanpa pesaing dan tidak eksklusif dalam suatu negara. Ketika saya di Amerika Serikat, saya
mendapatkan keuntungan dari pertahanan nasional amerika, tetapi jika saya bepergian ke
Rusia, saya menikmati manfaat dari pertahanan Rusia. Manfaat ini tidak bisa dipisahkan,
tapi saya hanya bisa menikmati satu manfaat pertahanan negara pada satu waktu. Bahkan
mungkin ada beberapa spillovers yang dapat memperpanjang pemanfaatan barang publik
nasional di luar perbatasan nasional.
Sebagai contoh, negara nonnuclear seperti Jepang diuntungkan selama bertahuntahun dari payung nuklir AS, meskipun mereka tidak berkontribusi terhadap pertahanan AS.
Namun kadang-kadang manfaat barang publik nasional kurang universal dibandingkan
dengan barang publik internasional. Misalnya, pertahanan satu negara, seperti Korea Utara,
mungkin tidak menguntungkan penduduk negara-negara lain dan benar-benar dapat
membuat penduduk negara-negara lain merasa kurang aman. Barang publik nasional secara
otomatis menguntungkan semua orang di dalam suatu negara, tanpa harga.
3. Barang Publik Lokal
Barang publik lokal adalah barang publik murni karena mereka tanpa pesaing dan
tidak ada yang dikecualikan untuk tidak membayar. Tapi keuntungan mereka terbatas pada
wilayah geografis yang kecil. Sebagai contoh, sebuah konser open air adalah barang publik
murni, tetapi musik dapat terdengar hingga jarak yang cukup jauh yaitu beberapa ratus
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

13

meter dari panggung. Banyak contoh klasik dari barang publik, seperti mercusuar dan
kembang api, tidak bisa dipisahkan karena kita tidak harus membayar untuk menikmati
mereka, tapi untuk menikmati barang-barang ini kita akan harus pergi mendekatinya. Biaya
transportasi sering membuat ekonomi tidak rasional bagi kita untuk menikmati manfaat
dari barang publik lokal di tempat yang jauh. Barang publik lokal yang tersedia untuk semua
orang tanpa harga, tetapi orang harus datang mendekat untuk menikmatinya.
Internasional, nasional, dan barang-barang publik lokal adalah barang publik murni,
karena tidak mungkin untuk mengecualikan orang-orang yang tidak membayar. Masalah
geografis dapat membuat keterbatasan praktis pada kemampuan kita untuk mengambil
keuntungan dari barang-barang. Wilayah geografis untuk pemanfaatan barang publik
nasional yang terbatas tidak mencegah ekonom menggunakan pertahanan nasional sebagai
contoh yang paling sering dikutip dari barang publik murni. Contoh klasik lain barang yang
benar-benar tanpa pesaing dan benar-benar tanpa pengecualian, seperti mercusuar dan
menampilkan kembang api, adalah barang publik lokal. Sehingga barang publik lokal secara
teoritis adalah barang publik murni karena mereka benar-benar tanpa pesaing dan tidak
eksklusif, meskipun terdapat biaya perjalanan untuk menggunakannya.
b. Barang Swasta Murni
Barang swasta murni merupakan musuh utama konsumsi dan untuk menyisihkan
orang yang tidak membayar. Contoh barang swasta murni termasuk permen karet, sekaleng
soda, sepasang kaos kaki, dan anting-anting. Barang swasta hanya tersedia bagi mereka
yang bersedia membayar.
Sebagian besar ekonom berpendapat bahwa barang swasta murni tidak memiliki
eksternalitas. Eksternalitas terjadi ketika transaksi antara dua pihak membebankan biaya
atau memberi manfaat pada pihak ketiga. Kebalikan dari barang swasta, yaitu barang publik,
dapat dipandang sebagai kasus ekstrim eksternalitas.
c. Barang Publik Tidak Murni
Barang publik tidak murni berada diantara barang publik murni dan barang swasta
murni. Ada barang publik yang tidak murni dan barang pribadi murni. Konsep barang publik
murni lebih umum, sehingga merupakan tempat yang logis untuk memulai.
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

14

Para ekonom telah mengusulkan beberapa alternatif kategori untuk barang publik
yang kurang murni, tidak semua cocok satu sama lain. Alternatif-alternatif tersebut yaitu
termasuk "barang publik murni", "barang-barang yang mendekati ciri barang publik",
"barang publik campuran" dan kasus campuran.
1. Barang Publik Excludable
Barang publik excludable adalah barang publik yang dapat dibuat menjadi excludable.
Contohnya adalah sinyal siaran televisi yang merupakan barang publik lokal setidaknya bagi
televisi yang berada dalam radius 50 mil dari transmiter. Tetapi siaran tersebut dapat
dibuat excludable dengan meletakkannya dalam jaringan TV kabel.
Contoh menarik dari barang publik excludable adalah barang klub. Barang klub
adalah barang nonrival yang hanya dapat diperoleh dan dinikmati oleh anggota, contohnya
kolam renang. Barang klub terlihat sangat privat, tetapi memiliki karakteristik barang
publik seperti dapat dinikmati oleh banyak orang, dan memerlukan jumlah orang yang
banyak untuk mendukungnya. Sebagai pembeda barang publik lokal dan barang klub adalah
barang publik lokal dapat dinikmati oleh semua orang, termasuk turis. Sementara barang
klub hanya dapat dinikmati oleh anggota.
2. Barang Publik Congestible
Barang publik congestible adalah barang publik yang nonrival dalam penggunaan
biasa tetapi menjadi rival dalam penggunaan yang terus menerus atau jam sibuk. Setiap
pengguna tambahan membebankan biaya pada pengguna lainnya. Barang publik yang padat
kadang-kadang juga disebut barang publik ambien. Jalan raya adalah contoh yang baik dari
barang publik congestible. Selama jam nonpeak menyerupai barang publik, tetapi dapat
menjadi penuh pada jam sibuk.
3. Barang Publik Campuran
Barang publik juga dapat dicampur dengan barang jenis lain, yang mengakibatkan
barang tidak murni. Sebuah contoh umum adalah pencampuran program radio dan iklan
radio. Program radio adalah barang publik, karena mereka tanpa pesaing dan tidak
eksklusif. Dari perspektif pendengar radio, program radio tanpa pesaing, seperti sejumlah
orang dapat mendengarkan tanpa mengganggu pendengar yang ada. Mereka juga tanpa
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

