Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.Q.S.Ar-Rum: 30
Iedul Fithri adalah
ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala kenikmatan
dan karunia serta hidayahnya, khususnya di Bulan Ramadhan, yaitu
dengan
menjalankann
shalat
iedul
fithri,
bertakbir,
bertahmid,
saudara dan famili, mengadakan reoni dan halal bihalal selama untuk
kebaikan maka sangat di anjurkan dan di sunnahkan.
Tetapi yang perlu di ingat adalah bahwa dalam pelaksanaan itu
semua tidak boleh ada unsur kemaksiatan dan tidak boleh ada
pemborosan dan berfoya-foya, karena seluruh bentuk kegembiraan
dalam kehidupan seorang mukmin adalah sebagai bentuk rasa syukur
kepada
Allah
SWT
dan
untuk
memperkuat
persaudaraan
dan
baju
baru,
tetapi
hakikatnya
adalah
orang
yang
ketakwaannya bertambah].
Di dalam Hadits Riyadhul Shalihi di bab Taubat, Nabi saw
bersabda: Innallaha laa yandzuru ilaa shuwarikum walaa ajsaamikum,
walaakin yandzuru ilaa quluubikum wa amaalikum [Sesungguhnya
Allah SWT tidak melihar rupa dan fisik kamu, tetapi yang Allah
perhatikan adalah isi hati [niyat] dan amal kamu].
Dalam kaedah ilmu ushul fiqih di katakana: Al-Ghoyah laa
tubarriru al-wasiilah [Niyat yang baik tidak bisa menghalalkan segala
cara], artinya: Jika niyatnya baik, maka cara pelaksanaannya juga
harus baik dan sesuai dengan petunjuk dan redha Allah SWT. Bahkan
dalam membrantas kemungkaranpun haruslah dengan cara yuang
baik.
Imam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: Apabila upaya
untuk
merubah
kemungkaran
itu
justru
akan
menimbulkan
saleh,
tawaashau
bil
haq
[saling
menasehati
dalam
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat
menasehati
supaya
mentaati
kebenaran
dan
nasehat
mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali
jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)
dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah
dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka
kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan
yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas.Q.S.Ali Imran: 112
Halal bi halal juga di maksudkan untuk saling taaruf [mengenal]
dan berkunjung untuk menjalin keakraban dan kerukunan antar
keluarga, tetangga dan handai taulan untuk melakukan hal-hal yang
bermanfaat, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk social dan
beragama, karena itu ini termasuk kebutuhan primer bagi kita
semuanya, akan tetapi caranya bisa bermacam-macam, bisa dalam
bentuk berkunjung, bersilatur rahim , mudik kampung, reoni, halal bi
halal dan bahkan bisa konsolidasi untuk berjuang dan beramal saleh,
dan ini di lakukan kapan saja tidak terbatas oleh waktu dan ruang,
hanya saja karena memanfaatkan momentum iedul fithri, maka tidak
ada salahnya dan termasuk amrun mustahsan [suatu kebiasaan
yang baik] dan masuk dalam ibadah serta mendapat pahala yang
besar dari Allah SWT.
Semoga kita semua di maafkan oleh Allah SWT dan semoga
kerukunan kita dapat mengantarkan menuju kwalitas
amal kita di
dunia maupun di akhirat dan mengantarkan kita semua menuju AlFirdaus Al-Alaa [surga Firdaus yang Tinggi tempatnya], amiin.