Anda di halaman 1dari 83

KUMPULAN SOAL UKDI GENITOURINARIA

1. Seorang wanita 27 tahun, riwayat kontak seksual 3 hari yang lalu.


Pasien mengeluh keluar nanah dari OUE warna kemerahan , bengkak,
OUE terasa nyeri, dan terdapat demam. Diagnosis keadaan diatas
adalah
a. Sifilis
b. Limfogranuloma venerum
c. Gonorrhoe
d. Ulkus molle
Pembahasan : gonore adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Pada infeksi gonore, gejala
khas yang timbul adalah adanya pus yang mukopurulen, tanda tanda
radang seperi kemerahan, bengkak dan demam. Penularannya
melalui kontak seksual, dengan masa tunas yang singkat, umumnya
2-5hari.
2. Seorang laki laki 10 tahun, riwayat demam dan nyeri menelan sejak 5
hari yang lalu, lalu sejak 3 hari yang lalu BAK kurang dari 1 gelas/hari,
nyeri pinggang , BUN (blood Urea Nitrogen) meningkat, laboratorium
urin eritrosit (+), protein (+), diagnosis keadaan diatas adalah
a. Glomerulonefritis akut
b. Sindroma nefrotik
c. Uretritis
d. Gagal ginjal kronis
Pembahasan : glomerulonefritis akut biasanya didahului oleh
infeksi ekstra renal, terutama di traktus respiratorius bagian atas
oleh kuman streptococcus beta hemoliticus tipe A. antara infeksi dan
timbulnya glomerulonefritis akut terdapat masa laten selama kurang
dari 10 hari. Pada pemeriksaan laboratorium akan ditemukan
proteinuria (+), hematuria (+), jumlah urin menurun dan berat jenis
urin meninggi, dapat ditemukan juga albumin, eritrosit leukosit,
silinder leukosit dan hialin. Albumin serum sedikit menurun, ureum
dan kreatinin meningkat.

3. Seorang anak perempuan 6 tahun datang dengan keluhan BAK kurang.


Riwayat diare dan muntah muntah sejak 3 hari yang lalu. Ayahnya
kemudian mempuasakan anaknya dari makan dan minum. Hari ini
anaknya minum air > 7 liter tetapi BAK tetap sedikit. Diagnosis yang
tepat adalah
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronik
c. Gagal ginjal akut dan kronis
d. Glomerulonefritis
Pembahasan :
gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal secara tibatiba

kehilangan

kemampuan

untuk

mengekskresikan

sisa-sisa

metabolisme. Berjalan cepat dalam hitungan hari-minggu dan


berkaitan dengan penyakit kritis, biasanya bersifat reversible bila
penderita dapat bertahan dengan penyakit kritisnya.
Etiologinya karena hipovolemi, hipotensi, penurunan curah jantung
dan gagal jantung kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius
bagian bawah, dan obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Secara
khusus terbagi menjadi tiga :
Factor prarenal
Semua factor yg menyebabkan peredaran darah ke ginjal
berkurang
perdarahan

dengan
karena

terdapatnya
trauma

hipovolemi,

operasi,

misalnya

dehidrasi

atau

berkurangnya volume cairan ekstra seluler (dehidrasi


pada diare), berkumpulnya cairan interstitial pada suatu
daerah luka (kombusio, peritonitis).
Factor renal
Gangguan koagulasi intravascular seperti sindroma hemolitik
uremik,

glomerulopati,

neoplastik,

nekrosis

ginjal

akut,

pielonefritis akut.
Factor pascarenal
Obstruksi dibagian distal ginjal
Gejala klinis pada GGA adalah
Gejala uremia : mual, muntah, anoreksia, drowsiness, atau
kejang
Ologuria atau anuria (<300 ml/m2/ hari atau <1ml/kgBB/jam)
2

Hipertensi
Tanda tanda obstruksi saluran kemih misalnya pancaran urin
yang lemah, menetes atau adanya massa pada palpasi
abdomen
Adanya keadaan keadaan yang merupakan factor predisposisi
GGA, misalnya diare dengan dehidrasi berat, penggunaan
aminoglikosida, khemoterapi
4. Anak 6 tahun sejak 5 hari yang lalu bengkak pada matanya, sejak 2 hari
yang lalu disertai panas badan dan nyeri pinggang. Menurut orang
tuanya, kencing keruh dan bergumpal. Pemeriksaan awal untuk
tentukan diagnosis adalah
a. Ureum
b. Kreatinin
c. Albumin urin
d. Glukosa urin
Pembahasan : pemeriksaan yang tepat adalah Albumin urine, untuk
menilai adakah molekul albumin di dalam air seni. Bengak/oedem ini
timbul karena kurangnya kadar protein albumin dalam darah,
sehingga tekanan osmotic di dalam pembuluh darah semakin
berkurang. Hal ini menyebabkan cairan yang ada di pembuluh darah
akan merembes ke jaringan jaringan lain di luar pembuluh darah
sehingga timbulah oedem/bengkak.
5. Pria usia 50 tahun tidak mempunyai anak setelah menikah selama 5
tahun, ditemukan tanda tanda pubertas sekunder, penis berukuran
normal, teraba 1 testis pada scrotum kanan, teraba benjolan ukuran
3x4 di inguinal kiri. Diagnose?
a. Kriptokismus
b. Tumor penis
c. Karsinoma prostat
d. Hidrokel
Pembahasan : kriptokismus adalah suatu keadaan testi tidak
berada didalam kantong skrotum (maldesensus)tetapi masih dalam
jalur yang normal (kanalis inguinalis). Manifestasi yang timbul
biasanya karena tidak terabanya testis dalam skrotum, pada pasien
dewasa

biasanya

menegeluh infertilitas, pada inspeksi region


3

skrotum terlihat hipoplasia kulit skrotum karena tidak pernah


ditempati oleh testis, pada palpasi testis tidak teraba di kantong
skrotum melainkan berada di inguinal.
6. Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan beberapa hari buang air kecil kemerahan, pusing, mual. Saat
diperiksa

penderita

demam,

kelopak

mata

sedikit

sembab

dan

hipertensi. Hasil pemeriksaan laboratorium urin didapatkan warna


kuning kemerahan, eritrosit +3, protein (-). Pada pemeriksaan darah
didapatkan komplemen C3 menurun. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?
A. Sistitis
B. Nefritis
C. Pyelonefritis
D. Glomerulonefritis
E. Sindrom nefrotik
Pembahasan :
Gejala Klinis
Gambaran klinis dapat bermacam-macam. Kadang-kadang gejala ringan tetapi tidak
jarang anak datang dengan gejala berat.. Kerusakan pada rumbai kapiler gromelurus
mengakibatkan hematuria/kencing berwarna merah daging dan albuminuria, seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya. Urine mungkin tampak kemerah-merahan atau seperti
kopi Kadang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar mata atau di seluruh
tubuh. Umumnya edema berat terdapat pada oliguria dan bila ada gagal jantung. Edema
yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) yang
mengakibatkan ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi
edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada retensi air dan
natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah terutama edem periorbita, meskipun
edema paling nyata dibagian anggotaGFR biasanya menurun (meskipun aliran plasma
ginja biasanya normal) akibatnya, ekskresi air, natrium, zat-zat nitrogen mungkin
berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga
berperan pada retensi air dan natrium. Dipagi hari sering terjadi edema pada wajah
terutama edem periorbita, meskipun edema paling nyata dibagian anggota bawah tubuh
4

ketika menjelang siang. Derajat edema biasanya tergantung pada berat peradangan
gelmurulus, apakah disertai dnegan payah jantung kongestif, dan seberapa cepat dilakukan
pembatasan garam

Gambar 7.proses terjadinya proteinuria dan hematuria


Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan GNA pada hari pertama, kemudian pada
akhir minggu pertama menjadi normal kembali. Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal,
maka tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi permanen bila
keadaan penyakitnya menjadi kronis. Suhu badan tidak beberapa tinggi, tetapi dapat tinggi
sekali pada hari pertama. Kadang-kadang gejala panas tetap ada, walaupun tidak ada
gejala infeksi lain yang mendahuluinya. Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu
makan, konstipasi dan diare tidak jarang menyertai penderita GNA
Hipertensi selalu terjadi meskipun peningkatan tekanan darah mungkin hanya sedang.
Hipertensi terjadi akibat ekspansi volume cairan ekstrasel (ECF) atau akibat vasospasme
masih belum diketahui dengna jelas.
2.3.6. Gambaran Laboratorium
Urinalisis menunjukkan adanya proteinuria (+1 sampai +4), hematuria makroskopik
ditemukan hampir pada 50% penderita, kelainan sedimen urine dengan eritrosit disformik,
leukosituria serta torak selulet, granular, eritrosit(++), albumin (+), silinder lekosit (+) dan
lain-lain. Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat dengan tanda gagal
ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia. Kadang-kadang
tampak adanya proteinuria masif dengan gejala sindroma nefrotik. Komplomen hemolitik
total serum (total hemolytic comploment) dan C3 rendah pada hampir semua pasien dalam
minggu pertama, tetapi C4 normal atau hanya menurun sedikit, sedangkan kadar properdin
5

menurun pada 50% pasien. Keadaan tersebut menunjukkan aktivasi jalur alternatif
komplomen
Penurunan C3 sangat mencolok pada pasien glomerulonefritis akut pascastreptokokus
dengan kadar antara 20-40 mg/dl (harga normal 50-140 mg.dl). Penurunan C3 tidak
berhubungan dengann parahnya penyakit dan kesembuhan. Kadar komplomen akan
mencapai kadar normal kembali dalam waktu 6-8 minggu. Pengamatan itu memastikan
diagnosa, karena pada glomerulonefritis yang lain yang juga menunjukkan penuruanan
kadar C3, ternyata berlangsung lebih lama.
Adanya infeksi sterptokokus harus dicari dengan melakukan biakan tenggorok dan kulit.
Biakan mungkin negatif apabila telah diberi antimikroba. Beberapa uji serologis terhadap
antigen sterptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, antara lain
antisterptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B. Skrining antisterptozim cukup
bermanfaat oleh karena mampu mengukur antibodi terhadap beberapa antigen
sterptokokus. Titer anti sterptolisin O mungkin meningkat pada 75-80% pasien dengan
GNAPS dengan faringitis, meskipun beberapa starin sterptokokus tidak memproduksi
sterptolisin O.sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antigen sterptokokus. Bila
semua uji serologis dilakukan, lebih dari 90% kasus menunjukkan adanya infeksi
sterptokokus. Titer ASTO meningkat pada hanya 50% kasus, tetapi antihialuronidase atau
antibodi yang lain terhadap antigen sterptokokus biasanya positif. Pada awal penyakit titer
antibodi sterptokokus belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer dilakukan secara seri.
Kenaikan titer 2-3 kali berarti adanya infeksi.
Krioglobulin juga ditemukan GNAPS dan mengandung IgG, IgM dan C3. kompleks imun
bersirkulasi juga ditemukan. Tetapi uji tersebut tidak mempunyai nilai diagnostik dan
tidak perlu dilakukan secara rutin pada tatalaksana pasieN.

7. Seorang laki-laki berusia 72 tahun datang dengan keluhan sulit kencing. Pemeriksaan
fisik didapatkan retensi urin, vesica urinaria penuh dan nyeri tekan (+). Pada direct rectal
touche (DRE) diduga terdapat pembesaran prostat. Pasien dapat kencing setelah dipasang
katheter. Direncanakan pemeriksaan radiologis ultrasonografi abdomen bawah. Apakah
persiapan yang diperlukan?
A. puasa makan dan minum
6

B. diet rendah lemak 2 hari sebelum pemeriksaan


C. minum banyak, menahan kencing (katheter di klem)
D. tanpa persiapan
E. tes alergi
Pembahasan:
Usg abdomen adalah salah satu pemeriksaan usg yang memerlukan persiapan sebelum dilakukan
pemeriksaan.
Adapaun persiapan pemeriksaan Usg abdomen di rumah sakit pupuk kaltim adalah sebagai
berikut
- 6 jam sebelum pemeriksaan, puasa tidak boleh makan, tapi diperbolehkan untuk minum air
putih
- Kurang lebih satu jam sebelum pemeriksaan diusahakan untuk menahan kencing
8. Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan. Pasien
sudah membawa hasil laboratorium urin menunjukkan Ca oksalat +++, kreatinin 1,31
mg /dl. Pada pemeriksaan ultrasonografi didapatkan pelebaran sistema pelvico calices
dextra. Dokter merujuk pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut. Apakah pemeriksaan
penunjang lanjutan yang dibutuhkan?
A. urethrografi
B. pielografi anterograd
C. pielografi retrograd
D. pielografi intra vena
E. cystografi
Pembahasan
Untuk mendiagnosis pasien dengan batu staghorn pada ginjal tetap kita lakukan secara sistematis
mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
radiologi, laboratoriun, dan pemeriksaan penunjang yang lainnya agar kita dapat menegakkan
diagnosis dari penyakit ini
Dari anamnesis kita bisa mendapatkan gejala klinik sesuai dengan keluhan pasien, seperti nyeri
pinggang yang bisa berupa nyeri kolik atau non kolik.
Pada pemeriksaan fisis kita bisa menemukan adanya nyeri ketok pada daerah kosto-vertebral,
pada palpasi ginjal pada sisi sakit dapat teraba akibat telah terjadi hidronefrosis, terlihat tandatanda gagal ginjal pada fase lanjut, anuria, dan jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil
Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan pada saluran kencing yang
dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab
terjadinya batu. pada pasien ini kita bisa menemukan adanya bakteriuria atau piuria, dapat
ditemukan leukosit pada urinalisis, bisa juga ditemukan hematuri pada pemeriksaan mikroskopik
urin, Ph urin menjadi alkalis, dan pada pemeriksaan kultur urin dapat diidentitifikasi organisme
7

atau bakteri yang memproduksi urea pada pasien dengan staghorn calculi yang disebabkan oleh
batu struvit. Pada pemeriksaan darah rutin dapat ditemukan peningkatan leukosit jika disertai
dengan infeksi saluran kemih. Untuk mengevaluasi fungsi ginjal kita dapat memeriksa ureum
kreatinin, ini dapat meningkat jika terjadi gangguan pada ginjal dimana fase lanjut dari batu
staghorn ini dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya terjadi gagal ginjal dan untuk
mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan radiologi IVP. Perlu juga diperiksa kadar elektrolit
yang diduga sebagai faktor penyebab timbulnya batu (antara lain kadar: kalsium, oksalat, fosfat,
maupun urat dalam darah maupun di dalam urin
Pada pemeriksaan radiologi dapat ditemukan gambaran rediopak pada foto polos abdomen
(BNO) pada ginjal dan pada pemeriksaan Intra Venous Pyelografi (IVP) dengan menggunakan
kontras dapat ditemukan dilatasi dari pelvis renalis dan dilatasi dari kaliks minor karena obstruksi
dan penurunan kontras ke ureter hingga buli-buli terganggu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Pemeriksaan USG dikerjakan apabila pasien tidak
mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras,
faal ginjal yang menurun dimana ini dapat dilihat dari kadar serum kreatinin yang > 3, dan pada
wanita yang sedang hamil.
Seorang laki-laki berusia 41 tahun datang ke dokter dengan keluhan utama nyeri perut, bersifat
hilang timbul pada daerah pinggang kanan atas, disertai mual, muntah dan jumlah buang air kecil
berkurang. Dari hasil laboratorium darah didapatkan ureum 51.8, kreatinin 4.39. Hasil
laboratorium urin diperoleh sedimen kalsium oksalat +2, sel epitel 2-4/LP, dan eritrosit pucat 34/LP. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. nephrolithiasis
B. urethrolithiasis
C. cholelithiasis
D. vesicolithiasis
E. pankreatitis
Pembahasan
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang
tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu
adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake
yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin
ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi
meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan
magnesium pospat
Manifestasi klinis:
1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang
8

Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah
akibat dari hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada
costoverteral
2.
Hematuria
Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya trauma yang disebabkan oleh
adanya batu atau terjadi kolik
3.
Infeksi
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus urinarius maupun infeksi asistemik yang dapat
menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
4.
Kencing panas dan nyeri
5.
Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Urin
a. PH lebih dari 7,6
b.
Sediment sel darah merah lebih dari 90%
c.
Biakan urin
d.
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
2.
Darah
a. Hb turun
b.
Leukositosis
c.
Urium krestinin
d.
Kalsium, fosfor, asam urat
9. Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke dokter dengan nyeri abdomen akut. Untuk
menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik dilakukan pemeriksaan urin untuk
hormon beta hCG (hCG). Apakah contoh bahan urin terbaik untuk kondisi tersebut?
A. urin acak
B. urin tampung
C. urin pancar tengah
D. urin malam hari
E. urin pagi hari
Pembahasan
Jenis sampel urine :
Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara
khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel
darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik
untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
Urine pagi
9

Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau
menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan
yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik
untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya
HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa
kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine
dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan
pengawet, misalnya toluene.
10. Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Pasien juga mengeluh tidak dapat kencing. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
adanya hematoma penis dan perineum dan terdapat kesan vesika urinaria penuh. Apakah
tindakan yang paling tepat untuk mengatasi keluhan tersebut?
A. kateterisasi
B. pungsi supra pubik
C. diuretika
D. antibiotika
E. analgesika
Pembahasan:
RETENSIO URINE
Keadaan dimana penderita tidak dapat mengeluarkan urin yangterkumpul di dalam vesica
urinaria sehingga kapasitas maksimal darivesica urinaria terlampaui

10

11

11. Seorang laki-laki berumur 34 tahun datang ke dokter dengan keluhan kencing sedikit.
Pasien tersebut seminggu sebelumnya mendapat injeksi derivat aminoglikosida untuk
suatu prediksi infeksi saluran kemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, suhu 370C, denyut nadi 100x/menit, frekuensi napas 24x/menit. Hasil
pemeriksaan urin rutin adalah protein (++) dan hematuria gros. Hasil pemeriksaan kadar
kreatinin 7 mg/dl dan kadar ureum 200 mg/dl. Satu bulan yang lalu, kadar kreatinin pasien
adalah 1,2 mg/dl dan ureum 45 mg/dl. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Gagal ginjal akut nefrotoksik
B. Nefritis interstisial kronik
C. Glomerulonefritis akut
D. Glomerulonefritis kronik
E. gagal ginjal kronik
Pembahasan
Ginjal merupakan organ yang sensitif. Kerusakan ginjal dapat diakibatkan oleh obat-obatan,
kejadiannya dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Banyak obat diduga
menyebabkan kerusakan ginjal dan spektrum nefrotoksik akibat obat sangatlah luas. Rentang
spektrum ini dapat dimulai dari perubahan reversibel sampai pada nekrosis ginjal akut yang fatal.
Berikut ini adalah obat-obat penginduksi nefrotoksik yang mempunyai prevalensi paling sering
1. Aminoglikosida: Gentamisin, Tobramisin
Tipe
Kerusaka
n
Nekrosis
tubulus
proximal.8

Mekanisme
Aksi

Prevalensi

Keterangan

Akumulasi
aminoglikosida
pada tubulus
proximal
ginjal.6

Dari 72 subyek uji, 19


orang (26%) mengalami
nefrotoksisitas setelah
pemberian gentamisin.
Dari 74 subyek uji 9
orang (12%) mengalami
nefrotoksisitas setelah
pemberian tobramisin.8

Aminoglikosida dimetabolisme
secara utuh di hati dan dieliminasi
melalui glomerulus. 5% hasil
eliminasi diabsorbsi kembali oleh
tubulus proximal sehingga
konsentrasi dalam tubulus
meningkat dan menimbulkan
nekrosis tubulus. Penggunaan
aminoglikosida selama lebih dari 7
hari dapat menyebabkan
peningkatan 30% serum
kreatinin.6

2. Aminoglikosida: Gentamisin, Amikasin


Tipe
Mekanisme Aksi Prevalensi
Kerusaka
n
Neksrosis
Pengikatan sel
12% pasien
tubulus
membran tubulus mengalami
proximal.
proximal
nefrotoksik
kemudian
karena
penetrasi kedalam gentamisin.
sel dan
16% pasien

Keterangan

Dosis 1580 mg (800-2880mg) dari


gentamisin sudah menimbulkan
nefrotoksik dengan lama
pemberian 10 hari (7-14 hari).
Amikasin dengan dosis 7,5 g (5,511g) dengan lama pemberian 10
12

terakumulasi di
tubulus
proximal.11
12.

mengalami
nefrotoksik
karena
amikasin.11

hari (6-14 hari). Nefrotoksik


timbul setelah 7 hari pemberian
gentamisin dan amikasin.