15

pengecualian, seperti orang dengan radio dapat mendengarkan secara gratis. Iklan radio
secara jelas barang-barang swasta karena mereka berdua saingan dan dikecualikan. Iklan
radio saingan, dari perspektif pengiklan. Dua spot radio tidak dapat menempati slot waktu
yang sama. Mereka juga dipisahkan, sebagai stasiun tidak akan menayangkan iklan kecuali
pengiklan membayar waktunya. Sebuah campuran yang baik dibuat oleh kopling baik yang
bersifat swasta bagi pengiklan dengan barang yang publik untuk pendengar radio.
Pengiklan, dengan membeli airtime, secara tidak langsung membayar untuk pemrograman
barang publik, radio.
d. Barang Swasta tidak murni
Kategori ini adalah yang paling umum digunakan. Beberapa ekonom menganggap
barang-barang yang tidak umum atau swasta murni sebagai barang publik murni. Tapi
barang swasta tidak murni memiliki lebih banyak kesamaan dengan barang swasta murni.
Barang pribadi Murni keduanya benar-benar saingan dalam konsumsi dan benar-benar
terpisah.
1. Barang Swasta dengan Eksternalitas
Eksternalitas terjadi setiap kali ada transaksi oleh dua pihak baik dengan
membebankan biaya atau memberikan manfaat pada pihak ketiga yang bukan bagian dalam
transaksi asli. Dalam kasus eksternalitas positif, kebocoran manfaat kepada pihak ketiga
melanggar asumsi persaingan lengkap dari yang barang swasta murni.
Dalam kasus eksternalitas negatif, biaya yang dikenakan pada pihak ketiga, yang
bukan merupakan pihak dalam transaksi sebenarnya. Dengan demikian pihak dalam
transaksi tidak membayar biaya penuh, melanggar asumsi barang pribadi murni yang
dikecualikan. Eksternalitas negatif adalah pembenaran bagi intervensi pemerintah, baik
untuk mengendalikan dampak negatif dari eksternalitas pada pihak terluka atau
kompensasi untuk cedera mereka. Oleh karena itu transaksi dengan eksternalitas tidak lagi
murni swasta.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

16

2. Barang Swasta Campuran


Barang swasta campuran serupa dengan barang publik campuran, kecuali mereka
mulai keluar sebagai barang swasta. Mereka mungkin berbeda dari barang-barang pribadi
dengan eksternalitas saat eksternalitas merupakan bagian dari barang yang dimaksudkan.
Misalnya, kampanye internasional untuk memberantas cacar terdiri dari memvaksinasi
banyak individu, yang merupakan barang swasta karena setiap dosis vaksin adalah
persaingan dan dikecualikan. Tapi hasil penting dari vaksinasi universal pemberantasan
penyakit, yang merupakan barang publik seperti yang tanpa pesaing dan tidak eksklusif.
Sebuah vaksinasi untuk penyakit menular masih merupakan barang swasta, tetapi
memiliki eksternalitas bagi orang yang tidak menerima vaksin, dalam insiden mengurangi
penyakit, berkurang paparan terhadap penyakit, dan mengurangi risiko tertular penyakit.
Sebuah vaksin flu akan memiliki eksternalitas kecil, karena flu adalah penyakit umum yang
mungkin akan menyerang pihak ketiga, dan konsekuensi dari paparan biasanya tidak serius.
Oleh karena itu, penggunaan vaksin flu diserahkan kepada kebijaksanaan individu.
Pemberantasan cacar, sementara dilakukan dengan vaksinasi individu saingan dan
terpisah, adalah campuran yang baik, dimana barang publik merupakan bagian integral.
Sebagian besar manfaat untuk generasi berikutnya, anggota yang belum divaksinasi.
Administrasi vaksin karena itu tidak diserahkan kepada kebijaksanaan individu, yang bukan
disubsidi dan dikelola universal di seluruh dunia.
3. Barang Swasta yang disediakan untuk publik
Dalam kasus yang langka, pemerintah menyediakan barang-barang yang pada
dasarnya barang swasta untuk warga negara mereka (Stiglitz, 2000, hal 136). Perumahan
adalah contohnya, perumahan adalah barang swasta dan dalam kebanyakan kasus adalah
barang swasta murni. Ini adalah persaingan dalam konsumsi, seperti kenyamanan penyewa
apartemennya akan sangat berkurang jika anggota masyarakat umum muncul di ruang
tamu, dapur, kamar tidur, atau mandi.
Perumahan juga dikecualikan. Pintu-pintu memiliki kunci, dan orang tidak menerima
kunci dari pemegang kunci kecuali mereka membayar sewa. Jadi sementara perumahan
jelas barang swasta, beberapa komunitas menyediakan perumahan publik dengan sewa
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

17

bersubsidi kepada mereka yang tidak dapat membeli rumah. Keterlibatan publik dalam
barang swasta seperti perumahan adalah dilakukan di bawah premis bahwa masyarakat
juga memperoleh beberapa nilai atau manfaat dari mengetahui bahwa beruntung warganya
memiliki kebutuhan dasar. Cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan yang sama bagi
pemerintah untuk mensubsidi sewa perumahan swasta bagi mereka yang dinyatakan tidak
mampu membeli rumah.
Seperti yang kita lihat, barang murni menjadi tidak murni karena mereka memiliki
karakteristik lebih dari satu jenis yang barang. Beberapa barang-barang murni mungkin
mirip dengan lebih dari satu jenis barang murni. Kami membedakan barang publik murni
dari kategori ini dengan tidak murni sehingga kita dapat menggunakan contoh murni ketika
berpikir tentang tantangan penyediaan barang publik dalam ekonomi pasar.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

18

TEORI BARANG PUBLIK

a. Teori Pigou
Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat
dimana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan
pajak yang dipungut untuk membiayai program pemerintah (menyediakan barang publik).

