Anda di halaman 1dari 18

HEMANGIOMA

Definisi Hemangioma
Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat
terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah (Anonim, 2005). Jadi, hemangioma dapat terjadi
di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang.
Hemangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. Ada tiga golongan
besar, yaitu jenis kapiler, jenis kavernosa dan campuran. Hemagioma jenis kapiler disebut
juga nervus kapiler.

Klasifikasi Hemangioma
Berdasarkan morfologinya, hemangioma dibagi menjadi hemangioma terlokalisir,
segmental, dan multiple. Hemangioma terlokalisir, yang merupakan jenis tersering,
mempunyai batas yang tegas,tumbuh dari fokus tunggal, tidak dijumpai tipe pertumbuhan
linier atau geometrik.

Gambar 1. Hemangioma terlokalisir

Hemangioma segmental tumbuh menyerupai plaque, yang tampak pada teritorial kulit
yang spesifik, tumbuh linier atau geometris. Jenis ini lebih sering mengalami ulserasi,
gangguan tumbuh kembang, dan dapat bersamaan dengan hemangioma visceral, dan
mempunyai prognosis yang lebih jelek.
Gambar 2. Hemangioma segmental

Hemangioma multipel, Sebagai contoh jenis ini yaitu Neonatal hemangiomatosis,


merupakan hemangioma multipel pada kulit dengan ukuran keci-kecil (2 mm -2 cm). Sering
disertai hemangioma pada gastrointestinal, hepar, otak, dan paru-paru.
Klasifikasi lain membagi hemangioma berdasarkan kedalaman dari permukaan kulit.
Hemangioma superfisialis atau kutaneuskutaneus, yang merupakan 50-60% dari semua
hemangioma akan berwarna seperti strawberry pada saat matur. Hemangioma profunda atau
subkutaneus bila lokasinya cukup dalam akan tampak seperti daging tumbuh yang berwarna.
Dan bila lokasinya lebih ke superficial maka akan tampak seperti nodul kebirubiruan dan
terkadang dijumpai telangaktesi atau vena yang dilatasi pada kulit yang melingkupinya.
Masuk dalam kelompok ini yaitu hemangioma intramuskuler dan skeletal. Bila terdapat
hemangioma superficial (berwarna merah) dan dijumpai indurasi di bawahnya, maka jenis ini
masuk kedalam Hemangioma Campuran atau compound. Hemangioma viseralis,merupakan
hemangioma yang letaknya pada organ dalam seperti hepar, usus, paru ,otak.
Gambar 3. Hemangioma terlokalisir.
A,D. Hemangioma superficial, B. Hemangioma Profunda, dan C. Hemangioma Campuran

Gambar 4. Hemangioma hepar

Mulliken pada (1988) membagi hemangioma menjadi 3 tipe, yaitu tipe kapiler,
kavernosa, dan campuran. Hemangioma kapiler merupakan jenis yang paling umum, dengan
angka insidensi 1-1.5% pada bayi. Tipe ini mempunyai penampilan klinis menonjol
bulat,kadang lobulated, dan berwarna merah. Gambaran histologinya berupa pembuluh
kapiler dengan dinding yang tipis, yang dibatasi oleh satu lapis endotel yang gepeng atau
cembung, dan lapisan periendotel serta jaringan retikuler.
Hemangioma kavernosa secara histologis tersusun oleh chanel-chanel pembuluh darah
dermis yang irregular dan lokasinya di profunda. Pembuluh kavernosa dan sinusoid yang
kusut dipisahkan oleh jaringan ikat stroma.Penampilan klinisnya biasannya merupakan lesi
dengan corakan warna merah keunguan pada kulit yang melingkupinya.
Hemangioma tipe campuran terdiri dari komponen kapiler dan kavernosa. Jenis ini
lebih sering dijumpai di banding tipe kavernosa.

