(REVISI)
Disusun Oleh :
MOHAMAD RAMDHANI, ST.
LEMBAR PENGESAHAN
DIKTAT KULIAH / MODUL / BUKU AJAR
1. a. Judul
b. Jenis
: Diktat
c. Pada
d. Waktu
: Pebruari 2005
2. Indentitas Penulis
e. Nama Lengkap dan Gelar
: 8 / 200173237
g. Jabatan Akademik
: Asisten Ahli
h. Jurusan
: Teknik Elektro
i. Perguruan Tinggi
3. Jumlah Penulis
: 1 Orang
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan TE
Kepala Laboratoria
Sistem Elektronika
i
Rangkaian Listrik
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas terselesaikannya diktat
kuliah Rangkaian Listrik Revisi ini.
Sama halnya dengan diktat Rangkaian Listrik sebelumnya dimaksudkan untuk
membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah dasar Rangkaian Listrik, pada
edisi revisi ini ada beberapa materi yang ditambahkan dan penyusun lebih cenderung
menambahkan latihan-latihan soal untuk sebanyak mungkin menjadi bahan latihan
mahasiswa.
Buku revisi ini juga telah mengacu pada kurikulum 2004 yang berlaku di Sekolah
Tinggi Teknologi Telkom sehingga telah memenuhi standar bagi buku perkuliahan yang
digunakan di kampus tercinta ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih
membantu terselesaikannya diktat ini.
kepada
pihak-pihak
yang
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
telah
ii
Rangkaian Listrik
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
Definisi definisi..................................................................................................1
Arus listrik............................................................................................................1
Tegangan...............................................................................................................3
Energi....................................................................................................................4
Daya......................................................................................................................5
Analisis rangkaian.................................................................................................5
Prefix dalam SI......................................................................................................5
BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Elemen aktif........................................................................................................14
Elemen pasif........................................................................................................15
BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN
Hukum Ohm........................................................................................................21
Hukum Kirchoff I................................................................................................21
Hukum Kirchoff II..............................................................................................21
Hubungan seri dan paralel...................................................................................24
Resistor...............................................................................................................24
Kapasitor.............................................................................................................28
Induktor...............................................................................................................31
BAB IV METODA ANALISIS RANGKAIAN
Analisis node.......................................................................................................60
Analisis mesh atau arus lopp...............................................................................68
Analisis arus cabang............................................................................................74
BAB V TEOREMA RANGKAIAN
Teorema superposisi............................................................................................92
Teorema substitusi...............................................................................................97
Teorema Thevenin...............................................................................................99
Teorema Norton.................................................................................................110
Teorema Millman..............................................................................................119
Teorema transfer daya maksimum.....................................................................123
Transformasi resistansi star delta....................................................................124
BAB VI DASAR DASAR AC
Bentuk gelombang.............................................................................................143
Konsep phasor...................................................................................................144
Bilangan kompleks............................................................................................144
Arus dan tegangan sinusoidal............................................................................145
Impedansi kompleks..........................................................................................147
Diagram phasor.................................................................................................149
Rangkaian seri dan paralel.................................................................................149
Admitansi bilangan kompleks...........................................................................150
Harga rata-rata...................................................................................................151
Harga efektif......................................................................................................151
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
1
Rangkaian Listrik
BAB I
KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
Definisi - Definisi
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas
pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua
ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas pada mata
kuliah Elektronika.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan
kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang
menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus, mengenai
sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen pasif
dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi
elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen
resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R,
dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua
yaitu komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan
simbol L, dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol
C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada
bab berikutnya.
Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah :
1. Elemen listrik dua terminal
a. Sumber tegangan
b. Sumber arus
c. Resistor ( R )
d. Induktor ( L )
e. Kapasitor ( C )
2. Elemen listrik lebih dari dua terminal
a. Transistor
b. Op-amp
Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari
rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen
atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana
disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan
kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu
rangkaian.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari
titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.
Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang
menjadi dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya,
sistem computer, putaran mesin, dan teori control.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih
dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami
tentang listrik, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan
kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka
akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan
arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan
untuk mengukur muatan listrik.
Simbol
: Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
-19
muatan 1 elektron = -1,6021 x 10 coulomb
18
1 coulomb = -6,24 x 10
elektron
dq
Secara matematis arus didefinisikan : i
dt
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus
positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir
sebaliknya.
Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama
Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris
voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub
lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan,
sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan
muatan.
dw
Secara matematis : v
dq
Satuannya : Volt (V)
Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A mempunyai potensial lebih tinggi daripada
potensial di terminal/kutub B. Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada
Rangkaian Listrik, yaitu :
1. Tegangan turun/ voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah dalam hal ini
dari terminal A ke terminal B.
2. Tegangan naik/ voltage rise
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi dalam hal ini
dari terminal B ke terminal A.
Pada buku ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu
tegangan turun. Maka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar 5
Volt, maka VAB = 5 Volt dan VBA = -5 Volt
Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Jadi energi
adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan mengeluarkan gaya
sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan
selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya tidak dapat
dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu bentuk ke
bentuk yang lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air yang bergerak
akan berpindah menjadi energi yang menghasilkan energi listrik, energi listrik akan
berpindah menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut melewati suatu lampu,
energi cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola lampu tersebut
pemakaiannya lama, demikian seterusnya.
Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya polaritas tegangan
tetapi arah arus juga berpengaruh.
Elemen/komponen listrik digolongkan menjadi :
1. Menyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif menuju terminal
elemen/komponen, atau arus positif menuju terminal positif elemen/komponen
tersebut.
2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal elemen/komponen, atau
arus positif meninggalkan terminal positif elemen/komponen.
Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang bertegangan v dan muatan yang
melewatinya q adalah w vq
Satuannya : Joule (J)
Daya
Rata-rata kerja yang dilakukan
dw dw dq
Daya secara matematis : P
vi
dq dq dt
Satuannya : Watt (W)
Analisis Rangkaian
Mencari hubungan antara masukan dan keluaran pada rangkaian yang telah diketahui,
misalkan mencari keluaran tegangan/ arus ataupun menentukan energi/ daya yang
dikirim.
Ada 2 cabang utama dari teori rangkaian (input, rangkaian, output) :
1. Analisa rangkaian (rangkaian dan input untuk mencari output)
2. Sintesa rangkaian/ desain (input dan output untuk mencari rangkaian)
Prefix dalam SI (Sistem satuan Internasional)
Dalam SI untuk menyatakan bilangan yang lebih besar atau lebih kecil dari satu satuan
dasar, dipergunakan notasi desimal (standard decimal prefixes) yang menyatakan
pangkat dari sepuluh.
Notasi lengkap
Singkatan
atto
10-18
femto
10-15
pico
10-12
nano
mikro
10-9
milli
10-3
centi
10-2
deci
deka
da
10-1
1
10
hekto
10
kilo
10
mega
10
giga
10
tera
1012
10-6
2
3
6
9
Contoh latihan :
1. Jika arus 6 A, tentukan v jika elemen menyerap daya 18 W ?
Jawaban :
Menyerap daya jika arus positif meninggalkan terminal positif
Jawaban :
Mengirimkan daya jika arus positif masuk terminal positif
P 18 3 Volt
i 6
3. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Jawaban :
Arus positif karena dari potensial tinggi ke potensial
rendah i = 3 A
v=6V
p = vi = 3.6 = 18 W
Arus positif meninggalkan terminal positif sumber, sehingga sumber mengirimkan
daya.
Soal soal :
1. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan arus yang melewati terminal positifnya
seperti diperlihatkan pada grafik disamping. Tentukan daya yang diserap elemen pada
saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
4. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
5. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
15.
16.
17.
18. Sebuah kawat dilalui arus 10 mA. Berapa banyak muatan pada kawat tersebut
selama 20 s.
19. Tentukan
a. Muatan total antara 4 - 9 s
b. Muatan saat t = 8 s
c. Arus saat t = 1 s, 5 s, dan 8 s
20. Berapa arus dihasilkan batere mobil, jika energi yang disuplai 2 x 10 J selama 10
jam (standar batere mobil 12 V)
21. Tentukan
a. Daya diserap atau dikirim
b. Nilai daya jika V = 10 Volt dan i = 12 mA
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Tentukan daya yang diserap oleh tiap elemen pada rangkaian berikut
BAB II
ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada Rangkaian Listrik tidak dapat
dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini
akan dibahas elemen atau komponen listrik aktif dan pasif.
Elemen Aktif
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata kuliah Rangkaian
Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan sumber arus.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan semua yang berkaitan dengan
elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa
sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau komponen tersebut dan
tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi untuk elemen listrik seperti sumber
tegangan, sumber arus, kompone R, L, dan C pada mata kuliah ini diasumsikan
semuanya dalam kondisi ideal.
1. Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang
tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun
tegangan tersebut merupakan fungsi dari t.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
a. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
Sumber yang menghasilkan tegangan tetap tetapi mempunyai sifat khusus
yaitu harga tegangannya tidak bergantung pada harga tegangan atau arus
lainnya, artinya nilai tersebut berasal dari sumbet tegangan dia sendiri.
Simbol :
Elemen Pasif
1. Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi
dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan
pembagi tegangan.
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas
penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis :
l
R
A
dimana : = hambatan jenis
l panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ( )
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor
tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat
dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR IR
2. Kapasitor (C)
Sering juga disebut dengan kondensator atau kapasitansi. Mempunyai fungsi
untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor,
luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari
kapasitor tersebut.
Secara matematis :
A
C
d
dimana : = permitivitas bahan
A = luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara
matematis dinyatakan :
ic
dv
C dtc
Penurunan rumus :
Q CV
dq
Cdv
dim ana
:
dq
dt
dq
i.dt
sehingga :
i.dt Cdv
dv
i C
dt
Dari karakteristik v - i, dapat diturunkan sifat penyimpanan energi pada
kapasitor.
dw
p dt
dw p.dt
dw p.dt
dv
w p.dt vi.dt vC dt Cvdv
d
Misalkan : pada saat t = 0 maka v = 0
pada saat t = t maka v = V
V
1
2
w Cvdv CV 0 yang merupakan energi yang disimpan pada
2
kapasitor dalam bentuk medan listrik.
Jika kapasitor dipasang tegangan konstan/DC, maka arus sama dengan nol.
Sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka/ open circuit untuk
tegangan DC.
3. Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan (L)
Seringkali disebut sebagai induktansi, lilitan, kumparan, atau belitan. Pada
induktor mempunyai sifat dapat menyimpan energi dalam bentuk medan
magnet.
Satuan dari induktor : Henry (H)
Sehingga :
Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik ( ) yang
membentuk loop yang melingkupi kumparan. Jika ada N lilitan, maka total
fluksi adalah :
LI
L
d
di
v dt L dt
Dari karakteristik v-i, dapat diturunkan sifat penyimpan energi pada induktor.
dw
p dt
dw p.dt
dw p.dt
di
w p.dt vi.dt L i.dt Li.di
d
Misalkan : pada saat t = 0 maka i = 0
pada saat t = t maka i = I
I
1
sehingga
; w Li.di LI merupakan energi yang disimpan pada induktor L
2
2
dalam bentuk medan magnet.
Jika induktor dipasang arus konstan/DC, maka tegangan sama dengan nol.
Sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat/ short circuit.
0
Voltmeter dipasang paralel pada komponen yang akan diukur supaya tidak ada
arus yang melalui Voltmeter.
Perlu diingat bahwa rangkaian paralel adalah pembagi arus dan rangkaian seri
adalah pembagi tegangan. Pembahasan rangkain seri dan paralel akan dibahas
pada bab selanjutnya.
6. Rangkaian Hubung Singkat (Short Circuit)
Sifat : Vab selalu samadengan 0, tidak tergantung pada arus I yang mengalir
padanya.
Vab = 0
Rd = 0
BAB III
HUKUM HUKUM RANGKAIAN
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka
pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar
adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V I.R
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar percabangan
Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana pada
saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya
pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan
jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akan
samadengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut.
Contoh :
i 0
i2 i4 i1 i3 0
V 0
Contoh :
Lintasan a-b-c-d-a :
Vab Vbc Vcd Vda 0
V1 V2 V3 0 0
V2 V1 V3 0
Lintasan a-d-c-b-a :
Vad Vdc Vcb Vba 0
V3 V2 V1 0 0
V3 V2 V1 0
Contoh Latihan :
1. Tentukan v1 pada rangkaian tersebut !
Jawaban :
Hukum KVL :
v 0
D searah jarum jam
v1 10 2 15 0
D
v1 3V
berlawanan arah jarum jam
v1 10 2 15 0
v1 3V
Jawaban :
Hukum KVL :
v 0
v1 10 2 15 0
v1 7V
3. Tentukan nilai i dan vab !
Jawaban :
Hukum KCL :
i 0
i 8 7 1A
Hukum KVL :
v 0
vab 8 4 56 6 62V
Hubungan Seri dan Paralel
Secara umum digolongkan menjadi 2 :
1. Hubungan seri
Jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung, akibatnya arus yang lewat
akan sama besar.
2. Hubungan paralel
Jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya tegangan
diantaranya akan sama.
Resistor ( R )
Hubungan seri :
KVL : V 0
V1 V2 V3 V 0
V V1 V2 V3 iR1 iR2 iR3
V i(R1 R2 R3 )
V
R1 R2 R3
i
Rek R1 R2 R3
Pembagi tegangan :
V1 iR1
V2 iR2
V3 iR3
dim ana :
V
R1 R2 R3
sehingga :
R1
V
i
V2
V3
R1 R2 R3
R2
R1 R2 R3
R3
V
V
V
R1 R2 R3
Hubungan paralel :
KCL :
i 0
i i1 i2 i3 0
i i1 i2 i3
V
V
V
V
Re R R R
1
2
3
k
1
1
1
1
Re R R R
1
2
3
k
Pembagi arus :
V
i1
R1
V
i2
R2
V
R3
dim ana :
i3
V iRek
sehingga :
R
i ek i
1
R1
Rek
i
i
2
R2
R
i ek i
3
R3
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai Rek pada rangkain tersebut!
Jawaban :
Rs1 12 4 16
Rs1
15x30 10
// 30R p
15
2
30
Rek R p 2 501510 50 15 75
Jawaban :
R p1
16x48 12
16
48
// 30// 20R p
2
Rs1.30.20
R .30 R .20 30.20
s1
s1
R p 2 10
Rek R p 2 610 6 16
24 3
it
A
16 2
20//
60R p
15
20.60
20
60
15
15 3
it
15
45 2
1
A
2
Jawaban :
v1 3V
12x4
12 4 3
3
12//
4R p
Rp
v Rp
x4v1
Rp
x12 4V
6
sehingga :
v
i R 4 1A
p
4
Kapasitor ( C )
Hubungan seri
KVL : V 0
V1 V2 V3 V 0
V V1 V2 V3
1
1
V
C1 idt C 2
idt C idt
3
1
Cek
1
idt
C1
1
idt
1
1
1
1
Cek C C C
1
2
3
1
idt
idt
Pembagi tegangan :
1
V1
idt
C1
1
V2
C 2 idt
1
V3
C 3 idt
dim ana V
1
Cek
idt
sehingga :
C
V ek V
1
C1
Cek
V
V
2
C2
C
V ek V
3
C3
Hubungan paralel :
KCL :
i 0
i i1 i2 i3 0
i i1 i2 i3
dV
dV
dV
C ek
C
C
C3
dt
2 dV dt
dt
1
dt
Cek C1 C2 C3
Pembagi arus :
dV
i1 C1
dt
dV
i2 C2
dt
dV
i3 C3
dt
dim ana i Cek
dV
dV
i
dt dt C
ek
sehingga :
i1 C1
Cek i
i2 C 2
Cek i
i3 C 3 i
Cek
Contoh latihan :
1. Tentukan Cek pada rangkaian tersebut!
Jawaban :
C p1 25F 25F 50F
C p 2 25F 25F
50F
C s 50x50
C ek
25F
50
50
C s 25F 25 25 50F
2. Tentukan Cek !
Jawaban :
C p1 10F 10F 20F
C p1 10F 10F 20F
C s 20x20
10F
20
20
Cs // 5F // 5F Cek Cs 5F 5F 20F
Induktor ( L )
Hubungan seri :
KVL : V 0
V1 V2 V3 V 0
V V1 V2 V3
V
L
di
L
dt
di
L
L
1
di
2
dt di
di
L
dt
ek
di
dt
dt
Le L1 L2 L3
dt
di
L3 dt
Pembagi tegangan :
di
V L
1
V L
2
dt
di
V
L
3
dt
di
dt
dim ana V
L
di
ek
sehingga :
V1
dt
di
dt
Lek
L1
Lek V
V2
L2
Lek V
V3 L
3
Lek V
Hubungan paralel :
KCL :
i 0
i i1 i2 i3 0
i i1 i2 i3
1
1
1
1
Vdt
Vdt
Vdt
Lek
L1
L2
L3 Vdt
1
1
1
1
Le L L L
1
2
3
k
Pembagi arus ;
1
i1
L Vdt
1
i2
L2 Vdt
1
i3
L Vdt
3
dim ana i
Lek
i
1
i
2
i
3
L1
Lek
L2
Lek
1
Le
Vdt Vdt L
ek
i
i
i
L3
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai Lek !
Jawaban :
Ls1 25mH 25mH 50mH
Ls1
Ls 2
Ls
2
50x50 25mH
50
50
Lp1 25mH 25 25 50mH
// 50mH
Lp1
// 50mH
Lek
50x50
50
50
25mH
Jawaban :
Ls1 30mH 20mH 50mH
Ls1 // 0 // 25mH Lp1 0mH
Ls 2 Lp1 10mH 0 10 10mH
Ls
2
Le
k
//10mH
Lek
Ls 2 x10
Ls 2 10
10x10 5mH
10
10
Soal soal :
1. Tentukan nilai arus i jika diberikan sumber tegangan DC 10 V !
3. Tentukan nilai i !
5. Jika pada suatu rangkaian diberikan tegangan 10 V maka timbul arus sebesar 2 A,
maka berapa arus yang muncul jika tegangan yang diberikan pada rangkaian
tersebut sebesar 15 V
6. Pada suatu rangkaian yang tidak diketahui nilai resistansinya, daya pada rangkaian
tersebut yang terukur dengan wattmeter sebesar 250 W dengan tegangan terpasang
50 V, tentukan nilai resistansinya.
7. Nilai suatu rangkaian seri R
R2
jika diberikan sumber tegangan 8
1
6 dan
12
V akan menghasilkan arus sebesar 2 A, tentukan nilai arus rangkaian paralel dengan
daya yang sama saat rangkaian dihubung seri.
-6
11.
Tentukan Cek !
12.
13.
49. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan rus yang meleweati trminal positifnya
seperti diperlihatkan pada gambar. Tentukan daya yang diserap elemen pada saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
55. Sebuah resistor 1kdihubungkan baterai dan 6 mA mengalir. Berapa arus jika
baterai dihubungkan resistor 30? Berapa tegangan baterai?
56. Sebuah toaster resistor akan menjadi panas ketika arus melewatinya. Jika toaster
mendisipasikan daya 960 W pada teganngan 120 V. Tentukan arus
dan
resistansinya.
57. Sebuah sumber 10 V diserikan dengan beberapa resistor dengan arus 50 mA. Berapa
nilai tahanan yang harus diserikan dengan sumber dan resistor dengan arus terbatas
20 mA?
58. Resistor 20, 30dan R dihubung paralel membentuk resistansi ekivalen 4.
Tentukan R dan arus melewatinya. Jika sumber arus 6A dipasang pada kombinasi
tersebut.
64. Tentukan i :
71. Tentukan i1 :
75. Tentukan i :
79. Tentukan V2 :
80. Tentukan i :
81. Tentukan i :
82. Tentukan i :
85. Tentukan R :
86. Tentukan i :
87. Tentukan R :
88. Tentukan V1 :
89. Tentukan Va :
90. Tentukan Vo :
92. Tentukan i :
93. Tentukan R :
94. Tentukan V :
95. Tentukan R :
96. Tentukan V :
116. Jika kurva arus terhadap waktu diperlihatkan seperti pada gambar dibawah ini,
tentukan nilai muatan totalnya dari 0 3 s
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,
bilamana konsep dasar atau hukum-hukum dasar seperti Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian tersebut.
Pada bab ini akan dibahas tiga metoda analisis rangkaian yang akan dipakai, yaitu :
analisis node, analisis mesh dan analisis arus cabang.
Analisis Node
Sebelum membahas metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pengertian mengenai tentang node.
Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian.
Junction atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga
atau lebih elemen rangkaian.
Untuk lebih jelasnya mengenai dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan dengan
contoh gambar berikut.
Contoh :
Jumlah node
Jumlah junction
= 5, yaitu : a, b, c, d, e=f=g=h
= 3, yaitu : b, c, e=f=g=h
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
D Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
D Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
D
Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
D
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i dengan analisis node !
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Jumlah N=3, jumlah persamaan (N - 1) = 2
i 0 4 7 i
i1 i2 3
V1
V
Vg 1
V2
4
V1 0
V1
i2 0
3 Vg 0
8
3
V2
4
8
2V1 V1 V2 24
3V1 V2 24KK(1)
i 0 7 i
i2 0
i1 i2 7
V2 V
1
8
V2
Vg
7 Vg 0
12
V2 V1 V2 0
12 7
8
3(V2 V1 ) 2V2 168
5V2 3V1 168KK(2)
Dari kedua persamaan diatas, dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu :
1. Cara substitusi
3V1 V2
24
3V1 5V2 168
4
0
4
2. Cara Metoda Cramer
Menggunakan matrik :
3V1 V2 24
3V1 5V2 168
Matrik :
24
1V1
5
3
V2
168
3
sehingga ;
V1
V
2
3.5 (1).(3) 12
24 1
168 5
3 24
3 168
V1 Vg
4
24.5(1).168
12
4 volt
3.168 (24).(3)
12
36 volt
1A
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
288
48V
6
Masukan nilai vb ke persamaan (1) :
3va vb 144
3va 48 144
3va 144 48 192
192
64V
va
3
3. Tentukan nilai arus i dengan analisis node!
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
10
vb
40
20
v
dim ana : i a
10
va vb va
6v
12 a 0
40
10
10
19va vb 480.......(1)
Tinjau node voltage vb :
vb va
6i 2 0
vb va
6va
2 0
vb
40
20 10
23va 3vb 80.......(2)
Metoda Cramer :
19 1 v
480
a
3 v
80
23
va 4801
803
191
23 3
480.3
40V
80.1
19.3 23.1
sehingga :
v
i a 40 4 A
10 10
D
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut
diperlakukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut
dianggap sebagai satu node.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i dengan analisis node !