Pada diagram di atas, perbandingan kepuasan batas akan barang pemerintah dengan
budget pemerintah U adalah kepuasan marginal atas barang publik. P adalah pajak. Kurva U
tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukan bahwa semakin banyak barang
publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya yang dirasakan
masyarakat. Di lain pihak, semakin banyak pajak yang dipungut, semakin besar rasa
ketidakpuasan marginal masyarakat. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan
pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi.
AD > DG artinya masyarakat mempunyai kepuasan marginal terhadap barang publik
lebih besar daripada ketidakpuasan marginal membayar pajak. BE = Eh.Titik E keadaan
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

19

optimum dimana kepuasan marginal terhadap barang publik sama dengan ketidakpuasan
marginal membayar pajak. CF < FI. Ketidakpuasan membayar pajak lebih besar, untuk itu
pemerintah diharapkan memperkecil anggaran untuk menghasilkan barang publik yang
lebih sedikit
Kelemahan analisa dari Pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat
dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan
kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif
karena siaftnya ordinal.
b. Teori Bowen
Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada
penentuan harga pada barang swasta.
Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang di mana pengecualian tidak
dapat ditetapkan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorangpun
yang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut. Sehingga, menurut Bowen jumlah
barang publik yang dikonsumsikan oleh individu A sama dengan jumlah barang publik yang
di konsumsikan oleh individu B, atau Ya = Yb

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

20

Harga dan Jumlah Barang Publik. S adalah kurva penawaran. Da adalah kurva
permintaan A. Db adalah kurva permintaan B. Barang publik sebanyak OY dinikmati oleh A
dan B dalam jumlah yang sama, akan tetapi kepuasannya berbeda. Pa+b adalah total biaya
yang mau dikeluarkan oleh A dan B. Pb biaya yang mau dikeluarkan oleh B. Pa biaya yang
mau dikeluarkan oleh A.
Menurut Bowen, perbedaan antara barang swasta dan barang publik adalah:
Barang Swasta

Barang Publik

Harga

P = Pa = Pb

P = Pa + Pb

Jumlah Barang

X = Xa + Xb

G = Ga + Gb

Keterangan:
P = harga barang
X = jumlah barang swasta yang dihasilkan
G = jumlah barang publik yang dihasilkan
A,B = individu A dan B
Kelemahan teori ini adalah karena Bowen menggunakan analisis permintaan dan
penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip
pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan
barang tersebut sehingga permintaan kurva permintaan menjadi tidak ada.
c. Teori Erick Lindahl
Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran
masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetapi berupa presentase
dari total biaya penyediaan barang publik. Analisa Lindahl didasarkan pada analisa kurva
indifferen dengan anggaran tetap yang terbatas (fixed budget constrains).

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

21

Biaya proporsi terhadap kepuasan mengkonsumsi barang publik. Kurva indiferent A


atas biaya yang mau dikeluarkan oleh A. Titik-titik optimum kurva indiferent A. Kurva
indiferent B dan titik-titik optimumnya berdasarkan sisa harga untuk memproduksi barang
publik. Titik-titik optimum kurva masing-masing dihubungkan. A memaksimumkan
kepuasan dengan biaya h1 sebesar 0G0, sedangkan B memaksimumkan kepuasan dengan
biaya 1-h1 sebesar 0Q0.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

22

Biaya yang mau dikeluarkan oleh A dan B untuk mendapatkan barang publik. Kurva
permintaan barang publik A dan B. Jika barang publik di produksi sebanyak L, maka hanya B
saja yang mau membayar yakni sebanyak 100%. Pemerintah menambah barang publik ke
L1, sehingga A mau membayar 100% dan B mau membayar sebesar T1.
Kelebihan penerimaan diatas biaya penyediaan sebesar T1 dapat digunakan untuk
menambah barang publik. Penambahan barang publik ke L2 membuat A mau membayar T3
dan B mau membayar T2. Dan masih ada kelebihan penerimaan diatas biaya penyediaan.
Pemerintah menambah barang publik ke LE. dimana total biaya yang dibayar oleh A dan B
sama dengan biaya penyediaan. Sehingga dititik inilah pemerintah akan memproduksi
barang publik dan A dan B akan membayar.
Jika pemerintah menambah barang publik hingga L3 maka jumlah yang dibayar oleh
A dan B kurang dari biaya penyediaan sehingga pemerintah harus mengurangi produksi
barang publiknya.
Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang
sangat berguna untuk membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara
bersamaan juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota
masyarakat
Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang
publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor
swasta. Selain itu kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat barang
publik tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga yang bersedia
menunjukan prefrensinya terhadap barang publik.kritikan lainya ialah teori ini hanya
melihat penyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang
seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.
d. Teori Samuelson
Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik,
yaitu; non-exclusionary dan non-rivalry, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat
mencapai kondisi Pareto Optimal atau tingkat kesejahteraan masyarakat yang optimal.
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