Pemberian obat yang tepat pada pasien dewasa dengan diagnosis

inkontentinesia urin adalah


a. Estrogen
b. Muscle relaxan
c. Diuretika
d. Beta bloker
e. Digitalis
Pembahasan :
Inkontensia urin adalah keluarnya urine di luar kemauan seseorang
tanpa ia dapat mengendlikan dan menahannya. Penatalaksanaan terdiri
atas

pengobatan

penyakit

penyebabnya

bila

ada.

Hiperaktivitas

detrusor dapat dihambat dengan parasimpatolitik, seperti probantin


atau antrenil. Kadang digunakan juga latihan kandung kemih.
Jawaban C diuretika
13.

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ke tempat praktik

dokter. Rencananya, ia akan disirkumsisi. Namun, pada pemeriksaan


fisik, preputium tidak dapat ditarik ke belakang dan balanitis (-).
Tindakan yang paling tepat dilakukan adalah
a. Steroid topikal
b. Preputium ditarik paksa
c. Dorsal slit
d. Sirkumsisi langsung
e. Observasi
Pembahasan :
Fimosis harus ditangani dengan sirkumsisi. Sebaiknya, dilakukan
sayatan dorsal terlebih dahulu yang disusul dengan sirkumsisi
sempurna
Jawaban D sirkumsisi langsung
14.

Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke sebuah rumah sakit

dengan keluhan utama keluar cairan kental nanah dari kemaluannya.


Tidak ada rasa sakit di daerah prostat. Pekerjaannya supir truk
13

antarkota dan antarprovinsi. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan


tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, ferkuensi
nafas 20 kali/menit dan suhu 36,8 derajat celcius. Pemeriksaan
mikroskopis pada discharge ditemukan banyak leukosit dan netrofil.
Tapi, tidak ditemukan bateri. Diagnosa apa yang paling mungkin
dengan informasi tersebut?
a. Non gonococa uretritis
b. Uretritis gonococal
c. Sistitis interstisialis
d. Sistitis acute
e. Prostatitis acute
Pembahasan :
Gejala klinik dari uretritis
Rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium

uretra eksternum.
Disuria, polikisuria
Keluah duh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah.
Nyeri saat ereksi
Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa,

edematosa, dan ektopion. Tampak duh yang mukopurulen.


Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral
atau bilateral.
Uretritis ini bukan disebabkan oleh bakteri karena tidak ditemukan
banyak leukosit dan netrofil
Jawaban A Non gonococal uretritis (ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,
edisi ketiga, hal. 343-349)
15.

Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke puskesmas. Denan

keluhan luka-luka kesil di kemaluan disertai rasa perih dan gatal,


setelah berhubungan dengan pekerja seks komersial. Empat bulan yang
lalu juga mengalami hal yang sama setelah sepuluh hari berhubungan
dengan pekerja seks komersial. Keluhan juga disertai dengan demam
dann sakit pinggang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, denyut nadi 80 kali /menit, frekuensi napas 20 kali/
menit dan suhu 36,8 derajat celcius. Terdapat uulkus keil. Multipel,
vesikel dikorpus penis dan vesikel ada yang ditutupi oleh pus. Apa
diagnosanya?
14

a.
b.
c.
d.
e.

Ulkus mole
Ulkum durum
Herpes geniital rekuren
Liken planus
Gonore

Pembahasa :
Manifestasi klinik pada herpes genital adalah adanya gejala sistemik
seperti demam, malaise, anoresia dan pembngkakan kelenjar getah
bening regional setelah masa infeksi, kira-kira tiga minggu. Kelainan
klinis dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang
semab dan eritenatosa. Dapat menjadi krusta dan kadang-kadang
mengalami ulserasi dangkal yang sembuh tanpa sikatrik.
Pada infeksi rekuren, vius herpes simpleks pada ganglion dorsalis dalam
keadaan tidak aktif. Manifestasi klinisnya berua demam, infeksi, kurang
tidur, dan gangguan emosional. Gejala klinik yang timbul lebih riingan
dari infeksi primer dan berlangsung 7-10 hari. Sering ditemukan gejala
prodormal lokal sebelum pada tempat yang sama.
Jawaban C Herpes Genital Rekuren (ilmu penyakit kulit dan kelamin,
edisi ketiga, ha. 355-357)
16.

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun memilik riwayat demam

dan nyeri menelan sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Kemudian,
kurang lenih 3 hari yang lalu, BAK si anak kurang dari segelas/ har,
nyeri pinggang, BUN meningkat, anoratorium urine eritrosit (+), protein
(+), dan silinder (+). Dignosis keadaan di atas adalah
a. Glomerulonefritis akut
b. Sindroma nefrotik
c. ISK
d. Sindroma nefritis akut
e. Gagal ginjal akut
Pembahasan :
Pada pasien ana dengan riwayat ISPA, mengalami keluhan kencing
sedikit, lanoratorium urine protein (+), silinder (+), dan eritrosit (+)
merupakan manifestasi dari penyakit glomerulonefritis aku yang terjadi
akibat infeksi kuman sterptokokus.
Jawaban A Glomerulonefritis Akut. (Kapita Selekta Kedokteran Jilid I)
15

17.

Seorang anak perempuan berusia 6 tahunn dibawa ke dokter

dengan keluhan BAK kurang. Riwayat diare dan muntah-muntah kurang


lebih 3 hari yang alu. Ayahnya kemudian mempuasakan ananknya. Hari
ini anaknya minum air >7 liter, tetapi BAK sedikit. Diagnosis keadaan
ini adalah
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronis
c. Gagal ginjal akut dan kronis
d. Sindroma neftrotik
e. Sindroma nefritis akut
Pembahasan :
Gejala klinis GGA ditandai dengan pucat (anemia), edema, hipertensi,
oligouria hingga 10-30 ml/ hari, gagal jantung kongestif, edema paru,
serta kesadaran menurun hingga koma
Jawaban A GGA (kapita selekta kedokteran jilid II; Bab VI ilmu
kesehatan anak, hal. 491)
18.

Seorang pria berusia 50 tahun mengalami kolik abdomen kanan

atas. Dan urinnya berwarna kemerahan. Kolik yang dirasakan tidak


menyebar. Pada foto polos abdomen terdapat banyak gambaran radioopaq berukuran 1 cm disubkostal XII kanan. Diagnosis kelainan ini
a.
b.
c.
d.
e.

adalah
Kolelithiasis
Hepatolithiasis
Nefrolithiasis kanan
Ureterolithiasis
Abses hati yang mengalami klasifikasi
pembahasan
Kata kunci :
a. pria berusia 50 tahun
b. kolik abdomen kanan atas ginjal, hepar, kandung empedu, ureter
c. urinnya berwarna kemerahan ginjal, hepar, kandung empedu,
ureter
d. Kolik yang dirasakan tidak menyebar ureter, ginjal.
e. foto polos abdomen terdapat banyak gambaran radio-opaq
berukuran 1 cm disubkostal XII kanan ginjal.
16

Jadi diagnosis pada kasus ini kemungkinan adalah nefrolithiasis kanan


(c)
19.

Seorang pria berusia 30 tahun , sudah menikah selama 5 tahun

namun belum mempunyai anak, memiliki tanda-tanda seks sekunder


(+), bentuk dan ukuran penis normal , ada benjolan di inguinal kanan
berukuran 4x3 cm. Kemungkinan diagnosanya adalah ...
a. Kriptorkismus
b. Hernia inguinalis
c. Varikokel
d. Torsio testis
e. Hidrokel
Jawaban A
Pembahasan
Pasien mengalami infertilitas dan ada benjolan padda daerah inguinal
sesuai testis normal orang dewasa (4x3x2,5 cm). Diagnosa banding
utama pada kasus ini adalah kriptokismus dan hernia inguinalis. Karena
keluhan

utama

pasien

berupa

infertilitas

(bukan

keluhan

gastrointestinal), maka lebih dipikirkan untuk terjadi kriptokismus.


Diagnosa akan lebih kuat jika pemeriksaan skrotum tidak teraba adanya
penis.
Referensi
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, edisi 2, hal. 138-142.
Tanagho E et al, 2004, Smiths General Urology, 16th ed., hal. 13.
20.

Seorang anak laki-laki usia 3 tahun dibawa oleh orangtuanya ke

dokter karena didapatkan pembesaran pada testis kanannya. Pada


palpasi terdapat nodul yang berbatas jelas berdiameter 3 cm pada
testis kanan tersebut. Pada pemeriksaan histopatologi pada nodul
setelah di oprasi, tampak sel-sel ganas yang tersusun sebagai
lembaran-lembaran

maupun

bentukan-bentukan

kelenjar.

Sel-sel

tersebut berbentuk kuboidal, serta didapatkan bentukan hialin globul


pada beberapa kelenjar. Selain itu, terdapat pula bentukan-bentukan

17

mikrokista dan gromeruloid primitif. Jenis tumor testis apakah yang


mungkin diderita oleh anak ini ?
a. Tumor yolk sac
b. Koriokarsinoma
c. Seminoma
d. Tumor sel Leydig
e. Teratoma
Jawaban A
Pembahasan
Tumor yolk sac : terdiri atas sel tumor kuboid tersusun sebagai
jaringan mirip renda (retikular), daerah padat (solid) dan papil juga
dapat ditemukan. Struktur mirip gromerulus primitif, disebut sinus
endodermal ditemukan pada 50% kasus. Globul hialin eosinofilik yang
mengandung alfa-fetoprotein dan alfa-1-antitripsin yang imunoreaktif di
dalam dan disekitar sel tumor.
Referensi
Robins et al, 1996, Dasar Patologi Penyakit, edisi 5, EGC, hal. 607-611
21.

Seorang pria usia 70 tahun mengalami sulit buang air kecil,

pemeriksaan IVP menunjukkan adanya indentasi pada bagian bawah


vesika urinaria. Diagnosa yang paling mungkin adalah ...
a. Karsinoma prostat
b. Tumor buli-buli
c. Hiperplasia prostat
d. Tumor rektum
e. Sistiyis kronis
Jawaban C
Pembahasan
McNeal telah mempublikasikan konsep zona anatomi pada prostat. Tiga
zona terpisah telah diidentifikasi. Zona ini meliputi zona perifer, zona
sentral dan zona transisional yang masing-masing secara berturutturut menyusun volume prostat pria dewasa sebanyak 70 %, 25%, dan
5%. Pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia, BPH) ratarata berasal dari zona transisional. Oleh karena itu , pada pemeriksaan
IVP dapat menimbulkan gambaran indentasi vesika urinaria (karena
posisi zona transisional dekat dengan perlekatan uretra dan vesika).
Referensi
18

Tanagho E et al, 2004, Smiths General Urology, 16th ed., hal. 367-368.
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya,
edisi 2, hal. 173-174.
22.Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke dokter karena keluhan kolik
abdomen

kiri

sejak

tadi

malam,

yang

menjalar

sampai

ke

selangkangan. Pada pagi harinya, tampak urin penderita bercampur


darah. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan
patologis pada tubuhnya. Kelainan apakah yang paling mungkin
diderita oleh pasien ini ?
a. Sinusitis akut
b. Batu ureter
c. Hidronefrosis
d. Penyakit ginjal polikistik
e. Karsinoma sel ginjal
Jawaban B
Pembahasan
Kolik adalah sensasi nyeri yang timbuk akibat kontraksi (spasme)
dinding organ berrongga yang meningkat dalam rangka mengeluarkan
sumber obstruksi. Kolik yang terjadi pada ureterolitiasis biasanya
memberikan sensasi neri alih (refferet pain) yang terjadi sesuai dengan
segmen ureter yang mengalami obstruksi. Obstriksi ureter 1/3 prokimal
memberikan nyeri alih pada testis (testicular pain), ureter 1/3 media
memberikan nyeri alih pada daerah setinggi McBurney (kanan)/contra
McBurney (kiri) (dianosis banding apendisitis/divertikulitis), sedangkan
uterer 1/3 distal memberikan nyeri alih pada dinding skrotum atau
vulva pada wanita.
Karena pasien mengalami kolik yang menyebar pada selangkangan
(vulva), maka diperkirakan pasien mengalami ureterolitiasis pada
segmen 1/3 distal.
Referensi
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, edisi 2, hal. 31-32, 265.
Tanagho E et al, 2004, Smiths General Urology, 16th ed., hal. 62.
19

23.

Seorang pria berumur 18 tahun yang menerima pengobatan untuk

infeksi HIV menderita myalgia (linu otot/pegalpegal). Kreatinin dalam


darahnya 1,2 mg/dl, dengan kreatinin fosfokinasenya 7,400 U/L. Hasil
dipstick analisis urinnya positif ada darah, tapi hanya ada 24 sel darah
merah perlapang pandang mikroskop dengan perbesaran tinggi.
Manakah obatobat dibawah ini yang paling terkait dengan
gagal ginjal akutnya (Acute Renal Failure)?
A. Acyclovir
B. Adefovir
C. Cidovofir
D. Foscarnet
E. Zidovudin
Jawaban yang benar adalah E.
Frekuensi rhabdomiolisis meningkat pada infeksi HIV. Beberapa faktor ikut
berperan, termasuk penggunaan alkohol dan penyalahgunaan obat,
keterlibatan otot, dan toksisitas obat langsung. Walaupun miopati adalah
komplikasi yang umum pada infeksi HIV, biasanya dia tidak cukup
menghasilkan keparahan sampai ke tingkat jejas otot yang mengakibatkan
ARF mioglobinuri. Obat antiretroviral, zidovudin, dikaitkan dengan miopati
berat dan rhabdomiolisis sebagai akibat deplesi DNA mitokondria pada
myosit. Obat lain yang tercantum pada pilihan di atas tidak berkaitan
dengan rhabdomiolisis.

24.

Pernyataan manakah di bawah ini yang benar tentang pengobatan

dengan diuretik loopacting pada gagal ginjal akut?


A. Meningkatnya pengeluaran urin menurunkan kebutuhan dialisis.
B. Terapi diuretik mengurangi kematian
C. Terapi diuretik menurunkan durasi kegagalan ginjal.
D. Terapi diuretik kemungkinan berkaitan dengan hipokalemia
parah.
20

E. Keuntungan terapi diuretik semakin besar dengan pemberian


dopamine secara bersamaan.
Jawaban yang benar adalah D.
Diuretik loop paling sering digunakan dalam menangani pasien ARF.
Karena prognosis ARF nonoligurik lebih baik dari pada ARF oligurik,
disarankan bahwa dengan mengubah keadaan pasien dari oligurik ke
kondisi nonoligurik dapat memperbaiki kondisi klinis. Meningkatkan
aliran urin dapat membuang sisasisa/debris sel intraluminal yang
menghalangi, sehingga dapat membalikkan salah satu mekanisme
disfungsi ginjal. Sebagai tambahan, dengan menurunkan tansport aktif
di dalam loop Henle ascending yang tebal, diuretik loop dapat
mengurangi kebutuhan energi dan melindungi selsel di daerah dengan
gangguan perfusi. Namun, studi klinis, tidak mendukung argumentasi
argumentasi ini. Pada uji klinik menggunakan kontrol acak, terapi
diuretik tidak terkait dengan perubahan apapun pada jumlah kematian,
penurunan durasi ARF, atau perubahan kebutuhan dialisis. Tidak ada
bukti

peningkatan

bersamaan.

Terapi

manfaat

dengan

diuretik

dapat

pemberian

dopamin

mengakibatkan

secara

kaliuresis

dan

hipokalemia.
Assadi, 2008; terj. Eva Manulang, D Lyrawati, 2008

25.

Seorang anak lakilaki berumur 7 tahun mengalami gejala awal

gagal organ multisistem dengan ARF pada pneumonia Klebsiella dan


sepsis. TDnya 87/50 mmHg, detak jantung 96/min dengan pemberian
infuse kontinyu 6 g/kg/min dopamin. Dia mendapat pernafasan
bantuan mekanik dan memiliki PO2 74 torr ketika menerima 60%
oksigen

inspirasi.

Tekanan

oklusi

kapiler

pulmonar

22

mmHg.

Pengeluaran urinnya <5 ml/jam. Data laboratorium, termasuk kreatinin


4,3 mg/dl, BUN 92 mg/dl, potassium 5,3 mEq/L, dan bikarbonat 19
mEq/L. Diputuskan untuk memulai terapi penggantian ginjal (RRT).
21

Pernyataan perbandingan modalitas RRT manakah di bawah ini


yang benar?
A. Arteriovenous hemodiafiltrasi kontinyu (CAVHDF) berkaitan
dengan peningkatan survival yang lebibaik dibanding
dengan hemodialisis intermittent.
B. Venovenous hemodialisis kontinyu (CVVHD) memungkinkan
kontrol solut yang lebih baik dari pada Venovenous
hemofiltrasi kontinyu (AVVH).
C. Dialisis efisiensi rendah yang lama (sustained lowefficiency
dialysis/SLED) dan dialisis harian yang lebih panjang
(Extended Daily Dialysis) berkaitan dengan peningkatan
survival yang lebih baik dibandingkan dengan hemodialisis
intermittent.
D. CVVH berkaitan dengan peningkatan survival yang
lebih baik dibandingkan dengan dialisis peritoneal.
E. SLED dan EDD berkaitan dengan peningkatan survival yang
lebih baik dibandingkan dengan CVVH kontiniu.
Jawaban yang benar adalah D.
Studi terbaru pada pasien dengan infeksi dengan ARF, tingkat
kematian pada pasien yang diobati dengan dialisis peritoneal adalah
47%, sedangkan pasien yang menggunakan CVVH laju kematian 15%.
Di banyak studi yang membandingkan RRT kronis (CRRT) dengan
hemodiaisis intermittent, tidak ada manfaat konsistensi pada survival
dari CRRT. Uji klinik kontrol acak terbesar, CRRT dikaitkan dengan
kematian yang lebih tinggi, walaupun studi tersebut tidak sempurna
karena pengacakan yang tidak seimbang yang menghasilkan akuitas
penyakit yang lebih tinggi pada kelompok CRRT. Tidak ada data untuk
membandingkan hasil SLED atau EDD dengan hasil hemodialisis
intermittent, atau CRRT. Walaupun mekanisme pembuangan solut
berbeda antara CVVH (terutama klirens secara konvektif) dan CVVHD
(klirens terutama secara difusi), tingkat kontrol solut yang sama untuk

22

urea dan solute lain dengan berat molekul rendah dapat diperoleh
menggunakan salah satu dari kedua cara tersebut.

26.

Seorang anak lakilaki berumur 6 tahun menunjukkan gejala awal

multisistem gagal organ dan ARF setelah mengalami kecelakan sepeda


motor di mana dia mengalami trauma berat. TDnya 80/47 mmHg
dengan 0,07 g/kg/menit norepinefrin. Dia diintubasi dan mendapat
ventilasi mekanik, saturasi oksigen 98% pada FIO2 0,40. Pengeluaran
urin 15 ml/jam. Data laboratorium menunjukkan kreatinin serum 2,9
mg/dl, BUN 49 mg/dl, potassium 4,8 mEq/L, dan bikarbonat 22 mEq/L.
Dokter di bagian perawatan kritis meminta anda untuk memulai RRT
(renal replacement therapy).
Pernyataan manakah yang benar tentang waktu yang tepat
untuk mengawali RRT?
A.

Pada uji klinik kontrol acak, memulai RRT dini (BUN, 60

mg/dl) terkait dengan 25 % pengurangan jumlah kematian.