Hemangioma Kapiler (Superficial Hemangioma)


Terjadi pada kulit bagian atas. Jenis hemangioma kapiler terdiri atas hemangioma
simplek (nervus simplek) atau nervus buah arbei dan nervus flameus. Hemangioma
simplek jika sudah terbentuk tampak seperti buah arbei menonjol, berwarna merah
cerah dengan cekungan kecil, pada umumnya terjadi pada waktu lahir atau beberapa
hari setelah lahir. Sering terjadi pada bayi prematur dan biasanya akan menghilang
beberapa hari atau beberapa minggu kemudian. Gejalanya antara lain tampak bercak
merah yang lama-kelamaan makin besar. Lama-kelamaan warnanya menjadi merah
menyala, berbatas tegas, keras pada perabaan tegang dan berbentuk lobular. Involusi
spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang
dan lebih mendatar.
Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir, membesar cepat,
dan menetap pada usia kira-kira delapan bulan. Kemudian akan mengalami regresi
spontan dan menjadi pucat karena fibrosis setelah usia satu tahun. Proses regresi
berjalan 6 7 tahun.
Selain hemangioma simplek, bentuk lain hemangioma kapiler (superficial
hemangioma) adalah granuloma piogenik. Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang
sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun
sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur,
terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami
trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.
Nervus flameus ada sejak lahir, menetap, dan rata dengan permukaan kulit,
kecuali bila teriritasi.
Gambar 5. Hemangioma kapiler, Sumber : (capillary-
hemangioma.Wikipedia)http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3d/Capillary
_haemangioma.jpg/230px- Capillary_haemangioma.jpg

Hemangioma Kavernosum
Hemangioma kavernosum ini terdiri atas jalinan pembuluh darah yang
membentuk rongga. Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari dermis.
Hemangioma kavernosum biasanya tidak memiliki batas tegas berupa benjolan yaitu
makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah keunguan. Bila ditekan
mengempis dan menggembung kembali bila dilepas. Kelainan ini terdiri dari elemen
vaskular (pembuluh darah) yang matang. Hemangioma kavernosum kadang-kadang
terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam. Berbentuk
papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran
1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.
Hemangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering progresif.
Jenis kavernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. jaringan di atas
hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi, misalnya di
daerah perineum, dan menimbulkan tukak yang sulit sembuh dan kadang berdarah.
Gambar 6. Hemangioma kavernosum, sumber : http://www.birthmarks.us/Vmphoto2.jpg

Epidemologi Hemangioma
Hemangioma merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi yang baru
lahir. Dikatakan bahwa 10% dari bayi yang baru lahir dapat mempunyai hemangioma dimana
angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan terendah pada ras asia. Hemangioma
lebih sering terjadi pada perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan
5:1. Angka kejadian hemangioma meningkat menjadi 20-30% pada bayi-bayi yang dilahirkan
prematur. Bayi lahir prematur merupakan faktor resiko yang telah teridentifikasi, terutama
neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram. 30% dari hemangioma terlihat saat
bayi lahir dan 70% dari hemangioma muncul pertama kali pada minggu-minggu pertama dari
kehidupan bayi. Walaupun dianggap sebagai penyakit yang tidak herediter, dari survey yang
dilakukan didapatkan adanya insiden sebesar 10% pada bayi-bayi dengan riwayat keluarga
menderita hemangioma. Dari literatur dikatakan 80% hemangioma terjadi pada daerah kepala
dan leher dan dapat mengalami pertumbuhan sampai kurang lebih 18 bulan sebelum akhirnya
akan mengalami regresi spontan yang dikenal dengan fase involusi yang dapat memakan
waktu 3-10 tahun.
Hampir semua hemangioma pada anak-anak akan mengalami regresi spontan dan
menghilang tanpa terapi apapun. Akan tetapi, hemangioma juga dapat menjadi massif
sehingga menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa seperti perdarahan dan gagal
jantung sehingga diperlukan terapi sejak dini.
Mortalitas dan morbiditas terjadi apabila hemangioma berhubungan dengan struktur-
struktur penting seperti saluran pernafasan dan menggangu fungsi pernafasan penderita,
ataupun apabila terjadi perdarahan yang masif. Akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi.
Etiologi Hemangioma
Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum diketahui,
namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh
darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah.
Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor
pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-
interferon, tumor necrosis factorbeta, dan transforming growth factorbeta berperan dalam
etiologi terjadinya hemangioma.

Gambaran klinis Hemangioma


Gambaran klinis merupakan faktor terpenting dalam menegakan diagnosis
hemangioma. Pada umumnya hemangioma tidak langsung tampak pada saat lahir tetapi
beberapa minggu pertama setelah lahir. Beberapa jenis hemangioma dapat tampak pada saat
lahir sebagai lesi samar-samar di kulit, yang bervariasi dari makula merah sampai nevus
pucat yang menyerupai memar. Sangat jarang hemangioma yang sudah terbentuk penuh pada
saat lahir.
Pada fase proliferasi, Hemangioma tumbuh cepat selama 6 8 minggu pertama setelah
lahir. Hemangioma yang terletak di permukaan kulit, maka kulit akan menonjol dan berwarna
merah muda menyala. Akan tetapi bila lesi ini tumbuh pada lapisan lebih dalam dari dermis,
subkutis, atau otot, maka kulit yang menutupinya dapat berwarna kebiruan, dan hanya sedikit
menonjol, juga terjadi dilatasi vena atau telangiektase.
Dalam fase involusi, hemangioma mencapai puncak proliferasi pada akhir tahun
pertama. Setelah itu hemangioma tumbuh proporsional terhadap pertumbuhan bayi. Warna
yang menyala berangsur-angsur berubah menjadi samar. Kulit mulai memucat, dan
konsistensi tumor menjadi lunak. Fase ini pada umumnya berlangsung sampai anak usia 5-10
tahun. Kecepatan regresi hemangioma tidak berhubungan dengan gender, lokasi, ukuran, dan
morfologi. Masa involusi akan berakhir pada saat anak usia 5 tahun (50%), dan pada usia 7
tahun (70%). Berakhirnya masa involusi terjadi pada usia 10-12 tahun.
A B C
Gambar 7. Perjalanan klinis hemangioma
A. Fase Proliferasi, B. Fase Involusi, dan C. Fase involusi berakhir

Hemangioma kapiler
Bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. Salmon patch berwarna lebih
muda sedang Port wine stain lebih gelap kebiru-biruan, kadang-kadang
membentuk benjolan di atas permukaan kulit.
Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan compressible
(tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa waktu membesar
kembali).

Gambaran Histologis
Hemangioma kapiler terdiri atas kapiler-kapiler baru yang berisi darah dan membentuk
suatu anyaman. Tumor ini hanya mengenai satu segmen dari pembuluh darah. Dari segmen
tersebut sel-sel endotel tumbuh keluar membentuk kapiler-kapiler baru yang merupakan suatu
anyaman. Sel-sel endotel dari kapiler tersebut sering berproliferasi sehingga lumennya
tertutup. Pada fase involusi tampak penyempitan dan oklusi lumen kapiler dan terjadi
peningkatan stroma jaringan ikat. Hemangioma kavernosa terdiri atas ruang-ruang sinusoid
yang dibatasi oleh sel endotel berisi darah yang lebar dan berdinding tipis, bentuk ireguler,
terletak pada dermis bagian bawah serta subkutis, dilapisi oleh selapis endotel, serta dikelilingi
oleh jaringan fibrosa yang tebal.
Gambar.3 Hemangioma bibir, terlihat peningkatan jumlah pembuluh darah venous yang terisi
blood clot (tanda panah) di bawah mukosa hingga ke permukaan otot