23

Diagram diatas menjelaskan konsumsi antara barang swasta dan barang publik
antara 2 individu. TP adalah kurva yang menunjukan ketersediaan barang publik
berbanding dengan barang swasta. Kurva indiferens R dan S. Dimana kita mengambil R
sebagai patokan kesejahteraan. Asumsi jika barang publik yang tersedia hanya sebanyak L1,
maka barang swasta yang tersedia adalah sebanyak T1. Dari kurva indiferen LR1 dapat
diketahui jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T2. Sehingga sisa barang yang
ada yakni T1 - T2 = T3 akan dikonsumsi oleh S. Dengan asumsi yang sama jika barang publik
yang tersedia adalah sebanyak L2 maka R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T5
dan S akan mengkonsumsi sebanyak T4 - T5 = T6, titik pertemuan antara indiferent R
dengan kurva barang publik membuat S tidak menikmati barang swasta. Titik-titik yang
merupakan konsumsi barang swasta S disatukan akan membentuk kurva DGD dimana kurva
ini bersinggungan dengan indiferen S di titik G. Asumsi merubah indiferen R dan S. Dengan

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

24

proses yang sama terciptalah konsumsi barang swasta yang baru. Dan terciptalah konsumsi
barang swasta S yang baru.

Perbandingan kesejahteraan antara R dan S. BM adalah kurva kesejahteraan. Saat R


mempunyai kesejahteraan sebesar M1 maka S mempunyai kesejahteraan sebesar B1.
Kesejahteraan bergeser dari D ke W, sehingga kesejahteraan R berkurang dan kesejahteraan
S bertambah.

Kelemahan
1. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang
dipilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
2. Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi Pareto optimal akan tetapi kita tidak
tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram diatas menunjukkan perbaikan
atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat.
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

25

3. Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus
terang mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan
mereka inilah yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang
publik. Yang menjadi persoalan dalam penentuan jumlah barang publik yang akan
disediakan oleh pemerintah adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran
dari konsumen barang publik.
4. Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan, yaitu
barang publik yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.
e. Teori Anggaran
Teori ini didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar atas
penggunaan barang-barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem
harga untuk barang-barang swasta.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

26

Tegak adalah penghasilan, sedangkan datar adalah barang publik (G). CG adalah
kurva kemungkinan produksi. Garis anggaran A. Garis anggaran B. Persinggungan anggaran
A dengan kurva indifrent berada di titik F. Sehingga A akan mengkonsumsi barang publik
sebesar G0 dengan penghasilan OM0. Dan A akan mengkonsumsi barang swasta sebesar
MM0. Sehingga B akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak CC0 - MM0 = NN0. Apabila A
merubah garis anggarannya. Maka A akn mengkonsumsi barang publik sebesar G1. Sehingga
A akan mengkonsumsi barang swasta sebesar MM1 dan B akan mengkonsumsi barang
swasta sebesar CC1 - MM1 = NN1.
NJ adalah barang swasta yang tersedia untuk individu B. Dan B akan mencapai nilai
optimum mengkonsumsi barang publik dan swasta dititik Q. MV adalah barang swasta yang
tersedia untuk A. Sehingga A berada pada tingkat keseimbangan konsumen di titik F,dan
total produksi di titik E.
Teori alokasi barang publik melalui anggaran merupakan suatu teori analisa
penyediaan barang publik yang lebih sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak pada
distribusi pendapatan awal di antara individu-individu dalam masyarakat dan dapat
digunakan untuk menentukan beban pajak di antara para konsumen untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.
Kelemahan teori ini yaitu digunakannya kurva indiferens sebagai alat analisis yang baik dari
segi teori akan tetapi kurang bermanfaat untuk aplikasi penggunaannya dalam kenyataan
sehari-hari.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

27

PERBEDAAN BARANG PUBLIK DENGAN BARANG PRIVAT

Barang privat adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana titik
temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang
kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu
konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya,
orang lain tidak dapat melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor
pembeda utama barang privat dengan barang publik.
Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau
menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar
calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.
Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka
yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar
atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang
tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang
membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati
pakaian tersebut.
Scarcity, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan
inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena
sifat-sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya.
Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa
barang privat adalah barang yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu,
pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari
pasar dalam penyediaan barang privat untuk tujuan-tujuan tertentu.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

28

Permasalahan Free Rider


Sifat non-excludable menciptakan suatu insentif bagi setiap orang bahwa mereka
tidak perlu berkontribusi untuk menikmati barang publik tersebut. Karakteristik dari
barang publik yang nonexcludable membuat orang-orang dapat menikmati mereka tanpa
harus membayar. Ini dapat menciptakan seseorang menjadi Free Rider. Penumpang gratis
(Free Rider) mengacu pada seseorang yang memperoleh keuntungan dari sumber, barang,
atau layanan tanpa membayar biaya dari keuntungan. Penumpang gratis bisa dianggap
sebagai permasalahan penumpang gratis jika mengarah pada layanan atau barang yang
tidak diawasi, atau bila mengarah pada berlebihnya atau menurunnya suatu sumber
properti umum
1. Free Rider sebagai suatu kekurangan dalam sifat dasar manusia. Fenomena Free Rider
dapat dianggap sebagai suatu kekurangan dari sifat manusia. Setiap manusia berusaha
untuk menghindarkan

diri

dari

masalah dan

biaya

dan lebih suka

untuk

membebankannya/berpangku tangan kepada orang lain.