B.
Pada uji klinik kontrol acak mengenai memulai tindakan
RRT pada saat yang dini vs pada saat yang lebih lanjut,
memulai RRT secara dini tidak menghasilkan perubahan
pada jumlah kematian.
C.
Dalam sebuah analisis retrospektif pasienpasien ARF,
memulai RRT secara dini tidak merubah jumlah kematian.
D.
Dalam sebuah analisis retrospektif pasienpasien ARF,
memulai RRT secara dini mengurangi jumlah kematian 25%
E.
Dalam sebuah analisis retrospektif pasienpasien
ARF, memulai RRT secara dini mengurangi jumlah
kematian 50%
Jawaban yang benar adalah E.
Hanya ada sedikit data mengenai kapan waktu yang tepat memulai terapi
renal pada ARF. Dalam satu analisis retrospektif, angka survival pasien
yang mulai mendapat RRT pada BUN <60 mg/dl adalah 39% sedangkan
23

pasien yang RRTnya dimulai setelah BUN >60 mg/dl angka survivalnya 20
%. Tidak ada uji klinik kontrol acak yang dilaksanakan untuk mengevaluasi
pertanyaan ini.

27.

Seorang laki-laki 10 tahun mengeluh air kencingnya

berwarna gelap dan wajahnya sembab. Penderita mengeluh nyeri


waktu menelan, demam serta tenggorokkan terasa sakit 2 minggu yang
lalu, tapi sekarang semua gejala tersebut sudah hilang. Dari hasil
pemeriksaan fisik sekarang tekanan darahnya meningkat 150/90,
oedem di wajah dan kaki. Dari hasil pemeriksaan kimia darah,terjadi
peningkatan kreatinin dan urea darah serta penurunan albumin plasma.
Pada pemeriksaan urine didapatkan proteinuria dan gross hematuria.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta laboratorium
tersebut, pasien patut diduga menderita :
A. Glomerulonephritis
B. Nekrosis tubuler akut
C. Uretritis akut
D. Sistitis akut
E. Appendisitis
PEMBAHASAN:
Pada glomerulonefritis akut terjadi injury pada sel-sel glomerulus yang
mengakibatkan infiltrasi sel-sel radang dan proliferasi sel-sel
glomerulus. Hal tersebut menimbulkan obstruksi lumen kapiler
glomerulus. Akibatnya, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus
(GFR) menurun. Terjadi oliguria (volume urin <=400 ml/hari).
Banyaknya cairan tubuh (plasma darah) yang tidak terfiltrasi lewat
ginjal mengakibatkan cairan tersebut menumpuk dalam tubuh
mengakibatkan edema, dan hipertensi. Sebagai akibat dari injury pada
dinding kapiler glomerulus, urinalisis secara khas menunjukkan adanya
sel darah merah (hematuria), leukosit, dan protein. Seringkali
hematuria dapat dilihat secara makroskopis sebagai kencing berwarna
gelap. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin mengakibatkan
24

hipoalbuminemia.
Kunci jawaban : A
(Harrisons Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1679)
28.

Patogenesis dasar dari penyakit yang diderita anak

tersebut adalah
A. Autoimun
B. Aterosklerosis
C. Neuropati
D. Gangguan metabolisme
E. Keganasan
PEMBAHASAN
Glomerulonefritis poststreptokokus merupakan salah satu penyebab
tersering glomeruloneritis. Penyakit ini berkembang kurang lebih dua
minggu setelah radang tenggorokan, atau infeksi kulit (impetigo) yang
disebabkan Streptococcus -hemoliticus grup A. Glomerulonefritis
poststreptokokus biasanya diderita anak-anak.
Gejala meliputi gross hematuria, nyeri kepala, dan gejala-gejala
sistemik (mual, lemas, penurunan nafsu makan). Pada penyakit ini
dapat terjadi pembengkakan kapsula renal yang menyebabkan nyeri
pinggang ataupun punggung. Gejala lainnya seperti gejala
glomerulonefritis secara umum.
Penyakit ini disebabkan interaksi antara antibodi terhadap antigen yang
telah terperangkap di dalam glomerulus, sehingga menyebabkan
terbentuknya kompleks imun di dalam glomerulus.
Kunci jawaban : A
(Harrisons Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1680)

25

29.

Wajah sembab atau edema pada penderita tersebut dapat

dihubungkan dengan
A. Hipertensi
B. Hipoalbumin
C. Gross hematuria
D. Keluhan nyeri telan
E. Peningkatan urea darah
PEMBAHASAN:
Sebagai akibat dari injury pada dinding kapiler glomerulus, urinalisis
secara khas menunjukkan adanya sel darah merah (hematuria),
leukosit, dan protein. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin
mengakibatkan hipoalbuminemia. Tekanan onkotik intravaskuler yang
menurun karena hipoalbuminemia dapat menyebabkan edema.
Kunci jawaban : B
(Harrisons Principles of Internal Medicine, 16th ed, hal.1680)
30.

seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang dengan keluhan

buang air kecil kurang. Ia mempunyai riwayat diare dan muntahmuntah 3 hari yang lalu. Ayahnya kemudian mempuasakan anak dari
makan dan minum. Hari ini anaknya minum air lebih dari 7 liter, tetapi
urinnya tetap sedikit. Diagnosis keadaan ini adalah
a.

gagal ginjal akut

b.

gagal ginjal kronis

c.

gagal ginjal akut on kronis

d.

glomerulonefritis akut

e.

glomerulonefritis kronis.

Pembahasan
Kata kunci:
anak perempuan berusia 6 tahun.

26

keluhan buang air kecil kurang ada gangguan pada saluran kemih (bisa
ginjal, ureter, vesika urinaria, atau uretra).
Ia mempunyai riwayat diare dan muntah-muntah 3 hari yang lalu banyak
cairan yang keluar dan intake yang kurang.
Ayahnya kemudian mempuasakan anak dari makan dan minum ntake
kurang dapat menyebabkan dehidrasi sehingga perfusi ke ginjal kurang
bagus.
Hari ini anaknya minum air lebih dari 7 liter, tetapi urinnya tetap sedikit
ginjal telah mengalami gangguan fungsi.
Diagnosis pada kasus ini
Kemungkinan pada kasus ini terjadi gangguan fungsi dari ginjal gagal
ginjal.
Dan terjadi begitu singkat akut
Jadi kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah gagal ginjal akut.

32. Seorang wanita berusia 54 tahun, sulit menahan buang air kecil,
badannya agak kurus, sering merasa haus, dan penglihatannya kabur.
Hasil pemeriksaan oftalmologi menunjukan ada kekeruhan lensa mata kiri.
Nilai gula darah sewaktu (GDS) adalah 380 mg/dl. Zat apa yang di jumpai
pada urin?
a.

Glukosa

b.

Leukosit

c.

Protein

d.

Eritrosit

e.

Kristal Ca oksalat

Pembahasan.
Kata kunci:

wanita berusia 54 tahun.


sulit menahan buang air kecil
badannya agak kurus
sering merasa haus,
dan penglihatannya kabur.
27

Hasil pemeriksaan oftalmologi menunjukan ada kekeruhan lensa


mata kiri.
Nilai gula darah sewaktu (GDS) adalah 380 mg/dl.
Dari semua hasil pemeriksaan ini mengarah kepada DM. DM
hiperglikemi.
Jadi zat yang ditemukan dalam urin adalah glukosa.

33.

Seorang wanita berusia 30 tahun, dengan berat badan 60

kg, mempunyai keluhan sesak dan muntah. Tekanan darah


160/100 mmHg, frekuensi pernapasan 28 kali/menit. Didapatkan
edema pada kedua kaki dan didapatkan rales pada kedua basal
paru. Pemeriksaan darah menunjukan kadar hemoglobin 7,3 g/dl,
MCV dan MCHC normal, ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl.
Pada pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal
mengecil, densitas korteks meningkat, dan batas korteks medula
kabur. Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien ini adalah ?
a.

Penyakit ginjal kronik stadium V

b.

Penyakit ginjal kronik stadium II

c.

Gagal ginjal akut

d.

Sindroma nefrotik

e.

Sindroma nefritis akut.


Pembahasan.
Kata kunci:

Seorang wanita berusia 30 tahun,

dengan berat badan 60 kg,

mempunyai keluhan sesak dan muntah.

Tekanan darah 160/100 mmHg,

frekuensi pernapasan 28 kali/menit.

Didapatkan edema pada kedua kaki


28

rales pada kedua basal paru.

Pemeriksaan darah menunjukan kadar hemoglobin 7,3 g/dl,

MCV dan MCHC normal,

ureum 421 mg/dl,

kreatinin 32 mg/dl.

Pada pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran kedua


ginjal mengecil, densitas korteks meningkat, dan batas korteks
medula kabur.
Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien ini adalah ?
Diagnosis fungsi ginjal dapat ditentukan dengan laju filtrasi glomerulus
(LFG)
Nilai normal laju filtrasi glomerulus adalah 125-130ml/menit/1,73 m
LFG

( 140 USIA ) X BB
72 X kreatinin plasma (mg/dl)

Jadi :
LFG

( 140 30) X 60
72 X 32 (mg/dl)

2,43ml/menit/1,73 m

Kriteria derajat penyakit ginjal kronis meliputi:


1.

Penyakit ginjal kronis derajat I

: LFG 90(ml/menit/1,73m)

2.

Penyakit ginjal kronis derajat II

: LFG 60-89

3.

Penyakit ginjal kronis derajat III

: LFG 30-59

4.

Penyakit ginjal kronis derajat IV

: LFG 15-29

5.

Penyakit ginjal kronis derajat V

: LFG < 15

Berdasarkan kriteria diatas, pada kasus ini pasien mengalami penyakit


ginjal kronis derajat V.
34. Terapi utama yang paling di perlukan pada kasus no 33 diatas adalah
a.

Transplantasi ginjal

b.

Continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD).

c.
d.

Hemodialisis
Konservatif atau medika mentosa
29

e.

Transfusi sel darah merah

Pembahasan :
Pada pasien diatas telah mengalami gagal ginjal kronis stadium V.
Terapi yang tepat adalah hemodialisis/dialysis peritoneal atau
transplantasi ginjal.
Karena pada pasien ini berada dalam keadaan darurat maka terapi
yang tepat adalah hemodialisis.
Karena dialysis peritonial dan transplantasi ginjal membutuhkan
persiapan dan waktu karena terkait tindakan oprasi pada keduanya.
35.

Seorang pria berusia 70 tahun mengalami sulit buang air

kecil. Pemeriksaan IVP menunjukkan adanya identasi pada bagian


a.
b.
c.
d.
e.

bawah vesika urinaria. Diagnosis yang paling mungkin adalah...


Karsinoma prostat
Tumor buli-buli
Hiperplasia prostat
Tumor rektum
Sistitis Kronis
Jawaban : c. Hiperplasia prostat
Pembahasan :
McNeal telah mempublikasikan konsep anatomi pada prostat. Tiga zona
terpisah telah diidentifikasi. Zona ini meliputi zona perifer, zona sentral,
zona transisionalyang masing-masing secara berturut-turut menyusun
volume prostat pria dewasa sebanyak 70%, 25%, dan 5%. Zona-zona
anatomi tersebut memiliki sistem drainase duktus yang berbeda. Selain
itu, yang lebih penting adalah juga memiliki konsep terkait prosesproses neoplasma yang berbeda. Sebanyak 60-70% kanker prostat
berasal dari zona perifer, 10-20% pada zona transisional, 5-10% pada
zona sentral. Pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia,
BPH) rata-rata berasal dari zona transisional. Oleh karena itu, pada
pencitraan IVP dapat menimbulkan gambaran indentasi vesika urinaria
(karena posisi zona transisional dekat dengan perlekatan uretra pada
30

vesika). Berbeda dengan kanker prostat yang lebih sering terjadi pada
zona perifer yang posisinya relatif lebih jauh dari perlekatan vesika
dengan uretra (walaupun tidak menutup kemungkinanuntuk terjadi
pada zona transisional maupun zona sentral).
Prostat adalah organ pria yang paling

sering

mengalami

neoplasma,baik yang bersifat jinak maupun ganas. Prostat melingkupi


bagian paling proksimal dari uretra. Secara anatomi, prostat terletak
pada pelvis minor (rongga pelvis yang sesungguhnya), terpisah oleh
simpisis pubis oleh sebuah celah yang disebut spatium retropubic
(spatium Retzius). Permukaan posterior prostat dipisahkan dari ampula
recti oleh fascia Denonvillier. Basis prostat menyatu dengan leher
kandung

kemih,

permukaan
bersentuhan

atas

sedangkan
diafragma

dengan

puncaknya

(apex)

pelvis.

sebelah

musculus

Di

levator

ani.

melekat

dengan

lateral

prostat

Prostat

mendapat

vaskularisasi dari cabang arteri iliaka interna (arteri vesikalis inferior


dan arteri rektalis media). Drainase vena prostat terjadi melalui pleksus
venosus dorsalis yang juga menerima drainase dari vena profunda
dorsalis penis dan vena-vena vesikalis sebelum bermuara pada vena
iliaka interna. Inervasi prostat berasal dari pleksus pelvicus. Ukuran
prostat normal adalah 3-4 cm pada basis, 4-6 cm pada ukuran
sefalokaudal, dan 2-3 cm pada dimensi anteroposterior.
Tumor buli akan memberikan memberikan gambaran IVP berupa filling
defect, jika didapatkan hidroureter atau hidronefrosis yang merupakan
salah satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.
CT-scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ
sekitarnya. Pada sistitis kronis dapat ditemukan adanya vesikovaginal
atau vesikoenteral fistula.
Referensi :
1. Tanagho E et all, 2004, Smiths General Urology, 16th ed., hal. 367368.
2. Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedoteran
Universitas Brawijaya, edisi 2, hal. 173-174.

31

Seorang pria berusia 70 tahun datang ke dokter dengan keluhan


gangguan berjalan dan baal (mati rasa) pada kulit tungkai. Pada
pemeriksaan didapatkan adanya kanker prostat. Kemungkinan
a.
b.
c.
d.
e.

penyebab dari gangguan ini adalah...


Retensi urin yang menekan pleksus lumbalis
Adanya metastasis kanker prostat ke vertebra lumbalis
Gangguan aliran darah ke tungkai karena penekanan kelenjar prostat
Metastasis kanker prostat ke otot-otot tungkai
Kelemahan otot karena usia lanjut
Jawaban : b. Adanya metastasis kanker prostat ke vertebra
lumbalis
Pembahasn :
Pola

progresi

Kecenderungan

kanker
untuk

prostat

telah

menyebar

terdefinisikan

keluar

dari

dengan

prostat

baik.

(ekstensi

ekstrakapsular) atau invasi vesikula seminalis dan metastatis jauh


meningkat

seiring

meningkatnya

volume

tumor

dan

buruknya

diferensiasi sel kanker. Tumor berukuran kecil dan berdiferensiasi baik


biasanya hanya terbatas menyerang prostat, sebaliknya tumor besar
dengan diferensiasi buruk lebih sering bersifat ekstensif lokal atau
metastasis ke limfonodi atau tulang. Penetrasi kapsula prostat oleh selsel kanker sering terjadi melalui ruang perineural. Invasi vesikula
seminalis berhubungan dengan kecenderungan terjadinya penyakit
yang bersifat regional atau metastatis jauh. Kanker prostat yang
menginvasi trigonum vesika dapat menyebabkan terjadinya obstruksi
ureter. Sebagai catatan, penyebaran sel kanker menuju rektum jarang
terjadi karena fascia Denonvillier dapat berfungsi sebagai barier kuat
penyebaran menuju rektum.
Metastasis

limfonodi

sering

teridentifikasi

pada

rantai

limfonodi

obturator,sedangkan limfonodi lainnya meliputi limfonodi ilia komunis,


presakral, dan para-aorta. Tulang-tulang aksial merupakan bagian yang
paling sering terkena metastasis jauh, dengan vertebra lumbal adalah
bagian yang paling sering terkena. Bagian-bagian yang sering terkena
metastasis lainnya meliputi proksimal femur, pelvis, vertebra toraks,
32

kosta, sternum, kranium, dan humerus. Lesi tulang yang terjadi berupa
lesi osteoblastik. Lesi pada tulang panjang sering menyebabkan
terjadinya fraktur patologis. Vertebra yang terkena metastasis dengan
volume

besar

dapat

menyebar

pada

spatium

epidural

yang

menyebabkan kompresi medula spinalis. Hal ini dapat menjelaskan


alasan mengapa pada kasus ini pasien mengalami gangguan berjalan
dan baal. Metastasis organ visceral paling sering mengenai paru, hati,
dan glandula adrenal. Metastasis pada sistem saraf pusat biasanya
terjadi akibat penyebaran langsung dari metastasis tumor pada tulang
kranium.
Referensi :
1. Tanagho E et all, 2004, Smiths General Urology, 16th ed., hal. 367368.
2. Kirby RS, 2003, Atlas of Prostatic Disease, 3rd ed., Phartenon
Publishing, hal. 67, 91.

36.

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa orang tuanya

ke dokter karena mengeluh nyeri pada perutnya yang sudah


dideritanya selama beberapa hari. Pada pemeriksaan fisik teraba
massa pada perut bagian kanan. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan hematuria tanpa proteinuria. Pada CT Scan abdomen
tampak massa solid pada ginjal kanan berdiameter 10 cm. Tumor
a.
b.
c.
d.
e.

apakah yang paling mungkin diderita oleh anak ini?


Karsinoma sel ginjal
Tumor William
Rabdomiosarkoma
Neuroblastoma
Clear cell sarcoma
Jawaban : b. Tumor William
Pembahasan :

33

Tumor Wilms adalah neoplasia maligna yang paling sering terjadi pada
traktus urinarius anak-anak. Berbeda dengan neuroblastoma yang
merupakan neoplasma maligna yang paling sering terjadi pada bayi,
dan merupakan tumor ganas solid tersering kedua pada anak. Insidensi
tumor Wilms tertinggoi terjadi pada usia 3-4 tahun dan 90% terjadi
pada anak berusia <7 tahun. Anak laki-laki dan perempuan memiliki
angka kejadian yang sama. Sebagian besar anak dengan tumor Wilms
datang

dengan

keluhan

massa

abdomen.

Sekitar

30%

pasien

mengalami nyeri abdomen, namun sebagian besar pasien tidak


mengalami gejala apapun (asimptomatik) dan tampak sehat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan massa abdomen tidak nyeri yang jarang
melewati garis tengah. Hipertensi terjadi pada 63% pasien. Karena
pengaruhnya pada vena kava, anak dengan tumor Wilms dapat
mengalami varikokel atau gagal jantung kongestif.
Berikut ini nadalah perbandingan tumor Wilms dan neuroblastoma:
Tabel 1 Perbandingan tumor Wilms dan neuroblastoma
Tumor Wilms
Sering terkait dengan

Neuroblastoma
Anomali yang berhubungan

anomali kongenital

memiliki insidensi yang rendah


(kecuali 2% insidensi defek

Terjadi pada anak yang sehat

otak dan kepala)

Biasanya berbentuk massa

Terjadi pada anak yang sakit

unilateral

Seringkali massa melewati

Usia puncak 2-4 tahun

garis tengah

Muncul di ginjal

Usia puncak 22 bulan


Neuroblastoma ginjal primer

Kalsifikasi jarang terjadi

sangat jarang terjadi


Kalsifikasi stippled tampak
pada 50% film polos, dan 80%
pada CT

Tabel 2 Kanker ginjal pediatrik primer


Karsinoma sel ginjal : merupakanneoplasma ginjal
34

primer yang palingsering terjadi dibandingkan


tumor Wilms
Gambaran klinis : hematuria, nyeri panggul
(flank pain), (polycystic kidney disease)
terdapat massa, penurunan berat badan
Metastasis; nodus limfe, tulang, paru, hati
Meningkat dengan von Hippel-Lindau dan
polycystic kidney disease (PCKD)
Kelangsungan hidup : 50%
Pengobatan : nefrektomi radikal
Tumor Rabdoid : sel-sel berukuran besar dengan
inklusi eosinofilik seperti rabdomioblast, tetapi
bukan otot.
Metastasis : Otak
Sangat letal (kelangsungan hidup : 18%)
Pengobatan : belum ada kemoterapiyang jelas
terbukti efektif
Clear cell sarcoma
Metastasis : tulang dan otak
Predominan pada bayi laki-laki
Pengobatan : kemoterapi dengan adriamisin
memperbaiki prognosis
Kanker yang jarang
Rabdomiosarkoma (tidak seperti tumor
rabdoid, kankerini mengandung otot lurik
fetal)
Neuroblastoma
Leiomiosarkoma
Karsinoma sel transsional
Referensi :
Nachtsheim D, 2003, Vademicum Urological Oncology, Landes
Bioscience, California, hal. 117-125.
37.

Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa ibunya ke

dokter dengan keluhan beberapa hari buang air kecil kemerahan,


35

pusing, mual. Saat diperiksa penderita demam, kelopak mata


sedikit sembab dan hipertensi. Hasil pemeriksaan laboratorium
urin didapatkan warna kuning kemerahan, eritrosit +3, protein (-).
Pada pemeriksaan darah didapatkan komplemen C3 menurun.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Sistitis
b. Nefritis
c. Pyelonefritis
d.
Glomerulonefritis
e. Sindrom nefrotik
Jawaban : d. Glomerulonefritis
Pembahasan :
Patofisiologi
Patofisiologi pada gejala-gejala klinik berikut:
1. Kelainan urinalisis: proteinuria dan hematuria
Kerusakan
dinding
kapiler
glomerulus

sehingga

menjadi

lebih permeable dan porotis terhadap protein dan sel-sel eritrosit,


maka terjadi proteinuria dan hematuria.
2. Edema
Mekanisme retensi natrium dan edema pada glomerulonefritis tanpa
penurunan

tekanan

onkotik

plasma.

Hal

ini

berbeda

dengan

mekanisme edema pada sindrom nefrotik.


Penurunan faal ginjal yaitu laju filtrasi glomerulus (LGF) tidak
diketahui

sebabnya,

mungkin

akibat

kelainan

histopatologis

(pembengkakan sel-sel endotel, proliferasi sel mesangium, oklusi


kapiler-kaliper) glomeruli. Penurunan faal ginjal LFG ini menyebabkan
penurunan

ekskresi

natrium

Na+ (natriuresis),

akhirnya

terjadi

retensi natrium Na+. Keadaan retensi natrium Na+ ini diperberat


oleh

pemasukan

garam

natrium

dari

diet.

Retensi

natrium

Na+ disertai air menyebabkan dilusi plasma, kenaikan volume


plasma, ekspansi volume cairan ekstraseluler, dan akhirnya terjadi
edema
3. Hipertensi
a. Gangguan keseimbangan natrium (sodium homeostasis)
b. Gangguan keseimbangan natrium ini memegang peranan dalam
genesis hipertensi ringan dan sedang.
36

c. Peranan

sistem

renin-angiotensin-aldosteron

biasanya

pada

hipertensi berat. Hipertensi dapat dikendalikan dengan obatobatan yang dapat menurunkan konsentrasi renin, atau tindakan
nefrektomi.
d. Substansi renal

medullary

hypotensive

factors,

diduga

prostaglandin. Penurunan konsentrasi dari zat ini menyebabkan


hipertensi2
4. Bendungan Sirkulasi
Bendungan sirkulasi merupakan salah satu ciri khusus dari sindrom
nefritik akut, walaupun mekanismenya masih belum jelas.
Beberapa hipotesis yang berhubungan telah dikemukakan dalam
kepustakaan-kepustakaan antara lain:
38.
Vaskulitis umum
Gangguan pembuluh darah dicurigai merupakan salah satu tanda
kelainan patologis dari glomerulonefritis akut. Kelainan-kelainan
pembuluh darah ini menyebabkan transudasi cairan ke jaringan
interstisial dan menjadi edema.
39.
Penyakit jantung hipertensif
Bendungan sirkulasi paru akut diduga berhubungan dengan
hipertensi yang dapat terjadi pada glomerulonefritis akut.
40.
Miokarditis
Pada sebagian pasien glomerulonefritis tidak jarang ditemukan
perubahan-perubahan elektrokardiogram: gelombang T terbalik
pada semua lead baik standar maupun precardial. Perubahanperubahan

gelombang

yang

tidak

spesifik

ini

mungkin

berhubungan dengan miokarditis.


41.
Retensi cairan dan hipervolemi tanpa gagal jantung
Hipotesis ini dapat menerangkan gejala bendungan paru akut,
kenaikan cardiac output, ekspansi volume cairan tubuh. Semua
perubahan patofisiologi ini akibat retensi natrium dan air.
Gejala Klinis
Gejala klinis glomerulonefritis akut pasca streptokok sangat bervariasi,
dari keluhan-keluhan ringan atau tanpa keluhan sampai timbul gejalagejala berat dengan bendungan paru akut, gagal ginjal akut, atau
ensefalopati hipertensi.

37

Kumpulan gambaran klinis yang klasik dari glomerulonefritis akut


dikenal dengan sindrom nefritik akut. Bendungan paru akut dapat
merupakan gambaran klinis dari glomerulonefritis akut pada orang
dewasa atau anak yang besar. Sebaliknya pada pasien anak-anak,
ensefalopati

akut

hipertensif

sering

merupakan

gambaran

klinis

pertama.
1. Infeksi Streptokok
Riwayat klasik didahului (10-14 hari) oleh faringitis, tonsilitis atau
infeksi kulit (impetigo). Data-data epidemiologi membuktikan, bahwa
prevalensi glomerulonefritis meningkat mencapai 30% dari suatu
epidemi infeksi saluran nafas. Insiden glomerulonefritis akut pasca
impetigo relatif rendah, sekitar 5-10%.
2. Gejala-gejala umum
Glomerulonefritis akut pasca streptokok tidak memberikan keluhan
dan ciri khusus. Keluhan-keluhan seperti anoreksia, lemah badan,
tidak jarang disertai panas badan, dapat ditemukan pada setiap
penyakit infeksi.
3. Keluhan saluran kemih
Hematuria makroskopis (gross) sering ditemukan, hampir 40% dari
semua pasien. Hematuria ini tidak jarang disertai keluhan-keluhan
seperti infeksi saluran kemih bawah walaupun tidak terbukti secara
bakteriologis. Oligouria atau anuria merupakan tanda prognosis buruk
pada pasien dewasa.
4. Hipertensi
Hipertensi sistolik dan atau diastolik sering ditemukan hampir pada
semua pasien. Hipertensi biasanya ringan atau sedang, dan kembali
normotensi setelah terdapat diuresis tanpa pemberian obat-obatan
antihipertensi. Hipertensi berat dengan atau tanpa ensefalopati
hanya dijumpai pada kira-kira 5-10% dari semua pasien.
5. Edema dan bendungan paru akut
Hampir semua pasien dengan riwayat edema pada kelopak mata atau
pergelangan kaki bawah, timbul pagi hari dan hilang siang hari. Bila
perjalanan penyakit berat dan progresif, edema ini akan menetap
atau persisten, tidak jarang disertai dengan asites dan efusi rongga
pleura

38

Referensi :
1. Husein, A, dkk. Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi kedua. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2002. h 345-353
2. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 17.
Philadelphia; 2004. h 1813-1814
3. Prico SA. dan Wilson LM. Patologi Konsep Klinik Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC; 1995. h 827-829.
4. Sutisna Himawan. Patologi. Jakarta. FK UI; 1998 h 258-261.
5. Herry, G dan Heda, M. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak. Edisi ketiga. Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD
RSHS; 2005 h 536-538.
38.

Seorang wanita berumur 17 tahun positif HIV memulai regimen

terapi antriretroviral yang sangat aktif (HAART), termasuk efavirenz,


tenofovir,

dan

lamivudine.

Dia

menggunakan

trimetoprimsulfamethoxazole untuk pencegahan pneumokistis. Fungsi


ginjal dan urinalisis normal sebelum memulai terapi. 6 minggu
kemudian, dia datang dengan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai
berikut: sodium 140 mEg/l, potassium 4,8 mEq/l, klorida 115 mEq/l,
bikarbonat 15 mEq/l, BUN 60 mg/dl, dan fosfor 1,9 mg/dl. Urinalisis
menunjukkan berat jenis 1.015, pH 5, sedikit protein, glukosa 2+,
dipstick negatif, mikroskopi sedikit keruh dengan granul coklat dan sel
sel tubular ginjal pada pengamatan lapang pandang perbesaran tinggi,
dan tidak ada sel lain, sisa atau kristal. Manakah di bawah ini yang
paling mungkin menjadi penyebab gagal ginjal akut pada pasien ini?
A. Nefrotoksik Efavirenz
B. Nefropati HIV
C.

Nefritis

interstitial

alergi

disebabkab

oleh

trimethoprim

sulphamethoxazole
D. Toksisitas lamivudine (toksisitas mitokondria)
E. Nefrotoksis
Jawaban yang benar adalah E.
Kombinasi dari sindrom Fankoni dan jejas ginjal akut dengan nekrosis
tubular akut mengarah ke dugaan adanya toksisitas tenofovir. Nefropati
39

HIV yang cepat progresinya tidak mungkin jika tidak ada proteinuria.
Diagnosis luka ginjal akut karena toksisitas pada mitokondria oleh
penghambat nukleoside reverse transcriptase tidak didukung oleh nilai
gap anion yang normal dan tidak adanya myoglobinuria (dipstick urin
negativeheme). Mikroskopik urin tidak menunjukkan alergi nephritis
interstisial. Efavirenz adalah sebuah penghambat nonnukleosida reverse
transcriptase, sampai saat ini tidak ada laporan adanya nefrotoksisitas.
39. Pernyataan manakah di bawah ini yang benar tentang pengobatan
dengan diuretik loopacting pada gagal ginjal akut?
A. Meningkatnya pengeluaran urin menurunkan kebutuhan dialisis.
B. Terapi diuretik mengurangi kematian
C. Terapi diuretik menurunkan durasi kegagalan ginjal.
D. Terapi diuretik kemungkinan berkaitan dengan hipokalemia
parah.
E. Keuntungan terapi diuretik semakin besar dengan pemberian dopamine
secara bersamaan.
Jawaban yang benar adalah D.
Diuretik loop paling sering digunakan dalam menangani pasien ARF. Karena
prognosis ARF nonoligurik lebih baik dari pada ARF oligurik, disarankan
bahwa dengan mengubah keadaan pasien dari oligurik ke kondisi
nonoligurik dapat memperbaiki kondisi klinis. Meningkatkan aliran urin
dapat membuang sisasisa/debris sel intraluminal yang menghalangi,
sehingga dapat membalikkan salah satu mekanisme disfungsi ginjal.
Sebagai tambahan, dengan menurunkan tansport aktif di dalam loop Henle
ascending yang tebal, diuretik loop dapat mengurangi kebutuhan energi
dan melindungi selsel di daerah dengan gangguan perfusi. Namun, studi
klinis, tidak mendukung argumentasiargumentasi ini. Pada uji klinik
menggunakan kontrol acak, terapi diuretik tidak terkait dengan perubahan
apapun pada jumlah kematian, penurunan durasi ARF, atau perubahan
kebutuhan
pemberian

dialisis.

Tidak

dopamin

ada

secara

bukti

peningkatan

bersamaan.

Terapi

manfaat
diuretik

dengan
dapat
40

mengakibatkan kaliuresis dan hipokalemia. Seorang gadis Hispanik usia 9


tahun menderita sepsis dan gagal ginjal akut, yang diikuti pancreatitis
kronik. Dia membutuhkan ventilasi mekanik untuk mengatasi gagal
nafasnya, tapi tidak membutuhkan RRT. Hemoglobinnya turun secara
progresif dari 11.5 g/dl menjadi 8.5 g/dl pada pemeriksaan laboratorium
hariannya.
40. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar untuk penanganan
anemia?
A. Penggunaan rekombinan eritropoietin manusia pada pasien
kritis

berkaitan

dengan

berkurangnya

kemungkinan

perlunya

transfusi.
B. Penggunaan rekombinan eritropoietin untuk menjaga hemoglobin tetap
antara 1112 g/dl berkaitan dengan berkurangnya resiko kematian.
C. Strategi transfusi sel darah merah untuk menjaga hemoglobin >10 g/dl
berkaitan dengan
berkurangnya resiko kematian.
D. Strategi transfurasi restriktif sel darah merahhanya memberikan
transfusi

jika

hemoglobin

kurang

dari

g/dl

berkaitan

dengan

meningkatnya kematian pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler.


E. Tidak satupun di atas
Jawaban yang benar adalah A.
Rekumben erythropoietin (rHuEpo) menurunkan kebutuhan transfuse
pada pasien kritis, tapi tidak berefek pada survival pasien. Penggunaan
strategi transfusi restriktif (ambang batas hemoglobin 7 g/dl) berkaitan
dengan

tingkat

kematian

yang

lebih

rendah

di

rumah

sakit

dibandingkan dengan strategi biasa yang menjaga kadar hemoglobin di


atas 10 g/dl. Tidak ada peningkatan resiko ketika strategi transfusi
restriktif digunakan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskuler.
Seorang anak lakilaki usia 10 tahun dengan sindrom nefrotik dan
sedang menjalani terapi steroid dibawa paramedis ke bagian gawat
darurat. Pasien dilaporkan terjatuh pada saat keluar dari kamar mandi
41

dua hari sebelumnya dan tidak dapat bangun kembali. Katanya tidak
memiliki riwayat penyakit ginjal. Pada saat pemeriksaan fisik, dia
memiliki ecchymosed difus di punggung dan ekstremitas bawah, dan
pinggul kirinya terputar lateral.
41.

Manakah nilainilai awal laboratorium di bawah ini, diperoleh

saatdi

ruang

emergensi,

yang

PALING

dapat

digunakan

untuk

memprediksi resiko terjadinya luka ginjal akut dan membutuhkan RRT?


A. Kreatinin serum 1,8 mg/dl
B. Potasium serum 5,6 MEq/l
C. Bikarbonat serum 17 mEq/l
D. Fosfokinase kreatinin 9650 U/l
E. pH urin 5,5
Jawaban yang benar adalah A. Nilai kreatinin serum awal 1,7
mg/dl

merupakan

prediktor

terbaik

untuk

memperkirakan

perkembangan luka ginjal akut atau perlunya RRT pada 97 pasien


rhabdomyolisis yang dirawat pada ruang gawat darurat selama periode
4 tahun. Kadar fosfokinase awal (CPK), konsentrasi awal potassium
serum, dan pH dan berat jenis urin tidak membedakan mana pasien
yang mengalami atau tidak mengalami luka ginjal akut.
42.

Seorang anak perempuan berumur 6 tahun dirawat karena

mengalami peningkatan asites. Kreatinin serum pada saat masuk 1,4


mg/dl. Setealah parasentesis dengan volume yang besar, pengeluran
urinnya menurun dengan cepat sampai kurang dari 100 ml/hari, dan
kreatinin

serumnya

meningkat

sampai

2,7

mg/dl.

Kultur

cairan

asitesnya steril. Sodium urin 8 mEq/l. Setelah infus 1500 ml 0,9 %


saline, pengeluaran urinnya tidak meningkat.
Pengobatan manakah di bawah ini yang menghasilkan rasio terbaik
antara peningkatan fungsi ginjal dan efek samping?
A. Octreotide
B. Dopamin
C. Terlipressin
42

D. Ornipressin
E. Spironolakton
Jawaban yang benar adalah C.
Pasien ini mengalami sindrom hepatorenal (HRS). Satusatunya terapi
farmakologi yang paling efektif saat ini untuk menangani HRS adalah
pemberian vasokontriktor. Dua kelas obat telah digunakan analog
vasopressin dan agonis adrenergikkebanyakan diberikan sebagai
kombinasi dengan albumin intravena supaya dapat lebih lanjut
memperbaiki keadaan arteri underfillingnya. Sukses terbaik jika
digunakan agonis reseptor V1 vasopressin yaitu terlipressin. Iskemia
akibat

vasokonstriksi

arteri

merupakan

komplikasi

utama

yang

berkaitan dengan penggunaan terlipressin, di mana efek samping


iskemik ini akan memerlukan tindakan penghentian terapi pada 510 %
pasien. Ornipressin adalah agonis reseptor V1 vasopressin lainnya.
Kejadian

komplikasi

iskemik

pada

pasien

yang

diobati

dengan

ornipressin berkisar 3040%. Octreotide adalah analog somatostatin


yang menyebabkan vasokonstriksi organ dalam. Tidak efektif untuk
meningkatkan fungsi ginjal pada HRD jika digunakan sebagai agen
tunggal,

tetapi

bermanfaat

jika

dikombinasi

dengan

midodrine.

Dopamin tidak efektif untuk pengobatan HRS. Spironolakton antagonis


reseptor aldosteron sangat efektif pada pasien dengan penyakit hati
lanjut, tapi tidak mempengaruhi fungsi ginjal pasien HRS.
43. Anak laki laki, 18 tahun datang ke RS dengan keluhan sakit mendadak
pada daerah scrotum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan testis kiri
membesar, merah, lebih tinggi daripada testis kanan, posisi mendatar.
Dari hasil USG didapatkan : testis dengan caput epididimis dan chorda
spermatica membesar dg koleksi cairan disekitar testis. Diagnosis yang
tepat adalah
a. Epididimitis
b. Abses testis
c. Torsio testis
d. Tumor testis
e. Hernia scrotalis
43

Pembahasan: Pasien datang dengan keluhan testis membesar, merah,


beih tinggi dari yang normal, dan posisinya mendatar. Keadaan yang
dialami

anak

laki-laki

ini

adalah

torsio

testis.

Torsio

testis

adalahterpluntirnya fuikulus spermatikus yang berakibat terjadinya


gangguan aliran darah ke testis. Keadaan ini diderita oleh satu diantara
4000 pria yang berumur kurang dari 25 tahun, dan paling banyak
diderita oleh anak pada usia pubertas (12 - 20 tahun). Torsio testis ini
kadang sulit dibedakan oleh epididimitis karena gejala klinisnya yang
hampir sama. Tetapi pada torsio testis biasanya tidak disertai demam,
sedangkan epididimitis biasanya disertai demam akibat infeksi. Selain itu
pada pemeriksaan fisik ketika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis,
pada epididimitis akut terkadang nyeri akan berkurang sedangkan pada
torsio testis nyeri tetap ada (Tanda dari Prehn). Kemudian dari
pemeriksaan

urin,

pada

torsio

testis

tidak

didapatkan

adanya

peningkatan leukosit sedangan pada epididimitis terdapat peningkatan


leukosit dan ditemukan bakteri penginfeksi pada urin.
44. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan nyeri pinggang kiri. Keluhan disertai panas badan, menggigil
dan peningkatan frekuensi BAK. Pada pemeriksaan urinalisis diketahui
adanya bakteri Gram negatif. Manakah bakteri penyebab yang paling
mungkin?
a. Chlamydia trachomatis
b. Leptosira interogans
c.

Escherichia coli

d. Staphylococcus saprophyticus
e. Staphylococcus Aureus
Pembahasan: Infeksi aluran kemih sering ditemui mulai dari yang infeksi
ringan hingga yang berat. Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien
dari segala usia mulai dari bayi baru lahir hingga orang tua. Pada
umumnya wanita lebih sering mengalami karena struktur anatomis
saluran urinarianya.

44

Patogenesisnya sejauh ini diketahui bahwa infeksi saluran kemih terjadi


ketika mikroorganisme masuk ke saluran kemih dengan cara ascending,
hematogen, limfogen, atau langsung dari organ sekitar yang terinfeksi.
Sebagian besar mikroorganisme masuk secara ascending, yaitu dari
saluran kemih bawah kemudian bergerak ke saluran kemih atas.
Umumnya mikroorganisme yang menyerang adalah flora normal tubuh.
Di soal dijelaskan bahwa dari pemeriksaan kulur, hasilnya merupakan
bakteri gram negatif, dan bakteri gram negatif yang tersering adalah
Escherichia coli. Sedangkan Staphylococcus aureus juga bakteri gram
negatif, tetapi insidensi terjadinya ISK karena bakteri ini cukup jarang.
Kalaupun

terjadi,

biasanya

bakteri

ini

menyebar

melalui

darah

(hematogen) sehingga pasti didapatkan gejala lain yang lebih spesifik.