Patofisiologi Hemangioma
Pada tahun 1982, John Mulliken dan Julie Glowacki membuat klasifikasi tentang
anomali vaskular yang terjadi di kulit anak yang didasarkan pada gambaran histologi dan
perilaku biologi lesi. Dua kelompok utama yaitu : Malformasi vaskular dan Hemangioma.
Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut sampai
beberapa bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4 setelah lahir.
Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada fase proliferasi dan
involusi hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma mempunyai
kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor. Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen
angiogenik. Angiogenik bekerja melalui dua cara :
a. Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah,
b. Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell , dan sel T helper.
Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan pertumbuhan
kapiler. Disamping heparin sendiri berperan sebagai agen angiogenesis. Efek angiogenesis ini
dihambat oleh adanya protamin, kartilago, dan beberapa kortikosteroid. Konsep inhibisi
kortikosteroid ini diterapkan untuk terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase
involusi. Angioplastin, salah fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor potent
dan spesifik untuk proliferasi endotel.
Makrofag meghasilkan stimulator ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase proliferasi,
jaringan hemangioma di infiltrasi oleh makrofag dan mast cell, sedangkan pada fase involusi
terdapat infiltrasi monosit. Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh Monocyte
chemoattractant protein-1 (mcp-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai kemotaksis
mediator. Zat ini dihasilkan oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi, tetapi
tidak dihasilkan oleh hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler.
Keberadaan mcp-1 dapat di down-regulasi oleh deksametason dan interferon alfa. Interferon
alfa terbukti menghambat migrasi endotel yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis. Hal ini
memberikan efek tambahan interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan aktifitas makrofag.
Hemangioma umumnya tidak tampak atau samar-samar pada saat lahir. Kemudian akan
mengalami fase pertumbuhan yang cepat yang dimulai sekitar umur 6 minggu dan akan
berlanjut terus sampai umur antara 6-20 bulan. Setelah itu hemangioma akan mengalami
involusi sampai umur antara 5-7 tahun.Secara radiologis, tampak banyak jaringan parenkim
lobuler dan berbatas tegas. Histologis, terdapat epitel tipe fetal yang mempunyai turnover
cepat, peningkatan jumlah mast cell, dan membrane basalisnya multilaminer
Hemangioma superfisial dan dalam akan mengalami periode pertumbuhan yang sangat
cepat dalam waktu 8 sampai dengan 10 bulan. Fase ini dikenal sebagai fase proliferasi. Pada
fase ini, lesi superfisial akan tampak sebagai bercak berwarna merah terang dengan sedikit
mengalami peninggian pada kulit, sedangkan pada lesi yang lebih dalam, akan terlihat
sebagai benjolan biru keunguan yang sering terdiagnosa sebagai malformasi vaskuler.
Hemangioma superfisial akan mencapai ukuran terbesarnya pada saat bayi berusia 8
bulan sedangkan pada lesi yang lebih dalam hemangioma dapat terus tumbuh sampai usia
bayi 2 tahun. Selanjutnya akan terjadi fase involusi, dimana lesi akan mengalami regresi
secara perlahan. Fase ini dapat berlangsung selama 1 tahun sampai dengan 5 tahun. Pada fase
ini sel-sel endotel akan mengalami apoptosis dan lesi akan menjadi jaringan ikat dan jaringan
parut. Lesi yang mula-mula berwarna merah terang akan mengalami perubahan warna
menjadi bercak abu-abu dan peninggian pada kulit menjadi berkurang. Fase involusi ini
berakhir pada usia 5 tahun pada 50% bayi dan 70% terjadi pada saat bayi berusia 7 tahun.
Pada sebagian besar penderita pada akhir fase involusi ini, kulit akan kembali terlihat seperti
jaringan kulit normal, sedangkan pada sebagian penderita akan meninggalkan jaringan kulit
yang rusak berupa jaringan parut dengan terdapat telengiektasis pada permukaan kulit.

Pemeriksaan Penunjang Hemangioma


Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya khas,
tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk ditegakkan,
terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam.
Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam membedakan
kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma yang agresif. Ultrasonografi
dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasif dan dapat
menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi antara hemangioma dengan tumor solid.
Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena
tidak dapat menggambarkan masa yang lunak, sedangkan pada hemangioma kavernosum
biasanya dapat terlihat karena terdapat area kalsifikasi. Klasifikasi ini terjadi karena
pembekuan pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan pada hemangioma kapiler
dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan peningkatan suplai darah, tapi cara ini
jarang digunakan. Angiografi menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk
mengetahui pembesaran hemangioma karena neo-vaskularisasi.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menunjukkan karakteristik internal dari suatu
hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-otot yang ada di sekitarnya.
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus hemangioma
dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa struktur
yang dalam tidak terlibat.

Komplikasi Hemangioma
a. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah
di bawahnya terus tumbuh.
b. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat
ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan
infeksi sekunder.
c. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira
bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian
bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang
mengalami sekuesterisasi.
d. Gangguan Penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus
lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada
sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah
astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan
tumor ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu
perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama
kehidupan.

Penatalaksanaan Hemangioma
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :
a. Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu
terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai
umur 5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler sering tidak
diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya
dan kulit terlihat normal.
Cara konservatif memanfaatkan proses alamiah dari hemangioma tersebut.
Dilakukan observasi untuk melihat hemangioma mengalami pembesaran dalam
bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan ber-regresi sampai
umur 5 tahun.Hemangioma buah arbei sebaiknya dibiarkan mengalami regresi
spontan. Jadi walaupun besar, mencolok, dan tampak menakutkan, jenis ini tidak
memerlukan tindakan selain pemasangan pembalut elastis dengan sedikit
penekanan secara terus-menerus. Tindakan ini membantu mempercepat proses
regresi.
b. Cara Aktif
Penatalaksanaan secara aktif dilakukan dengan pembedahan, terapi kortikosteroid,
atau radiasi. Perawatan dengan tindakan bedah beberapa diantaranya adalah eksisi,
bedah krio dan laser. Pembedahan biasanya diindikasikan pada hemangioma yang
tidak mengalami regresi spontan selama lebih dari 9 tahun, terdapat tanda-tanda
pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4
kali lebih besar dan pada hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang
mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang
mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan.
Tindakan eksisi jarang dilakukan karena hemangioma cenderung mengalami
perdarahan hebat. Untuk mengurangi perdarahan, eksisi dilakukan dengan cara
dikombinasikan dengan skleroterapi. Teknik lainnya adalah dengan bedah krio.
Prinsip kerja dari bedah krio yaitu menyebabkan nekrosis dari sel-sel yang
diakibatkan oleh pembekuan dan melunaknya sel-sel. Metode ini diperkenalkan
pada tahun 1940-an dengan menggunakan nitrogen cair yang diaplikasikan dengan
kapas. Lalu pada tahun 1961, Copper memperkenalkan sistem tertutup dengan
menyemprotkan cairan nitrogen. Penggunaan laser bisa juga digunakan sebagai
terapi hemangioma, tetapi biaya perawatannya relatif mahal.

Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :


1) Pembedahan
Indikasi operasi eksisi pada hemangioma adalah involusi inkomplet. Pengaruh
kosmetik pada wajah, Hemangioma yang berlokasi pada region periorbita,
hidung, mulut, saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan hemangioma yang
mengancam jiwa anak. Hemangioma yang terlokalisir jelas atau hemangioma
tipe pedunkular, terutama yang mengalami ulserasi dan perdarahan berulang,
dapat dipertimbangkan untuk dilakukan eksisi pada masa bayi. Perdarahan
selama eksisi biasanya dapat di kontrol dengan kauterisasi. Debulking
hemangioma pada kelopak mata atas diperlukan bila hemangioma
menyebabkan astigmat dan tak berespon terhadap pemberian terapi obat. Eksisi
dengan laser CO2 dapat membuka jalan napas yang megalami obstruksi oleh
karena hemangioma subglottis.
Indikasi :
Terdapat tanda-tanda pertumbuhan hemangioma yang terlalu cepat
Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
Tidak ada regresi spontan-spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan
hemangioma sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh
cepat, mungkin memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya.
Gambar 8. A dan B. Perempuan, 2 Th dengan hemangioma nasal tip
C dan D. 3 Th kemudian setelah operasi eksisi

2) Kortikosteroid
a. Kortikosteroid lokal
Kutaneus hemangioma dengan batas yang jelas yang terletak di ujung
hidung, pipi, bibir, kelopak mata dapat di terapi dengan injeksi
kortikosteroid intralesi. Triamcinolone (25mg/cc) di suntikan secara
berlahan dengan tekanan rendah pada lesi (Syringe 3 cc, jarum no 25).
Dosis setiap kali pemberian tidak boleh melebihi 3-5 mg/kgBB. Biasanya
dibutuhkan 3 sampai 5 injeksi diperlukan.
Dengan interval pemberian 6 8 minggu. Respon terapi local injeksi
sama dengan sistemik terapi.

b. Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid sistemik masih merupakan fist-line terapi untuk
hemangioma yang besar, destruktif, atau mengancam jiwa. Prednison atau
prednisolone oral dosis 2 mg/kgBB/hari diberikan pagi hari selama 4 6
minggu.
Selanjutnya dilakukan tapering dosis selam beberapa bulan.
Hemangioma yang sensitif akan memperlihatkan respon terapi pada beberapa
hari pemberian kortikosteroid. Pada kondisi akut, misalnya pada sumbatan
airway atau gangguan visual karena hemangioma, diberikan dosis yang setara
berupa injeksi intravena. Terapi ini akan memberikan respon yang cepat pada
hemangioma yang sensitif.
Dengan penggunaan kortikosteroid oral, intravena, atau intralesi, 30%
hemangioma memberikan regresi yang cepat, 40% repon lambat, dan 30%
tidak berespon sama sekali. Jika tidak ada respon yang berupa memudarnya
warna, menjadi lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus
dihentikan. Jika respon terapi tampak, maka dosis dan durasi pemberian
kortikosteroid dipertahankan sesuai dengan lokasi dan maturitas hemangioma.
Pertumbuhan biasanya akan kembali tampak bila tapering dosis dilakukan
secara cepat. Pemberian kortikosteroid dilanjutkan sampai pasien usia 8 10
bulan. Pemberian terapi dua hari sekali akan menurunkan kejadian komplikasi
berupa anoreksia, penurunan berat badan, Gangguan pertumbuhan, dan facies
cushingoid. Pemberian imunisasi polio, measles, mumps, rubella, dan varicella
sebaiknya ditunda selama terapi

Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah :


Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital.
Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik.
Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium.
Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia.
Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.
Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak mata dan
mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang
menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan
bisa normal. Hemangioma kavernosa dapat diobati bila steroid diberikan
secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma.
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat
meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta
pertumbuhan terhambat.

3) Radiasi
Pengobatan dengan radiasi dewasa ini sudah banyak ditinggalkan karena
berakibat kurang baik pada tulang, juga menimbulkan komplikasi berupa
keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama dan dapat menimbulkan fibrosis
pada kulit yang sehat.
Jenis flameus ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah dengan
cangkok kulit. Dapat juga dilakukan perajahan (tatoasi) untuk menyamarkan
warna. Penanggulan dengan laser Argon umumnya cukup memuaskan.
Untuk hemangioma kavernosum, satu-satunya cara terapi ialah ekstripasi.
Pada jenis yang luas dapat dibantu dengan panduan angiografi. Embolisasi
membantu memperkecil tumor untuk memudahkan tindakan bedah. Kadang
infiltrasi menyusup jauh ke dalam sehingga diperlukan pembedahan luas.
Kelainan ini dapat kambuh dari sisa hemangioma yang sukar dicapai pada
pembedahan.
Di daerah leher, hemagioma biasanya berjenis kavernosa yang merupakan
benjolan lunak yang mengempis bila ditekan dan melembung saat dilepaskan
lagi. Tumor ini ditangani dengan ektripasi. Bila besar, perlu perispan berupan
arteriografi atau flebografi.

4) Terapi Laser
Terapi laser cukup popular untuk penaganan hemangioma yang letaknya
superfisial. Beberapa peneliti mengatakan bahwa fotokoagulasi, bila diberikan
seawal mungkin pada hemangioma, akan mencegah penyebaran atau
pembesaran hemangioma, dan timbulnya komplikasi. Chantal et al (1988)
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan nyata terapi ini apabila diberikan pada
lebih awal atau tidak.
Flashlamp pulsed dye laser (585 nm) Memberikan hasil yang baik untuk
terapi hemangioma superficial maupun profunda, juga hemangioma dengan
ulserasi. Kemungkinan laser ini menyebabkan fotothermolisis yang
mengakibatkan berhentinya perkembangan hemangioma dan mempercepat
regresi.Laser ini menembus kulit sampai ketebalan 0.75 1 cm.Tindakan ini
akan memudarkan warna hemangioma. Sampai saat ini, belum ada bukti
pemberian laser berulang akan menghancurkan sebgian besar lesi atau
menpercepat fase involusi.

Gambar 9. Hasil terapi Flashlamp pulsed dye laser


kiri : Sebelum terapi, dan Kanan : Sesudah terapi
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit


buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hamzah, M. 1999 Hemangioma, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit FK
UI, Edisi Ketiga, Jakarta, 220-22.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Katz, D. A., & Damron, T. August 1, 2002 Hemangioma, Available at :
http://www.emedicine.com/orthoped/topic499.htm. Accessed at 6 Juni 2013
Lehrer, M. D. April 17, 2003 Hemangioma, dalam Available at :
http://www.nlm.nih.gov/medineplus/ency/article/001459.htm#Definition. Accessed at 6
Juni 2013
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar Bedah
Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426-427.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong Buku Ajar Ilmu Bedah. 2004. Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal. 330,
380, 592.

Anda mungkin juga menyukai