2. Free Rider sebagai peningkat kegunaan rasional (Rational Utility Maximizer). Menjadi Free
Rider sebenarnya konsisten dengan teori utility maximization dimana setiap orang akan
berusaha menentukan pilihan belanjanya dalam rangka memaksimalkan utilitas/
kegunaan dan kesejahteraanya. Karena setiap uang yang dikeluarkan untuk barang
publik akan mengurangi jumlah uang yang dapat dibelanjakan pada barang privat, maka
muncul ketidakinginan untuk memberikan kontribusi pada belanja barang publik.
Asumsikan hanya ada dua barang, yaitu makanan dan pertahanan. Makanan adalah
barang privat dan pertahanan adalah barang publik. Setiap individu memiliki dua pilihan,
menghabiskan sebagian besar dari pendapatan mereka pada makanan atau
menghabiskannya pada pertahanan. Jika seseorang memberikan kontribusi paling besar
untuk kepentingan publik, pertahanan nasional, maka kesejahteraan keluarga akan
mengalami penurunan yang nyata sedangkan dalam tingkat pertahanan tidak terlihat.
Namun, jika individu yang sama menghabiskan mayoritas penghasilannya pada makanan,
belanja pangan yang lebih tinggi akan membuat perbaikan yang nyata dalam
kesejahteraan keluarga tapipengurangan belanja publik tidak terlihat pengaruhnya
dalam keamanan nasional. Pada tingkat individu, akan muncul pemikiran untuk
berkontribusi lebih sedikit untuk pertahanan nasional. Setiap individu akhirnya
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

29

menghadapi godaan untuk menjadi Free Rider dan bergantung pada kontribusi orang lain
untuk barang publik seperti pertahanan nasional. Pada tingkat kolektif, jutaan orang yang
memilih untuk menjadi Free Rider dapat menimbulkan masalah yang serius pada
penyediaan barang publik.
3. Free Rider menghalangi timbulnya pareto efficiency karena kurang tersedianya barang
publik. Pareto efficiency tidak akan tercapai dengan pendanaan sukarela atas barang
publik karena barang publik akan kurang didanai sekalipun mereka akan disediakan.
Masyarakat secara keseluruhan mungkin lebih suka untuk menukarkan beberapa barang
privatnya untuk level barang publik yang lebih besar, tetapi tidak ada individu yang
mempunyai keinginan untuk melakukannya. Karena tidak ada individu yang dapat
melakukan, dan mereka berperilaku sendiri-sendiri di dalam pasar, mengakibatkan
timbulnya keinginan secara terstruktur ke semua warga lainnya untuk menjadi Free Rider.
Oleh karenanya, upaya untuk menyediakan barang publik melalui mekanisme pasar
merupakan

kegagalan

struktural

yang disebabkan

oleh

sifat nonrivalry

nonexcludability atas barang publik.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

dan

Barang Publik

30

EKSTERNALITAS
Problem Eksternalitas dan Solusi terhadap Eksternalitas
Ketika transaksi antara pembeli dan penjual secara langsung berdampak pada pihak
ketiga, maka dampak itu disebut suatu eksternalitas. Eksternalitas positif, seperti limpahan
manfaat dari adanya teknologi, menyebabkan kuantitas optimal dalam pasar menjadi lebih
besar daripada kuantitas ekuilibrium.
Eksternalitas negatif, seperti polusi, menyebabkan kuantitas optimal dalam pasar
menjadi lebih kecil daripada kuantitas ekuilibrium.
Teorima Coase
Coase mengemukakan bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak jelasnya hak
pemilikan suatu barang. Misalnya ada pabrik semen yang membuang limbahnya
kedalam sebuah sungai sedangkan di sebelah hilir sungai ada pabrik es yang
menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan pabrik semen tersebut
menyebabkan pabrik es harus mengeluarkan biaya tambahan yang besarnya
tergantung tingkat pencemaran air yang sungai yang disebabkan oleh tindakan pabrik
semen tersebut. Mengapa pabrik semen membuang limbahnya kesungai? Ini
disebabkan karena tidak adanya kejelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran
sungai, sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan
barang umum yang dapat dilakukan apapun terhadapnya.
Menurut Coase, apabila pabrik es diberi hak milik atas aliran sungai tersebut maka
pemilik pabrik es dapat menuntut pabrik semen untuk membayar atas tindakannya
yang menyebabkan polusi air sungai. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam
kalkulasi harga semen sehingga pabrik semen mempunyai insentif untuk tidak
menimbulkan polusi terlalu banyak.
Apabila hak milik diberikan kepada penyebab polusi (pabrik semen), maka pihak yang
menderita polusi (pabrik es) akan mengadakan negosiasi dengan pabrik semen agar
bersedia mengurangi polusi dengan cara mengurangi produksi semen dengan suatu
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

31

pembayaran. Pabrik semen akan bersedia mengurangi produksi apabila kesediaan


untuk membayar lebih besar daripada biaya yang hilang karena pengurangan produksi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengatasi masalah eksternalitas yang penting
adalah ketegasan mengenai hak pemilikan, sebab dengan diketahuinya hak pemilikan
secara tegas maka mekanisme pasar akan dapat membuat alokasi sumber-sumber
ekonomi yang efisien siapapun yang mempunyai hak milik, pihak penyebab polusi atau
pihak penderita.
Teori coase mengenai eksternalitas diatas dapat dilaksanakan hanya untuk masalahmasalah dimana pihak-pihak yang terlibat jumlahnya sedikit sehingga dapat dilakukan
negosiasi antara kedua belah pihak. Pada umumnya pihak yang tersangkut dalam
eksternalitas jumlahnya besar. Misalnya pada masalah pencemaran air sungai,
kenyataannya yang mencemarkan air sungai jumlahnya banyak sekali selain pabrikpabrik juga rumah-rumah penduduk yang membuang sampah ke dalam sungai. Untuk
melaksanakan negosiasi, pemilik sungai harus mampu menghitung jumlah polusi yang
dilakukan dan mengenakan denda polusi kepada setiap orang / pabrik. Selain itu pihak
yang terkena akibat polusi juga banyak sekali baik pabrik maupun orang, sehingga
biaya untuk mengadakn negosiasi menjadi sangat mahal. Teori coase yang sangat baik
ini pada kenyataannya tidak dapat dilaksanakan dalam kenyataan sehari-hari,
sehingga untuk mengatasi masalah polusi diperlukan campur tangan pemerintah.
Mereka yang terkena eksternalitas kadang-kadang dapat menyelesai-kan masalah itu
secara privat (tanpa campur tangan pemerintah). Pihak-pihak yang terlibat dapat
menyelesaikan masalah dengan berunding untuk mencapai suatu perjanjian. Namun dalam
banyak kasus, kesepakatan di antara banyak pihak sulit tercapai. Bila pihak-pihak privat tak
dapat menangani efek-efek eksternal, seperti polusi, maka sering pemerintah campur
tangan. Kebijakan melalui campur tangan pemerintah dibagi menjadi dua yaitu, kebijakan
publik dan kebijakan berdasarkan pasar.
Kebijakan publik adalah kebijakan untuk menanggulangi eksternalitas negatif dengan cara
menetapkan peraturan dan melakukan pengendalian terhadap kegiatan yang berdampak
negatif bagi masyarakat. Peraturan Pemerintah telah banyak yang dikeluarkan untuk
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