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Teg. Sumber sebagai supernode
- Jumlah N=3, jumlah persamaan (N-1)=2
Tinjau node voltage di V :
KCL :
i 0
V 20 V Vg
1 0 V 0
g
10
10
V 20 V
10 10 1
2V 20 10 V 15 volt KK(1)
20 V
i
KK(2) 10
20 15
i
0,5 A
10
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Teg. Sumber sebagai supernode
Jawaban :
va
2
2 1A
2
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
v 0
16 2I1 9 3(I1 I 2 ) 0
5I1 3I 2 7........(1)
Tinjau loop I2 :
v 0
9 6 6I 2 3(I 2 I 1 ) 0
3I1 9I 2 3........(2)
Substitusikan persamaan (1) dan (2) :
5I1 3I 2 7..........x3
3I1 9I 2 3........x1
12I1 24
24
I 1 2 A
12
sehingga : i I 1 2 A
2. Tentukan nilai tegangan v dengan analisis mesh!
Jawaban :
72I 0 I 1 72 I 2
12
2
17I1 12I 2 18
102I 2 12I 2 18 90I 2 18
18
2
I A
2
90 10
sehingga : v I x40 2
x40 8V
2
10
3. Tentukan nilai i dengan analisis mesh!
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
v 0
5 6I1 5ia
0 dim ana : I 1
ia
5 6ia 5ia 0 ia 5A
Tinjau loop I2 :
v 0
5ia 10I 2 25 0
25 10I
2
25 0 I 2
50
10
5A
i I 2 (5) 5A
Apabila ada sumber arus, maka diperlakukan sebagai supermesh. Pada supermesh,
pemilihan lintasan menghindari sumber arus karena pada sumber arus tidak
diketahui besar tegangan terminalnya.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i dengan analisis mesh !
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I1 9 A
Tinjau loop I2 dan I3 :
I 3 I 2 3A
I 3 3 I 2 .......................................(1)
Tinjau lintasan supermesh :
v 0
8(I 2 I1 ) 16I 2 12I 3 0..............(2)
substitusikan persamaan (1) dan (2) :
8(I 2 9) 16I 2 12(3 I 2 ) 0
8I 2 72 16I 2 36 12I 2 0
36I
36 I 36
1A 36
2
sehingga : i I 2 1A
Jawaban :
30 I
2
30
6
5A
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
6I1 12 12(I1 I 2 ) 0
18I1 12I 2 12.............................(1)
Tinjau loop I2 dan I3 :
I 3 I 2 3.........................................(2)
Tinjau lintasan supermesh :
v 0
4I 2 6I 3 12(I 2 I1 ) 12 0
16I 2 12I1 6I 3 12........................(3)
Metoda Cramer :
18
12
0 I
12
1
1 I 2 3
0
1
12 16
I3
I 12
6
181212
013
3
1 3 1 0
0
121612
1
18
2
18120
16 12
2
1
1
12
011
2
2
12166
1 1
0
1
18
1
16 6 2 12 6
1
16
2 A
sehingga : i I 3 2 A
Jawaban :
persamaan = arus cabang = 3
Tinjau arus cabang i1 dan i2 :
V 0
i1 R1 i2 R2 V 0KK(1)
Tinjau arus cabang i3 :
i3 I K.....................K(2)
Tinjau arus cabang i2 :
i 0
i1 i3 i2 ........................(3)
2. Tentukan nilai i dengan analisis arus cabang !
Jawaban :
0 1 1i 2 7
4
12 0
3
i
8
3 1
0
1 1
7 1
7
1
3
1
i
1
8 12
1
0
1 0
1
1
7 1
8 12
0 12
0 8 24 1A
0 1
1 1
0 1
24
1
1
0
8 12
12
4 8
4
4 8 12
sehingga : i i1 1A
Soal soal :
1. Tentukan arus i dengan analisis node !
15. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
16. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
17. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
18. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
19. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
21. Tentukan V :
24. Tentukan V :
25. Tentukan V :
26. Tentukan V :
27. Tentukan V :
28. Tentukan Vx :
32. Tentukan i :
33. Tentukan Vx :
46. Tentukan nilai arus i dengan analisis mesh pada rangkaian berikut :
55. Tentukan i :
56. Tentukan i :
57. Tentukan i :
58. Tentukan i :
59. Tentukana i :
61. Tentukan i :
BAB V
TEOREMA RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik
dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu persoalan
Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau
konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu yang dibahas pada bab
sebelumnya, tetapi pada bab ini dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam
menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu teorema tertentu. Bahwa nantinya pada implementasi penggunaan
teorema tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analisis
rangkaian.
Ada beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
kx, dimana k = konstanta dan x = variabel.
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
dapat dihitung dengan cara :
Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber independent/
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/ bebas
lainnya diganti dengan tahanan dalamnya.
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
keadaan dari n buah sumber yang bebasnya.
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber
independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber
dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor (
R ), induktor ( L ), dan kapasitor ( C ).
Contoh latihan :
1. Berapakah arus i dengan teorema superposisi ?
Jawaban :
Pada saat sumber tegangan aktif/bekerja maka sumber arus tidak aktif (diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit) :
maka : i1
20 1A
10
10
Pada saat sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit) :
i2
10
10
10
sehingga :
.1 0,5 A
i i1 i2 1 0,5 0,5A
Jawaban :
Pada saat sumber Vs = 17V aktif/bekerja maka sumber tegangan 6 V diganti dengan
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber arus 2 A diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
3// 0Rp1 0
2// 2R p
2x2
2
2
Rp 2
1
1
x17
sehingga : i1
17
4 V
VR
2
p2
17
A
8
3x2 6
3
5
2
6
16
2 2
3//
2Rp1
R
R
s
5
16
p1
Rs // 3R p 2
5
5 x3
16 3
5
48
31
i2 6
6
31
R p 48 8 A
31
2
Pada saat sumber Is = 2A aktif/bekerja maka sumber tegangan 17 V diganti dengan
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber tegangan 6 V
diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit :
6
3x2
5
3
2
3// 0R p 2 0
3//
2Rp1
i3
2 x2 5 A
2 6 5
4
sehingga : i i1 i2 i3
17 31 5 24
i 8 8 4 8 3A
Jawaban :
Pada rangkaian ini terdapat sumber tak bebasnya, maka tetap dalam perhitungan dengan
teorema superposisi membuat analisis untuk n buah keadaan sumber bebas, pada soal
diatas terdapat dua buah sumber bebas, maka dengan superposisi terdapat dua buah
keadaan yang harus dianalisis.
Pada saat sumber Is = 8A aktif/bekerja maka sumber arus 4A diganti dengan tahanan
dalamnnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
i1
i
x(3i
1
3
3
2
3
5
x(3i
8)
8)
1
5i 9i 24
1
1
i1
24
4
6 A
Pada saat sumber Is = 4A aktif/bekerja maka sumber arus 8A diganti dengan tahanan
dalamnnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
i2
x(3i2
3
2
3
i x(3i
2
4)
4)
12
3A
9i2 12
4
i1
sehingga : i i1 i2 6 3 3A
5i2
Teorema Substitusi
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir
(sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen
pasif tersebut.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber tegangan
penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber tegangan tersebut
samadengan nol.
Contoh latihan :
98
Rangkaian Listrik
2.2
1 1
2 2
2
it 1A
2
Rt
i2
.1 0,5 A
i1
2
2
0,5 A
'
'
3i 2i 2
1
loop i2 :'
'
'
0,5 i 2(i i ) 0
'
'
2i 3i 0,5
1
dengan
metoda
'
Cramer
2:
3 2
1 '
3 i
0,5
2
22
0,53
i 32
1
23
'
32
20,5
'
i 32
2
23
6 1
9 4
1A
1,5 4
9 4
0,5 A
99
Rangkaian Listrik
2.2
sehingga :
i
'
'
i i 1 0,5 0,5 A
1
99
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada
dua terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
seri dengan suatu resistansi ekivalennya.
Pada gambar diatas, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkit B
dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkit B
pada dua terminal yang kita amati yaitu terminal a-b.
Setelah kita dapatkan rangkaian substitusinya, maka dengan menggunakan teorema
superposisi didapatkan bahwa :
1. Ketika sumber tegangan V aktif/bekerja maka rangkaian pada sirkit linier A
tidak aktif (semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga
didapatkan nilai resistansi ekivelnnya.
2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit.
100
Rangkaian Listrik
Pada saat terminal a-b di open circuit (OC), maka i yang mengalir samadengan nol
(i = 0), sehingga :
V
Rth
V
0 c o
sc
sc
Rth
Voc isc .Rth KK(2)
Dari persamaan (1) dan (2) , didapatkan :
V
V
Rt
i
1
i s
is
h
Rt (V
Rth
R
t
c
c
isc
Rt
h
h
.R
th
h
i.
Rth V Voc
V Voc i.Rth
Cara memperoleh resistansi penggantinya (Rth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya =
atau rangkaian open circuit).
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
kedua terminal tersebut yang di- short circuit .
Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b
kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur
pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti
dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short
circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit)
(Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara R th .
th
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
1. Tentukan nilai arus i dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
a-b pada saat terbuka :
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rth 4
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
19
i A
8
2. Tentukan nilai arus i dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
a-b pada saat terbuka :
48
v1
48
16V 3
sehingga :
Vab Voc 4.3 v1 12 16 28V
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rt
h
6x12 4 4 4 8
6
12
sehingga :
28 28 2 A
i 8
14
6
3. Tentukan besarnya tegangan dititik a-b dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Cari Vab pada saat titik a-b terbuka :
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rt
48x24
24x24
12 16 28
24 24
48
24
Rangkaian pengganti Thevenin :
h
sehingga :
Vab 4 28.2 4 56 52V
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
1. Tentukan nilai V dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Mencari Vab dimana tegangan di R=3, dimana rangkaian tersebut terbuka :
isc i2 6
v 0
12 1.i2 2i2 0
12
4 A
12
3
i2
sehingga : isc i2 6 4 6 10 A
3i2
maka :
Rth
Vo
c
30
3
10
isc
Rangkaian pengganti Thevenin :
3
3
3
x30 15V
Jawaban :
Cari Vab saat titik a-b terbuka :
v 0
2isc 3(isc 6) 12 0
5is
c
6 0
isc
sehingga :
Rth
Vo
c
isc
5
6
6 5
5
6
6
1A
Jawaban :
Mencari Vab :
V
V
2
V
V1
ab
3V1
oc
perhatikan..node..c :
V1 V1
2
2
4
V1
2
8V
V
4
sehingga :
V
oc
3V1
3.8
12V
2
2
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung dengan
mematikan semua sumbernya, sehingga harus dicari nilai Isc :
Vo
c
isc
12
6 8
4
4
4
8
x12 4V
110
Rangkaian Listrik
Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian
pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya.
