ELEKTRODINAMIKA
Dosen: Prof. Doddy Sutarno, Ph.D
Disusun oleh:
Adhi Kusumadjati
20216034
Departemen Fisika
Program Studi Magister Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Abstrak
Saat ini ilmuwan telah banyak mengembangkan berbagai metode untuk memperoleh energi mulai
dari pemanfaatn sumber energi yang tak terbarukan sampai sumber energi yang baru dan
terbarukan. Namun belum diperoleh metode yang tepat untuk memperoleh energi dalam jumlah
besar secara efisien dengan resiko seminimal mungkin. Sebuah metode pembangkitan energi telah
dikembangkan melalui reaksi penggabungan dua inti ringan menjadi inti yang lebih berat atau
biasa disebut reaksi fusi nuklir. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai plasma yang merupakan
bagian penting dalam reaksi fusi dan bagaimana gerak partikel bermuatan tersebut dalam medan
magnet. Kemudian cara kerja reaktor nuklir yang digunakan pada proses ini beserta material atau
bahan bakar yang digunakan untuk menunjang reaksi tersebut. Serta penerapan dan perkembangan
teknologi ini di dunia.
I.
Pendahuluan
Energi merupakan kebutuhan dasar dalam segala lini kehidupan. Kemajuan
teknologi mendorong manusia untuk terus berinovasi dalam mengembangka n
teknik dalam pembangkitan energi. Saat ini telah banyak teknologi dalam
menghasilkan energi yaitu seperti pembakaran bahan bakar fosil, sel surya,
pemanfaatan energi gerak (air terjun dan angin) pada turbin, dan reaksi fisi nuklir.
Akan tetapi teknologi-teknologi tersebut memiliki banyak efek samping seperti
bahan bakar fosil yang menghasilkan gas rumah kaca sehingga menyebabkan
pemanasan global, reaksi fisi nuklir menghasilkan sampah radioaktif yang
berbahaya, tidak cukup banyak energi untuk disimpan ketika mendung (berawan),
serta sulitnya mencari tempat yang dapat mempertahankan kecepatan angin
dengan stabil.
Ada suatu teknik pembangkitan energi yang mana reaksi ini terjadi di inti
bintang,
termonuklir yang berarti bahan untuk proses ini terjadi harus pada suhu yang
sangat tinggi sehingga elektron dan inti (proton dan neutron) pada atom terlepas
kemudian terbentuk plasma. Proton merupakan muatan positif sehingga proton
dengan proton lainnya akan saling tolak menolak. Untuk mengatasi gaya Coulomb
ini proton harus memiliki energi kinetik yang tinggi yang berarti pada suhu yang
sangat tinggi yaitu sampai pada orde jutaan derajat celcius. Ketika proton-proton
tersebut saling bergabung kemudian akan terbentuk inti yang lebih berat dan
kemudia dihasilkan energi.
Metode inilah yang sedang dikembangkan oleh ilmuwan untuk membuat
pembangkit energi generasi baru. Saat ini ilmuwan mengembangkan dua cara
untuk membentuk plasma yang cukup panas untuk reaksi fusi, cara pertama adalah
reaktor yang menggunakan medan magnet untuk mengurung plasma dalam ruang
berbentuk donat dimana reaksi berlangsung. Kemudian cara kedua adalah
dengan kurungan inersia menggunakan pulsa dari laser bertenaga tinggi untuk
memanaskan permukaan butiran bahan bakar yang digunakan samapai cukup
padat dan panas untuk reaksi fusi. Pada makalah ini kita hanya akan membahas
mengenai reaktor fusi nuklir dengan kurungan magnetik untuk mempercepat
partikel sehingga mengahasilkan plasma untuk terjadinya reaksi fusi.