32

melindungi lingkungan dari eksternalias negatif. Sudah beberapa kesepakatan dan


peraturan dibuat untuk melindungi lingkungan regional dan global terhadap polusi. Antara
lain terkait hal penanggulangan polusi udara, air, tanah, hujan asam, sampah beracun serta
perlindungan terhadap flora dan fauna yang sudah langka.
Kebijakan berdasarkan pasar terdiri dari dua yaitu, menentapkan pajak, dan
pertukaran izin mengeluarkan polusi. Dengan adanya pajak diharapkan swasta mampu
untuk meningkatkan efisiensi sosial atas eksternalitas negatif yang ditimbulkan. Sedangkan
dengan adanya pertukaran izin mengeluarkan polusi maka perusahaan yang dapat
menanggulangi polusi dengan biaya rendah dapat menjual izinnya kepada perusahaan yang
menanggulangi polusi dengan biaya tinggi.
Kebijakan publik lain adalah dengan menerbitkan izin. Misalnya, pemerintah dapat
melindungi lingkungan dengan menerbitkan sejumlah terbatas izin polusi. Hasil akhir dari
kebijakan ini kira-kira sama dengan hasil yang diperoleh dari penerapan pajak Pigovian
pada penghasil polutan.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

33

JENIS DAN FAKTOR PENYEBAB EKSTERNALITAS


Jenis-Jenis Eksternalitas
Efisiensi alokasi sumber daya dan distribusi konsumsi dalamekonomi pasar dengan
kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan tindakan individu pelaku
ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai dampak (externality) baik terhadap
mereka sendiri maupun terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat
interaksi ekonomi berikut ini (Pearee dan Nash, 1991; Bohm, 1991) :
1. Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain
Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen
lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi
produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi
biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh
produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution)
yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers).
Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses
produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini.
Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah-residu-produk
sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau, atau semacamnya, sehingga produksi
ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain yakni para penangkap ikan (nelayan).
Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut mempunyai dampak negatif terhadap
produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang dimaksud dengan efek suatu kegiatan
produksi terhadap produksi komoditi lain.
2. Dampak Produsen Terhadap Konsumen
Suatu produsen dikatakan mempunyai ekternal efek terhadap konsumen, jika
aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumahtangga (konsumen). Dampak
atau efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah
pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

34

daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit
(polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau
masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan-produsen) yang
menghasilkan limbah (wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak
dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk.
Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan
berkurang dengan adanya polusi udara.
3. Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain
Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang
atau kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain.
Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan
produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau efek dari kegiatan
suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya
suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga,
asap rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.
4. Dampak Konsumen Terhadap Produsen
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu
fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini
misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya
sehingga menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan)
atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih.
Lebih jauh Baumol dan Oates (1975) menjelaskan tentang konsep eksternalitas dalam dua
pengertian yang berbeda :
1.

Eksternalitas yang bisa habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak eksternal

yang mempunyai ciri barang individu (private good or bad) yang mana jika barang itu
dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik
2.

35

Eksternalitas yang tidak habis (an udeplatable externality) adalah suatu efek

eksternal yang mempunyai ciri barang publik (public goods) yang mana barang tersebut
bisa dikonsumsi oleh seseorang, dan juga bagi orang lain. Dengan kata lain, besarnya
konsumsi seseorang akan barang tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi yang
lainnya.
Dari dua konsep eksternalitas ini, eksternalitas jenis kedua merupakan masalah pelik
dalam ekonomi lingkungan. Keberadaan eksternalitas yang merupakan barang publik
seperti polusi udara, air, dan suara merupakan contoh eksternalitas jenis yang tidak habis,
yang memerlukan instrumen ekonomi untuk menginternalisasikan dampak tersebut dalam
aktivitas dan analisa ekonomi.
Faktor-Faktor Penyebab Eksternalitas
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi,
eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip
alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya
publik, ketidaksempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan
dimana unsur hak pemilikan atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak
terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan
ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan
dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang.
Bagaimana mekanisme timbulnya eksternalitas dan ketidakefisienan dari alokasi sumber
daya sebagai akibat dari adanya faktor diatas diuraikan satu per satu berikut ini.
1. Keberadaan Barang Publik
Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya,
barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan sebagai barang yang harus
disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

