Anda di halaman 1dari 20

1

Bab 2
Strategi-strategi Pengajaran
Pengintegrasian Teknologi dan Media
A. Strategi-strategi di Dalam Ruangan Kelas
Ledakan informasi mengharuskan guru menentukan cara-cara
untuk memberikan pengalaman kepada para siswa sehingga mereka
bisa membangun pemahaman mereka tentang dunia di sekitar
mereka. Para guru harus merencanakan dan mengatur lingkungan
belajar untuk memastikan bahwa siswa mereka tertantang dan
berhasil (Kuhn & Udell, 2001).
Para guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap siswa
mereka.

Strategi

pengajaran

yang

diplh

oleh

para

guru

memengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, para guru harus
selektif dalam pilihan yang mereka buat. Dasar teori dan penelitian
mengenai pengajaran menunjukkan bahwa guru bertindak sebagai
pemandu

untuk

meningkatkan

pembelajaran

siswa

(Marzano,

Pickering, & Pollock, 2001). Sebagai seprang pemandu, guru


bertanggungjawab memastikan pendekatan yang digunakan untuk
membantu siswa belajar dapat berjalan efektif dalam membantu
mereka mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Setiap strategi memiliki manfaat dan dapat digunakan bagi
berbagai macam pebelajar dengan semua tingkatan umur, serta
dalam

berbagai

suasana

belajar.

Keputusan

memilih

strategi

tertentu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk hasil belajar,


usia siswa, dan kenyamanan menerapkan jenis strategi tersebut.
1. Presentasi
Dalam sebuah presentasi, sebuah sumber menyajikan,
mendramatisasi, atau menyebarkan informasi pada pemelajar.
Komunikasi dikendalikan oleh sumber, dengan respons segera
yang terbatas atau interaksi dengan pemelajar, seorang guru
menyajikan presentasi mungkin menyelipkan pertanyaan, di

mana

para

siswa

mungkin

langsung

menjawabnya

atau

diharuskan menjawab.
a. Kelebihan
Menyajikan (hanya) sekali. Seorang guru hanya harus
menyajikan informasi sekali saja bagi seluruh siswa untuk
mendengarkannya.
Strategi

mencatat.

Siswa

bisa

strategi

mencatat

untuk

menangkap

menggunakan

sejumlah

informasi

yang

disajikan.
Sumber informasi. Sumber daya teknologi dan media bisa
bertindak sebagai sumber infromasi berkualitas.
Presentasi siswa. Para siswa bisa menyajikan informasi yang
telah mereka pelajari ke seluruh kelas.
b. Keterbatasan
Sulit bagi beberapa siswa. Tidak seluruh siswa merespons
dengan baik terhadap format presentasi untuk mempelajari
informasi.
Berpotensi membosankan. Tanpa interaksi, presentasi bisa
menjadi sangat membosankan.
Kesulitan mencatat. Para siswa mungkin harus belajar
bagaimana mencatat hal-hal penting dari presentasi.
Kesesuaian umur. Para siswa yang berusia lebih muda
mungkin mengalami kesulitan mengikuti presentasi yang
panjang.
c. Intergrasi
Sebuah presentasi tidak selalu harus berupa seorang guru
berdiri didepan kelas memberi pengajaran, tetapi para siswa
bisa melihat video yang guru pilih menggunakan Rubrik Seleksi
(Bab 11), yang memberikan informasi yang mereka butuhkan
tentang topik, dan bisa meliputi tampilan yang menarik tentang
bidang studi tersebut. Pusat belajar atau learning center (Bab
8), bisa menyertakan audio kedalam teks untuk mengarahkan
pembelajaran siswa.

Walaupun tidak selalu dianggap sebagai pendekatan


pengajaran paling sesuai untuk digunakan, presentasi bisa
digunakan dalam cara-cara yang efektif. Usia dan pengalaman
siswa akan membantu guru dalam menentukan kapan saat
yang tepat menggunakan presentasi. Sebuah peringatan:
Karena sebagian siswa memiliki daya simak yang sedikit, guru
mungkin saja menggabungkan presentasi dengan strategi
lainnya, menggunakannya dalam waktu yang terbatas selama
jam kelas.

