Bahan Tanam Dan Perbanyakan Klon 3
Bahan Tanam Dan Perbanyakan Klon 3
PERTANAMAN KAKAO
PERKEBUNAN BESAR
PERKEBUNAN RAKYAT
Benih hibrida
Klonal
Penyambungan
Bibit
Bibit klonal
Perbanyakan relatif
sulit
Pertanaman seragam
g
PERTANAMAN HIBRIDA
BENIH
BIBIT
PERTANAMAN KLONAL
ENTRES
BIBIT
HAMA PBK
PENYAKIT VSD
SELEKSI KLONAL
KLON UNGGUL
HARAPAN
PERSILANGAN
TAHAP II
TAHAP I
DR 2
DR 38
DR 1
Dayahasil (ton/ha) :
Berat/biji kering (g) :
Self kompatibiliti
p
:
Ketahanan PPR
:
Ketahanan VSD
:
1.50
1.36
SI
Rentan
Rentan
DR 2
2.16
1.21
SC
Rentan
Rentan
DR 38
1.50
1.47
SC
Rentan
Rentan
DRC 16
1.54
1.19
SC
Tahan
Rentan
ERA 19701970-1990
Isu/Permasalahan :
g
p
produksi kakao mulia.
Peningkatan
Pengembangan kakao lindak.
Strategi :
Kakao mulia : seleksi progeni
Kakao lindak: pengembangan genotipe hasil
seleksi introduksi hibrida UAH dari Malaysia
seleksi,
Malaysia,
klon-klon dari Inggris, Trinidad, Belanda, PNG.
Pengembangan :
Perkebunan besar di Jawa & Sumatera serta
perkebunan rakyat di Sulawesi.
Hasil :
Blok penghasil tinggi yang dikenal sebagai
varietas sintetik
ERA 1990
1990--2000
Isu/Permasalahan :
Peningkatan produksi kakao mulia
& ketahanan busuk buah.
Peningkatan produksi kakao
lindak.
Strategi :
GC 7
DRC 16
Kakao mulia : seleksi progeni
klon klon
Kakao lindak: seleksi klon-klon
introduksi, dan progeni hasil
persilangan klon-klon introduksi.
Pengembangan :
Perkebunan besar di Jawa &
Sumatera, serta perkebunan
rakyat
y di Sulawesi.
Hasil :
ICS 13
ICS 60 TSH 858
1997 : rilis DRC 16, GC 7, ICS 13
1998 : rilis RCC 70
70, 71
71, 72
72, 73
Dayahasil (ton/ha) :
Berat/biji kering (g) :
Self kompatibiliti
p
:
Ketahanan PPR
:
Kadar lemak (%) :
Ketahanan VSD
:
Ketahanan PBK :
GC 7
ICS 13
ICS 60
TSH 858
2.0
1.24
SI
Rentan
55
Rentan
Rentan
1.83
1.05
SC
Moderat
52
Rentan
Rentan
1.50
1.67
SI
Moderat
54
Sedang
Rentan
1.76
1.15
SI
S
Moderat
56
Rentan
Rentan
RCC 70
Dayahasil (ton/ha) :
Berat/biji kering (g) :
Self kompatibiliti :
Ketahanan PPR
:
Kadar lemak (%)
:
Ketahanan VS
VSD
:
2.28
1.18
SC
Moderat
57
Rentan
PA 300
NIC 7
1.40
1.14
Moderat
54
Sedang
1.65
1.50
SC
Moderat
53
Rentan
ERA 20002000-sekarang
Isu/Permasalahan :
Peningkatan produksi kakao
mulia & ketahanan busuk buah.
Peningkatan produksi kakao
lindak & ketahanan OPT.
Strategi :
Kakao mulia : seleksi progeni
Kakao lindak: seleksi progeni
hasil persilangan klon-klon
introduksi.
Pengembangan
e ge ba ga :
Perkebunan besar di Jawa &
perkebunan rakyat di Sulawesi.