36

Kajian ekonomi sumber daya dan lingkungan salah satunya menitikberatkan pada persoalan
barang publik atau barang umum ini (common consumption, public goods, common property
resources). Ada dua ciri utama dari barang publik ini. Pertama, barang ini merupakan
konsumsi umum yang dicirikan oleh penawaran gabungan (joint supply) dan tidak bersaing
dalam mengkonsumsinya (non-rivalry in consumption). Ciri kedua adalah tidak ekslusif
(non-exclusion) dalam pengertian bahwa penawaran tidak hanya diperuntukkan untuk
seseorang dan mengabaikan yang lainnya. Barang publik yang berkaitan dengan lingkungan
meliputi udara segar, pemandangan yang indah, rekreasi, air bersih, hidup yang nyaman dan
sejenisnya.
Satu-satunya mekanisme yang membedakannya adalah dengan menetapkan harga
(nilai moneter) terhadap barang publik tersebut sehingga menjadi bidang privat (dagang)
sehingga benefit yang diperoleh dari harga itu bisa dipakai untuk mengendalikan atau
memperbaiki kualitas lingkungan itu sendiri. Tapi dalam menetapkan harga ini menjadi
masalah tersendiri dalam analisa ekonomi lingkungan. Karena ciri-cirinya diatas, barang
publik tidak diperjualbelikan sehingga tidak memiliki harga, barang publik dimanfaatkan
berlebihan dan tidak mempunyai insentif untuk melestarikannya. Masyarakat atau
konsumen cenderung acuh tak acuh untuk menentukan harga sesungguhnya dari barang
publik ini.
Dalam hal ini, mendorong sebagain masyarakat sebagai free rider. Sebagai contoh,
jika si A mengetahui bahwa barang tersebut akan disediakan oleh si B, maka si A tidak mau
membayar untuk penyediaan barang tersebut dengan harapan bahwa barang itu akan
disediakan oleh si B, maka si A tidak mau membayar untuk penyediaan barang tersebut
dengan harapan bahwa barang itu akan disediakan oleh si B. Jika akhirnya si B
berkeputusan untuk menyediakan barang tersebut, maka si A bisa ikut menikmatinya
karena tidak seorangpun yang bisa menghalanginya untuk mengkonsumsi barang tersebut,
karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum. Keadaan
seperti ini akhirnya cenderung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan
untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik.
Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

37

penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat cenderung memberikan nilai
yang lebih rendah dari yang seharusnya (undervalued).
2. Sumber Daya Bersama
Keberadaan sumber daya bersamaSDB (common resources) atau akses terbuka
terhadap sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik
diatas.Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik,
tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan Cuma-Cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik
bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan mengurangi
peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan sumber daya
milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak
pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada
kasus SDB ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin(1968) yang dikenal dengan
istilah Tragedi Barang Umum (the Tragedy of the Commons).

Tragedi Barang Umum


Andaikanlah anda hidup di sebuah kota kecil di abad pertengahan. Dari sekian
banyak kegiatan ekonomi yang berlangsung di kota itu, yang paling menonjol adalah
pemeliharaan domba. Banyak keluarga di kota itu yang mengandalkan asap dapurnya,
dari pemeliharaan domba yang mereka ambil bulunya ( wol ) untuk dijual sebagai bahan
pakaian.
Domba-domba itu dilepas begitu saja di lahan rumput penggembalaan yang
mengelilingi Kota Umum. Tidak ada yang memiliki lahan tersebut, bahkan lahan itu
sudah dianggap milik bersama, sehingga setiap orang bisa melepas kawanan dombanya
ke sana untuk memakan rumputnya. Selama ini kepemilikan bersama itu tidak
menimbulkan masalah. Selama setiap orang bisa memperoleh sebidang lahan untuk
menggembalakan dombanya, Kota Umum itu tidak bersifat bersaingan. Siapa saja bisa
memanfaatkannya tanpa biaya. Pokoknya tidak ada masalah.
D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

38

Lambat laun, seiring dengan waktu, jumlah penduduk dan jumlah domba di Kota
Umum terus bertambah, sedangkan lahan penggembalaan tidak bertambah luas. Karena
jumlah domba yang memakan rumputnya sedemikian banyak, pada akhirnya padang
rumput itu kehilangan kemampuan dan kesempatan untuk memulihkan diri. Belum
sempat rumput baru tumbuh, sudah ada banyak domba yang menunggunya, sehingga
pada akhirnya padang rumput itu pun menjadi padang gersang. Tanpa rumput, tidak
mungkin pemeliharaan domba secara masal berlangsung terus. Jumlah domba pun
segera menyusut, dan pada gilirannya Industri wol di kota Umum juga ditutup. Banyak
keluarga di kotaitu yang kehilangan mata pencaharian.
Apa sesungguhnya yang menimbulkan tragedi itu ? Mengapa penduduk
membiarkan populasi domba bertambah begitu cepat sehingga justru menghancurkan
lahan penggembalaan Kota Umum ? Jawabannya bersumber pada perbedaan antara
insentif pribadi dan insentif sosial. Pencegahan padang rumput di Kota Umum berubah
menjadi padang pasir hanya dapat terjadi jika semua pemilik domba bekerja sama
mengupayakan hal itu secara kolektif. Hanya dengan kerja sama, para pemilik domba itu
dapat mengatur keseluruhan populasi hewan ternaknya agar tidak melebih daya dukung
padang. Rumput itu. Namun secara individual, masing-masing keluarga pemilik domba
tidak memiliki insentif untuk memulai usaha mulia tersebut, karena mereka, secara
individual hanya merupakan bagian dari seluruh penduduk pemilik domba. Disamping
itu jika tidak diikuti oleh yang lain, kesadaran suatu keluarga untuk membatasi jumlah
dombanya juga tidak akan ada gunanya.
Pada intinya, Tragedi Barang Umum terjadi akibat adanya masalah eksternalitas.
Pada saat sebuah keluarga mengiring domba-dombanya kepadang rumput itu, maka
kesempatan keluarga lain untuk melakukan hal yang sama menjadi berkurang.
Mengingat masing-masing keluarga mengabaikan dampak eksternal dalam memutuskan
jumlah domba yang hendak dipelihara, maka pada akhirnya jumlah domba secara
keseluruhan menjadi terlalu banyak.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

39

Jika mau berpikir lebih panjang, penduduk Kota Umum sebenarnya bisa
mencegah terjadinya tragedi itu. Mereka bisa berembug bersama untuk menentukan
jumlah maksimal domba yang yang dapat dipelihara oleh setiap keluarga. Atau, mereka
bisa

menginternalisasikan

eksternalitas

itu,

dengan

cara

mengenakan

pajak

kepemilikkan domba, atau menerbitkan dan melelang izin penggembalaan terbatas.