2. Demonstrasi
Dalam sebuah demonstrasi, para pemelajar melihat contoh
nyata atau actual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk
dipelajari. Demonstrasi mungkin direkam dan diputar ulang
melalui sarana media seperti video. Jika ingin interaksi dua arah
atau

praktik

pembelajar

dengan

umpan

balik,

diperlukan

instruktur atau tutor yang hadir secara langsung (live). Tujuannya


agar para pemelajar meniru tingkah laku fisik (misalnya membuka
program peranti lunak di computer) atau untuk mengadopsi sikap
atau nilai-nilai yang diperlihatkan oleh seseorang yang bertindak
sebagai model, seperti bagaimana mengajukan pertanyaan ketika
bekerja dalam kelompok kooperatif.
a. Kelebihan
Melihat sebelum melakukan. Para siswa diuntungkan dengan
melihat sesuatu dikerjakan sebelum mereka melakukannya
sendiri.
Panduan tugas. Seorang guru bisa memandu sekelompok
siswa untuk menyelesaikan sebuah tugas.
Penghematan

suplai.

sejumlah

suplai

yang

terbatas

diperlukan karena tidak semua orang akan menangani


beberapa material.

Keamanan. Dengan adanya cirri keamanan, demonstrasi


memungkinkan guru mengendalikan potensi bahaya bagi
para siswa ketika menggunakan benda-benda alam atau
mesin-mesin yang berbahaya.
b. Keterbatasan
Tidak langsung dikerjakan. Demonstrasi bukan merupakan
pengalaman langsung dikerjakan bagi para siswa kecuali
mereka ikut mengerjakannya saat guru memperlihatkan
tahapan atau keterampilannya.
Pandangan yang terbatas. Setiap siswa mungkin tidak
memiliki pandangan yang setara terhadap demonstrasi,
sehingga beberapa siswa mungkin melewatkan beberapa
aspek-aspek pengalaman tersebut.
Masalah mengikuti. Tentu saja tidak semua siswa bisa
mengikuti demonstrasi ketika hanya satu tahapan tunggal
yang digunakan.
c. Integrasi
Seorang guru bisa menggunakan teknologi dan media
untuk membantu demonstrasi di dalam ruang kelas. Guru bisa
menyiapkan

video

demonstrasi

di

depan

kelas,

memperlihatkannya kepada seluruh kelas dan membahas


bersama mereka tentang apa yang mereka lihat.
3. Latihan dan Praktik
Dalam latihan dan

praktik,

para

pemelajar

dibimbing

melewati serangkaian latihan praktis yang dirancang untuk


menyegarkan

kembali

atau

meningkatkan

penguasaan

pengetahuan konten spesifik atau sebuah keterampilan baru.


Strategi

ini

mengasumsikan

bahwa

para

pemelajar

telah

menerima instruksi mengenai konsep, prinsip, atau prosedur yang


akan mereka praktikkan. Agar efektif, latihan atau praktik harus
menyertakan umpan balik untuk memperkuat respons yang benar
dan memperbaiki kesalahan yang mungkin dibuat para pemelajar
disepanjang penerapannya. Tujuan dari latihan dan praktik adalah

bahwa para siswa akan menguasai atau mempelajari informasi


tanpa kesalahan.
a. Kelebihan
Umpan balik untuk memperbaiki (corrective feedback). Para
siswa mendapatkan umpan balik sebagai tindakan atas
respons.
Memisah-misah

informasi.

Informasi

disajikan

dalam

potongan kecil, yang memberikan kesempatan kepada siswa


untuk menelaah kembali bahan-bahan pelajaran dalam
potongan kecil.
Praktk

yang

telah-terbentuk.

potongan-potongan
kesempatan

kepada

kecil

Praktik

informasi,

siswa

untuk

dibentuk
yang

menjadi

memberikan

langsung

mencoba

pengetahuan baru melalui cara-cara positif.


b. Keterbatasan
Repetitif. Tidak seluruh siswa merespons dengan baik
repetitive dari latihan dan praktik.
Berpotensi membosankan. Beberapa materi latihan dan
praktik berisi terlalu banyak hal, yang artinya para siswa bisa
menjadi bosan karena terlalu banyak pengulangan.
Potensi belajar. Jika seorang siswa melakukan kesalahan
yang sama, menerapkan materi latihan dan praktik tidak
membantu siswa dalam belajar.
c. Integrasi
Latihan dan praktik umum digunakan untuk tugas-tugas
seperti

belajar

mengembangkan

matematika,
kosakata.

belajar
Para

bahasa

siswa

bisa

asing,

dan

dipasang-

pasangkan untuk bekerja melalui metode latihan dan praktik.


Selain itu, pekerjaan rumah bila dirancang untuk membantu
siswa mempraktikkan informasi yang diberikan di kelas, bisa
dianggap sebagai bentuk dari latihan dan praktik.