Eksperimen-eksperimen
yang
saat
ini
dilakukan
didunia
masih
dikembangkan. Meskipun reaksi fusi telah dicapai, namun energi yang diperluka n
untuk melakukan eksperimen tersebut lebih besar dibandingkan energi yang
dihasilkan. Masih diperlukan waktu yang sangat lama untuk teknologi ini dapat
digunakan secara komersil. Namun jika hal ini dapat berhasil, maka akan
didapatkan pembangkit tenaga yang sangat efisien dimana satu gelas air laut
(sumber deuterium) dapat digunakan untuk menghasilkan energi sebanyak energi
yang dihasilkan dalam pembakaran satu barrel minyak tanpa dihasilkan zat
buangan. Karena reaktor fusi menggunakan isotop hidrogen (deuterium dan
tritium), helium, dan lithium sebagai bahan bakarnya dan air laut mengand ung
banyak deuterium. Reaktor fusi tidaklah berbahaya seperti reaktor fisi bahkan
reaktor ini lebih aman dari pada jenis pembangkit tenaga lainnya. Jika kurunga n
magnetik pada reaktor fusi nuklir mengalami kerusakan maka plasma akan
memuai dan reaksi fusi akan terhenti.
II.
Fisika Plasma
1. Plasma
Di alam, materi memiliki keadaan yang dipengaruhi oleh energi ikat
antar molekulnya. Semakin kuat dan stabil ikatannya maka akan menghasilka n
material padat. Jika diberikan energi (suhu tinggi) pada material tersebut maka
energi ikatnya akan melemah dan menghasilkan zat cair. Jika diberikan energi
yang lebih tinggi maka akan terbentuk gas dari material tersebut. Kemudian
jika diberikan energi yang sangat tinggi hingga mendekati energi ionisasainya,
maka akan terbentuk plasma yang merupakan keadaan atau wujud keempat
dari suatu zat. Karena dekomposisi termal memecah ikatan antar atom sebelum
ionisasi, kebanyakan plasma terbentuk dari gas.
Plasma adalah material sangat panas sehingga menyebabkan elektron
terlepas dari atom penyusun gas. Plasma dihasilkan dari ionisasi dari gas netral
yang secara umum mengandung pembawa muatan positif dan negatif yang
jumlahnya sama banyak. Pada keadaan ini, fluida dari muatan yang berlawanan
terkopel dengan kuat dan cenderung
saling
menetralkan
dalam skala
penemuan-penemuan
Langmuir,
penelitian
mengenai
plasma
mengembangkan
teori penjalaran
elektromagnetik
melalui
bertenaga tinggi mengenai target suatu material padat, material tersebut segara
terkikis dan plasma terbentuk pada batas antara sinar dan target.
1
( )1 3
(1)
2
, dengan 2
=
(2)
1
1
(3)
atau
1 4 3 1
=(
) 1
3
(4)
4
3
diambil dari teori plasma yang diukur untuk degenerasi atau ketiadaan
degenerasi dalam plasma.
Plasma dengan parameter plasma yang besar adalah non ideal atau
plasma terkopel kuat klasik. Dirumuskan dengan,
1 2
( )3 2
(5)
(6)
menyatakan tiga set persamaan differensial. Suku pertama pada sisi kanan
hanya memiliki komponen yang tegak lurus . Maka persamaan untuk gerak
dalam arah sejajar tak bergantung dan menjelaskan suatu konstanta
percepatan sejajar dengan terhadap komponen , dinyatakan dengan .
Komponen dan tegak lurus dan turunannya masing-masing terhadap
waktu akan dinyatakan dalam bentuk , , dan seterusnya.
Maka, tegak lurus terhadap , kita dapatkan sebuah sistem dari dua
persamaan differensial inhomogen terkopel:
= +
(7)
Solusinya
adalah kombinasi
dari
ini
pengaruh
menjelaskan
gerak
medan magnet
partikel
(8)
dalam
saja. Solusinya
telah
konstan
dalam
lingkaran
sehingga
Gambar 1. Gerak
siklotron dari partikel
bermuatan
(9)
(10)
pada kecepatan
Gambar 2. Lintasan
(drift) partikel
bermuatan
(11)
Untuk memperoleh kecepatan, kita lakukan perkalian cross pada persamaan ini
dengan menyatakan,
2 = atau =
(12)
bergantung
aproksimasi pandu pusat. Hal terpenting adalah kasus dari gaya yang diberikan
oleh medan listrik, = . Pada kasus ini muatan saling meniadakan dalam
persamaan (12). Semua partkel bermuatan menjalar dengan kecepatan yang
sama dalam arah yang sama (E x B drift).
