Anda di halaman 1dari 13

BAB 8

PERCOBAAN KOMPARATOR
8.1 Ideal Comparator
Tujuan:
1. Mengetahui cara kerja dari ideal comparator
2. Mengetahui cara membandingkan 2 sinyal yang berbeda
8.1.1 Alat Bantu :
1. Volt meter

: 1 buah

2. Osiloskop

: 1 buah

Gambar 8.1. Ideal Comparator


Gunakan bagian ideal comparator, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 volt
peak to peak pada pin V1
2. Hubungkan V2 dengan VDC 2, dan atur tegangan VDC 2 = 2 volt
3. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya
dengan menggunakan osiloskop

4. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?


Dari hasil percobaan dapat diperoleh bahwa tegangan output dari
rangkaian inverting komparator terbalik polaritasnya dengan tegangan input
(Vin) dari komparator. Rangkaian ini pada dasarnya membandingkan antara
tegangan isyarat (referensi ) pada satu masukan dengan masukan lain.
Ketika nilai tegangan input Vin lebih besar dari tegangan referensi Vref
tegangan keluaran Vo pergi ke saturasi negatif. Hal ini karena tegangan pada
masukan non-pembalik lebih kecil dari tegangan pada input pembalik.
Ketika nilai tegangan input Vin lebih rendah daripada tegangan referensi
Vref, tegangan output Vo pergi ke saturasi positif. Hal ini karena tegangan
pada masukan non-pembalik lebih besar dari tegangan pada input
pembalik. Dengan demikian, tegangan output Vo perubahan dari titik jenuh
negatif ke titik saturasi positif bila perbedaan antara Vin dan Vref berubah. Hal
ini ditunjukkan dalam bentuk gelombang di bawah ini

5. Dengan cara yang sama pindahkan function generator dengan frekuensi 100
Hz dan amplitudo 4 volt peak to peak pada pin V2
6. Hubungkan V1 dengan VDC 2, dan atur tegangan VDC 2 = 2 volt
7. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya
dengan menggunakan osiloskop

8. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?


Ketika nilai tegangan input Vin lebih besar dari tegangan referensi Vref
tegangan keluaran Vo pergi ke saturasi positif. Hal ini karena tegangan pada
masukan non-pembalik lebih besar dari tegangan pada input pembalik.
Ketika nilai tegangan input Vin lebih rendah daripada tegangan referensi
Vref, tegangan output Vo pergi ke saturasi negatif. Hal ini karena tegangan
pada masukan non-pembalik lebih kecil dari tegangan pada input
pembalik. Dengan demikian, tegangan output Vo perubahan dari titik jenuh

positif ke titik saturasi negatif bila perbedaan antara Vin dan Vref berubah. Hal
ini ditunjukkan dalam bentuk gelombang di bawah ini

8.2.Inverting Zero Crossing Detector dengan Histerisis


Tujuan:
1.

Mengetahui cara kerja dari Inverting Zero Crossing Detector dengan


histerisis

8.2.1 Alat bantu :


1. Volt meter

: 1 buah

2. Osiloskop

: 1 buah

gambar 8.2. Inverting Zero Crossing det dengan histerisis


Gunakan Inverting Zero Crossing det dengan histerisis, lakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 volt
peak to peak
2. Atur VUT = 1 volt
3. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya
dengan menggunakan osiloskop

4. Lakukan dengan cara yang sama untuk VUT = 2V, 3V, 4V, -1V, -2V, -3V dan
4V

5. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?


Pada rangkaian inverting zero crossing circuit diatas dapat kita analaisa bahwa
tegangan input masuk ke inverting input opamp 741 dan Vref masuk ke input non
inverting opamp. Hasil output dari rangkaian diatas memiliki polaritas yang
terbalik dengan polaritas inputnya. Ketika Vin lebih besar daripada Vref maka
output menuju Vsat, sedangkan saat nilai Vin lebih kecil daripada Vsat maka
output akan menuju +Vsat dan mendekati nilai Vcc.
Pada rangkaian ini crossing dari tegangan input dan tegangan output akan
terjadi pada nilai Vref. Pada penggunaannya rangkaian ini sering diaplikasikan
pada detektor penyilang nol, untuk mendeteksi adanya gangguan dari pergeseran
nilai output terhadap input dengan cara menggunakan ground sebagai Vref.

8.3.Non Inverting Zero Crossing Detector dengan Histerisis


Tujuan:
1. Mengetahui cara kerja dari Non Inverting Zero Crossing Detector dengan
histerisis
8.3.1 Alat bantu :
1. Volt meter

: 2 buah

2. Osiloskop

: 1 buah

gambar 8.3. Non Inv Zero Crossing det dengan histerisis


Masih menggunakan modul 8.3 pada bagian Non Inv Zero Crossing det dengan
histerisis, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4
volt peak to peak
2. Atur VUT = 1 volt
3. Gambarkan di lembar praktikum hasil yang anda lihat pada outputnya
dengan menggunakan osiloskop

4. Lakukan dengan cara yang sama untuk VUT = 2V, 3V, 4V, -1V, -2V, -3V
dan 4V

5. Kesimpulan apakah yang anda dapatkan pada percobaan ini ?


Pada rangkaian non inverting zero crossing circuit diatas dapat kita
analisa bahwa tegangan input masuk ke noninverting input opamp 741 dan
Vref masuk ke input inverting opamp. Hasil output dari rangkaian diatas
memiliki polaritas yang sama dengan polaritas inputnya. Ketika Vin lebih
besar daripada Vref maka output menuju +Vsat dan mendekati nilai Vcc,
sedangkan saat nilai Vin lebih kecil daripada Vsat maka output akan
menuju Vsat..
Pada rangkaian ini crossing dari tegangan input dan tegangan
output akan terjadi pada nilai Vref. Pada penggunaannya rangkaian ini
sering diaplikasikan pada detektor penyilang nol, untuk mendeteksi

adanya gangguan dari pergeseran nilai output terhadap input dengan cara
menggunakan ground sebagai Vref.

Anda mungkin juga menyukai