4. Tutorial
Dalam tutorial, seorang tutor dalam bentuk seorang
manusia,

software,

atau

konten,

mengajukan

respons

para

materi

pertanyaan

pembelajar,

cetakan
atau

menganalisis

khusus-menyajikan

persoalan,

meminta

respons

tersebut,

memberikan umpan balik yang tepat, dan menyediakan praktik


hingga para pemelajar menunjukkan level dasar kompetensi.
Pemberian tutorial paling sering dilakukan satu lawan saatu dan
sering digunakan untuk mengajarkan keterampilan dasar, seperti
membaca dan aritmetika.
Perbedaan antara tutorial dan latihan dan praktik adalah
bahwa tutorial memperkenalkan dan mengajarkan materi baru,
sementara latihan dan praktik focus pada konten yang diajarkan
dalam format lainnya (misalnya, penceramahan). Sering kali
pusat belajar (learning center), sebuah tempat yang dibuat di sisi
lain dalam kelas, bisa digunakan siswa untuk belajar sendiri.
a. Kelebihan
Bekerja mandiri. Para siswa bisa bekerja mandiri mengenai
materi baru dan menerima umpan balik tentang kemajuan
mereka.
Menakar sendiri kemajuan. Para siswa bisa bekerja berdasar
tingkat kemajuan mereka sendiri, mengulang informasi jika
mereka harus menelaahnya sebelum berlanjut ke bagian
material berikutnya.
Individualistis.

Tutorial

yang

berbasis

computer

bisa

merespons masukan (input) para siswa dan mengarahkan


proses belajar mereka menuju topik baru untuk meneruskan
proses belajar mereka atau melakukan perbaikan untuk
penelaahan.
b. Keterbatasan

Berpotensi

membosankan.

Pengulangan

bisa

menjadi

membosankan jika penyajian materi hanya dilakukan dalam


satu pola.
Berpotensi membuat frustrasi. Para siswa bisa menjadi
frustrasi jika mereka merasa tidak menghasilkan kemajuan
saat terus berupaya dalam tutorial tersebut.
Berpotensi kekurangan panduan. Kurangnya panduan guru
saat bekerja bisa berarti bahwa seorang siswa tidak begitu
menguasai materi tersebut secara efektif.
c. Integrasi
Pelaksanaan tutorial meliputi instruktur ke pemelajar
(misalnya, dialog sokratik), pemelajar ke pemelajar (misalnya,
pemberian tutorial dengan sesame rekan atau pusat belajar),
komputer ke pemelajar (misalnya, software tutorial yang
dibantu-komputer), dan cetakan ke pemelajar.
5. Diskusi
Diskusi merupakan pertukaran gagasan dan opini diantara
para siswa atau guru. Strategi ini bisa digunakan dalam tahap
pengajaran dan pembelajaran apapun, dan dalam kelompok kecil
atau besar. Dalam konteks ini, diskusi bisa membantu guru
menjalin

hubungan

dengan,

dan

didalam

kelompok

yang

menggalakkan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.


a. Kelebihan
Menarik. Diskusi sering kali lebih menarik bagi siswa
ketimbang duduk dan menyimak seseorang menguraikan
fakta-fakta.
Menantang. Para siswa bisa ditantang untuk memikirkan
tentang topic dan menerapkan apa yang telah mereka
ketahui.
Inklusif. Diskusi memberikan kesempatan bagi seluruh siswa
untuk bicara, ketimbang hanya segelintir siswa saja yang
menjawab pertanyaan guru.

Kesempatan

bagi

gagasan

baru.

Para

siswa

mungkin

menghasilkan gagasan baru untuk presentasi informasi.

b. Keterbatasan
Berpotensi melibatkan partisipasi terbatas. Tidak seluruh
siswa berpartisipasi, sehingga penting bagi guru untuk
memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk
bicara.
Terkadang tidak menantang. Terkadang para siswa tidak
belajar melampaui apa yang telah mereka ketahui dan tidak
tertantang untuk memperluas pelajaran mereka.
Tingkat kesulitan. Beberapa pertanyaan yang diajukan untuk
merangsang diskusi mungkin terlalu sulit bagi siswa untuk
dipikirkan

yang

didasarkan

pada

tingkat

pengetahuan

mereka.
Kesesuaian usia. Diskusi mungkin bukan merupakan strategi
yang efektif untuk diterapkan pada siswa yang lebih muda,
kecuali kalau diarahkan oleh guru.
c. Integrasi
Diskusi

bisa

menjadi

cara

yang

efektif

untuk

memperkenalkan sebuah topik baru. Beberapa bentuk media


lebih kondusif bagi diskusi ketimbang bentuk media lainnya.
Diskusi pasca-presentasi sangatlah penting sebagai forum Tanya
jawab dan untuk memastikan bahwa seluruh siswa mengerti apa
yang diinginkan guru. Diskusi semacam itu juga penting dalam
membantu tiap pembelajar menginternalisasikan pesan untuk
melibatkannya kedalam kerangka kerja mental mereka.
6. Belajar Kooperatif
Penelitian telah lama mendukung pernyataan bahwa para
siswa belajar dari pelajar lainyya satu sama lain ketika mereka
mengerjakan proyek sebagai sebuah tim (Slavin, 1989-1990;
Harris,

1998).

