Disusun Oleh:
Dr. Lisa Lutrisa, MARS
Dr. Armedy Ronny H
Dr. Erlina Pudyastuti
Dr. Drianti Rahaju
Dr. Trissye Indrajaya
Dr. Niken Sasanti Ardi
Dr. Lazuardy Rachman
Dr. Retno Pratiwi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia industri hiburan sangat berkembang. Pemakaian
teknologi tepat guna telah menunjang sarana dan wahana industri hiburan semakin
diminati oleh masyarakat. Upaya pelayanan yang maksimal juga dilakukan para
pemilik perusahaan hiburan masyarakat seperti PT ANCOL. Pelayanan yang
maksimal tersebut melibatkan ribuan tenaga kerja profesional. Para tenaga kerja
mempunyai
hak
dan
kewajiban
harus
dilaksanakan
untuk
mendukung
beban
kerja,
memperbaiki
sikap
kerja,
menyediakan
sarana
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
II.1.ERGONOMI
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor
Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa
untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum
agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
kerjasama antara lingkungan kerja ( ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik)
serta mesin perusahaan (ahli tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi.
Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan
produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh
tenaga kerja baik sektor formal, informal dan tradisional.
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan
lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara
efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya harus
memperhatikan beberapa hal yaitu:
bertambah baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja
meningkat.
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degenerative,
arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti
gangguan saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk
memberikan informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang
optimal akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi tingginya.
Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja
merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus
memberi motivasi untuk pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal. Penyakit
yang sering timbul dalam suatu lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam
BAB III
HASIL PENGAMATAN
III.1.ERGONOMI
1.Sikap Kerja
Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja menunjukkan
sudah sesuai dengan aspek ergonomis, terbukti dengan adanya:
a. Tidak ditemukan tenaga kerja yang mengangkat beban berat karena
semua proses kerja Gondola dijalankan dengan mesin.
b. Pada karyawan di bagian ticketing telah disediakan kursi untuk istirahat
yang cukup nyaman.
2. Cara Kerja
Cara kerja yang kami amati ada dua sisi yaitu : posisi kerja dan proses kerja.
Dalam satu hari karyawan yang bekerja ada 16 orang dengan pembagian tugas
sebagai berikut :
Operator 5 orang, Maintanence 3 orang, Karcis 3 orang, Cleaning service 3 orang
dan satpam 2 orang/24 jam.
a. Posisi kerja operator dan karcis sebagian besar sudah sesuai dengan aspek
ergonomi, dimana posisi duduk di depan pekerjaan : punggung tegak, bahu
rileks dan posisi siku sejajar dengan tinggi meja. Kecuali karyawan bagian
pengontrolan mesin karena mesin permukaan tidak datar dan pendek disertai
dengan sandaran kursi tidak sesuai sehingga posisi duduk belum sesuai
dengan norma ergonomis. Pada unit maintenance , karyawan posisi kerjanya
menyesuaikan dengan kerusakan dan alat bantu yang ada (seperti tangga besi
dan pijakan besi yang bisa diarahkan sesuai kebutuhan). Sedangkan
satpam/keamanan, bila tidak sedang berkeliling istirahat di pos yg letaknya
dekat dengan pos. Tidak ada rolling baku yang memungkinkan karyawan
untuk berpindah posisi dari berdiri ke duduk atau sebaliknya.
b. Proses kerja karyawan yang menggunakan alat bantu tangga besi, pijakan besi
dan gondola secara keseluruhan baik karena alat bantu tersebut bisa diarahkan
sesuai kebutuhan
3. Beban Kerja
Aktivitas operasional Gondola dilakukan setiap hari Senin Jumat adalah
jam 11.00 - 18.00 WIB, sementara pada hari sabtu jam 10.00 - 18.00 WIB dan
hari Minggu / libur mulai jam 09.00 - 18.00 WIB. Hasil pengamatan beban kerja
terhadap tenaga kerja PT Gondola dibagi menjadi 3 kelompok yaitu bidang
operasional berjumlah 12 orang, tenaga kerja bidang Maintanance berjumlah 12
orang dan tenaga manajemen berjumlah 19 orang.
1. Bidang Operasional.
pengunjung
3. Bidang Manajemen
Beban kerja sesuai dan jam kerja sesuai dengan jam kerja operasional.
4. Lokasi Kerja
Umumnya lokasi kerja stasiun Gondola berada di luar ruangan dan
disediakan kipas angin. Untuk ruangan tertutup disediakan pendingin (AC) terutama
di ruangan maintenace. Walaupun demikian ruang istirahat, ruang ticketing tidak
diberikan pendingin ruangan.