V i
sc
RN
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
pada titik tersebut (Vab = Voc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
1. Tentukan nilai arus i dengan teorema Norton !
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung isc = iN saat R =
4 dilepas :
Analisis mesh :
- Tinjau loop I1 :
I1 6 A................................(1)
- Tinjau loop I3 :
v 0
5 8(I 3 I 2 ) 0
8(I 3 I 2 ) 5
substitusikan.. pers.(2) :
3I
8( 2 I ) 5
2
4I
2
5 I
2
sehingga : isc
iN
A
4
19
I 1 I 2 6
A
4 4
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
RN 4
Rangkaian pengganti Norton :
4
4
4
iN 4 . 19 A
8
19
8 4
Jawaban :
Mencari isc :
20//12R p 20.12
V1
isc
x18
Rp
Rp
5
i
N
15
2
20
12
15 18
2
54
15
5 V
5
2
V1 27
20 50 A
5//12R
5.12
60
5
17
12
60
400
20 20
R
R
N
17
17
Rangkaian pengganti Norton :
sehingga : v i N xR p
27
400
x
50
27
8V
Jawaban :
Mencari isc :
I
48
I12
24
48
24
24
24 12
sehingga : isc
iN
Mencari RN :
x6 2 A
x6 4 A
I12 I 48 4 2 2 A
Rs1 244872
Rs 2 241236
R N Rs1.Rs 2
Rs1 Rs
72.36
24
72 36
i
1
24
24
1A
sehingga : i iN i1 2 1 3A
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
1. Tentukan nilai i dengan teorema Norton !
Jawaban :
Mencari isc :
v1 3V
v 0
4v1 6isc 0
4.3 6isc 0
12
isc
2 A
6
sehingga : isc 2 A
Mencari RN, harus mencari Voc :
v1 3V
Va
b
x4v1 12 x12 8V
18
Vo 12
12
c
6
sehingga :
RN
Vo
c
8
4
2
isc
Rangkaian pengganti Norton :
x2 A 1A
4
4
2. Tentukan nilai i dengan teorema Norton !
Jawaban :
Mencari isc :
v 0
2isc 3(isc 6) 12 0
5is
c
6 0
is
c
A5
Cari RN dengan mencari Vab saat titik a-b terbuka :
sehingga :
RN
Vo
c
isc
6
6 5
5
117
Rangkaian Listrik
5
5
1
6
5
1A
Jawaban :
Mencari isc :
v 0
6
2i1
5i1
i
2
i1
0 2
12
5
i1
sehingga : isc 2
6
Mencari Vab :
12
10
1
A
6
5
118
Rangkaian Listrik
Va
b
Vo
c
i2
2
v 0
6
2i2
i2
0
2
5i2
6 i2 12 A
2
5
sehingga :
Voc
6
i2 V
2 5
6
maka :
RN
V
c o 5 6
1
isc
5
Rangkaian pengganti Norton :
2.6 3
2
3 1 3
2
6
1
sehingga : V R p x A x V
2 5 10
5
2// 6R p
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya.
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
Langkah-langkah :
- Ubah semua sumber tegangan ke sumber arus
it
V1
V2
V3
R1 R2
R3
1
1
1
1
Rt R1 R2 R3
-
Vek i .R
t
t
Rek Rt
120
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai V dengan transformasi sumber !
Jawaban :
Tinjau transformasi sumber di titik a-b :
v 0
16 8i 12i 36 0
20
20i 20 0 i
1A
20
sehingga : V ix8(1)x8 8V
Jawaban :
Tinjau sumber arus 8A dan 4A ,sehingga dihasilkan sumber arus (8-4)=4 A :
Tinjau sumber arus 4A dan 3ia A ,sehingga dihasilkan sumber arus (3ia -4) A :
ia
x(3ia 4)
3
2
5ia 9ia 12
5ia 9ia
12
4ia 12 ia
3
5
12
x(3ia 4)
3A
Jawaban :
Tinjau sumber arus 3A :
v 0
72 8i 16i 12i 36 0
36
36 36i 0 i 1A
36
sehingga :
V 72 8i 72 8.1 64V
PL VL .i i.RL .i
i
dim ana :
Vg
i
Rg RL
.RL
sehingga :
2
Vg ) .RL
PL (
Rg
RL
dengan asumsi Vg dan Rg tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari nilai
maksimum PL adalah :
2
Vg
Vg
PL (
.R V (Rg RL ) 2 RL
) .RL
2
(R g RL )
Rg
RL
dP
L
dR
L
g
(R
g
R )2 2(R
L
R ) 3R
L
0 V g 2
2RL
(R g RL )
(R g
R L )
0 V g 2 Rg RL
3
(R g RL )
sehingga :
RL Rg
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
beban RL samadengan beban intern sumber Rg.
2
g
Maka didapatkan daya maksimumnya : P
V
Lmax
4Rg
A
1 R3
1 )
VB
VD (
R1
R1 R3
R2
VD (
R2 R3 R1 R2 R1 R3
V
V
) R A R B
RR R
1
VD
i
1
i1
R2 R3
R1 R2
VA
VB
R2 R3 R1 R2 R1
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R3
VA
VD
VA
VD
R1
R1
R1
R R
2
R2 R3 R1 R2 R1
R3
VA
R1
VA
R1
R2 R3
VA
R2 R3 R1 R2 R1
R3
R
2
V B LLL(1)
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R1
R2
R2 R3 R1 R2 R1 R3
VB )
i2
VB
VD
R3
VB
VD
R3
R3
VB
R3
R1 R2 R1 R3
V
)
R3 (R2 R3 R1 R2 R1 R3
R2 R3
R1
R2
VA
R3 R2 R3 R1 R2 R1
R3
i2
R2 R3 R1 R2 R1 R3
B
R1 R2
V R3 (R2 R3 R1 LLL(2)
R2 R1 R3 )
VB )
R2 R3 R1R2 R1R3
R2
R2 R3
1
1
RA
R2 R3 R1 R2 R1 R3
RB
1
R
B
R2 R3
1
R2 R3 R1 R2 R1 R A
R3 R2 R3
R
2
RB
1
R
B
R2 R3 R1 R2 R1
R3
R3
R2 R3 R1 R2 R1
R3
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R3
Tinjau node B :
VB
V i
2
VA
B
1
RA
RC
1
1
V A (
RA
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R B
RA
)V
B
i
2
R
C
VA (
)VB i2
RA
RC
RA
sehingga :
RA
R1R2
RC
R1R2
1
1
RC R3 (R2 R3 R1R2 R1R3
)
RA
1
R1 R2
RC
1
R
C
RC
R3 (R2 R3 R1 R2 R1 R3
)
R1
R1 R2 R1 R3
R3 (R2 R3 R1 R2 R1 R3 )
(R2 R3 R1 R2 R1 R3
)
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R1
Perumusannya :
Transformasi Star () ke Delta () :
R A
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R2
R B
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R3
RC
R2 R3 R1 R2 R1 R3
R1
R1
R2
R3
R A RB
RA RB
RC RB RC
RA RB RC
R A RC
RA RB RC
Soal soal :
1. Tentukan nilai i dengan teorema Thevenin !
130
Rangkaian Listrik
140
Rangkaian Listrik
55. Tentukan nilai R pada rangkaian berikut agar terjadi transfer daya maksimum :
BAB VI
DASAR DASAR AC
Bentuk Gelombang
Pada bab sebelumnya kita telah membahas rangkaian listrik dengan sumbernya adalah
sumber searah, dimana untuk selang waktu dari nol sampai tak hingga nilainya akan
selalu tetap atau konstan, sedangkanp pada bab ini akan dibahas rangkaian listrik
deengan sumbernya adalah bolak-balik, dimana untuk waktu tertentu akan didapatkan
nilai yang berbeda-beda. Tentunya dengan sumber bolak-balik atau lebih singkatnya
dengan sumber AC (Alternating Current) akan mempengaruhi komponen pasif yang
digunakan, saat sumber DC maka komponen pasif seperti L dan C akan menjadi
rangkaian hubungsingkat dan terbuka. Tetapi dengan sumber AC komponen pada L dan
C akan berbeda halnya saat deiberikan sumber DC.
Sebelum membahas masalah AC secara mendalam alangkah
baiknya
kita
memperhatikan terlebih dahulu karakteristik dari sumber AC atau gelombang AC ini.
Salah satu sifat khusus dari gelombang AC adalah dia mempunyai sifat periodik atau
berulang dengan selang waktu tertentu atau lebih sering disebut dengan perioda,
dimana nilai dari periodik ini memenuhi persamaan :
f (t) = f ( t + nT ) dimana n : integer 0,1,2, dengan T = perioda, seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
Konsep Phasor
Phasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan
phasa gelombang sinusoidal.
Phasor biasanya dinyatakan dengan sebuah notasi pada domain frekuensi yang hanya
terdiri dari besaran dan phasa.
Formula Euler :
jt
jt
jt
e cost j sin t Re e
j Im e
jt
cos t j sin t Ree j Ime
e
Sebagai contoh :
v(t) Vm cos(t
)
jt
jt
Formula Euler : v Re Vm e je jt
Notasi phasor :V () Vm
Volt
Bilangan Kompleks
Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal)
Contoh :
z = x + jy
2
dimana j 1
j 1
atau
Grafik bilangan kompleks :
y r sin tan
y
1
y
x
3. Bentuk Eksponensial
j
z re
dim ana: x jy r cos jr sin r(cos j sin) re
4. Bentuk Trigonometri
z rcos j sin
z x jy z x jy
z r z r
*
z re
z re
z1 z2 x1 jy1 x2 jy2 x1 x2 j y1 y2
z1 z2 x1 jy1 (x 2 jy2 ) x1 x2 j y1 y2
Perkalian dan pembagian bilangan kompleks
j
z1 r1 e 1
j
z 2 r2 e 1
j
zj z r e 1 r e
2
1 2
j1
z1
r1e
z 2 r2 e
j
r r e 1 2
1 2
r1
r2
e j 1 2
C
C
C
Tegangan sinusoidal :
Arus pada elemen pasif jika tegangannya sinusoidal
elemen
v
V Vm sin t
V
V
R
i
i m sin t
R
i
L
1R
vdt
i
L
VRm
V Vm cost
V
i m cost
R
cost
i
L
VRm
sin t
i C
C
dV
dt
iC CVm cost
iC CVm sin t
Sudut Phasa
Pengaruh gelombang AC pada elemen R :
i
sin t I m 0o
I m I
VR
RI m
sin t
VR
R 0 o
I
m
phasanya..sama
Magnitudeimpedansi.. Z R
V L 90o
L
I
m
Arus tertinggal dibanding tegangan sebesar 90
arus lagging
V
o
Z L LI 90
m
I
o
I m 0
Z L90
jL
o
m
I
VC m
C
cost
I
m
V
C
Im
90
sin t 90
arus leading
Im
o
90
V
0
Z C ICm
I
Z
C 90
jC
Impedansi Kompleks
Jika rangkaian seri RL dihubungkan dengan gelombang AC maka :
V t
e jt
Vm
d t
KVL
t
: R t L 1 VV
1
dt
Misalkan:
I t Ke
jt
Rke
k
I t
jt
jLke
Vm
jt
R jL
Vm
e jt
R
jL
Vm e jt
e jt
m
m
Z
R jL
I t
V
m
R
jL
e jt
V t V
m
KV
L
j t
:R
I t
dt
Misalkan
I t
j t
V e
j t
Ke
1
j t
Rk
e
Vm
j ke
j t
C
V e
j C
Vm
I t
sehingga impedansi jt
V e
V t
Z
j t
I t
Vm
R
jL
Diagram Impedansi :
jt
1
R
jC
j
R
Diagram Phasor
jt
f t re rt
t 0
t 0
t
4
t
2
Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar , maka diagram phasornya sebagai
berikut :
V V1 V2 V3
IZ1 IZ2 IZ3
Zeq Z1 Z2 Z3
150
Rangkaian Listrik
I I1 I 2 I3
V V V
Z1 Z2 Z3
1
1
1
1
Zeq Z Z Z
1
2
3
Admitansi Bilangan Kompleks
1
Y
Z
Z
R
jX Y G
jB
dimana :
Z = Impedansi
R = Resistansi
X = Reaktansi
Y = Admitansi
G = Konduktansi
B = Suseptansi
Contoh latihan :
1. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 6 cos 3t
i2 4 cos(3t 30)
i3 4 3 cos(3t 60)
Jawaban :
i4 i1 i2 i3 6 cos 3t 4 cos(3t 30)
4 Dalam notasi phasor :
I 4 I1 I 2 I 3
604304
3 cos(3t 60)
I 4 6 j8 1053,1
sehingga : i4 10 cos(3t 53,1)
151
Rangkaian Listrik
2. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 5 cos(3t 30)
i2 5sin 3t
i3 5 cos(3t 150)
Jawaban :
i4 i1 i2 i3 5 cos(3t 30) 5sin 3t 5 cos(3t
150) i4 5 cos(3t 30) 5 cos(3t 90) 5 cos(3t
150) Dalam notasi phasor :
I 4 I1 I 2 I 3 53059051504,3 j2,5 j5 4,3 j2,5
I 4 0
sehingga : i4 0
Harga Rata-Rata
Harga rata-rata fungsi periodik didefinisikan sebagai integral fungsi waktu atas
keseleuruhan perioda dibagi dengan selang waktu periodanya.