Kita telah menggambarkan penjalaran ini dengan meninjau pengaruh dari
gaya eksternal dari putaran (gambar 2). Bayangkan medan magnet garis-gar is
medan mengarah tegak lurus terhadap bidang kertas. Pada keadaan ini, putaran
terbatas pada bidang kertas (atau sejajar bidang kertas). Kasus yang
ditunjukkan pada gambar 2 merupakan partikel dengan muatan positif dalam
pengaruh medan listrik. Saat partikel bergerak keatas, percepatan dan jari-jari
putarannya meningkat. Saat kebawah melambat dan jari-jari lingkaran putaran
berkurang. Maka lintasannya merupakan sikloid bukannya linkaran tertutup.
Pada kasus partikel bermuatan negatif, arah putaran sebaliknya. Jika gaya
diberikan oleh suatu medan listrik, arah dari gaya F juga sebaliknya, maka
penjalaran pada arah yang sama seperti sebelumnya. Jika arah gaya tak
bergantung partikel bermuatan (seperti pada kasus inersia atau gaya gravitas i),
arah dari penjalaran pada arah berlawanan. Hasilnya dapat berupa suatu arus
listrik ato separasi muatan.
Jika hanya medan magnet kuat yang berkurang dalam arah yang ditandai
oleh panah untuk F, kita dapatkan efek yang sama karena kebergantunga n
radius putaran pada B. Hal ini dinamakan gradien penjalaran yang juga
merupakan contoh transport arus oleh penjalaran. Sebuah pendekatan yang
berbeda pada penjalaran dilakukan oleh suatu gradien dari induksi magnetik B
dengan meninjau partikel berputar sebagai pseudo-partikel dengan momen
. Dalam analogi pada arus pembawa loop kawat, kita dapat
magnetik
perlakukan partikel berputar sebagai arus melingkar = = /2.
Daerah A dalam loop adalah = 2 . Maka,
=
(13)
Gambar 3. Momen
magnetik dari partikel
bemuatan yang
berputar
(14)
(15)
Pada pembahasan ini telah kita ketahui asumsi bahwa tumbukan antara
partikel plasma tidaklah penting. Jika tumbukan sering terjadi, gerak siklotron
dan penjalaran akan terganggu. Kita dapat perkirakan kondisi untuk penjalaran
frekuensi dan kecepatan v). Jika minimal untuk satu macam partikel
bermuatan , penjalaran dan putaran dikembangkan sepenuhnya pada
partikel-petikel tersebut. kita namakan plasma termagnetisasi. Magnetisas i
secara prinsip selalu dapat diperoleh dengan medan magnet eksternal kuat.
Untuk suatu medan magnet yang diberikan, magnetisasi bergantung pada
plasma dan rapatan netral. Magnetisasi ini paling kuat pada fluida plasma di
tekanan rendah.
Reaksi Fusi
Untuk menghasilkan reaksi fusi, dua inti yang cenderung saling tolakmenolak (dua muatan positif) dibuat sedekat mungkin. Maka sejumlah energi
diperlukan untuk mengatasi penghalang tersebut dan mencapai daerah dekat
inti dimana gaya nuklir mampu mengatasi penghalang ini. Probabilita s
melewati penghalang ini ditentukan dengan besaran penampang lintang
reaksi. Variasi dari penampang lintang efektif dari beberapa reaksi fusi
sebagai fungsi dari interaksi energi diberikan oleh atom dan unsur ringan
seperti diperlihatkan gambar 5.
Penampang lintang dari reaksi fusi berada pada orde 1 barn (1 barn =
10-28 ), sementara reaksi fisi dari
235 U
melalui proses thermal atau bombardir neutron. Sehingga reaksi fusi memilik i
penampang lintang tmbukan dari D-T adalah yang tertinggi dan terjadi pada
suhu terendah.
2.
ini, hal ini merupakan asumsi yang berguna untuk penyederhanaan matema tis
dan mengarah ke desain pada akurasi yang diinginkan.
Terakhir
yang dihasilkan
pada
keadaan
membutuhkan
sedikit
tetap
dan
hanya
pendingin
untuk
lainnya
yaitu
magnet
harus
Gambar 8. Penampang
lintang reaktor ARIES-AT
kerusakan bahan tetapi juga mengembalikan magnet pada kondisi nonsuperkonduktor dengan cepat. Secara umum reaktor fusi terdiri dari plasma
toroid di dalam dinding pertama, kemudian suatu lapisan dan pelindung, dan
terakhir superkonduktor magnet. Reaktor fusi secara umum ditunjukkan oleh
gambar 6 dapat dibandingkan oleh gambar 8 yang lebih realistis. Gambar ini
merupakan detail desain dari bagian dari reaktor ARIES.