45. Hasil urinalisis dari seorang perempuan berusia 25 tahun, menyandang
batu ginjal, diketahui pH: 5. Apakah penyebab batu ginjal yang paling
mungkin?
a. Kalsium
b. Oksalat
c. Asam Urat
d. Fosfat
e. Sistin
Pembahasan:
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat,
kalium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xantyn, dan
sistin, silikat, dan senyawa lainnya. Batu berdasarkan zat penyusunnya
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Batu Kalsium ditemukan pada 70 80 % kejadian batu pada
saluran kemih
Batu Struvit Disebut juga sebagai batu infeksi, karena batu ini
terbentuk akibat infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini
adalah golonganpemecah urea yang mengasilkan enzim urease
dan merubah urin menjadi bersuasana basa.
Batu Asam Urat Batu asam urat meruakan kejadian 5 10% dari
45

seluruh batu saluran kemih. Faktor yang mneyebabkan batu asam


urat adalah kadar urin yang terlalu asam (pH urine <6), volume
urine yang jumlahnya sedikit, atau kadar asam urat yang tinggi.
46. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun datang ke ruangan emergensi
dengan kesulitan berkemih. Pada hasil pemeriksaan secara inspeksi
tampak

adanya

konstriksi

cincin

preputium

dan

non

retractable

foreskin. Apakah diagnosis yang paling mungkin?


a. Paraphymosis
b. Phymosis
c. Hypospadia
d. Epispadia
e. Posthitis
Pembahasan:
Kesulitan berkemih yang terjadi pada pasien dikarenakan adanya
konstriksi

cincin

preputium

dimana

konstriksi

ini

terjadi

akibat

ketidakmampuan preputium mengalami retraksi. Keadaan ini yang


disebut sebagai Fimosis. Normalnya pada usia di atas 3-4 tahun, seorang
anak laki-laki prepurtium dari penisnya sudah mengalami pelepasan dari
glans penis karena proses deskuamasi epitel preputium bagian dalam
yang akhirnya menyebabkan preputium mengalami dilatasi perahanlahan dan kemudian retraktil ke proksimal. Namun ada beberapa
keadaan yang menyebabkan preputium tidak lepas dari kepala penis,
yaitu lengketnya preputium terhadap glans penis sehingga akhirnya
menyebabkan kesulitan dan kesakitan dalam proses miksi.
Untuk penatalaksanaan dapat diberikan dexametasone 0,1% yang
dioleskan sebanyak 3 sampai 4 kali selama 6 minggu dengan harapan
setelah itu preputium dapat retraksi spontan. Tetapi jika keluhannya
sudah berat, maka dapat dilakukan sirkumsisi.
47.
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang yakni, kecuali
a. Arteri spermatika cabang dari aorta
46

b. Arteri kresmaterika cabang dari arteri episgastrika


c. Arteri diferensialis cabang dari areteri vesikalis inferior
d. Arteri pendikularis
Pembahasan:
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang yakni :
~Arteri spermatika cabang dari aorta
~Arteri kresmaterika cabang dari arteri episgastrika
~Arteri diferensialis cabang dari areteri vesikalis inferior
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 17
48.
Penatalaksanaan Fimosis adalah sebagai berikut,kecuali
a. Fimosis dengan balanitis xerotika obliterans diberikan salep
dexametason 0,1 % 3-4 kali sehari
b. Jika dengan infeksi postitis indikasi sirkumsisi
c. Dianjurkan diretraksi/dilatasikan
d. Pada balanitis atau postitis harus diberikan antibiotik.
Pembahasan:
Penatalaksaan Fimosis :
~Tidak dianjurkan melakukan dilatasi / retraksi scara dipaksa
~ Fimosis dengan balanitis xerotika obliterans diberikan salep
dexametason 0,1 % 3-4 kali sehari selama 6 minggu
~Indikasi sirkumsisi bila ada infeksi postitis
~Pada balanopostitis diberikan antibiotik
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 239
49.
a.
b.
c.
d.
e.

Etiologi dari karsinoma prostat adalah sebagai berikut, kecuali


Predisposisi genetik
Pengaruh hormonal
Diet
Pengaruh lingkungan dan infeksi
Zat Fisika dan Kimiawi

Pembahasan :
Etiologi dari karsinoma prostat adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Predisposisi genetik
Pengaruh hormonal
Diet
Pengaruh lingkungan dan
Infeksi

Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 263


47

50.
Derajat Karsinoma Prostat menurut Gleason yang benar, kecuali
a. Well differentiated
b. Moderatelly differentiated
c. Poorly differentiated
d. High differentiated
Pembahasan :
Derajat Karsinoma Prostat menurut Gleason yang benar:
Grade

Tingkat Histopatologi

2- 4

Well differentiated

5-7

Moderatelly differentiated

8-10

Moderatelly differentiated

Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 265


51.
Seorang laik-laki berusia 35 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan utama keluar cairan kental seperti nanah dari kemaluannya.
Tidak terasa sakit didaerah prostat dan sekitarnya. Berprofesi sebagai
supir pengangkat kayu. Dari pereriksaan tanda vintal semuanya normal
dan pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel leukosit dan
netrofil pada discharge. Diagnosa yang paling memungkinkan?
a. Non gonococal uretritis
b. Uretitis gonococal
c. Sistitis interstisialis
d. Sistitis acute
e. Prostatitis acute
Pembahasan :
Uretritis disebabkan oleh gonore dikenal dengan nama uretritis gonocal,
diagnosis ditunjang dengan ditemukannya gonococus gram negatif dari
pemeriksaan duh tumbuh. Jika ditemukan maka disebut nongonococal
uretritis.
Jawaban A (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,edisi ketiga, hal 343-349)
52.
Seorang pria berusia 49 tahun dating kedokter dengan keluhan
terjadi pembesaran pada skrotumnya, yang disertai rasa nyeri serta
tidak terjadi gangguan seksual.pada palpasi diketahui skrotum
membesar,lunak tetapi tidak teraba adanya massa tumor . Tidak
didapatkan pembesaran kelenjar limfe inguinal. Tes transluminasi
(+).Penyakit apakah yang paling mungkin diderita oleh pria ini?
48

a. Hidrokel
b. Varikokel
c. Hernia skrotalis
d. Orkitis
e. Seminoma
Pembahasan
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebihan diantara lamina parietal
dan lamina visceral tunika vaginalis,kondisi ini menyebabkan skrotum
bengkak berisi cairan. Pemeriksaan transiluminasi memberikan hasil
postif.
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh belum
sempurnanya penutupan proccesus vaginalis,sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke proccesus vaginalis atau belum sempurnanya
system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorpsi cairan
hidrokel.
Pada oramg dewasa,hidrokel dapat terjadi secra idiopatik(primer) dan
sekunder.penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada
testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya system sekresi
atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.Kelainan pada testis tersebut
mungkin berupa tumor,infeksi, atau trauma.
Pasien mengeluh adanya benjolan dikantong skrotum yang tidak
nyeri.Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan dikantong
skrotum
dengan
konsistensi
kistus
dan
pada
pemeriksaan
penerawangan menunjukan adanya transiluminasi.
53.
Seorang pria berusia 28 tahun datang ke UGD dalam keadaan
lemah. Dia baru saja terjatuh dari motor 2 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/65 mmhg, denyut nadi 124
kali/menit. Ditemukan memar pada pinggang kiri. Apa kemungkinan
diagnosisnya?
a. Trauma hepar
b. Trauma ginjal kiri
c. Trauma lien
d. Trauma ginjal kanan
e. Trauma pancreas
Pembahasan
Pasien dengan trauma hepar biasanya akan mengalami gejala khas
berupa nyeri pada kuadran kanan atas yang menjalar ke pundak kanan
(boas sign).Pasien dengan trauma lien dapat mengalami hal yang sama
namun terjadi npada sisi kiri (kehrs sign).Sedangkan pasien dengan
trauma
pancreas
akan
memberikan tanda-tanda
perdarahan
retroperitoneal berupa grey turners sign (hematoma yang menyebar ke

49

regio flank), cullens sign (hematoma yang menyebar ke region


periumbilikal) atau foxs sign (hematoma yang menyebar ke paha).
Sedangkan cedera ginjal dapat kita curigai bila :
o Adanya trauma pada daerah pinggang,punggung,dada sebelah
bawah, perut bagian atas dengan disertai nyeri pada daerah
tersebut.
o Hematuria
o Fraktur costa bagian bawah (8-12) atau fraktur prossesus
spinosus.
Referensi
1. Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88-89.
2. Stone KC, Humphries RL, 2005, Current Essentials of Emergency
Medicine, Mc Graw Hill, Lange Medical book, hal.292-297.

54.
Pada kasus diatas berdasarkan gejala fisik yang ada, kemungkinan
dalam derajat berapakah syok perdarahan yang dialami pasien?
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Pembahasan
Derajat I
Derajat II
Derajat III Derajat
IV
Kehilangan darah
Sampai
750-1500
1500>2000
(mL)
750
2000
Kehilangan darah
Sampai 15 15-30%
30-40%
>40%
(% volume darah) %
Denyut nadi
<100
>100
>120
>140
Tekanan darah

Normal

Normal

Menurun

Menurun

Tekanan nadi

Normal
atau naik
14-20

Menurun

Menurun

Menurun

20-30

30-40

>35

>30

20-30

5-15

Sedikit
cemas
Kristaloid

Agak
cemas
Kristaloid

Frekuensi nafas
Produksi urin
(mL/jam
Status mental
Penggantian
cairan (hukum
3:1)

Tidak
berarti
Cemas,
Bingung,
bingung
lesu
Kristaloid Kristaloid
dan darah dan
darah

50

Referensi
American College of Surgeon, 2004, advance trauma life support, 7 th ed,
hal. 79-81.
55.
Pada kasus diatas,jika ada operasi eksplorasi didapatkan cedera
organ yang disertai cidera pembuluh darah segmental, dalam dserjat
berapakah cedera organ yang terjadi?
a. Derajat I
b. Derajat II
c .Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Pembahasan
Sebagian besar trauma ginjal (85%) adalah trauma minor (derajat I dan
II) ,15% adalah cedera mayor (derajat III dan IV), serta 1% adalah
trauma pedikel ginjal.
Table penentuan derajat cedera ginjal AAST (moore, 1989)
Deraja
Deskripsi Cedera
t
I
Kontusio ginjal atau subcapsular hematoma yang tidak
meluas.Tidak ada laserasi
II
Hematoma perirenal yang tidak meluas.Laserasi kortikal
<1cm dalam tanpa ekstravasasi
III
Laserasi kortikal >1cm tanpa esktravasasi urin
IV
Laserasi : melalui corticomedullary junction ke system
kolektifus; atau vascular ;trauma arteri atau vena ginjal
segmental dengan hematoma atau laserasi pembuluh
darah parsial atau thrombosis pembuluh darah
V
Laserasi : ginjal hancur (remuk) ; atau vascular ;pedikel
atau avulse ginjal.

Referensi
1. Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88.
2. Hohenfelnerr M et al, 2007, Emergencies in Urology, Heidelberg
University, Medical School, Springer, hal. 206-207.
56.
Seorang anak laki laki berusia 8 tahun. Saat sirkumsisi, preputium
ny tidak bisa ditarik ke belakang, dan jika buang air kecil
menggelembung. Ia merasa nyeri saat ereksi. Tindakan yang diperlukan
adalah ...
a. Observasi
b. Sirkumsisi langsung
c. Dorsal slit
d. Preputium ditarik paksa
51

e. Memberi steroid topikal


Jawaban: B
Purnomo B, 2003, hal. 238
57.
Seorang pria mengeluh selangkangan kiri nya tertarik. Rekam
medik menemukan adanya kelainan kantong cacing. Kelainan pada
struktur apakah yang dimaksud ...
a. M. Kremaster
b. Epididimis
c. Pleksus pampiniformis
d. Tunika vaginalis
e. Fasia spermatika
Jawaban: C
Pada kasus ini pasien mengalami varikokel. Varikokel adalah dilatasi
abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik pada vena spermatika interna. Pasien pada varikokel
biasanya datang dengan keluhan utama tidak memiliki anak setelah
beberapa tahun menikah atau kadang-kadang mengeluh adanya
benjolan diatas testis yang terasa nyeri.
Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan manuver valsava atau
mengedan. Jika terdapat varikokel, maka pada manuver valsava akan
terlihat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing dikantong yang
berada disebelah kranial testis.
Refrensi :
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, hal 44-45
58.
Seorang pria berusia 47 tahun mengalami keluhan disurya. Paada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan ccolok dubur menunjukan pembesaran prostat, dan nyeri
tekan (+). Pada pemeriksaaan laboratorium didapatkan AL 12.910/uL,
PSA 6 mg/dL. Setelah pemberian antibiotik terjadi perbaikan, namun
sering kambuh kembali. Apa diagnosis penyakit ini?
a. Prostatodinia
b. Prostatitis kronis bakterial
c. BPH
d. CPPS
e. Prostatitis akut
Jawaban : B
Pada kasus ini, pasien mengalami disuria yang disertai adanya nyeri
tekan prostat pada pemeriksaan colok dubur. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan angka leukosit tinggi yang menunjukan
terjadinya infeksi. PSA menunjukn peningkatan yang juga mendukung
pada terjadinya inflamasi prostat. Karena sakit yang terjadi sudah
mengalami rekurensi, maka kemungkinan diagnosis pada pasien ini
adalah Prostatitis kronis bakterial.
Refrensi :
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Hal 45-47.
52

59. Pemeriksaan pada seorang bayi perempuan didapatkan lubang kencing yang tidak
lazim,serta terdapat pembesaran klitoris.Apa rencana tindakan selanjutan ?
a. Foto rontgen
b. Laboratorium darah
c. Observasi di puskesmas
d. Pasang kateter
e. Rujuk ke poli urologi
Jawaban : E
Pembahasan :
Pada kasus ini terjadi virilisasi pada bayi perempuan yang ditandai dengan terjadinya
pembesaran klotoris.Kondisi ini sudah dapat menunjukan bahwa telah terjadi female
pseudohermaphroditism. Female pseudohermaphroditism ditandai dengan pasien yang
memiliki genotipe 46XX,gonad yang tidak terpalpasi,atau ovarium normal dan gejala
virilisasi genital eksterna yang bervariasi. Female pseudohermaphroditism paling sering
disebabkan oleh hiperplasia adrenal kongenital ,yang terjadi pada sekitar 95% kasus, serta
70% pada seluruh kasus hermaproditisme.Mutasi pada 1 dari 5 gen menyebabkan sekresi
kortisol terganggu yang akan memicu sekresi ACTH secara berlebih,sehingga
konsekwensi yang terjadi adalah hiperplasia adrenal.Berikut ini adalah diagnosis banding
pada kasus hemaproditisme :
Kariotipe
Status
Genitalia
Uterus
Steroid
Umum
Gonad
Urine
atau
serum
Female
XX
Ovariu
Hipospadia Ada
Menin
pseudohernaphrodite(CA
m
s
gkat
H)
Male
XY
Testis
Hipospadia Tidak ada
Norma
pseudohernaphrodite
s/mikropen
l
is
Mixed gonadal genesis
XY/XO
Streak
Hipospadia Bervarias/ Norma
Dygenet s
rudementer l
ic
True hermaphrodite
XX/mosai Ovotesti Hipospadia Bervariasa/ Norma
k
s atau
s
rudementer l
ovarium
dan
testis
karena kasus pseudohermaproditisme bukan merupakan kompetensi bagi dokter
umum, maka tindakan terbaik adalah segera merujuk ke dokter yang berkompeten.

60. Seorang pria berusia 30 tahun, sudah menikah selama 5 tahun namun belum mempunyai
anak, memiliki tanda-tanda seks skunder (+),bentuk dan ukuran penis normal,ada benjolan
53

di inguinal kanan berukuran 4 x 3 cm. Kemungkinan diagnosisnya adalah....


a. Kriptokismus
b. Hernia inguinalis
c. Varikokel
d. Torsio testis
e. Hidrokel
Jawaban : A
Pembahasan:
pasien mengalami masalah infertilitas dan ada benjolan pada daerah inguinal sesuai ukuran
testis normal orang dewasa. Diagnosis banding utama pada kasus ini adalah kriptokidismus
dan hernia inguinalis. Karena keluhan utama pasien berupa infertilitas, maka lebih dipikirkan
untuk terjadi kriptokidismus. Diagnosis akan lebih kuat jika pada pemeriksaan skrotum tidak
teraba adanya testis.
Pasien dewasa yang mengalami kriptokidismus akan datang dengan keluhan infertilitas.
Kadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah yang disebabkan testis
maldesensus mengalami trauma, torsio, atau berubah menjadi tumor testis. infeksi pada kulit
skrotum terlihat hipoplaspia kulit skrotum karena tidak ditempati testis. Pada palpasi, testis
tidak teraba dikantong, melainkan berada di inguinal atau tempat lain. Pada saat memeriksa
keberadaan testis dalam skrotum, tangan pemeriksa harus ada dalam keadaan hangat.
Jika kedua testis tidak ditemukan pada skrotum, harus dibedakan dengan terjadinya
anorkismus bilatera. Keberadaan testis sering kali sulit ditentukan, apalagi testis yang terletak
intra abdominal dan pasien yang gemuk. Untuk itu diperlukan bantuan beberapa saran berupa
flebografi selektif atau diagnostik laparoskopi. Sering kali dijumpai testis yang berada
dikantong tiba-tiba berada di daerah inguinal dan pada keadaan lain kembali pada tempat
semula. Keadaan ini terjadi karena reflek kremaster yang terlalu kuat akibat cuaca dingin atau
setelah melakukan aktifitas fisik. hal ini disebut dengan testis rektraktil/ kriptokidismus
fisiologis dan kelainan ini tidak perlu diobati.

61. Seorang pria usianya 70tahun mengeluh kencing berdarah yang dirasakan kumat-kumatan
sejak 3 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pinggang sebelah kiri dan terpasang
kateter uretra, dengan urine terlihat berwarna merah. Padac pemeriksaan darah lengkap diperoleh
kadar Hb 9,2 g/dL. Pemeriksaan CT scan abdomen menunjukan tumor yang sudah menginfiltrasi
dinding buli-buli dan tampak adanya metastasis ke hati. Penyakit yang diderita oleh pasien ini
sudah pada stadium.......
a. T3 N0 M0
b. T3 Nx M1
c. T3 N2 M0
d. T3 N3 M1
e. T1 N0 M0
Jawaban : b
Pembahasan : Pasien mengalami karsinomabuli. perhatikan tabel dibawah pada CT scan
didapatkan bahwa tumor telah menginvasi dinding buli (T3), serta telah terjadi metastasis jauh
(M1) namun tidak terdapat data mengenai invasi limfonodi sehingga dapat dinilai sebagai Nx.
54

62.
a.
b.
c.
d.
e.