Artinya, penduduk kota di abad pertengahan itu bisa mngatasi masalah pemanfaatan
padang rumput secara berlebihan, dengan cara seperti yang ditempuh masyarakat
modern untuk memecahkan persoalan polusi.
Bahkan sebenarnya ada solusi yang lebih sederhana untuk Kota Umum. Mereka
dapat membagi-bagi lahan penggembalaan itu kepada masing-masing keluarga. Setia
keluarga mendapat sebidang lahannya sendiri. Dengan cara ini, status padang rumput
akan berubah dari sumber daya milik bersama menjadi barang pribadi, sehingga masingmasing keluarga akan berusaha agar lahannya terus ditumbuhi rumput secara
berkesinambungan. Para pendatang juga tidak akan ikut memelihara domba-domba
baru, karena lahan penggembalaannya sudah habis terbagi. Dalam kenyataannya, hal
inilah yang terjadi di Inggris pada abad ketujuhbelas.
Ada satu pelajaran penting yang terkandung dalam kisah Tragedi Barang Umum
ini, yakni pada saat seseorang memanfaatkan suatu sumber daya milik bersama, pada
saat itu pula ia mengurangi kesempatan bagi orang lain untuk melakukan tindakan
serupa. Akibat adanya eksternalitas negatif, pemanfaatan setiap sumber daya milik
bersama selalu cenderung berlebihan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dapat
menerapkan regulasi atau memberlakukan pajak. Atau, pemerintah bisa mengubah
sumber daya milik bersama itu menjadi barang swasta.
Pelajaran dasar ini ternyata sudah diketahui sejak ribuan tahun yang lampau.
Filsuf Yunani kuno, Aristoteles, pernah mengutarakan masalah yang terkandung dalam
sumber daya milik bersama : Apa yang diperuntukkan bagi orang banyak, tidak akan
dipelihara secara memadai, karena semua orang mengutamakan kepentingannya sendiri
dibanding kepentingan orang lain.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

40

3. Ketidaksempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu tukar
manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang terjadi
(outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempuna (Inperfect Market) seperti
pada kasus monopoli (penjual tunggal).
Ketidaksempurnaan pasar ini misalnya terjadi pada praktek monopoli dan kartel. Contoh
konkrit dari praktek kartel ini adalah Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC)
dengan memproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit sehingga mengakibatkan
meningkatknya harga yang lebih tinggi dari normal. Pada kondisi yang demikian akan hanya
berakibat terjadinya penignkatan surplus produsen yang nilainya jauh lebih kecil dari
kehilangan surplus konsumen, sehingga secara keseluruhan, praktek monopoli ini
merugikan masyarakat (worse-off).
4. Kegagalan Pemerintah
Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan pasar
tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan pemerintah
banyak diakibatkan tarikan kepentinan pemerintah sendiri atau kelompok tertentu (interest
groups) yang tidak mendorong efisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah
untuk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan
sebagainya. Aksi pencarian keuntungan (rent seeking) bisa dalam berbagai bentuk :
1.

Kelompok yang punya kepentingan tertentu (interest groups) melakukan loby dan

usaha-usaha lain yang memungkinkan diberlakukannya aturan yang melindungi serta


menguntungkan mereka
2.

Praktek mencari keuntungan bisa juga berasal dari pemerintah sendiri secara sah

misalnya memberlakukan proteksi berlebihan untuk barang-barang tertentu seperti


menegnakan pajak impor yang tinggi dengan alasan meningkatkan efisiensi perusahaan
dalam negeri.

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Barang Publik

41

Praktek mencari keuntungan ini bisa juga dilakukan oleh aparat atau oknum tertentu yang
emmpunyai otoritas tertentu, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan bisa memberikan
uang jasa atau uang pelicin untuk keperluan tertentu, untuk menghindari resiko yang lebih
besar kalau ketentuan atau aturan diberlakukan dengan sebenarnya. Praktek mencari
keuntungan ini membuat alokasi sumber daya menjadi tidak efisien dan pelaksanaan atuanaturan yang mendorong efisiensi tidak berjalan dengan semestinya. Praktek jenis ini bisa
mendorong terjadinya eksternalitas. Sebagi contoh, Perusahaaan A yang mengeluarkan
limbah yang merusak lingkungan. Berdasarkan perhitungan atau estimasi perusahaan A
harus mengeluarkan biaya (denda) yang besar (misalnya Rp. 1 milyar) untuk
menanggulangi efek dari limbah yang dihasilkan itu. Pencari keuntungan (rent seeker) bisa
dari perusahaan itu sendiri atau dari pemerintah atau oknum memungkinkan membayar
kurang dari 1 milyar agar peraturan sesungguhnya tidak diberlakukan, dan denda informal
ini belum tentu menjadi revenue pemerintah. Sehingga akhirnya dampak lingkungan yang
seharusnya diselidiki dan ditangani tidak dilaksanakan dengan semestinya sehingga
masalahnya menjadi bertambah serius dari waktu ke waktu

D IV Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara |

Anda mungkin juga menyukai