Belajar

kooperatif

merupakan

strategi

penglompokkan dimana para siswa bekerja sama untuk saling


mendapat Kelebihan dari potensi belajar anggota lainnya. Johnson
dan Johnson (1999) menyatakan bahwa agar berhasil, kelompok
belajar kooperatif membutuhkan hal-hal berikut ini:
Para anggota yang memandang peran mereka sebagai bagian
dari keseluruhan tim
Keterlibatan interaktif diantara anggota kelompok
Akuntabilitas individual dan kelompok
Anggota

yang

memiliki

keterampilan

antarpersonal

dan

kepemimpinan
Kemampuan memahami belajar personal
a. Kelebihan
Manfaat

belajar.

Mengelompokkan

siswa

dengan

kemampuan yang beragam memberikan Kelebihan bagi


seluruh siswa.
Formal atau informal. Kelompok bisa berisi formal atau
informal berdasarkan kebutuhan belajar.
Kesempatan
dibuat,

belajar.

yang

Kelompok

menciptakan

berjangka

kesempatan

panjang
belajar

bisa
yang

beragam.
b. Keterbatasan
Keterbatasan ukuran. Kelompok harus tetap kecil, sebab jika
tidak, belajar akan menjadi tidak seimbang.
Berpotensi berlebihan-digunakan. Sebagai sebuah strategi,
belajar kooperatif bisa digunakan secara berlebihan dan bisa
kehilangan keefektifannya.
Keterbatasan

anggota

kelompok.

Pengelompokkan

berdasarkan satu kemampuan saja tidak meningkatkan


kesempatan belajar bagi seluruh anggota.
c. Integrasi

10

Para siswa bisa belajar secara kooperatif tidak hanya


dengan mendiskusikan materi teks dan menyaksikan media,
tetapi juga dengan membuat media.
7. Permainan
Permainan
didalamnya

memberikan

para

pemelajar

lingkungan
mengikuti

kompetitif
aturan

yang

yang
telah

ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan


yang menantang. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi,
terutama

untuk

konten

yang

membosankan

dan

repetitif.

Permainan sering kali mengharuskan para pemelajar untuk


menggunakan keterampilan menyelesaikan masalah, kemampuan
untuk menghasilkan solusi, atau memperlihatkan penguasaan
atas konten sprsefik yang mengharuskan tingkat akurasi dan
efisiensi yang tinggi.
a. Kelebihan
Keterlibatan. Para siswa terlibat dengan cepat dalam belajar
melalui permainan.
Sesuai dengan hasil. Permainan dapat disederhanakan agar
sesuai dengan tujuan belajar.
Beragam

suasana.

Permainan

dapat

digunakan

dalam

berbagai suasana ruang kelas, mulai dari seluruh kelas


hingga kegiatan individual.
Mendapatkan perhatian. Permainan bisa menjadi cara efektif
untuk mendapatkan perhatian para siswa untuk mempelajari
topic atau keterampilan spesifik.
b. Keterbatasan
Pertimbangan persaingan. Karena adanya keinginan untuk
menang, permainan bisa bersifat kompetitif, kecuali jika
diawasi dengan baik.
Tingkat kesulitan. Siswa yang kurang bisa mungkin merasa
struktur permainan terlalu cepat atau sulit bagi mereka
untuk turut serta.

11

Mahal. Beberapa permainan, terutama permainan komputer,


bisa sangat mahal untuk dibeli.
Niat yang salah arah. Tujuan belajar mungkin hilang karena
adanya keinginan untuk menang ketimbang sekedar belajar.
c. Integrasi
Permainan dapat digunakan secara informal didalam
ruang kelas. Sebagai missal, untuk mempraktikkan kosakata
baru, guru mungkin saja menciptakan sebuah permainan
papan untuk sebuah pusat belajar. Para siswa akan bisa beerja
berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk mempraktkkan
kata-kata mereka sambil menikmati permainan.