Fungsi umum y (t) dengan perioda T, maka harga rata rata :
1
Yav T
y(t)dt
0
Yrms
1
T
y(t)
dt
Contoh latihan :
1. Tentukan harga rata-rata dan efektif fungsi y(t) Asint
!
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
1
T
y(t)dt
Asintd(t)
12
T 0
.cost
cos2(cos0)
2
211
0
- Harga efektif :
Yrms
2 2
t
A
1
1
cos2 d(t).
y (t)dt
2 A2 sin2 td(t)2 2
0
0
T0
2
2
2
A 1 2 cos2t
A
1
cos2.2
cos2.0
.
t 0
).
(2 0) (
4 0
2
4
4
2
2
2
A
A
A
2 (1
2 .
1).
2
2
2
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
1
1
T y(t)dt Asintd(t) A.cost
T 0
A
A
2A
cos(cos0) 11
- Harga efektif :
Yrms
1
(t)dt
1
cos2t
t
0
0
2
sin td(t)
cos2. cos2.0
(0) (
).
4
4
2
2
2
A
2
(11) A
1 cos2 t
d(t).
0
A
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
1
1 25t
y(t)dt 25tdt .
T0
20
2 2 0
25 2
(2 0) 25
4
- Harga efektif :
Yrms
1
T
y (t)dt
0
1 25 t dt
20
.
625 t
.
3
625
6
2 050
3
3
Soal- soal :
1. Jika x 3 j4
y 6 j9 . Tentukan :
dan
a. x dan y dalam bentuk polar
b. x dan y dalam bentuk trigonometri
2. Jika A 4 j3 dan B 2 j5 . Tentukan :
a. A+B
b. A.B
c.
3.
A
B
Jika Z1
a.
b.
c.
y(t) Ym sin t :
BAB VII
ANALISIS RANGKAIAN AC
Hukum Ohm
Jika sebuah impedansi dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung impedansi
tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan
melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang
mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V I.Z
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar percabangan
Hukum Kirchoff II / Kirchoffs Voltage Law (KVL)
Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau penjumlahan
tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk satu lintasan
tertutup akan bernilai samadengan nol.
Secara matematis :
V 0
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i !
Jawaban :
Dengan phasor :
100
100
100
o
j
o 436,9
I
2536,9
2 j2
j3
2 2 2
o
maka : i 4 cos(4t 36,9 ) A
2. Tentukan nilai V !
Jawaban :
Dengan phasor :
2
2 4
j8
100
200
o
200
253
6
j8
1053
o
sehingga : V 4I 853 ,
o
maka : V 8 cos(8t 53 )V
Analisis Node
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
D Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
D Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
D
Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
D
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
D Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut
diperlakukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut
dianggap sebagai satu node.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai V dengan analisis node !
Jawaban :
Dengam phasor :
V1
1090
j1
10
0
10 0
109
0
V1 jV1
100
V1 (1 j) 10(1 j)
10 j10
V1 10
sehingga : V V1 10
maka : V 10 sin 3t.V
2. Tentukan nilai V dengan analisis node !
Jawaban :
160
Rangkaian Listrik
V2
0
o
) 5090
V2 2V2 2(V1
1090
3V2 2V1 j20 j50
(1 j)V1 30 j40
o
o
30 j 40 5053
V1
25 28
o
(1
245
j)
maka : v
25
2 sin(2t 8 )V
Jawaban :
Tinjau loop
I1 :
o
109 10I1 j10(I1 I 2 ) 0
o
0
(10 j10)I1 j10I 2 1090 ...........(1)
Tinjau loop I2 :
I 2 10o ................(2)
I1
j20
10
j10
sehingga :
V j10(I1
o
2090
10 245o 2135
I
2
2135 10 )
)
j10(
2
V j10(1 j 1) j 10 10
maka : V 10 sin 3tV
2. Tentukan nilai V dengan analisis mesh !
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
o
I 1 590 ..................(1)
Tinjau loop I2 :
10(I 2 I1 ) 5I 2 1090o j15(I 2 I 3 ) 0
o
Tinjau loop I3 :
o
I 3 20 ............(3)
substitusikan persamaan (1), (2), & (3) : o
) 1090
j70
I2
j70
15
j15
7090
15 245
sehingga : V j15(I
2
7 2
3
135
2
o
o
135 20 ) j15(2,33 j2,33 2)
I ) j15(
7
3
3
o
maka : V 35,25sin(2t 8 )V
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai V dengan superposisi !
Jawaban :
- Pada saat Vs 10 cos
3tV
V1
j10
1090
j10
10
aktif :
1000
10 245
V1
o
245
5
- Pada saat I s sin 3tA aktif :
j10.10
j100
Z p
j10 10 10 245o
o
Z
10090
o
p 10 245
sehingga :
V2
Z
5 245
x10
245
5
Maka tegangan V :
p
V
V1
o
o
V2
245 5 245 5 j5 5 j5 10
5
sehingga : V 10 sin 3tV
Jawaban :
- Pada saat Vs 3cos
2tV
aktif :
V1 30
Vs
26 cos(3t 30 )
V
V2 0V
sehingga :
V V1 V2 3cos 2tV
aktif :
Teorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada
dua terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
seri dengan suatu impedansi ekivalennya.
Cara memperoleh impedansi penggantinya (Zth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya =
atau rangkaian open circuit).
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh impedansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Zth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
kedua terminal tersebut yang di- short circuit .
Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b
kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai impedansi
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian
open circuit)
(Zab = Zth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai impedanso pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara Z th .
th
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai V dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Mencari Voc :
Va Vo 10.10o 1090o
b
Vo 10 j10
c
10
Mencari Zth :
Zth 10
245
j10
o
V j10 1010 245
o
10 245 10
1090
10 245o
sehingga :
V 10 sin 3tV
2. Tentukan nilai V dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Voc j6 j6( j8 7)
j6 48 j42
Vo 48 j36 6037o
c
Mencari Zth :
Zth j6
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
o
8
V
48037
o
6037 1037o
8
j6
V 48
maka : V 48sin 8tV
Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian
pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu impedansi ekivalennya.
170
Rangkaian Listrik
5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan
pada titik tersebut (Vab = Voc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
Tentukan nilai V dengan teorema Norton !
Jawaban :
Mencari isc = iN :
Tinjau loop I1 :
v 0
o
1090 10I1 0
10I1
1090 I1 190
Tinjau loop I2 :
o
I 2 10
sehingga :
isc I 1 I 190o 10o 1 j
2
o
i sc
245
Mencari ZN :
Z N 10
Rangkaian pengganti Norton :
j10.10
j10
10
10090
10 245
5 245o
o
sehingga :
V Z p
x
V 100
245 5 245
.
245
maka :
V 10 sin 3tV
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan impedansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan impedansi yang sama atau sebaliknya.
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
dikirimkan
ketika
max
Vs
4 Re Zs
Catatan :
Secara garis besar analisis rangkaian AC dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Sumber mempunyai fungsi persamaan dan frekuensi yang sama
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini dapat menggunakan konsep dasar,
hukum dasar, analisis rangkaian, dan teorema rangkaian dengan menggunakan
notasi phasor untuk mempermudah.
2. Sumber mempunyai fungsi persamaan berbeda dengan frekuensi yang sama
Penyelesaian persoalan ini terlebih dahulu semua fungsi persamaan dikonversikan
kedalam fungsi persamaan yang sama, baru kemudian pengerjaan sama dengan item
nomor 1.
3. Sumber mempunyai fungsi persamaan sama tetapi frekuensi berbeda
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan teorema superposisi.
4. Sumber mempunyai fungsi persamaan dan frekuensi yang berbeda
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan teorema superposisi.
5. Sumber gabungan DC dan AC
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC dan DC ini hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan teorema superposisi.
Soal soal :
1. Tentukan nilai i !
2. Tentukan nilai V !
4. Tentukan nilai i !
6. Tentukan nilai i :
7. Tentukan nilai i :
8. Tentukan V :
22. Tentukan V :
180
Rangkaian Listrik
BAB VIII
DAYA PADA RANGKAIAN RLC
Pengertian daya
Secara matematis
VI
D Daya dikatakan positif, ketika arus yang mengalir bernilai positif artinya
arus
mengalir dari sumber tegangan menuju rangkaian (transfer energi dari sumber ke
rangkaian )
D Daya dikatakan negatif, ketika arus yang mengalir bernilai negatif
artinya arus
mengalir dari rangkaian menuju sumber tegangan (transfer energi dari rangkaian ke
sumber )
Daya Sesaat
Daya sesaat adalah daya yang terjadi pada saat hanya waktu tertentu ketika sebuah
komponen mempunyai nilai tegangan dan arus yang mengalir padanya hanya saat waktu
tersebut.
