Oleh :
Agung Manik Septiana Putra
(07700136)
(07700193)
(07700291)
Surabaya
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih tinggi. Hasil
survey demografi Indonesia (SDKI) pada tahun 2003 menunjukkan bahwa
angka kematian ibu (AKI) yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. (Depkes RI,
2008)
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) pada dasarnya mengacu
pada intervensi strategis Empat Pilar Safe Moother Hood yaitu : Keluarga
Berencana (KB), pelayanan antenatal (ANC), persalinan yang aman dan
pelayanan obstetri essensial. (Depkes RI, 2008)
Antenatal care (ANC) terdiri dari serangkaian kunjungan ibu hamil yang
dikenal dengan istilah K1 dan K4. Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu
hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak mengandung arti
bahwa ibu hamil harus berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan tetapi
setiap kontak tenaga kesehatan dengan ibu hamil untuk memberikan pelayana
antenatal sesuai standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil.
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali
pada masa kehamilan sedangkan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang keempat atau lebih (Depkes RI, 2004).
Cakupan K1 di Jawa Timur tahun 2010 menurut peta cakupan K1
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur mencapai 632.571 ibu hamil atau
96,67% dari 654.382 sasaran ibu hamil. Cakupan tertinggi dicapai Kabupaten
Jember (100%) dan terendah kabupaten Jombang (91,85%). Cakupan K4 di
Jawa Timur tahun 2010 mencapai 576.297 ibu hamil atau 88,07%, dan angka
ini belum mencapai target nasional 90%. Cakupan tertinggi adalah Kota
Malang (99,59%) dan terendah di Kabupaten Trenggalek (67,85%).
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003
tentang standar pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan di
kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan
target tahun 2010 : berupa cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu
kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan Kl di
bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu
tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang
mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif.
Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih
perlu ditingkatkan. Sedangkan K4 : Kontak minimal 4 kali selama masa
kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal
1 kali kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua
kali pada trimester ketiga. Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan kualitas
pelayanan antenatal yang belum memadai. Rendahnya K4 menunjukkan
rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani risiko tinggi obstetric.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Syaifudin 2002,
salah satu yang termasuk tujuan dari ANC K1-K4 ini adalah mempersiapkan
ibu agar nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agara dapat
memberikan ASI secara eksklusif
Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
pembangunan di bidang kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan ini,
pemerintah turut dalam Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan
para Kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara dalam sidang Persatuan
Bangsa-bangsa di New York pada bulan September 2000 yang menegaskan
kepedulian utama mayarakat dunia untuk mencapai Tujuan Pembangunan
Milenium (Millenium Develpment Goals-MDGs). Tujuan pembangunan
Milenium di Indonesia 2010 adalah menempatkan manusia sebagai fokus
utama pembangunan yang mencakup semua komponen kegiatan yang tujuan
akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan terkait dengan kebijakan tersebut adalah dengan pemberian ASI
b.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan kelengkapan ANC K1-K4 dan pengetahuan
dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa (.....) wilayah kerja PKM Sedati.
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi kelengkapan ANC K1-K4 di Desa (.....) wilayah
kerja Puskesmas Sedati.
2) Menganalisis pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI Eksklusif
di Desa (.....) wilayah kerja Puskesmas Sedati.
3) Mengidentifikasi pemberian ASI Eksklusif di Desa (.....) wilayah kerja
Puskesmas Sedati.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Masyarakat :
1.
3.
Peneliti :
1. Sebagai salah satu kewajiban dalam melaksanakan penerapan
praktek kerja lapangan yang terkait dengan Ilmu Kedokteran
2.
Komunitas.
Menambah
referensi
pengetahuan
kesehatan
bidang
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANTENATAL CARE
1. Definisi
Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya dilaksanakan
sesuai standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan dalam standar
Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan
ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang
sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan, deteksi
serta antisipasi dini kelainan janin dan juga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan memantau keadaan janin. (Depkes RI, 2004)
Antenatal care (ANC) terdiri dari serangkaian kunjungan ibu hamil
yang dikenal dengan istilah K1 dan K4. Kunjungan ibu hamil adalah
kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak
mengandung arti bahwa ibu hamil harus berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan tetapi setiap kontak tenaga kesehatan dengan ibu hamil untuk
memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat dianggap sebagai
kunjungan ibu hamil. Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kunjungan
ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan sedangkan K4 adalah
kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih.
(Depkes RI, 2004)
2. Tujuan Antenatal Care
Menurut Saifuddin (2002), pemeriksaan kehamilan atau antenatal care
bertujuan untuk :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan penberian
ASI eksklusif.
besar
meningkatkan
masalah
derajat
kesehatan
kesehatan
masyarakat.
masyarakat
Hal
yang
ini
akan
meningkatkan
bidan,
dan
perawat)
kepada
ibu
hamil
selama
masa
Ibu Hamil
1. Definisi
Pengertian ibu hamil (Gravida) adalah wanita yang sedang hamil.