8. Simulasi
Simulasi melibatkan para pemelajar menghadapi situasi
kehidupan nyata dalam versi diperkecil. Simulasi memungkinkan
praktik realistik tanpa harus mengeluarkan biaya dan risiko.
Simulasi mungkin melibatkan dialog peserta, manipulasi materi
dan perlengkapan, atau interaksi dengan komputer.
a. Kelebihan
Kemanan. Simulasi menyediakan cara yang aman untuk
terlibat dalam pengalaman belajar.
Reka ulang sejarah. Simulasi mungkin satu-satunya cara
untuk terlibat dalam situasi, misalnya memainkan peran
dalam sejarah Romawi Kuno.
Langsung dilaksanakan. Para siswa memiliki kesempatan
untuk pengalaman langsung.
Berbagai tingkat kemampuan. Para siswa dengan seluruh
tingkatan kemampuan bisa disertakan dalam pengalaman
belajar.
b. Keterbatasan

12

Representasi yang diragukan. Sebuah simulasi mungkin


tidak sepenuhnya representatif, atau memberikan rasa aman
yang palsu bagi beberapa siswa.
Kompleksitas. Sebuah aktivitas mungkin menjadi terlalu
kompleks atau menddalam untuk suasana ruang kelas.
Sesuatu yang baru mungkin sulit. Mungkin sulit untuk
menciptakan simulasi baru untuk suasana kelas.
Keharusan menanya ulang. Guru harus menyediakan waktu
setelah

percobaan

untuk

menanya-ulang

para

siswa

tentang pengalaman mereka selama simulasi.


c. Integrasi
Dalam beberapa simulasi, para siswa merekayasa model
matematis untuk menentukan pengaruh pengubahan variabel
tertentu, seperti pengendalian kecepatan pemain ski dengan
mengubah tingkat kemiringan.
9. Penemuan
Strategi penemuan (discovery) menggunakan pendekatan
induktif, atau penyelidikan untuk belajar; strategi ini menyajikan
masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan
(trial and error). Tujuan strategi discovery adalah untuk memacu
pemahaman konten yang lebih mendalam melalui keterlibatan
dengan konten tersebut.
Walaupun penemuan merupakan pendekatan yang bagus,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan
strategi ini untuk para siswa.
1) Tidak selalu lebih baik membiarkan
cara

mereka

keterampilan

sendiri
ketimbang

melalui

para siswa menemukan

suatu

memberikan

kemampuan
mereka

atau

pengajaran

langsung. Contoh, lebih baik memperlihatkan kepada siswa


beberapa keterampilan, seperti perhitungan matematis, dan
membiarkan mereka mencobanya sendiri dengan perekayasa
(manipulatives) ketimbang meminta para siswa untuk belajar
sendiri prosedur tersebut.

13

2) Ketika

menggunakan

penemuan,

adalah

penting

untuk

menyisihkan waktu merancang pengajaran dengan cermat,


menjamin

bahwa

terdapat

panduan

di

setiap

tahapan

disepanjang prosesnya.
3) Guru

akan

ingin

merancang

pengalaman

pengalaman

penemuan menggunakan pendekatan Perancah (Scaffold),


yakni membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan
selama pengalaman pembelajaran itu.
4) Ketika menata pelajaran penemuan, guru sebaiknya yakin
bahwa para siswa memiliki kesempatan untuk menerapkan
keterampilan baru sebelum berpindah ke tingkat percobaan
baru.
a. Kelebihan
Keteribatan. Pembelajaran penemuan sangat melibatkan
para siswa diseluruh tingkat pembelajaran.
Langkah-langkah yang berulang. Guru bisa menggunakan
prosedur

atau

langkah-langkah

yang

telah

diajarkan

sebelumnya.
Kendali siswa atas pembelajaran. Penemuan membuat siswa
merasa bisa mengendalikan proses belajar mereka sendiri.
b. Keterbatasan
Faktor waktu. Penemuan bisa memakan banyak waktu dari
segi perencanaan dan pelaksanaan.
Penyiapan itu penting. Perencanaan untuk belajar penemuan
membutuhkan pemikiran seluruh kemungkinan masalah
yang mungkin ditemui para siswa.
Salah paham. Pembelajaran penemuan bisa mengakibatkan
salah pengertian mengenai sebuah area konten.
c. Integrasi
Teknologi

dan

media

pengajaran

bisa

membantu

meningkatkan penemuan atau penyelidikan. Belajar penemuan


juga dapat menjadi sarana membantu para siswa untuk

14

mendapatkan informasi yang ingin mereka ketahui mengenai


topik atau minat tertentu.
10. Penyelesaian Masalah
Masalaha yang mirip kehidupan nyata dapat menjadi titik
mula bagi belajar. Dalam proses mengatasi tantangan dunia
nyata,

para

siswa

bisa

mendapatkan

pengetahuan

dan

keterampilan yang akan mereka butuhkan setelah lulus kelak.


