Anda di halaman 1dari 4

Antara Iman dan Amal Saleh

Jun 30, 2013 Cyber Dakwah Team

Berbicara tentang Iman dan Amal saleh tentunya kita juga akan berbicara tentang Islam. Iman dan amal saleh
merupakan bagian dari Islam itu sendiri. Islam itu adalah agama Allah SWT yang di wahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW dan islam itu adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (Amal).

Keimanan merupakan ‘akidah dan pokok, yang di atasnya berdiri syari’at islam. Dari pokok
itu keluarlah cabang-cabangnya. Sedangkan perbuatan merupakan syari’at dan cabang-
cabang yang dianggap sebagai buah atau hasil yang dari keimanan serta akidah itu.

Keimanan dan perbuatan, atau dengan kata lain ‘akidah dan syari’at. Keduanya tidak bisa di
pisahkan karena merupakan satu-kesatuan. Pada dasarnya keimanan tanpa diiringi dengan
perbuatan (amal saleh) tidak akan berguna. Rasulullah SAW bersabda : ”Iman dan amal
adalah dua perkara yang seiring.”

Iman maupun amal apabila berdiri sendiri tidak akan menjamin kebahagiaan manusia. Iman
ibarat akar pohon, dan perbuatan (amal saleh) adalah buahnya. Buah yang manis adalah bukti
dan kesuburan pohon, dan pohon yang kuat menyebabkan terawatnya buah yang baik.Oleh
karena itu, keimanan dan perbuatan sangat erat hubungannya. kata perbuatan selalu di sertai
penyebutannya dengan keimanan dalam sebagaian besar ayat-ayat Al-Qur’an.

Artinya: Dan sampaikan berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan: Inilah yang pernah
diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka
di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-baqarah 25 )

Imam menurut bahasa adalah percaya, sedangkan menurut syara’ Iman adalah mengucapkan
dengan lisan, membenarkan dalam hati (qalbu) dan mengamalkan dalam perbuatan (amal
saleh). Allah SWT sangat menyukai orang-orang beriman, ini ada dalam Al-Qur’an.

Allah pelindung orang-orang yang beriman, Dia yang mengeluarkan mereka dari kegelaan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). QS. Al-Baqarah 257

Fungsi Iman itu adalah sebagai media untuk mengenal Allah dan para Rasul-Nya, untuk
mendapat petunjuk dari Allah dan untuk mengerti penjelasan Al-Qur’an.

Perbuatan baik adalah salah satu konsep-konsep kunci di dalam Al-Qur’an. Dalam bahasa
Arab, kata kebaikan terdiri dari arti baik dan dan bermanfaat. Dalam bahasa Indonesia, setiap
hal yang dilakukan untuk kebaikan disebut perbuatan baik. Sedangkan dalam istilah Al-
Qur’an, segala hal yang di niatkan untuk mencari keridhaan Allah adalah perbuatan baik.

Hidup seseorang akan selamat jika beriman dan berbuat baik. Tidak akan selamat kalau
hanya bergantung kepada iman saja, bisa di ibaratkan Syahadat yang tidak disertai
menjalankan perintah agama. Perbuatan baik itu sangat banyak. Didalam Al-Qur’an, Allah
memberitahukan tentang bermacam perbuatan baik. Contoh, menyampaikan ajaran islam
kepada masyarakat, berjuang untuk membela islam, mengaji, menyelesaikan setiap persoalan
umat islam, sholat, puasa,zakat dan haji. Satu hal yang harus kita ingat “Perkara yang
membuat sebuah tindakan menjadi sebuah perbuatan baik adalah niat di belakangnya”. Jika
niatnya baik, perbuatannya menjadi baik, walauun hasil yang diinginkan tidak
dicapai.sebagai contoh, dengan niat mencari keridhaan Allah, seseorang beribadah dengan
sepenuh hati namun usahanya kurang atau tidak mencapai tujuan, dia tetap mendapatkan
pahala. Allah punya alasan untuk tidak selalu membiarkan seseorang mencapai tujuannya.
Satu hal lagi “ jika manusia melakukan perbuatan baik, perbuatannya itu menambah
keuntungan pribadinya”. Tindakan yang benar adalah cara yang menjanjikan untuk mencapai
keselamatan yang abadi.

Ketika melakukan Perbuatan baik, segeralah mengingat Allah dengan cara berdo’a agar apa
yang dilakukan di ridhoi oleh Allah. Dengan berdo’a ini akan dapat memperkuat iman
seseorang kepada Allah dan memperoleh surga dan nikmat yang berlimpah. “Allah SWT
telah mempertegas sebanyak 60 kali dalam Al-Qur’an bahwa iman dan aml saleh adalah
seiring. tidak akan sempurna tanpa amal saleh”.

Berikut adalah cerita salah seorang sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam yaitu
Abdullah bin Amr bin Ash “Tekun beribadah rajin bertaubat”

Abdullah bin Amr bin Ash adalah seorang hamba yang saleh, rajin beribadah dan gemar
bertaubat. Bapaknya menjadi guru dalam kecerdasan, kelihaian dan banyak tiu muslihat,
sebaliknya Abdullah bin Amr bin Ash, menjadi teladan yang mempunyai kedudukan tinggi
diantara ahli-ahli ibadah yang bersifat zuhud dan terbuka. Seluruh hidupnya, ia habiskan
untuk beribadah. Ia juga berhasil mengecap manisnya iman, hingga waktu siang dan malam
itu tidak cukup luas untuk menampung kebaktian serta amal ibadahnya.

Abdullah bin Amr bin Ash lebih dulu masuk islam daripada ayahnya.Ia telah ditakdirkan
Allah menjadi seorang suci dan rajin beribadah, tidak satupun kekuatan didunia ini yang
mampu menghalangi terbentuknya bakat yang suci ini dan tertanamnya nur ilahi yang telah
ditakdirkan bagi dirinya itu.

Jika terjadi perperangan menghadapi orang-orang musyrik, Abdullah bin Amr bin Ash berada
di barisan terdepan, menciptakan syahid dengan hati yang rindu dan jiwa yang bersih. Jika
perperangan telah selesai, Abdullah bin Amr bin Ash kalau tidak di masjid atau di mushalla
rumahnya, puasa diwaktu siang dan mendirikan sholat di waktu malam. Dan ia tak henti-
hentinya berdzikir kepada Allah tasbih memuji-Nya, Istighfar terhadap dosanya atau
membaca kitab suci-Nya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah mengetahui rahasia jalan dan corak kehidupan
Abdullah bin Amr bin Ash hanya satu dan tidak berubah!!! Jika tidak pergi berperang untuk
memperjuangkan Agama Allah, maka hari-harinya, dari fajar hingga fajar berikutnya terpusat
pada ibadah yang sambung menyambung, berupa puasa, sholat, dan membaca Al-Qur’an.

Hingga usianya meningkat ketujuh puluh dua tahun, ia sedang berada di mushallanya, ia
mendekatkan diri memohon dan bermunajat kepada Allah, bertasbih dan bertahmid. Tiba-tiba
ada suara memanggil untuk melakukan perjalanan jauh, yaitu perjalanan abadi yang takkan
kembali.
Ia menyambut panggilan itu dengan hati yang telah lama rindu, dan terbang melayanglah
ruhnya menyusul teman-temanya yang telah mendahuluinya mendapat Kebahagiaan,
sementara suara hiburan menghimbaunya dari Rafiqul A’la.

Dari cerita tersebut dapat kita ambil pelajaran yang dapat ditarik dari kehidupan Abdullah bin
Amr bin Ash, menyingkap kemampuan luar biasa yang tersimpan dalam jiwa manusia untuk
mencapai tingkat tertinggi dalam beribadah dan meninggalkan kesenangan yang bersifat
duniawi, selain itu perlindungan agama agar orang bersikap sederhana dan tidak berlebih-
lebihan dalam mencapai segala ketinggian dan kesempurnaan itu, hingga jiwa seseorang itu
tetap mempunyai gairah hidup dan semangat bermasyarakat. Di samping itu agar jasmaninya
tetap dalam kondisi siap melaksanakan tugas!!! Ketika ia di panggil untuk menghadap sang
khaliq, ia menyambutnya dengan senang hati. Subhanallah!!! Tidak mudah menghadai
sebuah kematian, kebanyakan orang takut menghadapi kematian. Tetapi, Abdullah bin Amr
bin Ash menyambutnya dengan senag hati dan ia juag rindu akan itu. Itulah sahabat
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang “Tekun beribadah rajin bertaubat”.

Sebagai generasi muda harapan bangsa. Telah seharusnya kita, menanamkan iman dan
berbuat amal saleh.Tentunya dari cerita sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
telah banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Subhanallah!!! Sekian semoga bermanfaat
untuk khalayak banyak. Alangkah bangganya kita jika generasi muda yang akan memimpin
bangsa, ini mempunyai iman dan amal saleh yang baik. Jika kita ingin merubah suatu bangsa
kearah yang lebih baik tentunya kita harus mulai dari diri sendiri,khususnya generasi muda
bangsa ini. Terima kasih….

Iman Dan Amal Adalah Dua Perkara Yang


Seiring
Tarikh:
Feb 09, 2008
Riwayat:
Riwayat al-Hakim
Kategori:
Akidah
Hadith:
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:”Iman dan amal adalah dua perkara yang
seiring.”

Riwayat al-Hakim

Huraian Hadith:
Pengajaran hadis:

1. Iman mengikut pengertian syarak adalah keyakinan yang teguh dalam hati, mengakui
dengan lidah dan melaksanakan dengan anggota. Inilah yang dinamakan ketaatan,
amal yang soleh dan perlakuan yang baik.
2. Seorang yang benar-benar beriman adalah mereka yang zahirnya sama dengan
batinnya, mereka benar dalam keimanan dan ikhlas dalam melakukan amalan.
Merekalah golongan ‘as-Sodiqun’ yang diperintah oleh Allah S.W.T agar kita sentiasa
mendampingi mereka (bersahabat dengan mereka).
3. Oleh sebab tingginya kedudukan iman maka Allah S.W.T telah menjadikan iman itu
sebagai syarat asas penerimaan terhadap sesuatu amalan yang dilakukan di mana tidak
akan ada satu amalan pun yang akan diterima oleh Allah melainkan setelah ada iman
di dalam diri pelakunya.
4. Sesiapa yang mendakwa beriman dengan lidahnya tetapi iman itu tidak meresap ke
dalam hatinya maka dia merupakan orang yang munafiq. Ciri-ciri munafiq itu ialah
kata-katanya bercanggah dengan perbuatannya dan amalannya ketika di khalayak
ramai dan ketika dia bersendirian serta apa yang dizahirkannya adalah berbeza dengan
apa yang disembunyikannya.
5. Iman dan amal soleh adalah seiring. Iman tidak akan sempurna tanpa amal soleh di
mana Allah telah menyebutkan perkara ini sebanyak 60 kali di dalam al-Quran.

Anda mungkin juga menyukai