Keadaan kesehatan ibu hamil sangat memepengaruhi kehidupan janin.
Untuk melahirkan bayi yang sehat ibu hamil harus mempunyai kesehatan
yang optimal.
Tingkat Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk
dibentuknya suatu tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2003),
dimana tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, meliputi :
1. Tahu (know)
Pengetahuan (tahu yaitu mengingat kembali materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan yang paling rendah dengan
cara
menyebutkan,
mendefinisikan
dan
menyatukan
sesuatu.
10
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteriakriteria yang telah ada. Pengaruh pengetahuan terhadap seseorang sangat
penting sebab mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang
tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan serta
kesehatan setiap anggota keluarganya (Notoatmodjo, 2003).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo
11
(2003), yaitu :
1. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka ia akan mudah menerima
dan menyesuaikan hal-hal yang baru.
2. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi banyak akan memberikan
pengetahuan yang lebih jelas
3. Kultur Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang
karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan
agama yang dianut.
4. Pengalaman
Pengalaman di sini berkaitan dengan umur dan pendidikan, dimana ibu
dengan umur yang bertambah dan pendidikan yang lebih baik akan
memudahkan dalam menyerap informasi yang diberikan serta bersikap
lebih bijak.
D.
ASI Eksklusif
1. Definisi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI yang diberikan kepada Bayi
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain.(PP No. 33 tahun 2012
tentang Pemberian ASI Eksklusif).
Dalam masa 6 bulan setelah kelahiran, bayi tidak diharapkan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air
teh, madu, maupun air putih.
2. Komposisi dan Volume ASI
2.1. Komposisi ASI
ASI memiliki komposisi yang berbeda-beda dari hari ke hari.
1. Kolostrum
12
kekuning-kuningan
dan
lebih
kental
karena
banyak
mengandung protein dan vitamin A yang tinggi selain itu kolostrum juga
mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk melindungi bayi
dari penyakit infeksi. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi
daripada ASI masa matur. Walaupun jumlah protein sedikit namun sudah
memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum
jangan dibuang tetapi harus diberikan kepada bayi
(Soetjiningsih, 1999).
2. ASI Masa Transisi
ASI yang keluar sejak hari ke tiga hingga hari ke sepuluh sesudah
kelahiran yang merupakan peralihan dari kolostrum menuju ASI masa
matur. Kadar protein merendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
meningkat. Kadar energi ASI pada masa transisi lebih rendah
dibandingkan ASI masa matur yaitu 67 kcal/100 cc.(Soetjiningsih,
1999).
3. ASI Masa Matur
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya.
Komposisi relatif konstan pada ibu yang sehat dimana produksi ASI
cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik.
2.2. Volume ASI
Volume pengeluaran ASI pada minggu-minggu pertama bayi lahir
biasanya banyak, tetapi setelah itu sekitar 450-650 ml. Seorang bayi
memerlukan sebanyak 600ml susu per hari. Jumlah tersebut dapat
dicapai
dengan menyusui
bayinya
selama
13
3. Keuntungan ASI
Pemberian ASI memberikan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga
dan negara. Adapun penjelasannya adalah :
a. Keuntungan ASI bagi bayi, Menurut Depkes RI, (2001)
keuntungan ASI bagi bayi adalah :
1. Kandungan ASI mempunyai komposisi yang sesuai bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Mengandung zat imunologik yang melindungi bayi dari infeksi.
3. Bayi tidak mudah terkena diare.
4. Resiko alergi lebih kecil.
5. Mengurangi kejadian gigi keropos.
6. Memberikan keuntungan psikologik, karena bayi berhubungan
eratdengan ibu sehingga bayi merasa aman dan muncul rasa
percaya diri.
b. Keuntungan ASI bagi ibu, Menurut Depkes RI, (2001) keuntungan
ASI bagi ibu adalah :
1. Merangsang kembalinya kandungan ke bentuk dan ukuran
semula, sehingga mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
2. Menjarangkan kehamilan, pada ibu yang menyusui secara murni
(eksklusif) dapat menekan kesuburan.
3. Mengurangi kejadian kanker payudara
4. Mempunyai keuntungan psikologik, karena menimbulkan rasa
bangga dan diperlukan oleh bayi.
c. Keuntungan ASI bagi keluarga, Menurut Depkes RI, (2001)
keuntungan ASI bagi keluarga adalah :
1. Tidak merepotkan keluarga karena praktis dan ekonomis dan
tidak perlu membeli.
2. Mengurangi pengeluaran rumah tangga.
3. Kelahiran yang lebih jarang menyebabkan hubungan bayi dan
keluarga lebih dekat.
d. Keuntungan ASI bagi negara, Menurut Roesli Utami, (2002)
keuntungan ASI bagi negara adalah :
14
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. KERANGKA KONSEP
Ibu
Hamil
Faktor Pelayanan
Kesehatan (ANC K1-K4)
Faktor Perilaku
(pengetahuan)
Pemberia
n ASI
Eksklusif
15
Faktor Keturunan
Faktor Lingkungan
16