Teknik ini terkadang disebut belajar berbasis masalah, dan
teknik ini telah berkembang dari pendidikan kedokteran dan
tersebar deprogram sekolah lulusan hingga perguruan tinggi dan
sekarang digunakan di tingkat sekolah lanjutan dan bahkan di
tingkat sekolah dasar.
a. Kelebihan
Keterlibatan.

Para

siswa

secara

aktif

terlibat

dalam

pengalaman belajar dunia nyata.


Konteks untuk belajar. Hubungan antara pengetahuan dan
keterampilan menjadi jelas.
Tingkat

kerumitan.

Tingkat

kerumitan

masalah

bisa

dikendalikan, dapat memperkenalkan lebih banyak isu atau


tingkat untuk masalah tersebut seiring berjalannya waktu.
b. Keterbatasan
Sulit untuk

diciptakan.

Menciptakan

masalah

yang

berkualitas untuk pembelajaran bisa menyulitkan.


Kesesuaian usia. Usia dan tingkat pengalaman para siswa
mungkin membutuhkan lebih banyak kontrol dari guru.
Makan waktu. Menggunakan teknik penyelesaian masalah
sebagai strategi pengajaran bisa sangat makan waktu di
dalam ruang kelas.
Membutuhkan menanyakan ulang. Guru harus menyisihkan
waktu tambahan untuk menanya ulang para siswa tentang
apa yang telah mereka pelajari ketika telah selesai dengan
solusi masalah.
c. Integrasi

15

Terdapat

sejumlah

untuk

memperkenalkan

masalah

diruang kelas. Masalah bisa dirancang bagi seluruh area


konten, mulai dari matematika dan ilmu pengetahuan hingga
ilmu sosial dan sastra.
B. Strategi yang Berpusat pada Guru
Dalam strategi yang berpusat pada guru, guru merupakan
fokusnya, yang bertindak mengarahkan belajar melalui cara-cara
yang mengandung tujuan. Dalam semua kasus, apa yang guru
rencanakan sangat penting bagi pembelajaran yang berhasil. Dalam
Bab 4 diperkenalkan model perencanaa ASSURE untuk membantu
guru

ketika

mempertimbangkan

bagaimana

mendekati

situasi

belajar. Begitu guru telah membuat beberapa keputusan mengenai


sifat

situasi

belajar,

maka

model

tersebut

membantu

Guru

menentukan teknologi dan media apa yang bisa diterapkan.


Terakhir, Guru bisa menentukan seberapa bagus yang pada siswa
lakukan

di

akhir

pengajaran

dan

bagaimana

mengevaluasi

efektivitas keputusan pengajaran.


C. Strategi yang Berpusat pada Siswa
Strategi yang berpusat pada siswa fokus pada siswa yang
memimpin

dan

mengarahkan

situasi

belajar.

Guru

masih

bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan mata


pelajaran yang fokus pada siswa di pusat pembelajaran. Peran guru
beralih menjadi memfasilitasi belajar, sering kali bekerja sama
dengan individual atau kelompok kecil dan mambantu para siswa
untuk fokus pada pencapaian hasil yang diinginkan.
D.Menciptakan Pengalaman Belajar
1. Perspektif Behavioris
B.F. Skinner (pada Bab 1) meyaini bahwa kita dapat
menciptakan suasana belajar pengajaran untuk memastikan
respons

siswa.

Ia

meyakini

bahwa

guru

harus

melakukan

penguatan bagi perubahan perilaku, yang ia istilahkan sebagai


belajar.

Gagasan

Skinner

bermaksud

bahwa

guru

bisa

16

menyatakan seberapa baik seorang siswa menampilkan respons


spesifik, atau perilaku. Peran guru akan bisa mengamati kinerja
siswa dan menakarnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
(Gradler, 2005).
Skinner meyakini bahwa, didalam ruang kelas, adalah
penting bagi guru untuk menciptakan iklim kelas positif (Gradler,
2005). Ia meyakini bahwa perilaku dalam kelas bisa diubah untuk
mendekati apa yang dianggap sebagai perilaku ruang kelas yang
baik.
Skinner kemudian berpindah untuk mengembangkan materi
pengajaran sendiri yang tidak membutuhkan pengajaran langsung
guru sama sekali. Ia merasa jika bahan-bahan tersebut dirancang
dalam

tahapan

yang

cukup

kecil,

siswa

manapun

bisa

menggunakannya untuk mempelajari material yang dibutuhkan


secara mandiri. Material dirancang sedemikian rupa sehingga
jumlah informasi yang minimum diperkenalkan di tiap tahapan
(Gredler, 2005).
2. Perspektif Kognitivis
Para kognitivis meyakini bahwa agar pembelajaran dapat
berlangsung, pikiran para siswa harus secara aktif terlibat dalam
memproses informasi, karena keterlibatan sangat penting dalam
pengingatan

kembali

informasi

di

waktu-waktu

belakangan.