Hasil :
2005 : ICCRI 01, 02
2006 : ICCRI 03, 04
2008 : Sulawesi 1, 2
2009 : Sca 6, ICCRI 05
ICCRI 01
ICCRI 02
ICCRI 03
ICCRI 04
Potensi dayahasil (ton/ha) : 2,09 (populasi 1.100 pohon/ha)
Berat bijij kering
g (g)
: 1,28
,
Kadar kulit ari (%)
: 11,03
Kadar lemak biji (%)
: 55,01
Ketahanan hama & penyakit
Penyakit busuk buah
: tahan
Penyakit VSD
: Agak tahan
Hama PBK
: Agak tahan
Sulawesi 1
Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,8--2,5 (populasi 1.100 pohon/ha)
Berat biji kering (g)
: 1,10
K d kkulit
Kadar
lit arii (%)
: 11,3
11 3
Kadar lemak biji (%)
: 48-50
Ketahanan hama & penyakit
Penyakit busuk buah
: Agak tahan
Penyakit VSD
: Tahan
Hama PBK
: Rentan
Sulawesi 2
Sca 6
Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,54 (populasi 1.100 pohon/ha)
Berat biji kering (g)
: 0,65--0,8
Kadar kulit ari (%)
: 16,7--18,75
Kadar lemak biji (%)
: 49,6--58,17
Ketahanan hama & penyakit
Penyakit busuk buah
: Tahan
Penyakit VSD
: Tahan
Hama PBK
:-
ICCRI 05
Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,54 (populasi 1.100 pohon/ha)
Karakteristik mutu biji
Berat biji kering (g)
: 1,16
Kadar kulit ari (%)
: 11,5
Kadar lemak biji (%)
: 50,4
50 4
Ketahanan hama & penyakit
Penyakit busuk buah
: Agak rentan
Penyakit VSD
: Tahan
Hama PBK
: Agak rentan
Komponen
(componenet)
Tidak ada
(no infestation)
Ringan
(slight infestation)
Berat
(heavy infestation)
DRC 15
GC 7
77.598,6
77.598,6
77.598,6
95.040
12
1,2
77.598,6
95.040
12
1,2
77.598,6
140.580
18
1,8
77.598,6
95.040
1,2
77.598,6
95.040
1,2
77.598,6
112.464
1,4
77.598,6
85.536
1,1
85.536
1,1
28.116
0,4
ICCRI 07
Berat per biji kering 0,80 1,15 g, kadar kulit biji 10,3
% dan kadar lemak
45,67%.
Keragaan tanaman
Keunggulan : moderat
tahan PBK dan VSD
VSD.
Flush
Bunga
Buah
Buah masak
Penampang
melintang buah
Sulawesi 03
Berat per biji kering 0,75 0,78 g, kadar kulit biji 10,9112 24 % dan kadar lemak
12,24
49,6 - 50,9 %.
Keragaan tanaman
Bunga
Buah
Penampang
melintang buah
KLON
Sul-2
KW 570
KW 514
Sul-1
ICCRI 03 ICCRI 04
Tidak ada serangan PBK
Biaya modal
58.502,0 58.502,0 58.502,0 58.502,0 58.502,0 58.502,0
Hasil
148.429,6 153.762,4 274.639,2 248.864,0 173.316,0 159.984,0
B/C
2,5
2,6
4,7
4,3
3,0
2,7
Tidak ada pengendalian PBK
Bi
Biaya
modal
d l
58 502 0
58.502,0
Hasil
92.435,2
B/C
1,6
58.502,0
58
502 0 58.502,0
58 502 0
84.436,0 106.656,0
1,4
1,8
58.502,0
58
502 0
79.103,2
1,4
58.502,0
58
502 0
82.658,4
1,4
58.502,0
58
502 0
53.328,0
0,9
Dayahasil
Berat biji
Kadar lemak
Ketahanan VSD
: 1,83 ton/ha
: 1,01 - 1,07 g
: 50,4 54,3%
: tahan
Pendekatan Petani
& penyuluh
Klon
harapan
Perangkat: metode
sederhana identifikasi pohon
induk unggul
Pendekatan
penyuluh & petani
Perangkat: metode
sederhana seleksi pohon
induk unggul
Klon local
terseleksi
Pendekatan
pemulia
Perangkat:
Pendekatan
Pemulia & penyuluh
Perangkat:
- Diseminiasi
- Kebun benih
Hibrida
rekomendasi
Pendekatan
pemulia
Perangkat:
- Metode seleksi hibrida
(rancangan persilangan
diallel)
- Rancangan uji adaptabilitas
Klon
rekomendasi
Alm. H. Muhtar
Sumber:http://www.inter-reseaux.org
Alm. H. Muhtar,
penemu MCC 01
M. 01
Klon MCC 01
45
Klon MCC 02
Produksi rata
rata 2,82
(3.132
rata-rata
2 82 kg/pohon (3
132 kg/ha/tahun)
Berat per biji kering 1,61 g, kadar kulit biji 12,0 % dan kadar
lemak 49,2%.