Contoh latihan :
Jika sebuah komponen dilewati arus sebesar
34
V (t) Vm sin t
Arus pada komponen induktor adalah :
i(t)
V
V (t)dt
sin tdt
m
Vm
V
i(t) cost m sin(t )
L
L
2
Vm
dimana nilai
I m , maka: i(t) I m sin(t )
L
2
sehingga :
2
Grafik :
) Vm I m sin t.cos(t)
1
2
Vm I m sin 2t
Im
20 2
4
2
1
2
1
P
tdt
4 Vm I m 0 sin 2 T
4 Vm I m sin 2tdt
Vm
Im
1
2
cos 2t
182
Rangkaian Listrik
V (t) Vm sin
Arus
t pada komponen kapasitor adalah :
dV
d
i(t) C
(sin t)
C
mcost
dt
CV
V
m
dt
sin(t )
m
i(t)
CV
2
dimana nilai CVm I m , maka :
i(t) I m sin(t )
2
sehingga :
) Vm I m sin
t.cos
Grafik :
Daya rata-rata
:
T
1
PT
P(t)dt
0
2 V
sin 2tdt
Im
0
1
P 4 Vm sin 2tdt
Im 0
1
2
1
P
V
I
4 m m 2 cos 2t 0 0
maka daya rata-rata pada komponen C samadengan nol.
Daya rata-rata pada komponen R :
1
2
Vm I m sin 2t
183
Rangkaian Listrik
V (t) Vm sin
t
sin t
R
R
Vm
I m , maka : i(t) I m sin t
dimana nilai
R
sehingga :
1
P(t) V (t)..I (t) Vm sin 2 t V I (1 cos 2t)
m
Im
2m
Grafik :
Daya rata-rata :
1
PT
2 V
P(t)dt
0
I (1 cos 2)tdt
m m
1
P 4
Vm I m
(1 cos 2t)dt
0
1
P
P
4
1
V m I m (t
sin 2t)
2
0
1
V I .2 V I
m m
PT
4
Daya rata-rata
:
T
1
P(t)dt
0
2
1
m m
2
1 V I (1 cos 2)tdt 1
V I
(1 cos 2t)dt
2 m m
4 m m
0
0
1
1
P 4 V I (t 1 sin 2t)
Vm I m .
m m
2
2
4
2
0
maka daya rata-rata pada kompone R sebesar
1
2
1
Vm
Im
Vm I m
Vm I m
22
2
Veff I eff
184
Rangkaian Listrik
m m
T 0
2 0 2
2
2
1
Vm V
I
Im
4
0
0
2
dimana nilai efektif (rms) : V
eff
ef
f
cos
eff
Vm dan I I m
eff
2
2
Daya Kompleks
Daya Rata Rata (P)
Daya ini sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif resistor yang
merupakan daya yang terpakai atau terserap. Kalau kita perhatikan supply dari PLN ke
rumah-rumah maka daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata atau
sering disebut juga sebagai daya nyata yang akan dibayarkan oleh pelanggan.
Simbol
: P
Satuan
: Watt (W)
Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan perkalian antara tegangan
efektif, arus efektif, dan koefisien faktor dayanya.
P Veff I eff cos
Daya Reaktif ( Q )
Daya ini adalah daya yang muncul diakibatkan oleh komponen pasif diluar resistor yang
merupakan daya rugi-rugi atau daya yang tidak diinginkan. Daya ini seminimal
mungkin dihindari kalaupun bisa diperkecil, walaupun tidak akan hilang sama sekali
dengan cara memperkecil faktor dayanya.
Simbol
:Q
Satuan
: Volt Ampere Reaktif (VAR)
Secara matematis daya reaktif merupakan perkalian antara tegangan efektif, arus efektif,
dan nilai sin .
Q Veff I eff sin
Daya Tampak ( S )
Daya yang sebenarnya disupply oleh PLN, merupakan resultan daya antara daya ratarata dan daya reaktif.
Simbol
:S
Satuan
: Volt Ampere (VA)
Secara matematis daya tampak merupakan perkalian antara tegangan dan arus
efektifnya
S Veff I eff
Daya kompleks
Merupakan gabungan antara daya rata-rata dan daya reaktifnya.
ef
ef
ef
S P jQ
cos j f I sin f I eff
f I
eff V
eff V
V
Faktor Daya
Faktor daya atau power factor (pf) merupakan perbandingan daya rata-rata terhadap
daya tampak.
pf
ef
f
I
eff
cos
Veff I eff
Segitiga Daya
Untuk komponen L :
cos
I lagging terhadap V dimana nilai arus tertinggal sebesar phasa dibandingkan dengan
nilai tegangan.
Untuk komponen C :
dibandingkan
Rumus umum :
P
V
ef
f
Q
V
ef
f
S
V
ef eff
f
I
eff
I
eff
cos
I
eff
R
sin
I
eff
X
I eff
Z
pf cos
R
Z
Veff R
Veff X
X
Veff Z
Contoh latihan :
1. Tentukan daya rata-ratanya !
Jawaban :
Dengan phasor :
Zp
(200 j 400).100
447,263,4 .100
(200 j400)
50053,1
100
2
2
sehingga : P
.R
.87,9 4395W
I
10
eff R
2
o
Jawaban :
Dengan phasor :
Zp
(200 j 400).100
(200 j400)
100
447,263,4 .100
o
50053,1
sehingga :
2
2
10
P
.R
.87,9 4395W
I
eff R
2
2
2
10
Q
.X
.15,9 795W
I
eff X
2
2
2
S
.Z
.89,44 4472W
I
10
eff Z
2
Jawaban :
Dengan superposisi :
- Pada saat Vs = 20cos4t V, aktif :
200 o
i1
4 j6
j3
200 437o
o
537
4
sehingga : P1
.R
.4 32W
i1eff
2
- Pada saat Is = 5cos2t A, aktif :
2
i2
j6
. 50
j6 j3
4
i2
690
537
. 5 653
3090
537 o
2
sehingga : P2
i2eff
6
.4 72W
2
maka :
P P1 P2 32 72 104W
190
Rangkaian Listrik
Seperti dijelaskan diawal tadi bahwa Q atau daya reaktif sebenarnya adalah daya rugirugi dan sebisa mungkin kita minimalkan, artinya dengan nilai daya rata-rata yang tetap
dan nilai daya reaktif yang kita perkecil akan memperkecil daya tampak secara
keseluruhan.
Nilai P tidak berubah yang diubah adalah nilai Q karena Q berkaitan dengan komponen
L atau C, oleh karena itu untuk meningkatkan faktor daya maka kita harus memasang
secara paralel komponen L atau C.
Kenapa kita harus memasang secara paralel ? karena tujuan diawal kita membuat nilai P
yang tetap atau konstan, maka dengan ilustrasi seperti dibawah ini :
R
I
Veff
R jL
Jika komponen yang akan dipasang untuk memperkecil nilai Q, katakanlah komponen
tersebut C maka jika dipasang seri :
eff R
eff R
R
I
eff
R
Veff
R j(L
terlihat bahwa nilai P-nya telah berubah, padahal kita mempersyaratkan untuk perbaikan
faktor daya nilai P-nya tetap.
Tetapi jika komponen C tersebut dipasang paralel maka :
R
I
Veff
R jL
ternyata nilai P-nya tetap dan dengan penambahan komponen C tentunya akan
memperkecil daya reaktifnya.
eff R
eff R
Merupakan komponen C
Merupakan komponen L
'
S 185kVA
cos' 0,9lagging ' 26
segitiga.dayanya.setelah.dikoreksi :
P 166,5kW
Q Q'QC 81 20 101kVAR.lagging
SP
2.
Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff 240 disuplai oleh 4500 VA ke beban dengan
V
faktor daya 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan faktor
daya ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
Jawaban :
S = 4500 VA
o
pf = cos= 0,75 lagging -7 = 41,4
P = S cos= 4500.0,75 = 3375 W
o
Q = S sin= 4500.sin41,4 = 2976 var lagging
a. 0,9 lagging
QC V
eff
Veff
240
X C
43,3
1330
XC
QC
61,3F
1 C
1
1
1
X C
X C 2f .X 2.60.43,
C
3
C
sehingga :
C 61,3F
b. 0,9 leading
QC V
eff
X C
XC
1 C
X C
Veff
QC
240
4622
12,5
1
1
1
2f .X 2.60.12,
X C
5
C
212,2F
sehingga :
C 212,2F
Perbaikan Faktor Daya dapat menggunakan rumus yang telah didapatkan jika bebannya
induktif dan memerlukan
penambahan komponen C yang dipasang paralel :
2
2
R X
X1
1
R tan cos pfc X
dimana :
X1 = nilai reaktansi setelah perbaikan faktor daya (komponen C)
R = nilai resistansi sebelum perbaikan faktor daya
X = nilai reaktansi sebelum perbaikan faktor daya
pfc = nilai dari perbaikan faktor dayanya (pf setelah diperbaiki)
dengan catatan :
1
D
Jika pfc lagging maka tan cos pfc bernilai positif
pfcbernilai negatif
Soal soal :
1. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8 leading
dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah 2000 W.
Berapa pf beban kedua ?
2. Diberikan suatu rangkaian dengan tegangan terpasang V 150 sin(t 10o )
V
dan
3. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
o
tegangan V 99 sin(6000t 30 )V . Tentukan kedua elemen tersebut !
4. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
dan beban 3 sebesar 300 VA, 100 var lagging !
5. Tentukan segitiga dayanya !
Jika eff 2060o , Z1 430o , Z 2 560o
V
11. Komponen apa yang harus dipasang paralel pada saat soal diatas, jika koreksi
power pactor menjadi 0,8 lagging.
12. Tentukan pf dilihat dari terminal sumber dan berapa nialai komponen yang perlu
dipasang secara paralel dengan sumber agar pf menjadi 1 :
13. Tentukan daya nyata, daya rekatif dan daya kompleks yang dikirim sumber pada
gambat ini
14. Tentukan P,Q, S oleh sumber dan elemen reaktif yang harus
dengan sumber agar pf dilihat dari sumber menjadi 0,9 leading
dipasang
paralel
15. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8
leading dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah
2000 W. Berapa pf beban kedua ?
16. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor paralel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
segitiga daya sebelum diperbaiki/dikoreksi.
17. Diberikan suatu rangkaian dengan tegangan terpasang v 150 sin(t 10 ) dan arus
o
18. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
o
tegangan v 99 sin(6000t 30 ) . Tentukan kedua elemen tersebut ?
19. Jika
v
ef
f
20. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
dan beban 3 sebesar 300 VA, 100 VAR lagging.
21. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240 V disuplai oleh 44500 VA ke beban
dengan pf 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan pf ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
22. Tentukan daya rata-rata dan daya reaktif :
200
Rangkaian Listrik
25. Tentukan segitiga daya pada masing-masing beban pada soal diatas !
26. Sebuah beban Z = 100 + j100, tentukan kapasitansi paralel agar pf meningkat
menjadi 0,95 lagging (Asumsi 377rad / s )
27. Dua buah beban dipasang paralel, dimana beban 1 dengan daya 50 kW resistif murni
dan beban 2 dengan pf 0,86 lagging daya 100 kVA disuplai tegangan 10000 Vrms.
Tentukan total arusnya. !
28. Sebuah beban 50 + j80. Tentukan :
a. pf sebelum dikoreksi
b. Z1 agar pf meningkat menjadi 1
c.Dari niali Z1 tentukan komponen apa yang harus dipasang paralel, jika
( 377rad / s )
29. Suatu beban 110 Veff dengtan 4 kW dan pf 0,82 lagging. Tentukan nilai C agar pf
meningkat menjadi 0,95 lagging dengan 377rad / s !