Penentuan Stadium TNM Kanker Kandung Kemih


Tumor Primer (T)
Tx: Tumor primer tidak dapat dinilai
T0: tidak ada bukti keberadaan tumor primer
Ta: karsinoma papiler non-Invasif
Tis: karisnoma in situ flat tumor
T1: tumor menginvasi otot
T3: tumor menginvasi jaringan perivesikal
T4: tumor menginvasi struktur atau organ contiguous.
Nodus Limfe Regional (N)
Nx: nodus limfe regional tidak dapat dinilai
N0: tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1: metastasis pada nodus limfe tunggal
N2: metastasis pada nodus limfe tunggal atau multipel
N3: metastasis pada nodus limfe >5cm dalam dimensi terbesar
Metastasis jauh (M)
Mx: metastasis jauh tidak bisa dinilai
M0: tidak ada metastasis jauh
M1: terdapat metastasis jauh
Pengelompokan Stadium dari Stadium Kanker Kandung Kemih
0a
Ta
N0
M0
0is
Tis
N0
M0
I
T1
N0
M0
II
T2a N0
M0
T2b N0
M0
III
T3a N0
M0
T3b N0
M0
III
T4a N0
M0
T4b N0
M0
Setiap T
N1-3 M0
Setiap T
Setiap N
M1
Penetapan Derajat Histopatologik Kanker Kandung Kemih
Gx: derajat tidak dapat dinila
G1: tumor berdeferensiasi secara baik
G2: tumor berdeferensiasi secara moderat
G3: tumor berdeferensiasi secara buruk/tidak berdeferensiasi
Kuman yang tersering menjadi penyebab infeksi saluran kemih adalah....
Proteus mirabili
Klebsiella
Escherichia coli
Pseudomonas
Staphylacoccus saprophyticus
JAWABAN C
55

Sebagian besar infeksi saluran kemih(ISK) disebabkan oleh satu spesies bakteri.paling
tidak 80% kasus sistitis dan pielonefritis yang tidak berkomplikasi disebabkan oleh
bakteri Eschericia coli,dengan serogroup yang paling patogen adalah serogroup
O.beberapa patogen yang tidak sering menyebabkan ISK meliputi Klebsiella,Proteus,
Enterobacterspp.dan

Enterococcus. Agen penyebab infeksi saluran kemih yang

didapat dirumah sakit memiliki lebih banyak variasi, meliputi Pseudomonas dan
Staphylococcus spp. ISK dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang sering
terjadi akibat penyebaran hematogen. Streptokokkus beta-hemolitikus grup B dapat
menyebabkan ISK pada wanita hamil.S. saproophyticus juga dilaporkan dapat
menyebabkan ISK pada wamita muda.
Agen agen penyebab ISK pada anak-anak agak berbeda dengan agen agen penyebab
pada orang dewasa Agen penyebabISK pada anak anak meliputi Klebsiella,
Enterococcus, spp. Bakteri bakteri anaerob seperti Lactobacillus, Coryebacteria,
Streptoccus (tidak termasuk Enterococcus), dan Stphylococcus epidermidis ditemukan
flora periuretra. Bakter- bakteri tersebut tidak sering menyerang ISK pada individu
sehat dan dikethui sebagai common urine contaminant.
63. Seorang pria berusia 32 tahun yang mengalami kecelakaan sepeda motor berkecepatan
tinggi datangdengan fraktur pelvis yang jelas . pemeriksaan mendapatkan hematoma
skrotal dan darah pada meatus uretra.Mana pernyataan dibawah ini yang paling tepat
untuk langkah penangganan selanjutnya?
a. Pemasangan folley catheter
b. Sistoskopi
c. CT pelvis
d. Retrogade urthrogram
e. Pemasangan nefrostomi
PEMBAHASAN
JAWABAN D
Pada kasus ini pasien mengalami meatal bledding dan hematoma skrotum . Hal ini
menunjukan bahwa terjadi cedera uretra yang samoai merobek fascia buck. Sehingga
menimbulkan hematoma skrotum yang masih dibatasi fascia colles (buttrfly hematom).
Pada kondisi seperti ini , hal yang pertama yang paling tepat dilakukan adalah sitostomi.
Pemasangan kateter folley tidak disarankan,karena dikhawatirkan dapat memperburuk
cedera uretra yang telah terjadi . Uretrografi merupakan pilihan setelah tindakan awal

56

untuk menetukan diagnosis pasti. Jika terjadi ruptur uretra pada uretrografi ,maka akan
didapatkan ekstravasasi kontras.
Referensi :
1.Purnomo B,2003, Dasar- dasar Urologi,edisi 2, hal 99-101.
2.Tanagho E et al 2004, Smiths General Urology,6 ed,hal. 9.
64. Seorang perempuan berusia 47 tahun, datang dengan keluhan diare disertai mual mual
sejak kemaren. Diare sebanyak 15 kali per hari. Tinja cair, kira-kira 1 gelas tiap BAB.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan lemah,somnolen,turgor kulit menurun,tekanan
darah 80/60 mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 13 mg/dl,leukosit
12.000,ureum 96 mg/dl,kreatinin 6,2 mg/dl. Komplikasiakut yang dialami pasien
adalah
a. Gagal ginjal akut pre renal
b. Gagalginjal akut pascarenal
c. Gagal ginjal akut renal
d. Gagal ginjal kronik
e. Dehidrasi berat hamper gagal ginjal
Pembahasan : gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba (< 3 bulan),
tetapi tidak seluruhnya dan biasanya bersifat reversible. Diklasifikasikan kedalam 3
kelompok ,yaitu ;
1. Pre renal atau sirkulasi ; terjadi akibat kurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat
terjadi dengan cepat setelah kelainan tersebut diperbaiki,misalnya hipovwlwmia
(diare,perdarahan berat) atau hipotensi,penurunan curah jantung, dan peningkatan
viskositas darah.
2. Post renal atau obstruksi ; terjadi akibat obstruksi aliran urin, misalnya obstruksi pada
kandung kemih,uretra,kedua ureter, dan sebagainya.
3. Renal atau instrinsik atau parenkimal
Akibat penyakit pada ginjal ataupembuluhnya. Terdapat kelainan histology dan
kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan faktor pre-renalatau
obstruksi,misalnya nekrosis tubular akut,nekrosis kortikal akut,penyakit glomerulus
akut,obstruksi vascular akut, dan nefrektomi
Sumber : Mansjoer et al.Gagal ginjal Akut. Dalam : kapita selekta kedokteran. Edisi
ketiga.Jakarta ; media Aesculapius, 2001;529-531
65. Seorang laki-laki 23 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan bengkak pada kantung dan
buah zakar kanan. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu setelah meangkat benda berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan skrotum dan testis kanan bengkak, kemerahan dan
nyeri. Nyeri berkurang jika skrotum diangkat. Pasien diketahui menderita sakit kelenjar
parotis 5 hari yang lalu. Apakah diagnosis yang paling mungkin.
a. Torsio testis
57

b.
c.
d.
e.

Epididimo-orkitis
Tumor testis
Hernia inguinalis
Hidrokel

Pembahasan : radang akut di dalam skrotum merupakan epididimitis akut atau orkitis akut.
Orkitis akut ditemukan sebagai penyulit penyakit virus,misalnya yang terkenal adalah
paroritis epidemika. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan seluruh testis yang
tidak nyeri,konsistensi agak kenyal seperti karet.
Sumber ; Sjamsuhidajat R,Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah.Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC,2010 hal 916
66. Seorang perempuan berusia 8 tahun dibawa oleh orang tuanya karena bengkak kelopak
mata hingga kaki sejak 1 bulan yang lalu. Kencing pasien juga berkurang disbanding
biasnaya, namun riwayat kencing berwarna merah disangkal. Riwayat sakit tenggorokan
sebelumnya disangkal. Dari pemeriksaan darah ditemukan alnumin 2,0 g/dL dan total
kolesterol 250 mg/dL. Pemeriksaan urine menunjukkan proteinuria +3. Diagnosis yang
sesuai untuk pasien ini adalah.
a. Gagal ginjal akut
b. Gagal ginjal kronis
c. Sindrom nefrotik
d. Glomerulus akut post infeksi streptokokus
e. Infeksi saluran kemih
Pembahasan : sindrom nefrotik merupakan keadaan klnis yang khas oleh adanya
proteinuria,hipoalbuminemia,edema dan hiperkolesterolemia.
Klinis : pada anamnesis didapatkan keluhan edema seluruh tubuh yang dimulai dari
kelopak mata,kencing berkurang,nafsu makan berkurang,terkadang disertai nyeri perut
dan/atau mencret. Pemeriksaan fisik ditemukan edema pitting, kadang-kadang disertai
Edema anasarka (ascites,edema skrotum/labia,hidrotoraks/efusi pleura) dan hipertensi
yang lebih jarang dijumpai.
Laboratorium : hematuria mikroskopik gross hematuriajarang, fungsi ginjal mungkin
normal atau menurun,klirens kreatinin rendah karena menurunnya perfusi ginjal,kalsium
serum menurun karena fraksi albumin yang mengikatnya,kadar C3 normal
Diagnosis : proteinuria massif + 2 (eksresi protein 40 mg/jam.m2 LPB atau 50
mgkg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urine sewaktu >2 mg/mg);hipoalbuminemia
<2,5 g/dL ; edema ; hiperkolesterolimia > 200 mg /dL

58

Sumber ; K,NilawatiGAP.Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak.Edisi ke1.Denpasar : SMF-Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
RSUP Sanglah,2011;370-1
67. Seorang laki-laki berusia 18 tahun diantar oleh keluarganya ke UGD karena nyeri buah
zakar kiri sejak tadi pagi. Ny Eri terasa sampai perut bawah dan lipat paha. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan buah zakar kiri membengkak. Pasien tidak demam dan tidak
ada kelainan buang air kecil. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah.
a. Batu ureter distal sinistra
b. Epididimorchitis sinistra
c. Varikokel testis sinistra
d. Hidrokel testis sinistra
e. Torsio testis sinistra
Pembahasan : torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibatnya
terjadinya gangguan aliran darah pada testis. Pasien mengeluh nyeri hebat di skrotum,
yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Pada pemeriksaan fisik,
testis membengkak,letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis sisi
kontralateral. Keadaan ini biasanya tidak disertai demam. Pemeriksaan darah tidak
menunjukkan tanda inflamsi dan pemeriksaan sedimen urin tidak membedakan torsio
testis dengan keadaan akut skrotum yang lain adalah memakai stetoskop Doppler,USG
Doppler yang bertujuan untuk menilai adanya aliran darah ke testis. Penyakit ini secara
klinis sulit dibedakan dengan epididimitis akut. Nyeri skrotum akut biasanya disertai
dengan kenaikan suhu.jika testis dielevasi, pada epididimitis akut terkadang nyeri akan
berkurang sedangkan pada torsio testis nyeri tetap ada (tanda dari Prehn). Pada
pemeriksaan sedimen urin didapatkan adanya leukosituria atau bakteriauria.
Sumber ; Purnomo,Basuki B. Dasar-dasar Urologi.Ed 2. Jakarta : Sagung Seto,2007 :
hal 145-147
68. kelainan urogenital hipospodia biasanya disebabkan adanya
a. chordee
b. bakteri gram positif streptokokus
c. kuman stafilokokus
d. benar semua
jawabanya adalah a. chordee, karena adanya chordee ini salah satu
untuk mencurigai adanya hipospodia. Chordee ini suatu jaringan fibrosa
yang menyebar mulai dari meatus yang letaknya abnormal ke glands
penis.
69. berdasarkan derajat trauma ginjal laserasi ginjal terbatas pada korteks
masuk ke dalam derajat
59

a. derajat 1
b. derajat 2
c. derajat 3
d.derajat 4
jawabanya adalah b. derajat 2, karena derajat 2 jenis kerusakan yaitu
laserasi ginjal terbatas pada korteks
70. sititis akut suatu inflamasi akut pada mukosa buli-buli yang sering
disebabkan oleh bakteri, mikroorganisme yang menyebabkan infeksi sititis
akut ini adalah
a. E coli
b. proteus
c. stafilokokus aureus
d. benar semua
jawabanya adalah d. benar semua, karena infeksi yang menyebabkan
terjadinya sititis akut ini Ecoli,proteus, stafilokokus, enterococci yang
masuk ke buli-buli terutama melalui uretra.
71. yang bisanya yang lebih sering terkena sititis akut adalah
a. wanita
b. laki-laki
c. laki-laki dan wanita
d, salah semua
jawabanya adalah a. wanita, karena uretra wanita lebih pendek dibandingkan
uretra laki-laki.
72. pada pemeriksaan fisis pada pielonefritis akut di temukan
a. nyeri pada pinggang dan perut
b. suara usus melemah seperti ileus paralitik
c. a dan b benar
d. a dan b salah
jawabanya adalah c. a dan b benar, karena bisanya pielonefritis akut ini
biasanya merasakan nyeri pada perut dan pinggang dan suara usus yang
melemah.
73. terapi apa yang harus di berikan untuk mencegah terjadinya kerusakan
ginjal
a. di berikan antibiotika yang bersifat bakterisidal seperti
aminopenisilin
b. di berikan antimikroba
c. dilakukan pemberian medikamentosa secara intra vena
d. benar semua

60

jawabanya adalah a. diberikan antibiotika yang bersifat bakterisidal seperti


aminopenisilin karena untuk mencegah terjadi kerusakan ginjal yang lebih
parah dan mampu mengadakan penetrasi ke jaringan ginjal.
74. Saraf yang harus diblok pada anestesi sirkumsisi..
A. nervus dorsalis penis
B. nervus pudenda
C. nervus
D. nervus
E. nervus
Jawab: A
Pembahasan:
Sirkumsisi adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis menjadi terbuka. Tindakan
ini merupakan tindakan bedah minor yang paling banyak dikerjakan di seluruh dunia, baik
dikerjakan oleh dokter, paramedis ataupun oleh dukun sunat.
Dalam melakukan sirkumsisi harus diingat beberapa prinsip dasar, yaitu; asepsis, pengangkatan
kulit prepusium secara adekuat, hemostasis yang baik, kosmetik. Sirkumsisi yang dikerjakan
pada umur neonatus <1bulan dapat dikerjakan tanpa memakai anestesi. Sedangkan anak yang
lebih besar harus dengan memakai anestesi umum guna menghindari terjadinya trauma
psikologis sedangkan pada anak yang lebih besar atau dewasa, pembiusan dilakukan memakai
anestesi lokal dengan menyuntikan obat anestesi pada basis penis (pada garis tengah dorsum
penis) dimana terletak n. Dorsalis penis. Obat anestesi disuntikan secara infiltrasi di bawah kulit
dan melingkari basis penis. Kemudian ditunggu beberapa saat dan diyakini bahwa batang penis
sudah terbius.
75. Pemuda, jatuh, blood discharge uretra, penanganan yang paling tepat adalah
A. kateter
B. sistostomi
C. Diuretik
D.orkidopeksi
E. orkidopektomi
Jawaban : B
Pembahasan:
Sistostomi atau kateterisasi suprapubik adalah tindakan memasukan kateter dengan membuat
lubang pada buli-buli melalui insisi suprapubik dengan tujuan untuk mengeluarkan urine. Dan
blood discharge uretra merupakan indikasi dilakukannya sistostomi karena dicurigai adanya
ruptur uretra. Beberapa indikasi dilakukan sistostomi antara lain:
61

1. Kegagalan pada saat melakuakn kateterisasi uretra


2. Adanya kontraindikasi untuk melakukan tindakan transuretra misalkan pada ruptur uretra atau
dugaan adanya ruptur uretra
3. Jika ditakutkan akan terjadi kerusakan uretra pada pemakaian kateter uretra yang terlalu lama
4. Untuk mengukur tekanan intravesikal pada studi sistonometri
5. Mengurangi penyulit timbulnya sindrom intoksikasi air pada saat TUR prostat
76. Seorang pria usia 49 tahun datang ke dokter dengan keluhan terjadi pembesaran pada
skrotumnya, yang tidak disertai rasa nyeri serta tidak terjadi gangguan seksual. Pada palpasi,
scrotum membesar, lunak, tetapi tidak teraba adanya massa tumor. Tidak didapatkan pembesaran
kelenjar lymphe inguinal. Transilumination test (+). Penyakit apakah yang paling mungkin
diderita oleh penderita ini
A. Hydrocele
B. Varicocele
C. Elephantiasis
D. Orchitis
E. Seminoma
Jawaban : A
Pembahasan:
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis
dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu
memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik
di sekitarnya. Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan
tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan
normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum yang
hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam
hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah
cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah
diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis.
Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor. Normalnya korda
spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang
kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui
adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
62

Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel dengan cahaya di
dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum.Struktur vaskuler,
tumor, darah, hernia, penebalan tunika vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar.
Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa,
seperti

hidrokel. Hidrokel

berisi

cairan

jernih, straw-colored dan

mentransiluminasi

(meneruskan) berkas cahaya.


77. .Laki-laki 32 tahun kecelakaan sepeda motor kecepatan tinggi dan datang dengan fraktur
pelvis jelas. Pemeriksaan mendapatkan hematome scrotal dan darah pada meatus uretra. Mana
pernyataan dibawah ini yang paling tepat untuk langkah penanganan selanjutnya ?
a. Pemasangan folley catheter
b. Cystoscopy
c. CT pelvis
d. Retrograde urethrogram
e. Pemasangan nefrostomi
Jawaban : D
Pembahasan :
Uretra, sama seperti bladder, dapat mengalami cidera/trauma karena fraktur pelvic. Terjatuh
dengan benda membentur selangkangan (stradle injury) dapat menyebabkan contusio dan laserasi
pada uretra. Misalnya saat jatuh dari sepeda. Trauma dapat juga terjadi saat intervensi bedah.
Luka

tusuk

dapat

pula

menyebabkan

kerusakan

pada

uretra.

Kerusakan uretra ini diindikasikan bila pasien tidak mampu berkemih, penurunan pancaran urine,
atau adanya darah pada meatus. Karena kerusakan uretra, saat urine melewati uretra, proses
berkemih dapat menyebabkan ekstravasasi saluran urine yang menimbulkan pembengkakan pada
scrotum atau area inguinal yang mana akan menyebabkan sepsis dan nekrosis. Darah mungkin
keluar dari meatus dan mengekstravasasi jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan ekimosis.
Cara mendiagnosis trauma pada uretra atau mengetahui bagian mana yang mengalami kerusakan
dilakukan pemeriksaan uretrografi.
Pemeriksaan Uretrografi adalah pemeriksaan radiologi untuk uretra dengan menggunakan media
kontras positif yang diinjeksikan ke uretra proksimal secara retrograde, dengan tujuan untuk
melihat anatomi, fungsi dan kelainan pada uretra.
78. Laki-laki 30th, menikah 5 th belum punya anak, tanda-tanda seks sekunder+, penis bentuk
dan ukuran normal, ada benjolan di inguinal kanan 4x3 cm. Diagnosa
63

A.Chriptorchimus
B.Hernia skrotalis
C.Varikokel
D.Torsio testis
E.Hidrocele
Jawab: A
Pembahasan:
Chriptorchimus merupakan salah satu faktor anatomis penyebab infertilitas pada pria.
Chriptorchimus merupakan keadaan dimana proses desensus testikulorum saat masa janin tidak
berjalan dengan baik sehingga testis tidak nerada di dalam kantong skrotum (maldesensus) tetapi
masih beradaa pada jalurnya yang normal. Biasanya testis terletak di kanalis inguinalis atau
rongga abdomen yaitu terletak di antara fossa renalis dan anulus inguinalis internus. Beberapa
kemungkinan penyebab testis maldesensus antara lain; gubernakulum testis, kelainan intrinsik
testis atau, defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis. Chriptorchimus
dapat menyebabkan kemandulan dikarenakan testis berada di dalam rongga inguinal atau
abdomen dimana suhunya 1C lebih tinggi daripada suhu di dalam skrotum, hal ini
mengakibatkan kerusakan sel epitel germinal testis dan pada akhirnya testis menjadi kecil.
Namun kerusakan sel germinal tidak diikuti dengan kerusakan sel leydig sehingga fungsi seksual
tidak mengalami gangguan.
SKENARIO
Tn X berusia 25 tahun datang ke sebuah UGD rumah sakitdengan keluhan
disuria. Dari anamnesa didapatkan demam tinggi, menggigil, dan nyeri
padadaerah pinggang kanan yang sifatnya hilang timbul dan tidak menjalar
ke daerah kemaluan sejak dua hari yang lalu.Sebelumnyapasienmerasakan
BAK terasapanassejak 7 hari yang lalu. Dari riwayat penyakitdahulu
didapatkan riwayat pernah keluar nanah dari alat kelaminnya sertaada luka.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan nyeri costo vertebral kanan, ulkus (+)
pada genital. Kemudian dokter jaga melakukan pemeriksaan laboratorium
urin didapatkan bakteriuria (+).
79.
Apakah diagnosis sementarapadakasus?
a. Infeksi saluran kemih
b. Torsio testis
64

c. Hiperplasia prostat
d. Maldesensus testis
e. Trauma buli-buli
Pembahasan:
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi tractus urinarius merupakan suatu keadaandimana adanya suatu
proses peradangan yang akut ataupun kronisdari ginjal ataupun saluran
kemih yang mengenai pelvis ginjal, jaringan interstisial dan tubulus ginjal
(pielonefritis), atau kandung kemih (Cystitis), dan urethra (uretritis).
Infeksi padasaluran kemih ini dapatdibagi menjadi duabagian yaitu :
1.