Analisis Usahatani
Komponen
MCC 01
Asumsi I : tidak ada serangan PBK
Biaya modal
86.038,4
221.648,0
Hasil1)
B/C
26
2,6
MCC 02
Sulawesi 01
86.038,4
189.059,6
22
2,2
86.038,4
167.336,0
19
1,9
86.038,4
181.546,7
2,1
86.038,4
151.751,7
1,8
88.629,7
158.764,6
1,8
PENYERBUKAN KAKAO
Dibantu oleh serangga
penyerbuk Forciphomya
Waktu penyerbukan
pkl. 06.0009.00
STRUKTUR BUNGA
Serangga
penyerbuk
Jantan
Betina
Setek
VEGETATIF
Cabangortotrof
Sambungan
Cabangplagiotrop
b
l i
Rehabilitasi&
penanamanbaru
Cabangortotrop
Keterbatasansumber
tunas ortotrop
tunasortotrop
KulturJaringan (SE)
Penanamanbaru
Penanaman baru
P
PENGEMBA
ANGANMO
ONOKLONA
ALATAU
POLIKLO
ONAL
Komposisi klon
Lokasi
Pusat Penelitian Kopi ICS 60, GC 7, TSH 858, Sca 6, dan Sca 12
dan Kakao Indonesia
Jember, Jawa
Timur
Pusat Penelitian Kelapa ICS 60, TSH 858, IMC 67, Pa 150, Sca 12
Sawit
Sumatera Utara
PT Perkebunan
Nusantara II
TSH 539, TSH 654, TSH 858, TSH 908, TSH Sumatera Utara
866 ISC 60
866,
60, Sca 66, dan Sca 12
PT Perkebunan
Nusantara IV
PT Hasfarm Agro
Niaga
PT London Sumatera
PT Perkebunan
Nusantara VII
Lampung
PT Perkebunan
Nusantara IX
Amelonado
Jawa Tengah
PT PP Jember
Indonesia
Jember, Jawa
Timur
PT Inang Sari
Sumatera Barat
PT Perkebunan
Nusantara XII
Jawa Timur
PT Glenmore
Banyuwangi, Jawa
Timur
SAMBUNG PUCUK
Tingkat keberhasilan
penyambungan tinggi
Teknik lebih mudah
Boros entres
Sudah digunakan skala komersial
OKULASI
Tingkat keberhasilan
penyambungan sedang
Teknik relatif lebih sulit
Hemat entres
Sudah digunakan skala
komersial
SETEK
Tingkat keberhasilan
penyetekan masih rendah
Teknik lebih mudah
Lebih efisien karena tidak perlu
batang bawah
Belum digunakan skala
komersial
SAMBUNG SAMPING
2 minggu
3 bulan
1 tahun
PEMBIBITAN KAKAO
Kebutuhan bibit untuk 1 ha lahan :
a. Tanah datar
Jarak tanam 3 x 3 m
=1111 bibit
C d
Cadangan
sulaman
l
20 % = 222 bibit
Jumlah
= 1300 bibit
Kebutuhan benih
= 1900 butir (1,46
(1 46 x 1300)
b. Tanah miring
TAHAPAN PEMBIBITAN
Pemilihan lokasi
Penyemaian
Persiapan pembibitan
Pelaksanaan pembibitan
Pemeliharaan
LOKASI PEMBIBITAN :
Topografi datar
D k t sumber
Dekat
b air
i
Ada sarana jalan untuk distribusi bibit
Pengawasan mudah
Aman dari gangguan manusia, hewan
atau pun cuaca buruk
PENYEMAIAN :
Tujuan untuk mengecambahkan benih.
Media tanah gembur; dalam 20 cm
lebar 1 m, atas ada lapisan pasir halus
15 cm. (Bisa juga penyemaian
menggunakan karung goni).
Dibuat atap menghadap ke arah timur.
Benih ditanam dengan jarak 2,5 x 5 cm.
Setelah 7-12 hari bibit dipindahkan ke
media dalam polibeg.
polibeg
PEMBIBITAN
Bedengan lebih luas dan persyaratan
sama dengan
d
pesemaian.
Media;; campuran
p
topsoil,
p , pupuk
p p
kandang, pasir dalam polibeg (ukrn 20 x
30 cm untuk bibit 4-6 bln atau ukrn 25 x
40 cm untuk bibit >6 bln).
Mengatur
g
polibeg
p
g jarak
j
15 x 30 cm,,
disiram sampai kenyang dan ditanami
bibit kakao.
Bibit umur 56 bulan siap tanam atau
siap
p sambung.
g
PEMELIHARAAN BIBIT
Penyiraman;
y
; 12 kali/hari.
/
Pemupukan; Urea/ZA 2 g/bbt per 2 minggu.
Pengendalian
P
d li
H
Hama:
1. Ulat Kilan (Hyposidra talaka. Wlk)
Pengendalian dgn insektisida Decis 2,5
EC konsentrasi 0,05
, %.
2. Kutu Putih (Planococcus lilacitrus, Ckll)
Pengendalian dgn insektisida Supracide
40 EC konsentrasi 0,2 %.
Pengendalian Penyakit:
1. Phytophthora palmivora Butler
Pengendalian dgn fungisida opersandoz
konsentrasi 0,3 % formulasi.
2. Penyakit VSD
Pencegahan melalui penyemprotan
fungisida sistemik tiap 2 minggu pada
da n muda
daun
m da (flush
fl sh).
)
Pengendalian Gulma
Secara mekanis, dengan penyiangan
1-2
1
2 kali/minggu
JADUAL PEMBIBITAN
URAIAN
BULAN
12 1 2
3 4
1. Semaian
2. Sambungan
3. Okulasi
10 11 12
- -
Keterangan :
--- = pembibitan
*** = pembibitan setelah sambung/okulasi
T = tanam
TERIMA KASIH