30. Tentukan daya rata-rata pada R = 2 :
31. Dua buah beban dengan 440 Vrms 60 HZ dimana beban 1 12 kVA 0,7 lagging dan
beban 2 10 kVA 0,8 lagging. Tentukan segitiga daya totalnya. !
32. Jika daya yang disuplai 50 kVA dengan pf 0,8 lagging. Tentukan Z !
tot
36. Sebuah beban 300 kW dengan pf 0,65 lagging saat diparalel kapasitor pf menjadi
0,9 lagging. Tentukan nilai daya yang disuplai kapasitor !
37. Sebuah beban 1 dengan daya 200 VA pf 0,8 lagging dikombinasikan dengan
beban 2. Jika total pf adalah 0,9 lagging, tentukan pf beban 2 jika Ptot = 200 W !
38. Tentukan nilai C agar pf naik menjadi 1,2 semula !
BAB IX
FREKUENSI KOMPLEKS DAN FUNGSI TRANSFER
Sinyal Sinusoidal Teredam
Pada bab sebelumnya kita telah melihat bahwa fungsi sinusoidal mempunyai persamaan
sebagai berikut : v(t) Vm cos(t ) Volt.
Pada bab ini akan dibahas mengenai frekuensi kompleks yang sebetulnya muncul dari
persamaan fungsi sinusoidal diatas hanya ditambahkan suatu nilai konstanta
Vm
Jika 0, 0 v(t)
Vm
Jika 0, 0 v(t)
Vm
Jika 0 v(t)
Jika 0 v(t)
Vm
Vm
V Re Vm e j (t )
e je jt
Re V
V ( j)
e Vm
Vm
j
Jika konsep diatas diterapkan pada fungsi sinusoidal teredam maka :
t
v(t)
e cos(t )
Vm
Notasi phasor :
V Re Vm et e j (t )
V (s)
Vm
ReV
Vm
e je (j)t
ReV
e je st
: s = + j
dimana
G
R
1
sL
YC (s) sC
Contoh latihan :
1. Tentukan frekuensi kompleks dari sinyal dibawah ini :
t
a. V 25e cos 2t
4t
V 3e
Jawaban :
a. s = -1 + j2
b.
b. s = -4
Jawaban :
s 1 j2
Z R (s) 5
Z L (s) sL 2s
ZT (s) 5 2s
t
i(s) V (s)
250
250
5
5 2(1
ZT (s) 2s
j2)
t
o
o
553,1
Contoh latihan :
1. Tentukan fungsi transfer I terhadap V pada rangkaian berikut :
Jawaban :
3 s
Z1 (s)
s 3s
1
H (s)
I (s)
3 s
3 s
V (s)
2
s 3s 1
s 3s 1
H (s) s 3 6s 2 11s 6
2
s 3s1
H (s)
(s 2)(s 3)(s 1)
2. Tentukan output tegangan jika diberikan fungsi transfer :
4(s 5)
2
H (s)
s 4s 5
o
dimana input V i (s) 20 dan s = -2+j3
Jawaban :
Vo (s) H (s).Vi (s)
4(s 5) 0o
2
s 4s
5
4(2 j3 5)
2
.20 3(1 j)
Vo (s) 3
Vo (t) 3
2135
t
o
o
2e cos(3t 135 )
bm (s Z1 )(s Z 2 )........(s Z m )
numerator
Pada diagram s-plane tersebut dapat ditentukan kestabilan, dimana BIBO (Bounded
Input Bounded Output) stability terletak atau berada disebelah kiri pole-polenya.
Macam-macam bentuk kestabilan :
D
Absolutely stabil : berada disebelah kiri jaxis.
D
Conditionally stabil : tidak ada disebelah kanan pole tapi pada jaxis untuk orde >
1.
D
Unstable stabil : berada disebelah kanan jaxis.
Diagram Bode Plot
Grafik penguatan fungsi transfer dalam desibel (dB) dan phasa dalam derajat terhadap
logaritmik frekuensi.
(s Z1 )(s Z 2 )........(s Z m )
b (s Z1 )(s Z 2 )........(s Z m )
H (s) m
k1
a n (s P1 )(s P2 )........(s Pn )
(s P1 )(s P2 )........(s Pn )
s )(1 s
(1
).........(1 s )
Z2
Zm
H (s)
K
Z1
s )(1 s ).........(1 s )
(1
P2
Pn
P1
Jika : s
j
j
j
j
(1
)(1
).........(1
)
Z1
Zm
Z2
H ( j) K
j
jP2
j
(1
)(1
).........(1
)
P1
Pn
1
H ( j) K
Z1
j
P1
j
Z2
j
P2
......... 1
......... 1
j
j
Zm
Pn
j
j
j
(1
)(1
).........(1
)
Z1
Z2
Zm
H ( j) K
j
jP2
j
(1
)(1
).........(1 )
P1
Pn
Ada 4 jenis faktor yang dapat muncul pada diagram bode plot fungsi transfer, yaitu :
1. Konstanta K
2. Pole atau zero pada titik asal
j
3. Pole atau zero orde satu -7 (1
j 2
1
1
Asimtot :
1 20 log1 0dB
20 log
1
210
Rangkaian Listrik
Asimtot :
1 20 log1 0dB
20 log
1
1
Frekuensi cut off di 1
1
Asimtot :
2
0 20 log1 0dB
40 log
0
1
j
Untuk pole : 20
log
0
Frekuensi cut off di 0
Untuk zero : 20 log1
2
j
2
0
Asimtot :
0 20 log1 0dB
40 log
0
0
Frekuensi cut off di 0
Contoh latihan :
R
Jika fungsi transfer dinyatakan dengan persamaan : H (s)
Tentukan diagram bode plotnya !
Jawaban :
H (s)
Jika s
R sL j
R sL
1 sL
H ( j)
1
1
j
jL 1
1
R
R
2. Jika suatu rangkaian seri RL diberikan tegangan AC sebagai inputnya (Vin) dan
output pada komponen L, maka tentukan :
a. Fungsi transfer dalam domain s
b. Diagram bode plot
Jawaban :
a. Jika output pada komponen L maka fungsi transfer :
H (s)
sL
sL
R
b. Diagram bode plot :
sL
H (s)
sL
R
L sL 1
1 s R
R
sL
R
Jika s j, maka :
j
R
L
H ( j)
j
1
R
L
3. H (s)
R2 sL
R1 R2
sL
Jawaban
:
R (1 sL
s
1 R 2
H
(s)
R2
sL
R R
1
R2
R2
sL
(R1 R2 )(1
sL
R
(R1 R2 )
Soal soal :
1. Tentukan nilai V !
32(s 1)
s(s 8)
3 2s
12. Gambarkan diagram bode jika H s
3 8s
Gambarkan diagram bode jika H
s
5(1
0,1s)
s(1 0,5s)(1
0,6
400(s 1)
(s 4)(s 10)
16s
2
s 4s 16
s 2
s
50
50
BAB X
RESPON FREKUENSI DAN RESONANSI
Respon frekuensi merupakan hubungan atau relasi frekuensi tak bebas pada kedua
besaran magnitude dan phasa diantara input sinusoidal steady state dan output
sinusoidal steady state.
Direpresentasikan sebagai perbandingan output respon Y j terhadap input sinusoidal
X jatau yang lebih dikenal dengan fungsi transfer dalam domain j :
Y j
H j
X j
dimana :
Y j
H j
X j
Y j
H j
Y j X j
X j
Misalkan :
Input vin (t) A cos(0 t
maka output vout (t) A H jcos(0 t H j)
)
Rangkaian RL
Jika komponen R sebagai output tegangan :
Vin (s)
R
1 sL
sL
R
Jika s j , maka fungsi transfernya menjadi :
H ( j)
1
j L
R
sehingga respon frekuensi :
H ( j)
1 L
1
H ( j)
tan
H j0
R
H
j
1
2
frekuensi..cut..off
H j90
R
H
j45
frekuensi..cut..off
Vin (s)
sL
1 R
sL
R
Jika s j , maka fungsi transfernya menjadi :
H ( j)
1
1R
1
jR
jL 1
L
sehingga respon frekuensi :
H ( j)
1 R
R
1
H j1
R
H
j
1
2
frekuensi..cut..off
H j0
R
H
j45
L
frekuensi..cut..off
220
Rangkaian Listrik
sCR
Vin (s)
Jika s j , maka fungsi transfernya menjadi :
H ( j)
1 11
jCR 1
1
j
CR
H ( j)
tan
1
1
1CR
1
1
CR
221
Rangkaian Listrik
H j1
CR
1
2
frekuensi..cut..off
H j0
CR
frekuensi..cut..off
j45
Vin (s)
R
sC
Jika s j , maka fungsi transfernya menjadi :
H ( j)
1
1
jCR
1
1
CR
H ( j) tan CR
Gambar respon frekuensi magnitude :
saat :
0 H j1
1
H j0
CR
1
2
frekuensi..cut..off
H j90
CR
frekuensi..cut..off
j45
Rangkaian RLC
Jika komponen R sebagai output tegangan :
R sL 1sC
Vin (s)
1
1
1 sL sCR
R menjadi :
Jika s j , maka fungsi transfernya
H ( j)
1
j L 1
C
R
sehingga respon frekuensi :
1
H ( j)
L 1 2
C
1
R
L
1
C
H ( j) tan
R
H j0
1
LC H j1
R R 4L
2
C
2L
1
2
frekuensi..cut..off
H j90
1
LC H j0
2
R R 4L
frekuensi..cut..off
H
j45
C
2L
Vin (s)
1
R sL
sL 1
R
sC
1
sC
Jika s j , maka fungsi transfernya menjadi :
H ( j)
1
1
j L 1
1
1
jR
L 1
C
C :
sehingga respon frekuensi
1
H ( j)
2
R
1 1
L C
R
H ( j)
1
tan
L C
LC H j0
2
R R 4L
C
2L
1
2
frekuensi..cut..off
H j0
1
LC H j90
2
R R 4L
frekuensi..cut..off
j45
C
2L
() 0
V
I
B B
B
B
Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, impedansi yang dihasilkan seluruhnya
komponen riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari komponen resistor murni (R).
Dengan kata lain konsep resonansi adalah menghilangkan komponen imaginer /
reaktansi saling meniadakan.
Resonansi Seri
Impedansi total:
tot
1
R j L
saat resonansi :
1
1
L 0 L
C
C
1
2
L
C 1
1
fo
2LC
Pada saat resonansi impedansi Z minimum, sehingga arusnya maksimum.
Resonansi Paralel
Admitansi total :
1 1 1
Z tot R jL
1 1 j
jC
j
R
C
L
1
1
1
jC
Z tot
R
L
saat resonansi :
1
1
C 0 C
L
L
1
2
L
C 1
1
fo
2LC
Pada saat resonansi impedansi Z maksimum, sehingga arusnya minimum.