III.2.KESEHATAN KERJA
1. Gizi dan Kantin
Hasil penemuan kami di lapangan menunjukkan bahwa pemenuhan gizi pekerja
sudah dilakukan dengan cukup baik oleh perusahaan, yaitu berupa :
2. Penyakit Terbanyak
Pada wahana gondola ini tidak terdapat klinik khusus bagi karyawan. Bila
ada karyawan yang sakit pihak manajemen telah menyediakan P3K yang
ditempatkan di setiap stasiun. Obat yang disediakan terbatas hanya obat umum
yang dijual secara bebas. Bila terjadi kecelakaan kerja, karyawan tersebut
langsung dibawa ke Rumah Sakit terdekat dari Ancol karena ditanggungkan pada
Jamsostek. Untuk karyawan tetap ada penggantian biaya perawatan untuk
karyawan , istri dan 2 orang anak. Jika karyawan kontrak dan anggota keluarga
menderita penyakit maka biaya yang dikeluarkan karyawan tersebut akan diganti
oleh pihak manajemen gondola tersebut dengan jatah biaya pengobatan 1 tahun
adalah sebanyak 2x upah.
Berikut ini daftar penyakit terbanyak yang ditemukan pada perusahaan Gondola :
3. Pengolahan Limbah
Stasiun Gondola PT.ASTRA INTERNATIONAL tidak mempunyai limbah hasil
produksi. Hal ini dikarenakan stasiun Gondola bekerja dibidang jasa. Biasanya limbah yang
dihasilkan hanya berupa alat-alat mesin yang tidak layak pakai dan oli minyak pelumas
mesin. Limbah peralatan mesin dimanfaatkan kembali. Seperti roda digunakan untuk pot
tanaman. Limbah oli minyak pelumas dikembalikan pada penyuplai.
Permasalahan
Penanganan
Pada bagian maintenance Petugas
dan karcis
tidak ergonomis
tempat
Beban Kerja
jam
Klinik
Gizi
kenyamanan
fleksibel,
shift menjadi
2 shift
Diadakan
lokasi Gondola
jadwal
Klinik
keberadaan
berjalan
dokter
4
lampu
pekerja
Jam kerja di waktu libur Jadwal petugas Pemberlakuan
dan minggu lebih dari 8 diatur
kursi
duduk/ untuk
posisi
2
Saran
Diberi
Gizi
perorangan
terpantau
dan
paramedis
tidak Penyuluhan gizi Penyediaan
kerja,
Catering
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan mengenai aspek ergonomis dan kesehatan kerja di PT Gondola adalah:
1. Aspek ergonomi dan kesehatan kerja dalam sikap kerja, cara kerja dan beban
kerja telah terpenuhi walaupun masih ada kekurangan terutama dalam
penyediaan kursi dibagian operasional dan maintanance, lampu di lokasi
kerja, pendingin ruangan.
2. Kesehatan Kerja belum berjalan dengan baik karena tidak memiliki catering
untuk mengatur gizi kerja dan klinik kesehatan. Walaupun demikian
perusahaan telah memberikan uang makan, penggantian uang kesehatan dan
Jamsostek dan
Saran
1. Untuk karyawan yang berada di ruang/kamar tertutup sebaiknya diberi kursi
yang menunjang kenyamanan kerja.
2. Sebaiknya di stasiun Gondola diadakan pengadaan klinik berjalan minimal 1
minggu sekali untuk mengecek kesehatan para karyawan.
3. Agar pihak perusahaan menyelenggarakan catering, bukan dalam bentuk
pemberian uang makan. Dan bila tetap memberi uang makan maka harus
diawasi dengan ketat asupan gizi tenaga kerja. Juga diperhatikan kebutuhan
gizi perorangan yang ditentukan oleh ukuran tubuh (BB & TB), usia,
kegiatan sehari-hari, kondisi tubuh tertentu, lingkungan kerja, berat
ringannya aktivitas, jumlah jam kerja. Dibuat batas di dalam ruang Partisi
untuk memisahkan tempat istirahat dan tempat makan serta disediakan kursi
dan meja kecil untuk makan. Menutup tempat sampah makanan.
Demikian saran yang dapat kami berikan, semoga dapat berkenan dan
memberikan dampak positif bagi produktivitas tenaga kerja Stasiun Gondola
PT. Astra International, Tbk. Kami sadar banayak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Kami mohon maaf kepada semua pihak jika ada
yang tidak berkenan. Terima kasih.