Infeksi saluran kemih bagian atas : Pyelonefritis

2.

Infeksi saluran kemih bagian bawah : Cystitis, Uretritis.

80.

Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk

menegakkan diagnosis pada kasus?


a. Urinalisis
b. Bakteriologis
c. Tes plat celup (dip slide)
d. Tes kimiawi
e. Benar semua
Pembahasan:
Pemeriksaan laboratorium
A. Urinalisis
Leukosuria
Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting
terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat >5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya
leukosit

silinder

keterlibatan

pada

ginjal.

sediment

Namun

urin

adanya

menunjukkan
leukosuriatidak

adanya
selalu

menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi


tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang bermakna, perlu
dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.
Hematuria
Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu
biladijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat jugadisebabkan
oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus
65

ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal, atau


nekrosis papilaris.
B. Bakteriologis
Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan
gram. Dinyatakan positif biladijumpai 1bakteri/lapangan pandang
minyak emersi.
Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu biladitemukan
bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteriaCattell,1996:
- Wanita, simtomatik
>102organisme koliform/ml urin plus piuria, atau
105organisme pathogen apapun/ml urin, atau
Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin
-

yang diambil dengan cara aspirasi supra pubik


Laki-laki, simtomatik
>103organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
105organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

C. Teskimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat
biladijumpai lebihdari 100.000-1.000.000bakteri. Konversi ini dapat
dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7%
dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu
terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,
infeksi oleh enterokoki dan asinetobakter.
D. Tes Plat-Celup(Dip-slide)
Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi
perbenihan padat khusus dicelupkan kedalam urin pasien atau dengan
digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali kedalam
tabung

plastik

pengeraman

tempat

semalaman

penyimpanan
pada

suhu

semula,

37C.

lalu

dilakukan

Penentuan

jumlah

kuman/ml dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada


lempeng

perbenihan

dengan

serangkaian

gambar

yang

memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah


66

kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa.
Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman
dan kepekaannya tidak dapat diketahui.
Pemeriksaan penunjang diagnosis ISK
Analisaurin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa puter, kultur
urin, serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standar untuk
pendekatan diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin,

suhu, dan

teknik transportasi sampel urin harus sesuai dengan protocol yang


dianjurkan.
Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh rutin,
harus

berdasarkan

indikasi

yang

kuat.

Pemeriksaan

dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan

radiologis
anatomis

yang merupakan faktor predisposisi ISK. Rena limaging procedures untuk


investigasi faktor predisposisi ISK termasuk lah ultrasonogram (USG),
radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating cystogram), dan
isotop scanning.
Skenario
Seorang pasien laki-laki di bawa ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
perut hebat di bagian bawah. Menurut keterangan keluarga yang mengantar,
pasien

baru

tertabrak

mobil

di

depan

rumahnya.

Dari

pemeriksaan

fisikdidapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 130x/menit,


pernafasan 27x/menit, meatal bleeding (+) dan kandung kencing teraba
penuh. Dari pemeriksaan rectal toucher ditemukan floating prostat (+)
81.

Bagaimana diagnosis banding dari kasus?


a. Hiperplasia prostat
b. Maldesensus testis
c. Trauma sistem urogenital
d. Infeksi saluran kemih
e. Benar semua
Pembahasan
Trauma SistemUrogenitalia
67

a. Trauma atas : Ginjaldan Ureter


b. Trauma bawah : Vesikaurinaria, uretra (pars anterior dan pars
posterior)
c. Trauma Genitalia Eksterna : Penis, skrotumdan testis
Selain itu, ada juga pada Fraktur Pelvis yang menyebabkan rupture
saluran urogenitaliadan menyebabkan meatal bleeding serta floating
prostat.
82.

83.

Bagaimana penanganan pertama kali pada pasien di kasus?


a. Di lihat keadaan umum terlebih dahulu, vital sign, control
cairan
b. Pemeriksaan ginjal
c. Pemeriksaan Uretra )stabil/tidak) dengan Urethroplasty
d. A dan B benar
e. Benar semua
Seorang laki-laki berusia 60 tahun mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak 12

jam yang lalu. Awalnya buang air kecil terganggu, harus mengejan, pancaran urin
melemah, dan sering terbangun saat malam hari untuk buang air besar. Pada pemeriksaan
colok dubur setelah pemasangan kateter, teraba prostat membesar, bernodul keras, dan
permukaan tidak rata. Pemeriksaan anjuran untuk menegakkan diagnosis kasus tersebut.
a. BNO-IVP
b. USG abdomen\
c. PSA
d. Darah rutin
e. Survei tulang
Pembahasan
Pada pemeriksaan fisik jika terdapat indurasi(keras) pada colok dubur, kita perlu
mencurigai adanya kanker prostat dan perlunya evaluasi lebih lanjut (PSA, TRUS,
biopsy).
84. Anak laki-laki berusia 10 tahun diantar ibunya ke puskesmas, mengeluh kencing berwarna
merah dan bengkak pada kedua kaki. Satu minggu sebelumnya pasien pernah mengalami batuk
pilek yang tidak diobati. Pemeriksaan fisik didapatkan edema pada kedua tungkai. Hasil urinalisi
menunjukkan eritrosit (+), dengan sedimen urine: eritrosit 4-5/lp, leukosit 2-3/lp, dan bakteri (+).
Organisme penyebab penyakit pada anak ini adalah.
a. Streptococcus hemoliticus
68

b. Streptococcus viridans
c. Staphyloccocus saprofit
d. Pseudomonas aeruginosa
e. Haemophylus influenza
Pembahasan
Glomerulonefritis akut pasca streptococcus (GNAPS) adalah suatu sindrom nefritik yang ditandai
hematuria yang mendadak serta sering diikuti adanya edema kelopak mata, hipertensi dan
insufisiensi ginjal, yang disebabkan oleh adanya infeksi kuman streptococcus hemoliticus grup
a. GNAPS didahului infeksi saluran napas atas atau kulit/piodermi oleh streptococcus
hemoliticus grup a terttentu yang bersifat nefrogenik. GNAPS paling sering terjadi pada anak,
namun jarang di bawah usia 3 tahun. Pada anamnesis akan didapatkan adanya riwayat infeksi
saluran nafas / infeksi kulit 2-3 minggu sebelumnya, adanya riwayat kencing merah (berwarna
seperti air cucian daging), edema sekitar mata yang kemudian menjalar ke tungkai, kencing
berkurang atau tidak kencing sama sekali, sakit kepala serta sesak nafas, keluhan spesifik yang
sering timbul adalah malaise, letargi, dan nyeri di leher abdomen serta demam. Pemeriksaaan
fisik ditemukan tekanan darah sering meningkat, edema palpebral atau tungkai, dari
infeksi/bekjas infeksi kulit. Fase akut umumnya telah membaik dalam waktu 1 bulan setelah
onset, namun kelainan pada urin masih dapat berlanjut sampai usia lebih dari 1 tahun. Penunjang
diagnose pada kasus ini ditemukan hematuria nyata/makroskopis, proteinuria, pada darah
ditemukan LED tinggi, ureum dan kreatinin tinggi, C3 menurun, asto meningkat, uji clearance
dari kreatinin menurun, biakan hapus tenggorok dapat ditemukan kuman streptococcus
hemoliticus.
85. Seorang pria berusia 18 tahun datang ke UGD rumah sakit dengan keluhan sakit mendadak di
skrotum. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan, tekanan darah 120/88 mmHg, nadi 80
kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit, dan temperature 36,0C. Pada pemeriksaaan fisik
ditemukan, testis kiri membesar, merah, letak lebih tinggi, dan posisi mendatar. Hasil
pemeriksaaan USG didapatkan kapur epidermis dan korda spermatika membesar dengan koreksi
cairan di testis. Diagnosa pada pasien adalah
a. Epididimoorkitis
b. Abses testis
c. Torsio testis
d. Tumor testis
e. Hernia skrotalis
Pembahasan:

69

Penyebab tersering sakit padfa skrotum, antara lain torsio testis, torsio appendiks testis, dan
epididymitis. Di antara ketiga penyebab tersebut, sakit mendadak di skrotum ditemukan pada
torsio testis. Pemeriksaaan pada torsio testis akan ditemukan antara lain:

Nyeri mendadak, unilateral, dan menetap


Reflek kremaster negative
Testis yang mengalami torsi letak lebih tinggi, asimetris, dan posisi mendatar.
Khas terjadi pada neonates dan postpubertas. Namun, dapat juga terjadi pada orang
dewasa.

86. Seorang wanita berusia 35 tahun, mengeluh nyeri pinggang kanan, demam, dan kadangkadang menggigil. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu badan 39,3C, denyut nadi 120
kali/menit, frekuensi pernapasan dan tekanan darah normal, dan nyeri perkusi sudut
kostovertebra kanan. Hasil pemeriksaaan laboratorium menunjukkan Hb 12,6 g/dL, leukosit
12.400/uL, trombosit 276.000/uL ureum 34, kretinin 1,4 mg/dL. Hasil urinalisis yaitu albumin
ISK Bawah
Disuria
Frekuensi
Urgensi
Nyeri suprapubik
Hematuria
Nyeri scrotal (epididimo-orkitis)
Nyeri perineal (prostatitis)

ISK Atas
Demam
Mengigil
Nyeri Pinggang
Malaise
Anoreksia
Nyeri ketok sudut kostovertebra

(+1),

silinder

leukosit,

leukosit

10-12/lpb.
Diagnosis
paling

yang
mungkin

adalah
a. Divertikulitis

b. Apendisitis
c. Sistitis akut
d. Vesikolitiasis
e. Pielonefritis
Pembahasan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah ditemukannya bakteri pada urin di saluran kemih. Dikatakan
bakteri uria positif pada pasien asimptomatis bila terdapat lebih dari 105 unit koloni bakteri
dalam sampel urin porsi tengah(midstream) per milliliter urin, sedangkan pada pasien
simptomatis bisa terdapat jumlah koloni yang lebih rendah. Berdasarkan lokasinya ISK dibagi
menjadi ISK bawah(sistitis, prostatitis, epididymitis, urethritis) dan ISK atas (pielonefritis, abses
renal)

70

87. Seorang pria berusia 28 tahun datang ke UGD dalam keadaan lemah. Dia baru saja
terjatuh dari motor 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/65 mmhg,
denyut nadi 124 kali/menit. Ditemukan memar pada pinggang kiri. Apa kemungkinan
diagnosisnya?
a. Trauma hepar
b. Trauma ginjal kiri
c. Trauma lien
d. Trauma ginjal kanan
e. Trauma pancreas
Pembahasan
Pasien dengan trauma hepar biasanya akan mengalami gejala khas berupa nyeri pada
kuadran kanan atas yang menjalar ke pundak kanan (boas sign).Pasien dengan trauma lien
dapat mengalami hal yang sama namun terjadi npada sisi kiri (kehrs sign).Sedangkan
pasien dengan trauma pancreas akan memberikan tanda-tanda perdarahan retroperitoneal
berupa grey turners sign (hematoma yang menyebar ke regio flank), cullens sign
(hematoma yang menyebar ke region periumbilikal) atau foxs sign (hematoma yang
menyebar ke paha).
Sedangkan cedera ginjal dapat kita curigai bila :
o Adanya trauma pada daerah pinggang,punggung,dada sebelah bawah, perut bagian
atas dengan disertai nyeri pada daerah tersebut.
o Hematuria
o Fraktur costa bagian bawah (8-12) atau fraktur prossesus spinosus.
Referensi
1.Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88-89.
2. Stone KC, Humphries RL, 2005, Current Essentials of Emergency Medicine, Mc
Graw Hill, Lange Medical book, hal.292-297.
88. Pada kasus diatas berdasarkan gejala fisik yang ada, kemungkinan dalam derajat
berapakah syok perdarahan yang dialami pasien?
f. Derajat I
g. Derajat II
h. Derajat III
i. Derajat IV
j. Derajat V
Pembahasan
71

Derajat I

Derajat II

Derajat III

Derajat IV

Kehilangan darah (mL) Sampai 750

750-1500

1500-2000

>2000

Kehilangan darah (%
volume darah)
Denyut nadi

Sampai 15 %

15-30%

30-40%

>40%

<100

>100

>120

>140

Tekanan darah

Normal

Normal

Menurun

Menurun

Tekanan nadi

Menurun

Menurun

Menurun

Frekuensi nafas

Normal atau
naik
14-20

20-30

30-40

>35

Produksi urin (mL/jam

>30

20-30

5-15

Status mental

Sedikit cemas Agak cemas

Penggantian cairan
(hukum 3:1)

Kristaloid

Tidak
berarti
Bingung,
lesu
Kristaloid
dan darah

Kristaloid

Cemas,
bingung
Kristaloid
dan darah

Referensi
American College of Surgeon, 2004, advance trauma life support, 7th ed, hal. 79-81.

89. Pada kasus diatas,jika ada operasi eksplorasi didapatkan cedera organ yang disertai cidera
pembuluh darah segmental, dalam dserjat berapakah cedera organ yang terjadi?
a. Derajat I
b. Derajat II
c .Derajat III
d. Derajat IV
e. Derajat V
Pembahasan
Sebagian besar trauma ginjal (85%) adalah trauma minor (derajat I dan II) ,15% adalah
cedera mayor (derajat III dan IV), serta 1% adalah trauma pedikel ginjal.
Table penentuan derajat cedera ginjal AAST (moore, 1989)
Derajat
Deskripsi Cedera
I
Kontusio ginjal atau subcapsular hematoma yang tidak meluas.Tidak ada
laserasi
II
Hematoma perirenal yang tidak meluas.Laserasi kortikal <1cm dalam
tanpa ekstravasasi
III
Laserasi kortikal >1cm tanpa esktravasasi urin
IV
Laserasi : melalui corticomedullary junction ke system kolektifus; atau
vascular ;trauma arteri atau vena ginjal segmental dengan hematoma atau
laserasi pembuluh darah parsial atau thrombosis pembuluh darah
V
Laserasi : ginjal hancur (remuk) ; atau vascular ;pedikel atau avulse
ginjal.
72

Referensi
3. Purnomo B, 2003, Dasar-Dasar Urologi, edisi 2, hal.88.
4. Hohenfelnerr M et al, 2007, Emergencies in Urology, Heidelberg University, Medical
School, Springer, hal. 206-207.
90. Sebagai seorang dokter, anda mendapat rujukan pasien dari tahanan. Pasien tersebut
adalah pencopet yang tertangkap dan dipukuli oleh orang banyak. Malam harinya, di
dalam tahanan, ia terejut melihat urinnya berwarna merah gelap. Apakah yang
menyebabkan warna urin menjadi merah gelap?
a. Perdarahan ateri uretra
b. Perdarahan dari vesika urinaria
c. Ginjalnya rusak terpukul
d. Adanya mioglobin dalam urin
e. Adanya darah yang terbuang bersama urin
Dalam mengevaluasi pasien yang memiliki urin berwarna merah (tampak gelap), hal
pertama yang perlu dilakukan adalah anamnesis secara lengkap untuk menyingkirkan
kemungkinan terjadinya false hematuria yang dapat terjadi karena hemoglobinuria,
mioglobinuria,

konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis mengkonsumsi

makanan yang mengandung pigmen tumbuhan berwarna merah, atau setelah


mengkonsumsi beberapa macam obat seperti fenotiazin, porfirin, rifampisin dan
fenilftalein. Selain itu, yang juga harus disingkirkan adalah terjasinya perdarahan
meatal (meatal bleeding) yang dapat terrjasi karen trauma (bukan urin berwarna
merah).
Perdarahan yang berasal dari ginjal, ureter dan vesika urinaria baru dapat disingkirkan
jika dilakukan pemeriksaan dipstik dan mikroskopik urin. Dimana hasilnya dapat
berupa:
- Urin merah dengan dipstik (+) darah, mikroskopik (-) darah. Hal ini menunjukkan
-

terjadinya hemoglobinuria/mioglobinuria.
Urin merah dengan dipstik (+) darah dengan sel darah merah amorf (-). Hal ini

menunjukkan perdarahan saluran kemih.


Urin merah dengan dipstik (+) darah, mikroskopik (+) darah dengan sel darah
merah amorf (+). Hal ini menunjukkan perdarahan glomerular.

Pada konteks kasus ini, terdapat riwayat pasien yang sebelumnya mengalami trauma otot
berat (dipukuli) yang merupakan faktor resiko untuk terjadinya rabdomiolisis yang
ditandai dengan terjadinya mioglobulinuria. Rabdomiolisis adalah sindrom klinis serrius
73

yang terjadi akibat cedera otot skelet berat yang menyebebkan pelepasan mioglobulin otot
dan isi sel otot lainnya, meliputi CK-MM dan aldolase ke dalam sistem sirkulasi darah.
Adapun penyebab rabdomiolisis yang paling sering adalah trauma otot berat, luka bakar,
infeksi, serta kejang.
Referensi:
1. Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, edisi 2, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya, halaman 190
2. Kliegman RM et al, 2007, Nalson Essentials of Pediatrics, 5th ed., Elsevier.
3. Wong SK, Yeung SD, 2001, Rhabdomyolysis After Marathon Run, Hongkong
Journal of Emergency Medicine, 8:38-39.
4. Line RL et al, 1995, Acute Exertional Rhabdomyoliysis, American Family
Phisican.
91. Seorang pria berrusia 42 tahun, setelah mengikuti lomba lari, suau hari kemudian urinnya
berrwarna gelap (seperti teh). Tes dipstik urin menunjukkan glukosa (-), eritrosit (+), sel
darah putih (-). Pada pemerriksaan urin mikroskopik tidak didapatkan darah.
Kemungkinan yang terjadi adalah:
a. Hematuria
b. Hipovolemik
c. Rabdomiolisis
d. Kurang minum
e. Dehidrasi
Pada kasus ini pasien mengalami urin berwarna gelap setelah melakukan lomba lari. Pada
pemeriksaan dipstik didapatkan darah (+). Namun pada pemeriksaan dipstik pada
hemoglobinuria/mioglobinuria juga memberrikan hasil (+) darah, maka diagnosis
bandingnya

adlah

post-exercise

hematuria

dan

false

hematuria

(hamoglobinuria/mioglobinuria).
Post exercis hematuria dapat terjadi pada orang yang habis melakukan jenis olahraga
tertentu seperti Marathon dan snowmobilling. Hal ini terjadi karena iritasi urin
berkepanjangan selama masa aktivitas olahraga. Untuk membedakannya dengan false
hematuria maka perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik urin. Pada kasus ini hasil
pemeriksaan menunjukkan tidak didapatkannya darah pada pemerriksaan mikroskopik,
maka diagnosisnya adalah false hematuria yang kemungkinan besar berupa mioglobinuria
(rhabdomiolisis) karena adanya riwayat stress otot skelet berkepanjangan yang terjadi
selama lomba lari.
Pada pelari Marathon, dapat terjadi rhabdomiolisis karena terrjaddi disfungsi intrinsik sel
otot yang disebebkan adanya overstress sehingga memicu lepasnya mioglobin dan isi sel
74

otot lainnya (CK-MM, aldolase) ke dalam sirkulasi darah yang kemudian diekskresi ke
dalam urin
Di bawah ini adalah beberapa faktor resiko terkait aktivitas yang dapat memicu terjadinya
rabdomiolidis:
Lingkungan
-

Suhu ruangan yang tinggi


Kelembaban yang tinggi
Konsumsi air minum yang tidak kuat
Ketinggian

Okupasional:
-

Pelatihan militer
Pekerjaan konstruksi dan bangunan
Pekerjaan di ladang dan pekerjaan fisik lapangan lainnya
Kerja fisik yang berhubungan dengan suhu tinggi atau menggunakan
pakaian/perlengkapan pelindung

Rekreasional:
-

Lari jarak jauh


Sepak bola
Angkat berat
Olahraga berintensitas berat lainnya
Kondisi fisik yang buruk
Olahraga sporadik

Sickle cell trait


Insufisiensi ginjal
Dehidrassi
Fatig (kelelahan)
Penyakit akibat virus yang barru dialami
Penggunaan obat (aspirin dan agen antikoagulan)
Penggunaan kokain atau konsumsi alkohol