Mereka juga meyakini bahwa individu mengarsip informasi


dalam ingatan mereka sesuai dengan pola organisasi, atau
skema, yang unik bagi tiap individual (Neath, 1998). Para siswa
akan mempelajari informasi baru dan menyimpannya berdasrkan
pengetahuan, pengalaman, dan ekspektasi mereka yang ada
mengenai informasi tersebut.
Menurut pada kognitivis memengaruhi strategi pengajaran
dengan pendapatnya yang menyatakan bahwa informasi harus
diatur dalam cara spesifik untuk menjamin pemelajar akan bisa
menggunakan pengetahuan tersebut berdasarkan skema mereka
sendiri.

17

Salah satu penerapan kognitivis dalam pembelajaran adalah


penggunaan advance organizer, headings atau outlines, untuk
memandu para pemelajar saat mereka memproses informasi.
Gagasan mengenai advance organize diperkenalkan oleh David
Ausable, berpendapat bahwa panduan ini menyediakan penopang
(Scaffold) bagi pemelajar ketika gagasan-gagasan diatur oleh
pemelajar (Gredler, 2005).
3. Perspektif Konstruktivis
Kalangan konstruktivis berpendapat bahwa para pemelajar
harus memiliki peran aktif dalam proses belajar; bahwa mereka
bukanlah wadah yang harus diisi, melainkan pengatur dari proses
belajar mereka. Mereka merasa bahwa pemelajar tidak bisa
mempelajari sesuatu tanpa pertama-tama memahami bagaimana
sesuatu

itu

disesuaikan

dengan

dunia

nyata.

Kalangan

konstruktivis meyakini bahwa guru merupakan fasilitator penting


bagi siswa, yang memberikan mereka panduan disepanjang
pengalaman

belajar

mereka.

Contoh

dari

situasi

belajar

konstruktivis adalah ketika seorang guru menyiapkan sebuah


pusat

belajar

dengan

menggunakan

strategi

penyelesaian

masalah, yang dirancang untuk memberikan bahan-bahan kepada


para siswa dan problem untuk diselesaikan seperti bagaimana
mengatasi masalah lalu lintas didepan sekolah.
4. Perspektif Psikologi- Sosial
Penelitian awal dibidang
Vygotsky

mengindikasikan

psikologi

mereka

oleh

Bandura

mengalami

dan

kesulitan

memahami bagaimana behaviorist bisa mengabaikan keadaan


sosial atau lingkungan disekitar para pemelajar (Gredler, 2005).
Keduanya berpendapat bahwa pemelajar tidak belajar dalam
lingkungan yang terisolasi atau terpisah dari pemelajar lainnya.
Dengan kata lain orang-orang dimasyarakat mempengaruhi cara
berpikir dan belajar para siswa dan pengaruh ini berbeda-beda
menurut masyarakat dan kelompok kulturalnya.

18

Didalam

ruang

kelas

perspektif

psikologi-sosial

terlihat

sebagai konsekwensi dari perilaku tertentu yang ditampilkan oleh


kelompok. Sebagai contoh jika seseorang berbicara melebihi
gilirannya,

maka

aturan

kelas

mengingatkan

bahwa

siswa

tersebut akan melampaui periode jeda.


