ALJABAR VEKTOR
I. ANALISIS VEKTOR
(1.1)
Vektor yang dinyatakan dengan komponennya dalam ketiga sistim koordinat adalah
A AX a X AY aY AZ a Z (untuk koordinat kartesian)
(1.2)
A Ar a r A .a AZ a Z (untuk koordinat silinder)
(1.3)
A Ar a r A a A a (untuk koordinat bola)
(1.4)
Dimana : AX , AY , AZ ,... adalah komponen vektor.
a X , aY , a Z ,... adalah vektor satuan (atau vektor)
= ( AX B X )a X ( AY BY )aY ( AZ BZ )a Z
(1.5)
2. Hasil kali titik dua vektor
A B AB cos
(1.6)
dimana adalah sudut terkecil antara dua vektor.
A B AX B X AY BY AZ BZ
(1.7)
2
A A A AX2 AY2 AZ2
(1.8)
3. Perkalian silang
AxB ( AB.sin ) an
(1.9)
Dengan operasi perkalian silang ini dalam bentuk komponen memberikan hasil
AxB ( AX a X AY aY AZ aZ ) x( BX a X BY aY BZ aZ )
( AY BZ AZ BY )a X ( AZ BX AX BZ )aY ( AX BY AY BX )aZ
(1.10)
Atau dapat juga dinyatakan dengan bentuk determinan
aX aY aZ
AxB AX AY AZ
BX BY BZ
(1.11)
(1.12)
dv ( rdr .d .dz ) koordinat silinder
(1.13)
dv (r 2 sin .dr .d .d ) koordinat bola
(1.14)
Z P(x, y, z) Z P( r , , z )
Z
P(r, ,)
Z
y y r
r
y
x
(a) Kartesian (b) Silinder (c) Bola
Gambar 1.2. Tiga sistim koordinat
(1.15)
Untuk differensial luas yang lain yaitu dengan mengambil perkalian dua sisi yang
dihadapi oleh setiap vektor normal terhadap bidang yang tegak lurus atau yang
dihadapi oleh vektor tersebut.
Contoh soal 1
Tentukan vektor C yang didapat dari titik K(3, -6, 5) ke L(0, 7, 2) dalam sistim
koordinat kartesian, dan tentukan pula vektor satuannya yang searah dengan C.
Vektor jarak dari titik K ke titik L R (0 3)a X (7 ( 6))aY (2 5)a Z
Atau R 3a X 13aY 3a Z
R 3 2 13 2 3 2 13.75
3a X 13aY 3a Z
Vektor satuan a R
13.75
Contoh soal 2
Diketahui A 5a X 6a Z dan B 8a X 2a Z , tentukan sudut terkecil dari hasil
perkalian kedua vektor dengan perkalian: (a) titik dan (b) silang.
A B (5)8
A B A B cos cos 1.78
AB 55 ( 68)
AxB
(b) AxB A B sin sin
AB
aX aY aZ a X aY
AxB 5 0 6 5 0 48aY 10a Z 12a X 12a X 10aY 48a Z
8 2 0 8 2
B(0,0, b)
A(r , ,0)
Contoh soal 3
Ekpresikan vektor satuan yang ditarik dari titik A(r , ,0) ke titik z b dalam
koordinat silinder (Gambar 1.4)
Vektor jarak antara dua titik R (0 r )a r ( )a (b 0)a Z
R ra r ba Z
aR
R r 2 b2
Contoh soal 4.
Tentukan luas bidang yang dibatasi oleh permukaan lengkung [dS ]3 yang
ditunjukkan oleh Gambar1.6, jika jari-jari silinder 2 m dan tinggi 10 m.
2 / 3 10 2 / 3 10
2 40
Luas bidang lengkung
dS3 rd.. dz r z 2 100
/6 0 /6 0 3 6 3
Contoh soal 5.