Medis

Referrensi
1. Wong SK, Yeung SD, 2001, Rhabdomyolysis After Marathon Run, Hongkong
Journal of Emergency Medicine, 8:38-39.
2. Parmar MS, 1999, Snowmobilers Hematuria, Internal Medicine, Timmins and
District Hospital.
92. Seorang pria datang ke UGD karena sulit buang air kecil yang disertai dengan nyeri. Pada
anamnesis didapatkan riwayat jatuh dari sepeda. Pada pemeriksaan fisik terjadi bloody
discharge. Tindakan yang tepat adalah..
a. Kateter
b. Ureterografi
75

c. Sistostomi
d. Kateter kondom
e. Diuetik
Pada kasus ini pasien mengalami bloody disccharge uretra (metal bleeding) diserrtai sulit
buang air kecil . Pasien juga mengalami riwayat jatuh dari sepeda yang merupakan faktor
resiko terjadinya straddle injury yang dapat mencederai uretra anterior. Pada kondisi
seperti ini, hal pertama yang paling tepat dilakukan adalah sistostomi. Pemasangan kateter
Foley tidak disarankan karena dikhawatirkan dapat memperbuuk cedera uretra yang telah
terjadi. Uretrerografi dapat dilakukan setelah tindakan awal untuk menentukan diagnosis
pasti.
Cedera pada uretra dapat berupa kontusio uretra atau ruptir uretra. Pada kontusio uretra,
pasien mengeluh adanya perdarahan per uretra atau hematuria pada wal miksi (inisial
hematuria). Jika terdapat robekan pada korpus spongiosum, dapat terlihat adanya
hematoma padda penis (jika Fascia buck tidak robek) atau terjadi hematom pada skrotum
berbentuk kupu-kupu (butterfly hematoma) jika fascia Buck robek dan hanya dibatasi
fascia Colles. Pemerriksaan uterrografi pada kontusio uretra tidak menunjukkan adanya
ekstravasasi kontras, sedangkan pada ruptur uretra menunjukkan adanya ekstravasasi.
Kontusio uretra tidak memerlukan kondisi khusus, tetapi mengingat cedera ini dapat
menimbulkan striktur uretra di kemudian hari, maka setela 4-6 bulan perlu dilakukan
pemeriksaan uretrografi ulangan. Padda ruptur uretra parsial dengan ekstravasasi ringan,
cukup dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran urin. Kateter sistostomi
dipertahankan sampai 2 minggu dan dilepas setelah diyakinkan melalui pemeriksaan
ureterografi bahwa tidak ada ekstravasasi kontras atau tidak timbul striktur uretra, maka
perlu dilakukan reparasi terlebih dahulu.
Referensi
Purnomo B, 2003, dasar-dasar Urologi, edisi 2, hal. 99-101
93. Seorang anak berusia 6 tahun, seak 5 hari yang lalu matanya bengkak. Sejak 2 hari yang
lalu ia demam dan ia mengalami nyeri pinggang. Menurut orangtuanya, urin anak ini
keruh dan bergumpal. Pemeriksaan awal untuk menentukan dignosisnya adalah...
a. Ureum
b. Kreatinin
c. Keton urin
d. Albumin urin
e. Glukosa urin
Pada kasus ini apsien mengalami edema pada wajah, demam, serta nyri pinggang. Selai itu
juga dikeluhkan bahwa urin pasien keruh dan bergumpal. Edema wajah pada anak serring
76

dikaitkan dengan terjadinya proteinuria (sindrom nefrotik, dll) sehingga untuk memastikan
perlu dilakukan pemeriksaan albumin/proterin urin. Mengenai keluhan urin keruh dan
bergumpal, selain dimungkinkan disebabkan oleh proteinuria, juga sangat mungkin
disebabkan oleh terjadinya piuria (urin bernanah) terkait dengan terjadinya deman dan
nyeri pinggang yang dapat mengarahkan diagnosis kepada infeksi saluran kemih.
Urin keruh (cloudy urine) terjadi karena perubahan turbiditas urin, yang dapat disebabkan
oleh:
-

Fosfaturia, sering terjadi setelah mengkonsumsi banyak makanan atau susu.


Diagnosis dapat dilakukan dengan melakukan asidifikasi urin yang akan

merubah urin menjadi jernih kembali karena melarutkan kristal fosfat.


Piuria, terjadi pada infeksi saluran kemih
Lebih jarrang lagi berupa chyluria (cairan limfe dalam urin),
hiperokalsaluria, dan lipiduria.

Referensi
1. Rao N et al, 2007, Urological Test in Clinical Practice, Springer, hal 5-6
2. Kliegman Rm et al, 2007, Nellsons Essentials of Pediatrics, 5th ed.,
Elsevier.
94. Seorang anak berusia 4 tahun mengalami bengkak sejak 5 hari yang lalu. Bengkak terjadi
di wajah dan mata, mulai pagi hari dan menghilang di sore hari. Hasil pemeriksaan
menunjukkan proteinuria (+4), ureum 20 mg/dL, kreatinin 0,6 mg/dL, dan kreatinin urin
a.
b.
c.
d.
e.

150 mg/dL. Kemungkinan diagnosisnya adalah...


Sindrrom nefrotik
Infeksi saluran kemih
Gagal ginjal kronik
Glomerulonefritis akut
Gagal ginjal akut
Pasien adalah seorang anak yang mengalami edema pada wajah disertai terjadinya
proteinuria (+4) pada pemeriksaan dipstik urin. Proteinuria (+4) pada dipstik sama
dengan kadar protein >2000mg/dL (perhatikan tabel di bawah). Pada anak, sejumlah
kecil protein secara normal diekskresikan melalui ginjal, yaitu sebesar <4mg/m2/24
jam. Proteinuriia nefrotik (proteinuria masif) didefinisikan terjadi bila ekskresi protein
sebesar >1gr/m2/24 jam. Karena pemerrksaan dipstik hanya memerriksa urin pada
waktu terrtentu (bukan urin tampung 24 jam), maka dapat dilakukan pendekatan
konversi dengan membandingkannya dengan kadar kreatinin urin.
Protein urin dalam 24 jam:
Kreatinin urin = 2000
77

Proterin urin
150
= 13,3 gr/1,73 m2/24 jam
= 7, 68 gr/m2/24 jam
Dipstik
Interpretasi
Samar-samar
10-30 mg/dL
+1
30 mg/dL
+2
100 mg/dL
+3
500 mg/dL
+4
>2000mg/dL
Karena pada kasus ini pasien mengalami proteinuria masif, maka diagnosis dapat
diarahkan menuju hipoproteinemia (<2,5 g/dL), hiperkolesterolemia (>250 mg/dL0
dan edema. Pada kasus ini, kemungkinan glomerulonefritis tidak menjadi pemikiaran
utama,a karena pasien tidak mengalami hematuria. Begitu juga gagal ginjal, karena
konsentrasi kreatinin serrum pasien dalam batas normal (0,5-0,8 mg/dL). Proteinuria
dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe dan waktu terjasinya.
Berdasarkan waktu terjadinya (timing):
- Proterinuria transien, serring terjadi pada anak-anak setelah demam, aktivitas fisik
-

dan stress, mengalami resolusi spontan dalam beberapa hari.


Proteinuria intermitten, sering terjadi pada pria muda dan berhubungan dengan
posisi tubuh. Proteinuria excess (<1g/24 jam) terjadi pada posisi berdiri karena
peningkatan tekanan vena renalis dan akan kembali normal padda posisi berbaring.

Resolusi spontan terjadi pada 50% kasus.


Proteinuria presissten, kondisi patologis yang memerlukan evaluasi lebih alnjut
untuk menentukan kausa.

Berdasarkan tipe:
-

Proteinuria glomerular, merupakan jenis proteinuria yang paling sering terjadi.


Terjadi karena meningkatnya filtrasi melewati dinding kapiler glomerulus.
Merupakan penanda (marker) sensitif untik menunjukkan terjadinya penyakit
glomerulus. Proteinuria yang terjadi biasanya >1g/24 jam dan kadang mencapai

>3g/24 jam..
Proteinuria tubular, terjadi karena adanya gangguan reabsorbsi tubulus proksimal
yang disebabkan oleh penyakit tubulointerstisial (sindrom Fanconi). Proteinuria
yang terjadi biasanya protein berberat molekul rendah, sehingga tidak dapat

terdiagnosis padda pemeriksaan dipstik urin.


Proteinuria overflow, erjadi karena overrproduksi protein berberat molekul rendah
tertentu seperti imunoglobulin rantai ringan pada mieloma multipel.

Referensi:
78

1. Kliegman RM et al, 2007, Nellson Essentials of Pediatrics, 5 th


sd., Elsevier.
2. Sudoyo AW, 2006, Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, jilid I, PAPDI,
hal 507
3. Rao N et al, 2007, Urological Test in Clinical Practice, Springer,
hal. 29-30
4. Gomella Gl, et al, 2007, Clinicians Pocket Refference-Scot
Monkey, Mc Graw-Hill, hal 62
95. Seorang pria datang ke UDG karena sulit buang air kecil yang disertai dengan nyeri. Pada
anamnesis terdapat riwaat jatuh dari sepeda. Pada pemeriksaan fisik terjadi bloody
discharge. Tindakan yang tepat adalah.....
a.kateter
b.uretrografi
c.sistosomi
d.kateter kondom
e.diuretik
Pembahasan
Pada kasus ini pasien mengalami bloody discharge uretra disertai sulit BAK. Pasien juga
mengalami riwayat jatuh dari sepeda yang merupakan factor resiko terjadinya straddle
injury yang dapat mencederai uretra anterior. Pada kondisi seperti ini, hal pertama yang
tepat dilakukan adalah sistostomi. Pemasangan kateter Foley tidak disarankan karena
dikhawatirkan dapat memperburuk cedera uretra yang telah terjadi. Uretrografi dapat
dilakukan setelah tindakan awal untuk menemukan diagnosis pasti.
Cedera pada uretra dapat berupa kontisio uretra atau rupture uretra. Pada kontusio
uretra,pasien mengeluh adanya perdarahan per uretra atau hematuria pada awal miksi. Jika
terdapat robekan pada korpus spongiosum,dapat terlihat adanya hematoma pada penis atau
terjadi hematoma pada skrotum berbentuk kupu-kupu(butterfly hematoma) jika fuscia
Buck robek dan hanya dibatasi fascia Colles. Pemeriksaan uretrografi pada kontusio uretra
tidak

menunjukkan

adanya

extravasasi

kontras,sedangkan

pada

rupture

yretra

menunjukkan adanya ekstravasasi.


Kontusio uretra tidak memerlukan tindakan khusus,tetapi mengingat cedera ini dapat
menimbulkan striktur uretra dikemudian hari,maka setelah 4-6 bulan perlu dilakukan
pemeriksaan uretrografi ulangan. Pada rupture uretra parsial dengan ekstravasasi ringan,
cukup dilakukan sistostomi untuk mengalihkan aliran urin. Kateter sistostomi
dipertahankan sampai 2 minggu dan dilepas setelah diyakinkan melalui pemeriksaan
79

uretrografi bahwa tidak ada ekstravasasi kontras atau tidak timbul struktur uretra. Namun
jika timbul,maka perlu dilakukan reparasi terlebih dahulu.
96. Seorang wanita berusia 25 tahun dengan usia kehamilan 8 bulan mengeluh nyeri perut
bawah dan disuria 48 jam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan 39C.hasil
pemeriksaan urin menunjukkan bakteri (+),glukosa (-),protein (-). Kemudian dilakukan
kultur. Sambil menunggu hasil kultur,antibiotik apa ang dapat diberikan sebagai pilihan?
a.sefadoksil ( sefalosporin generasi I )
b.penisilin V
c.tetra siklin
d.kotrimoksazol
e.seftriakson ( sefalosporin generasi III )
Pembahasan
Dari beberapa gejala yang ada,pasien dapat diperkirakan mengalami sistitis akut. Hal yang
perlu diperhatikan adalah bahwa saat ini pasien dalam kondisi hamil trimester 3. Wanita
hamil yang mengalami sistitis akut direkomendasikan untuk mendapat terapi antibiotic
dengan pivmesilinam(turunan penisilin) selama 7 hari. Fosfomisis trometamol(3 gram
dosis tunggal) atau sefalosporin generasi II atau iii dapat menjadi kandidat terapi jangka
pendek. Selama masa kehamilan kuinolon,tetrasiklin ,trimetoprim tidak boleh digunakan
pada trimester I,sementara sulfonamide tidak boleh digunakan pada trimester 3.
Wanita hamil yang mengalami bakteriuria harus mendapat terapi antibiotic berupa
penisilin,sefalosforin oral atau fosfomisin. Amoksisilin tidak direkomendasikan karena
tingkat resistensi yang tinggi. Sebagai perbanndingan,wanita hamil yang mengalami
pielonefritis akut,terapii antibiotic pilihannya adalah sefalosporin generasi II atu
III,aminopenisilin + inhibitor beta-laktam atau dapat digunakan aminoglikosida.
97. Seorang wanita berusia 29 tahun mempunyai keluhan utama nyeri pinggang
kanan,demam,dan kadang-kadang menggigil. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu badan
39,3 C,denyut nadi 120x/menit,frekuensi pernafasan dan tekanan darah normal,dan nyeri
perkusi sudut kostovertebrata kanan. Hasilpemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
12,6 g/dL,leukosit 12.400/uL,trombosit 276.000/uL,ureum 34,kreatinin 1,4 mg/dL. Hasil
urinalis yaitu albumin (+1),silinder leukosit,leukosit 10-12 /lpb. Diagnosis yang paling
mungkin adalah.....
a.divertikulitis
b.apendisitis
c.sistisis akut
80

d.vesikolitiasis
e.pielonefritis
Pembahasan
Pada pasien ini mengalami nyeri pinggang serta nyeri perkusi pada sudut kostovertebra
kanan. Selain itu pada pemeriksaan urin didapatkan silinder leukosit dan leukosituria. Hal
ini dapat mengarahkan terjadinya pielonefritis.
Silinder merupakan mukoprotein Tamm-Horsfall yang di ekskresikan oleh epitel tubulus
ginjal. Membentuk medium dasar yang menangkap sel seperti eritrosit(membentuk
silinder eritrosit) atau leukosit yang membentuk silinder leukosit. Kondisi yang dapat
meningkatkan ekskresi protein Tamm-Horsfall antara lain pielonefritis,gagal ginjal kronis
dan aktifitas fisik. Silinder leukosit signifikan terjadi pada pielonefritis akut.
Pasien pada sistitis akut akan mengalami nyeri pada suprapubis. Pasien dengan
aspendisitis akan mengalami nyeri pada daerah Mcburney (right lower quadrant). Pasien
dengan disvesikulitis akan mengalami nyeri pada daerah left lower quadrant yang
berkuran dengan defekasi. Sedangkan pasien dengan vesikulotiasis biasanya mengalami
nyeri suprapubik pada akhir miksi karena iritasi batu pada dinding vesika urinaria.
98.
Seorang laki-laki berusia 35 tahun mengeluh penurunan nafsu
makan dan kesulitan bernafas. Pasien mendapat injeksi derivate
aminoglikosida untuk suatu prediksi infeksi saluran kemih.Hasil
pemeriksaan urin rutin protein (++) dan hematruia gros.Tekanan darah
160/100 mmhg,kadar kreatinin 7 mg/dL dan kadar ureum 200 mg/dL.
Dua minggu yang lalu, kadar kreatininnya1,2 mg/dL dan ureumnya
45mg/dL. Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah
a. Sindrom nefritik
b. Sindrom nefrotik
c. Glomerulonefritis kronik
d. Gagal ginjal akut
e. Gagal ginjal kronik
Pembahasan
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang
biasanya,tapi tidak seluruhnya,reversible.
Penyebab
Praginjal atau
Berkurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat terjadi dengan
sirkulasi
cepat setelah kelainan tersebut diperbaiki,misalnya
hipovolumia,penurnan curah jantung dan peningkatan
viskositas darah
Pascaginjal atau
Akibat obstruksi aliran urin,misalnya obstruksi pada kandung
obstruksi
kemih,uretra,kedua ureter
81

Ginjal atau
instrinsik atau
parenkimal

Akibat penyakit ginjal atau pembuluh darah. Terdapat kelainan


histology dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada
perbaikan praginjal,misalnya nekrosis tubular akut.

Diagnosis
1. Diagnosis kelainan praginjal ditegakkan berdasarkan adanya tandatanda gagal ginjal akut (biasanya oliguria dengan kenaikan kreatinin
dan ureum plasma)
2. Kemungkinan obstruksi harus dipertimbangkan sejak awal. Biasanya
diperlukan pemeriksaan memasukan kateter ureterdan usg ginjal
3. Pada kelainan instrinsik, penyebab paling sering adalah nekrosis tubular
biasanya akibat syok atau nefrotoksin.
Referensi
Markum HMS. Gagal Ginjal Akut. Dalam :Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam FKUI,2006 ;574-578
99.
Seorang laki-laki petani usia 41 tahun,dating ke ugd rs dengan
keluhan demam sejak 5hari yang lalu. Disertai badan kuning, mual, dan
muntah. Pemeriksaan fisik didapatkan riwayat digigit tikus sejak 2
minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik,hepar
teraba sedikit membesar, limpa tidak teraba, dan nyeri pada otot
gastroknemius (+). Pemeriksaan urin didapatkan BUN dan kreatinin
meningkat. Komplikasi yang mungkin terjadi :
a. Acute kidney injury pre-renal
b. AKI renal
c. AKI post-renal
d. Gagal ginjal akut
e. Gagal ginjal terminal

embahasan
Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba (<3
bulan), tetapi tidak seluruhnya dan biasanya bersifat reversible.
Etiologi
Diklasifikasikan berdasarkan 3kelompok :
1. Pre renal atau sirkulasi
Berkurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat terjadi dengan cepat
setelah kelainan tersebut diperbaiki,misalnya hipovolumia,penurnan
curah jantung dan peningkatan viskositas darah
2. Post renal atau obsruksi
Akibat obstruksi aliran urin,misalnya obstruksi pada kandung
kemih,uretra,kedua ureter
3. Renal atau intrinsic atau parenkimal
82

Akibat penyakit ginjal atau pembuluh darah. Terdapat kelainan


histology dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan
praginjal,misalnya nekrosis tubular akut.
Referensi
Mansjoer et al. Gagal Ginjal Akut. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi
Ketig.Jakarta : Media Aesculapius,2001 ;529-531.
100.

Seorang laki-laki berusia 30 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan keluar

cairan dari kemaluannya dan nyeri ketika buang air kecil sejak 6 hari lalu. Ia mengaku
sering selingkuh dengan kerja seks komersil tanpa pernah menggunakan kondom. Dari
status venereologikus diperoleh muara ostium uretra eksternum eritema,edema, duh
mukopurulen, kental, banyak. Pemeriksaan gram secret terdapat diplokokus gram negative
a.
b.
c.
d.
e.

dan ekstraseluler. Deiagnosis yang paling mungkin adalah :


Bacterial balanitis
Uretritis gonorea
Kondiloma akuminata
Uretritis dan herpes genitalis
Uretritis anterior akut karena Chlamydia

Pembahasan
Uretritis gonorea merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman neiserria
gonorrhoea dimana manusia merupakan satu satunya penjamu dengan manifestasi
berupaperadangan pada saluran kencing bagian depan. Keluhan subjektif berupa rasa
gatal,panas dibagian distal uretra disekitar urifisium uretra eksternum, kemudian disusul
disuria, polikisuria,keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah dan
disertai perasaan nyeri pada waktu ereksi, pada pemeriksaan tampak orifisium uretra
eksternum eritema,edematous,dan ektropion. Tampak pula duh tubuh yang mukopurulen dan
pada beberapa kasus dapat terjadi pembesaran KGB inguinal unilateral ataupun bilateral. Pada
pewarnaan gram akan ditemukan gonokokok negative gram, intraseluler ekstraseluler. Pilhan
utama terapi ini ialah penisilin dan probenesid
Referensi
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin, Edisi Kelima.Jakarta :
FKUI,2007 ;368-373.

83

Anda mungkin juga menyukai