E. Situasi dan Konteks Belajar
Keragaman strategi pengajaran yang tersedia sangat banyak
dan mencakup sejumlah situasi belajar yang berbeda-beda. Ketika
guru sedang memilih strategi, perlu mempertimbangkan para siswa
dalam ruang kelas. Ketika mempertimbangkan strategi untuk
dipadukan kedalam pengajaran, guru juga mempertimbangkan
pengalaman macam apa yang dimiliki para siswa dengan sumber
daya teknologi dan media tertentu.
1. Pengajaran Tatap Muka di Kelas
Pengajaran tatap muka diistilahkan sebagai situasi dalam
waktu bersamaan. Situasi ruang kelas mengharuskan guru
menghabiskan waktu untuk mengatur situasi, menyusun dan
menyiapkan materi, menyiapkan para siswa untuk belajar, dan
meninjau kembali apa yang telah berhasil dilakukan dan apa yang
mungkin butuh perbaikan. Satu hal yang Guru harus pikirkan saat
memiliki teknologi dan media yang akan digunakan adalah
pengalaman siswa dengan sumber daya tersebut.
2. Belajar Jarak Jauh
Pembeljaran jarak jauh memiliki makna bahwa para siswa
bisa berada disatu lokasi, sementara anggota lainnya dan guru
bisa berada dilokasi-lokasi lainnya. Sebagai sorang guru dalam
mengajar jarak jauh harus memikirkan tentang ruang kelas yang
seolah-olah dibagi menjadi banyak bagian kecil. Dalam belajar
jarak jauh pilihan pengajaran yang guru pilih akan bergantung
pada sumber daya teknologi mana yang guru miliki dan apa yang
bisa dilakukan dengan sumber daya terbeut. Selain itu guru juga
harus memikirkan bagaimana memberikan materi-materi kepada,
dan dari, siswa secara efisien dan efektif.

19

3. Campuran
Pengajaran campuran terkadang disebut dengan pengajaran
hibrida, menggabungkan dan mencocokkan berbagai situasi
pengajaran

agar

sesuai

dengan

kebutuhan

belajar

siswa.

Pengajaran campuran paling umum ditemukan dalam situasi


belajar jarak jauh yang merupakan bauran jenis situasi dalam
waktu bersamaan. Misalnya saling tatap muka atau video/televisi
real time dan jenis situasi pengajaran tidak dalam waktu
bersamaan, ketika guru dan siswa tidak bersama-sama dalam
waktu bersamaan misalnya pengajaran online atau yang berbasis
web. Situasi belajar dibagi-bagi agar sesuai dengan kebutuhan
pengajaran para siswa dan strategi pengajaran yang sedang
digunakan.
4. Belajar Mandiri Terstruktur
Banyak dari penelitian Skinner yang menyatakan bahwa
para

siswa

keterampilan

bisa

mempelajari

tanpa

informasi

pengajaran

dan

langsung

mendapatkan

dari

guru.

Ia

mempengaruhi banyak orang untuk mengembangkan mesin


pengajar yang dirancang untuk membantu siswa belajar secara
mandiri, tetapi menggunakan materi terstruktur. Para siswa akan
bisa belajar berdasarkan kemajuan mereka sendiri dan mampu
mengulang materi jika mereka perlukan.
Buku teks merupakan contoh yang bagus dari jenis media
yang bisa digunakan oleh guru untuk belajar mandiri. Pusat
belajar bisa dirancang untuk memberikan kegiatan belajar mandiri
kepada siswa. Guru bisa menggunakan berbagai macam materi
pengajaran misalnya teks, audio tape, video, software, dan
sebagainya.

Tujuan

pusat

belajar

bisa

difokuskan

pada

memperluas belajar siswa mengenai sebuah topic yang sedang


disajikan

sebagai

mengambangkan

bagian

materi

dari

perbaikan

kelas,
untuk

atau

guru

bisa

para

siswa

yang

mengalami kesulitan dengan topik yang sedang diajarkan dikelas.


5. Pembelajaran Informal Tidak Terstruktur

20

Para siswa saat ini memilik kesempatan untuk belajar dari


pengalaman mereka diluar kelas. Sifat dari jenis kegiatan belajar
inilah yang menjadikannya informal. Para siswa bisa menyaksikan
acara televisi yang menguatkan pelajaran mereka diruang kelas.
Karena guru tidak meminta siswa menyaksikan acara tersebut,
ini menjadi bagian dari sifat informal pengalaman belajar
mereka. Cara lainnya dapat menggunakan internet. Banyak siswa
memiliki akses ke komputer dirumah yang terhubung ke internet.
Siswa belajar bagaimana mendapatkan informasi dan akan
menantang diri mereka sendiri untuk belajar mengenai topik-topik
yang mungkin saja tidak menjadi bagian dari kegiatan belajar
diruang kelas.
F. Rangkuman
Terdapat dua kelompok strategi pengajaran yang berpusat
pada guru dan berpusat pada siswa. Guru memiliki berbagai macam
strategi pengajaran yang bisa mereka gunakan untuk membantu
memudahkan

pembelajaran

siswa.

Para

guru

perlu

membuat

keputusan tentang kebutuhan belajar para siswa mereka dan meiih


strategi pengajaran yang paling cocok untuk membantu para siswa
mencapai hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai