Anda di halaman 1dari 2

BENIGNA HIPERTROFI PROSTAT (BPH)

(Kode ICD: N 10)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. ..........
Tanggal terbit Ditetapkan Tanggal...............
Direktur,
PANDUAN
.....................
PRAKTEK
KLINIS
(BEDAH UMUM) dr. AGUNG BASUKI, M.Kes
NIP. 19600504 198902 1 002
Benigna Hipertrofi Prostat / Benigna Prostatik Hyperplasia (BPH)
yaitu pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan karena hiperplasia
Pengertian beberapa atau semua komponen prostat, antara lain jaringan kelenjar
dan jaringan fibro-muskular, yang dapat menyebabkan penyumbatan
uretra pars prostika.
Munculnya gejala obstruktif dan atau gejala iritatif (LUTS):
1. Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars
prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan
kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau
cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.
Gejalanya ialah :
a. Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistancy)
b. Pancaran miksi yang lemah (weak stream)
c. Miksi terputus (Intermittency)
d. Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
e. Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete
Anamnesa
bladder emptying).
2. Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria
yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh
hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat
menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering
berkontraksi meskipun belum penuh.
Gejalanya ialah :
a. Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)
b. Nokturia
c. Miksi sulit ditahan (Urgency)
d. Disuria (Nyeri pada waktu miksi)
Pemeriksaan Fisik 1. Colok dubur didapatkan pembesaran dari prostat
1. Adanya salah satu/beberapa gejala LUTS
Kriteria Diagnosis
2. Colok dubur teraba pembesaran prostat
Diagnosis Hipertrofi Prostat Benign (BPH)
1. Prostatitis
Diagnosis Banding
2. Carsinoma prostat / keganasan prostat
1. Laboratorium : serum kreatinin, BUN, PSA (Prostate Specific
Antigen)
Pemeriksaan
2. Radiologi : - USG Urologi estimasi volume prostat
Penunjang
- TRUS Trans Rectal Ultra Sonografi
3. Uroflowmetri

27
BENIGNA HIPERTROFI PROSTAT (BPH)
(Kode ICD: N 40)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. ..........
1. Pada saat terjadi retensi urine : pasang kateter ( kandung kemih
diistirahatkan) Tiap 500 cc selang kateter diikat selama 5-15
menit ikatan dilepaskan diulangi sampai urine keluar semua
sambil dimonitor kualitas dan kuantitas urine.(Kontrol poli bedah).
2. Tergantung pada berat ringan keluhan penderita
a. Ringan (IPSS 1-7, Max. Flow rate > 15 ml/s)
Terapi Watchful Waiting
b. Sedang (IPSS 8 18, Max. Flow rate 10 15 ml/s)
Medikamentosa : -blocker (tamsulosin, doxazosin atau
terazosin) anti androgen (inhibitor 5-a reduktase)
c. Berat (IPSS > 18, Max. Flow rate < 10 ml/s)
Operatip : pembedahan terbuka, endoskopik (TUR-P)
3. Bila terjadi komplikasi operatif (konsul spesialis bedah)
Edukasi 1. Dapat menyebabkan penyakit lain seperti hernia dan hemorhoid

Prognosis Diharapkan baik bila jinak

1. Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia. Pedoman


Pelayanan Medik Edisi Kedua, 2006: 80.
Kepustakaan 2. Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Ilmu Bedah Urologi Edisi III,
2008: 8-9.

28

Anda mungkin juga menyukai