Hitunglah masing-masing elemen luas dS1 dan dS 2 dari Gambar 1.7 untuk
koordinat bola.
dS1 rd .dr
1 1
1 1
S1 r.dr.d r 2 (12 0 2 )( 0)
0 0
2 0 0 2 2
dS 2 rd .r sin .d
/2 1 /2
S 2 r sin .d .d r ( cos ) ( ) (1 0 )()(cos cos 0)
2 2 2 2
0 /3 0 0 /3 2 3
S2
3
BAB II.
FLUKS LISTRIK DAN HUKUM GAUSS
(2.1)
Atau dapat dinyatakan sebagai
Q .dv
v
(2.2)
2.2. Fluks listrik dan Kerapan fluks
Fluks listrik diawali dari muatan positip yang diakhiri pada muatan negatip. Jika
tidak terdapat muatan negatip, fluks listrik menuju tak berhingga sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 2.1. Muatan satu coulomb menghasilkan fluks listriks satu
coulomb.
Q .......... (C)
(2.3)
Kerapatan fluks D adalah vektor yang mengambil arah garis-garis fluks. Fluks d
yang melalui elemen luas dS , arah normal, maka kerapatan fluks di titik P adalah
d
D an (C/m 2 )
dS
(2.4)
Jika rapat fluks D menembus bidang dS yang membentuk sudut seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 2.2, maka fluks yang dihasilkan adalah
d D.dS . cos
D.dS .a n
D.dS
(2.5)
(2.6)
Hubungan kerapatan fluks dengan kuat medan listrik dinyatakan sebagai
D r . o .E
(2.7)
Dimana : r adalah permitivitas medium.
Penyelesaian:
3 /3 2
dQ .dv 2 z sin .rd (d )dz
2
0 0 1
3 /3 2
1 sin 2 1 2
2 r 2 (1 / 2) 2 z
2 1 2 0 0
1 2 1 sin / 3 sin 0 4 3
= (2 1) (2 0) ( 0) ( ) 7
3
2 2 3 2 12
Catatan :
1 1 1 sin 2
sin 2
2
(1 cos 2 ) dan 2 (1 cos 2 ).d 2 2
00 0 0
1 1
11
Z (10z).dxdy 10( )4 x y 40 d
00 0 0
Fluks total = X Y 60
Contoh soal 2.3.
sin
Diberikan rapat fluks D = 2r cos a (C/m 2 ) dalam koordinat silinder
3r aZ
3 /2
sin
3 5
(2r cos )(dr.dz )
0 0 0
0
3r
(rd .dr )
/2 3 5 /2 3
cos
2 cos (1/ 2).r (z) (r)
2
0 0 0
3 0 0
2[cos / 2 cos 0](1 / 2)(3 2 0 2 )(5 0) (1 / 3)[cos / 2 cos 0](3 0)
44
Soal-soal
2.1. Diketahui kerapatan muatan dalam koordinat bola r 3 m adalah
300
3
( C / m 3 ) Berapakah muatan total yang menembus permukaan r = 4m.
r
2.2. Muatan titik Q 8nC , terletak di titik asal sistim koordinat kartesian. Berapakah
fluks yang menembus bidang yanh dibatasi oleh z = 2m dengan 0 x 4m, dan
4 y 4 m.
2.3. Diberikan
D 45.e r / 4 ar
z
2 (C / m 2 ) dalam koordinat silinder.
4 az
Tentukan fluks yang keluar dari silinder tegak yang dibatasi oleh r = 8m, z = 0 dan z =
20m.
BAB III.
DIVERGEN DAN TEOREMA DIVERGENSI
(3.1)
1 1 A Az
Div A = (r. Ar ) (koordinat silinder)
r r r z
(3.2)
1 2 1 1 A
Div A = ( r Ar ) ( A sin ) (koordinat bola)
r r
2
r sin r sin
(3.3)
Catatan : A = divergensi A
Divergensi untuk rapat fluks D dinyatakan sebagai :
D.dS
Q
(C / m 3 ) (3.4)
v v
D.dS .dv Q
(3.5)
Atau
D.dS D dv D
(3.6)
Contoh soal 3.1
Diberikan A ( x ) ax ( yz ) ay ( xyz ) az , tentukan A
3
Penyelesaian :
( x 3 ) ( yz ) ( xyz )
A 3 x 2 z xy
x y z
Contoh 3.2.
Diberikan D (r sin ) ar ( 4r cos ) a 6r.z , carilah D di (2; / 2;3)
3
Penyelesaian :
1 (r sin ) 1 (4r cos ) (6r.z 3 ) sin
D (4 sin ) 6r (3 z 2 )
r r r z r
Contoh 3.3.
Diberikan bahwa D (50r 2 ) ar (2rz sin ) az dalam koordinat silinder, hitunglah
muatan total dengan kedua ruas teorema divergensi yang dilingkupi oleh r = 2m, z =
0 dan z = 4m.
Penyelesaian :
2 4 2 2
0 0 0 0
2 2 4 4 2 2
13
50r () (z) 2z ( r ) ( cos)
3
0 0 0 0 0
3 0
50(2 3 0)[ 2 0](4 0) 2(4 0)(1 / 3)( 2 3 0)(cos 2 cos 0)
3200
1 (r )(50r 2 ) ( 2rz sin ) 1
D 50(3r 2 ) 2rz cos
r r r
2 2 4 2 2 4
0 0 0 0 0 0
2 2 4 2 2 4
150 3 23 16
r () (z) r (sin) (z) 50(8)2 ( )4 (sin 2 sin 0)4
3 0 0 03 0 0 0 3
3200
Soal-soal
x
3.1. Diketahui A (45 x 3 ) ax (4 xy sin ) ay (60 ) az , carilah A di (2; -1; 4)m.
z
BAB IV
EERGI POTENSIAL LISTRIK
(4.1)
Untuk mengimbangi gaya ini perlu diimbangi dengan gaya lain Fa dengan besar
sama tapi arah berlawanan dengan gaya tadi
Fa QE
(4.2)
(4.4)
d dx ax dy ay dz az (koordinat kartesian)
(4.5)
d drar rd a dz az (koordinat silinder )
(4.6)
d drar rd a r sin .d a (koordinat bola)
(4.7)
Penyelesaian :
3 /2 3 /2
1
dW Q.E.d Q (45r )dr Q (10 sin )rd Q45 r 2 Q10( cos )
0 0
2 0 0
1 2
5(10 6 )45 (3 0) 5(10 6 )(cos / 2 cos 0)
2
5(10 6 )(2023 / 2) J
(4.8)
Integral persamaan (4.8) memberikan hasil
.dv
V 4 0 R
dQ .dv
(4.9a)
S .ds
V 4 0R
dQ S .ds
(4.9b)
.d
V 4 0R
dQ .d
(4.9c)
Contoh soal 4.2.
Muatan 50 nC disebarkan secara merata pada suatu cincin berjari-jari 3m. Tentukan
potensial pada suatu titik di poros cincin itu sejauh 5m dari bidang cincin.
Penyelesaian :
.d Q 5010 9 2510 9
Dengan persamaan (4.9c) V 4 0 R
kel
2 (3)
3
R (0 3)a r ( ) a (5 0) a z R 3 2 5 2 34
2 2
(2510 9 / 3 ) 2510 9 2510 9
V (3d ) 3 V
0 4 0 34 12 0 34
2
0 4 0 34
(4.10a)
V 1 V V
V (koordinat silinder)
r ar r a z az
(4.10b)
V 1 V 1 V
V (koordinat bola) (4.10c)
r ar r a r sin a
(4.15)
Khusus untuk medan kapasitor, energi yang tersimpan dinyatakan sebagai :
1 1
WE QV CV 2
2 2
(4.16)
E 2 (64 900 z )
2 2 3 223
223
1 1 1 2
WE (64 90 z)dx.dy.dz 0(64xyz) 0(90 xyz / 2)
2011 2 0 1 2 011
1
1 1
WE 0 64( 2 0)(2 1)(3 1) 0 900( 2 0)((2 1)(3 2 12 ) / 2 1928 0 J.
2 2
Soal-soal
4.1. Tentukan usaha untuk memindahkan muatan titik Q 5C dari titik (0,1,3) ke
(3,2,0) dalam medan E (4 x 2 y )a x (6 z )a z untuk lintasan y = 3x.
4.2. Muatan 60 nC disebar secara merata pada permukaan piringan dengan jari-jari
3m. Tentukan potensial oleh muatan itu pada titik poros sejauh 4m dari piringan.
4.3. Sebuah muatan titik Q = 2 nC dititik (2,1,4) m dalam koordinat kartesian.
Tetapkan beda potensial V AB jika A adalah (2,4,6) m dan B (1,0,3) m.
4.4. Diberikan medan E (5 / r )a r V/m untuk 0 r 2 m dan E (5)a r V/m untuk
BAB V
HUKUM AMPERE DAN MEDAN MAGNETIK
I .dlxa R ( I .dZ ) az r z
dH = x ar az ===== penyelesaian dng integral
4R 2
4 (r z ) r 2 z 2
2 2
I ( r ) a I r I
H 4 (r
2
z2) 3/ 2
dZ (
4
a ) 2
(r z )
2 3/ 2
dZ
2r
a
Untuk selanjutnya, jika terdapat arus I panjang tak-terhingga, maka kuat medan
I
magnet yang terjadi adalah H ar
2r
5.2. Hukum Ampere
H dl I
Integral garis dari komponen tangensial H sepanjang lintasan tertutup adalah sama
dengan besarnya arus yang dilingkupi litasan itu.
Contoh soal 5.2
Tetapkan kuat medan H oleh arus I pada koduktor panjang dan lurus .menggunakan
persmaan hukum Ampere.
Penyelesaian :
I
H dl H (2r ) I ======= H
2r
a
Opertor Curl
lim A.dl
(Curl A).a n
s 0 S
A Ay A A A A
Curl A Z a X X Z a y Y X a Z koord. Kartesia
y z z x x y
1 AZ A A A 1 (rA ) Ar
Curl A a r r Z a a Z ko. Silinder
r Z z r r r
1 ( A sin ) A 1 1 Ar (rA ) 1 (rA ) Ar
Curl A a r a a
r sin r r sin r r r
Fluks magnetik
B.dS
S
Weber
Contoh soal 1.
Tentukan besarnya fluks yang melalui bagian bidang / 4 yang dibatasi oleh
0.01 r 0.05 m dan 0< z < 2 m (lihat gambar). Sebuah arus sebsar 2.5 A mengalir
dS = dr.dz
I
B .H H a
2r
0.05 2
0.05 2
I I 1
0.05 2 7
4 .10 (2.5)
0.01 0
0
2r
dr.dz 0 dr.dz
2 0.01 0 r 2
ln r ( z)
0.01 0
1.61.10 6 Wb.
Contoh 2.
Sebuah rangkaian arus persegi 4 dalam koordinat kartesian ditunjukkan dalam
Gambar 13. Tetapkan kuat medan H di titik pusat dengan persamaan Biot-Savart.
Penyelesaian :
I .dlxa R
dH dengan elemen arus I.dX di titik (x, - L/2, z) m, maka vektor jarak
4R 2
R adalah ditarik dari elemen arus ke titik pusat :
R (0 x )a X (0 L / 2) aY (0 0) a Z ( x) a X ( L / 2) aY
( x)a X ( L / 2)aY
aR
x 2 ( L / 2) 2
Contoh 5.4
Medan magnetik didalam sebuah silinder penghantar dengan jari-jari r0 1 cm,
10 4 2r0 2 2r
H
r ( ) sin( / 2r0 ) cos( / 2r0 ) a A/m
Tetapkan arus total yang melalui penghantar tersebut.
Penyelesaian :
Terdapat dua cara penyelesaian : (1) menghitung J xH kemudian
mengintegrasikannya terhada dS. (2) Menggunakan hukum Ampere.
BAB VI
INDUKTANSI DAN RANGKAIAN MAGNETIK
b
0 I
b
0 I 0 I
B.dS (dr.dz) ( z) (ln r ) (ln b / a)
0a
2 .r 2 0 a 2
Induktansi per satuan panjang adalah
L
0 ln(b / a ) H/m
I . 2
H .d N .I
(6.6)
Maka
N .I
H
(6.7)
6.3. Kurva Magnetisasi
Sampel bahan feromagnetik dapat diperiksa dengan jalan memberi harga H yang
bertambah besar dan mengukur harga B yang bersangkutan. Gambar 6.4
memperlihatkan kurva magnetisasi atau kurva B-H untuk beberapa bahan
feromagnetik. Permeabiltas r 0 ( B / H ) didapat dari kurva B-H.
Kumparan dengan N lilit dan arus I menghasilkan gaya gerak magnetik (ggm) yang
diberikan oleh NI, yang diberi simbul F. Penerapan hukum Amper pada lintasan teras
yang ditunjukkan dalam Gambar 6.5 menghasilkan :
F N .I H .d
H .d H .d H .d
1
2 3
H 1 .1 H 2 .3 H 3 .3
6.4. Hukum Amper Bagi Rangkaian Magnetik
Sebuah kumparan dengan N lilit dan arus I menghasilkan gaya gerk magnetik (ggm)
yang diberikan oleh NI. Hukum Amper analogi dengan hukum Kirchoof tegangan
untuk loop tertutup bagi rangkaian magnetik yang ditunjukkan dalam Gambar 6.5,
dapat diturunkan
F NI H .d
= H .d H .d H .d H
1 2 3
1 1 H 2 2 H 3 3
Dengan H 1 analogi dengan tahanan R
. A .A
Untuk teras persegi panjang dengan ukuran-ukuran a dan b, luas semu celah udara :
S a (a a )(b a ) (m 2 )
Jika fluks di celah udara diketahui, maka perkalian H a a dapat dihitung,
B 1 a .
H a H a a
0 0 Sa 0 .S a
Contoh Soal 1.
Diketahui rangkaian magnetik Gambar 6.8, tersusun dari bagian I yang buat dari baja
tuang dan bagian C yang terbuat dari besi tuang. Jumlah kumparan 150 lilit, carilah
arus yang diperlukan untuk menimbulkan kerapatan B2 0.45T . Panjang rata-rata
teras 1 dan 2 masing-masing 1 = 0.34 m dan 2 = 0.138 m.
Penyelesaian :
Luas penampang untuk bagian 1 dan 2 masing-masing dihitung :
S1 2.10 2 (2.10 2 ) 4.10 4 m 2 S 2 2.10 2 (1.8)10 2 3.6(10 4 )m 2
Untuk besi tuang, dengan B2 0.45T dengan kurva B-H didapat harga H 2 1270
A/m.
Untuk rangkain magnetik tersebut, fluks yang sama, yaitu :
Contoh 2.
Selesaikanlah untuk contoh soal 1 dengan menggunakan reluktansi.
Penyelesaian :
B1 0.41
[ 0 r ]1 175.10 5 H/m
H1 233
B2 0.45
[ 0 r ]2 3.54.10 4 H/m
H 2 1270
1 0.34
1 1942 H 1
[ 0 r ]1 175.10 5
2 0.138
2 3898 H 1
[ 0 r ] 2 0.354.10 4
F NI (1 2 )