3.
Deuterium sangat
berlimpah dan dapat di ekstrak dari air laut (33 gr deuterium per m3 air laut)
dengan proses industri kovensional (distilasi, elektrolisis, pertukaran isotop,
dan lain-lain). Perkiraan sumber daya di laut berada pada orde 4,5 x 1013
metrik ton, sebanding dengan energi potensial 5 x 1011 TW per tahun.
Sehubungan dengan konsumsi global energi saat ini berada pada orde sampai
12 TW per tahun (1990), sumber energi deuterium dapat mencapai masa
hidup matahari (~ 5 milyar tahun).
Kandungan lithium di kerak Bumi mencapai 50 ppm (0,05 g/kg).
Lithium lebih melimpah dari timah dan bahkan 10 kali lebih melimpah dari
uranium (3 - 4 ppm). Lithium terbentuk secara alami dalam campuran dua
isotop: lithium-6 (7,5% secara alami membentuk lithium) dan lithium- 7
(92,5% secara alami membentuk lithium). Walaupun memungkinkan untuk
menggunakan lithium yang secara alami terbentuk dalam reaktor fusi,
campuran dengan porsi banyak lithium-6 (40-90% berdasarkan desain) lebih
dipilih
penampang lintang yang besar. Proses memperkaya sudah dikenal dan telah
neutron
berenergi tinggi.
Bagaimanapun
juga, kondisi
IV.
Gambar 9. Skema reaktor fusi berbasis kurungan magnetik dari Tokamak: (a)
Ruang vakum, (b) Plasma, (c) Radiasi plasma, (d) pelapis, (e) listrik dihasilkan
2.
Proyek ITER
ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor) merupakan
salah satu proyek energi yang paling ambisius saat ini. 35 negara bergabung
untuk membangun tokamak terbesar di dunia. Kampanye eksperimen yang
berkas-berkasnya.
Salah satu
V.
Kesimpulan
Reaktor fusi nuklir memanfaatkan kurungan magnetik berupa toroid yang
menghasilkan medan magnet sebagai akselarator untuk mempercepat gerak
partikel bermuatan sehingga energi kinetiknya meningkat dan kemudian terbentuk
plasma yang meruapakan keadaan suatu zat ketika elektron dan inti (proton dan
neutron) dari atom-atomnya saling terpisah. Saat kedua inti saling bertumbuka n
dengan energi yang cukup untuk kedua bergabung maka reaksi fusi nuklir akan
terjadi dan sejumlah energi yang besar akan terbentuk dari reaksi ini.
Energi fusi memiliki banyak kelebihan dibandingkan pembangkit tenaga
lainnya. Energi fusi memiliki sumber daya energi yang hampir tidak terbatas dan
tidak menimbulkan gas efek rumah kaca atau polusi lingkungan dan juga memilik i
kelebihan dalam hal keamanan. Dengan desain yang baik, sampah radioaktif dari
operasi pembangkit tenaga fusi tidak akan merugikan untuk generasi selanjutnya.
Pemanfaatan energi fusi berada pada tingkatan yang sama dengan kelebiha nkelebihan yang dimilikinya.
VI.
Referensi
Fitzpatrick, Richard. 2015. Plasma Physics: An Introduction. Florida: CRC
Press
Freidberg, Jeffrey P. 2007. Plasma Physics and Fusion Energy. New York:
Cambridge University Press
Kikuchi, M; Lackner, K; Tran, M. Q. 2012. Fusion Physics. Vienna :
International Atomic Energy Agency
Magaud, P; Marbach, G; Cook, I. Nuclear Fusion Reactors. Encyclopedia of
Energy Elsevier Inc. 2004. Vol. 4
Wiesemann, K. A Short Introduction to Plasma Physics. CERN Yellow Report.
2013. 007. 85-122
http://www.iter.org/proj/inafewlines
https://ec.europa.eu/research/energy/pdf/ki-77-070-69-en-d_en.pdf