Gambar tersebut dapat diganti notasinya :
Admitansi total :
Y G jBC jBL
1
Y G j(C )
L
saat resonansi :
1
1
C 0 C
L
L
1
2
L
C 1
1
fo
2LC
Resonansi Paralel 2 Cabang
1
1
Ztot RL
jL
Ztot
jL 1
R
C
j
j
RC
C
C
1 2
R 2
RL
Ztot
RC
tot
jL
R L jL
Z R
2
L
RL jL
RL
C
RC
1
C
RL
saat resonansi:
1 2
1 2 R L 2
2
RC
RC
C
C
C
2
RL 2
L
1 2 R 2 L2
L
R 2
1 2
C
2
C
C
RL
2
L
L LCR C 2
2
2 LCR
L
R
2 L
LC2 R
R
2
fo
LCRC
2
1
2LC
2
L
L
C
L
C
L
C
L
RL 2
C
L
RC C
L
L
C2
R
L
R
L
dan
R
atau
R
C
Ketika nilai RL 2
Resonansi Kombinasi 1
dan
L
C
Z1 R jL
1
Z2
jC
230
Rangkaian Listrik
1
1
1
1
Z tot
R jL
Z1 Z
2
1
1
jC
jC
R
jL
R jL
Z tot
R jL R jL
R jL
1
Z tot jC R 2 2 L2
1
jC
R
2
2 2
2
2 2
Z to
R L
R L
t
1
jC
saat resonansi :
f0
2
1
R
R 2 2 , sehingga :
2
1 R C
2
1 L
L
L
L
2
2
2
2 2
R
2
L
R
2
2
1
C
L C
LC
LC L
L
C
L2
2
R C
2
L
1
2 L
C
Resonansi Kombinasi 2
1 R j
j
C
C
Z1 R
Z2 jL
1
231
Rangkaian Listrik
Zto
Z1
Z2
j
L
C
j
Z to
t
R
j
1
R
Z to
t
C j
2C
2
C
R2
j
C
2 C 2
2 1
R
2C
L
R
j
R
C
1
saat resonansi :
, sehingga :
C
2
L
2C 2
R
L
1
1
L
2
2
2
2
1 R C
2
L
L
2
C C
2 C C
2
R
C 2 R
1 2 2
C
1
LC C R
1
2
2
CR
LC 1
L
f0
2
1
CR 2
LC
Resonansi Kombinasi 3
Z1 jL
Z2 R
1
jC
1
1
1
Zto Z1 Z2
1
1 1
jC
1 2
LC
R
jL
j C
saat resonansi :
C
2
0
1 LC
fo 0
Resonansi Kombinasi 4
1
1
1
1
Z1 R
jC Z
1
jC
R
j
C
Z 2 jL
Ztot Z1 Z 2
Ztot
jL
1
1
jC
R
1
1
jL
1
jC jL
R
jC
R
1
C
R
1
2
Ztot
C
C jL
2
2
C
1
R2
R
2
C
2
saat resonansi :
jC
C
, sehingga :
2
C
2
2
R
C
1
2
2
C
2
R
jC
1 C 1 1
1
L
1
1
2
2
C L
CR
R 2 LC C 2 R 2 LC
11
L
f0
CR 2
2LC
Resonansi Kombinasi 5
1
1
1 1 j
Z1
Z1 R
R
j
L
L
1
j
Z2
j
C
C
1
Z Z
tot
R
L
Z
tot
1
2
R
R2
L j
1
R
R
j j C
1
L
L
1
j
L
2 L2
1 j
R
1
1
2
2
L2
L2
saat resonansi :
L
1
1 , sehingga :
C
1
R2
2 L2 L
1
R 2 2 L2
2 2
1
C
1 L
2 L2 L R
2
1
1
C
LC1
2
L
1
2
2
L R
CR
1
1
f0
2LC
L
1
CR 2
Resonansi Kombinasi 6
1
1
Z1
jL
1
1
jC
1
j
L
1
jC
jL
Z 2 R
Ztot
Z1 Z 2
saat resonansi :
jC Z1
R R
jL
2
jC jL
1 LC
L
2
0
1 LC
fo 0
Resonansi Paralel 3 Cabang
Z1 RL jL
Z2 R
Z3
1
jC
1
1
1
1
1
Z to Z1 Z2 Z3 RL
t
jL
1
1
1
R
jC
1
1
R jL
1
1
1
jC
jC
Z tot
RL jL
RL jL RL jL
R
1 jC R
L
jL
j C
RL
2
Z tot
RL
L
saat resonansi : C
2 2
RL
L
2
RL
R L L
, sehingga :
L
2
1 L R 2
C
1
RL
L
C
f0
1
2LC
2
CRL
1
L
LC
1
LC
2
L2
CRL
1
L
Contoh latihan :
1. Suatu rangkaian seri RLC dengan R 50, L 0,05H , C
20F
terpasang pada
V
dengan frekuensi variabel. Pada frekuensi berapa tegangan induktor
o
1000
mencapai maksimum ? Berapakah tegangan induktor tersebut ?
Jawaban :
Tegangan induktor maksimum jika arus maksimum, arus maksimum jika Z
minimum, Z minimum terjadi saat resonansi.
1
1
159,1Hz
fo
2
0,05.20.10
2
LC
Z
resonansi
R
i
mak
s
o 20
V
1000
Z 50
res
VL
i
maks
L
2. Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC adalah
o
v 70,7 sin(500t 30 ) menghasilkan arus sebesar i 2,83sin(500t 30o ) A , jika
V
L 0,5H . Tentukan nilai R dan C !
Jawaban :
Z
V
2,8330
fo
LC
C
70,730 25 R 25
o
1
1
1
LC
2 2
1
8F
2 L 5002.0,5
Z to
R jL
Jawaban
:
1
jC
R jL R jL
1
R jL
Z to jC R2 2 L2
t
1
R
Z to
t
j C
R L
R L
saat resonansi :
L
R 2 2 , sehingga :
2
L2 2 L
L
2
2 2
2
1 L
R 2 L L R
2 1
R
R
2
L C
LC
2
C
L
C
f
0
1
2 LC
R C
1
LC
R C
1
1
3
6
2 10 .20.10
L2
7 .20.10
1
103
159,2Hz
Misalkan : i I m sin t
Pada L :
di
V t L
L cost
L
dt
Energi :
t
WL t PL t dt VL t .it dt
W
tI
0
t
L sin t costdt
I
LL
sin 2t
dt
I m2
L sin t
2
m
0
2
1
t dtV
R
0
RI m2
WR t
t iRI
t 2dt t
sin
2dt
QL
2
L
2
RI
m
2f
1
L L
R
2 1
R
m
Misalkan : VC Vm sin t
Pada C :
dt
, sehingga :
1cos 2t
1
RI m 2
1cos 2t
tdt
RI
2
2
m
Pada R :
Energi :
t
W
t P
R
sin 2tdt
I
i t C
dVC
c
CV cost
m
dt
Energi :
t
WC t PC t dt VC t iC t dt
W
Vt
0
t
CV sin t costdt
CC
sin 2t
dt
Vm2
sin 2tdt
V
m
0
W max CV
C
C sin t
2
Pada R :
Energi :
t
WR t PR t dt VR t iC t dt
RiC
W t RCV
dt
t dt
1
1
RCV
, sehingga :
QC
2
CVm
RCV
21 2
mf
f
1
2
1
RC
RC
Jadi faktor kualitas untuk rangkaian seri RC :
1
Q
C
RC
Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor kualitas (Q) untuk rangkaian seri :
Q s s
X
Rs
o L
R
1
o
CR
sin 2t t
cos 2 1
2
2
cos tdt RCVm cos tdt
RCVm
RCVm 0 sin 2t t T
t
R
o
CR
Faktor kualitas atau Q pada rangkaian paralel agak berbeda dengan Q pada rangkaian
Pada Komponen RL
Rp
1
atau Q p
Q P
QS
Xp
o
Pada Komponen RC
Q
R
o L
RC
o
240
Rangkaian Listrik
( j R j L 1C
1
)
j L 1
1 j
L
1
1
R
R CR
Jika rangkaian diatas mempunyai faktor kualitas rangkaian seri RLC dimana dinyatakan
dengan :
Q Ro L L Q
R o
1
1
Q
Qo
o CR CR
maka fungsi transfer diatas dapat dinyatakan dengan persamaan :
V ( j)
1
1
1
out
1
L
Vin ( j)
o
1 j
1 j Q 1 1 jQ
o
o
o
Q
R CR
Respon frekuensi magnitudenya :
Vout ( j)
1
2
Vin ( j)
2
o
1 Q
241
Rangkaian Listrik
saat level dayanya adalah setengah dari daya maksimum atau respon frekuensi
magnitudenya sebesar 1
2 , maka :
Vout ( j )
Vin ( j )
1 Q
2
o
Q
1
o 1
o Q
sehingga :
2 o
Q
o
Rumus..ABC :
1,2 Q
Q2
2
2
o
2Q 2
1 o
1
2Q 2Q
2
1
2 o 1
2Q 2Q
Dari gambar respon frekuensi magnitude diatas didapat bahwa :
BW CO 2 CO1 2 1
BW
o
Q
atau :
1 o
2 o
BW
2
BW
2
o
1
1
1
2Q
4
o
Q2
2Q
1 o
1
, maka
2Q : 2Q
dim ana :
1 o
XS
XP
RS
R p Rs (1 Q )
Xp
Rp
Q
Rs
Q
1 Q
2
RP
Soal soal :
1.
Rangkaian
seri
RLC
dengan
L
0,5H
mempunyai
tegangan
sesaat
R 50, L 0,05H , C
20F
terpasang pada
7.
9. Pada rangakain seri RLC faktor kualitas rangkain tersebut adalah 2 dengan nilai
induktor 1 mH dan resistor 1 k. Tentukan frekuensi resonansi dan berapa BW ?
10.
Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC
adalah
o
v 70,7 sin(500t 30 ) menghasilkan arus sebesar i 2,83sin(500t 30o ) .Jika
L=0,5H, tentukan nilai R dan C
11.
Rangkaian seri RLC dengan R=25 dan L=0,6 H akan menghasilkan arus
leaading sebesar 60 pada frekuensi 40 Hz. Tentukan frekuensi resonansai
rangkauan seri tersebut.
12. Suatu
rangkaian seri L = 25mH dan C = 75F mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada o 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25
13.
Rangkaian seri
RLC dengan L
=
0,5H
mempunyai tegangan
sesaat
o
v 70,7 sin(500t 30 ) dan arus
i 1,5sin 500t . Tentukan nilai R dan C.
sesaat Berapa frekuensi resonansinya
14.
15.
16.
Rangkaia R 5, L
dan C variabel disuplai tegangan dengan
n seri
20mH
frekuensi 1000 Hz. Tentukan C resonansi serinya
17.
Rangkai R 5, C 20F dan L variabel diberikan
o
v 100 pada
an seri
1000rad / . L diatur-ature sampai teggangan pada R maksimum. Tentukan
s
tegangan pada masing-masing komponen
18.
Rangkaian
R 100, L 0,5H , C 40F . Hitung frekuensi resonansi,
seri RLC
frekeunsi cut off bawah dan frekuensi cutt off atas
19.
20.
Tentukan nilai C agar daya pada 10 ohm maksimum pada frekuensi 2000 Hz
21.
Rancang suatu folter LPF yang terdiri dari R dan L jika frekuensi
resonasni 10 kHz dan nilai resistor 1k
23.
Suatu rangkaian seri RLC dengan Q = 20 dan BW = 10 kHz. Tentukan
frekuensi resonasni, cut off bawah dan atas. Jika L = 2mH. Tentukan nilai R dan C
24.
25.
Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 20 ohm dan L = 5mH C = 5 nF
terpasang pada sumber tegangan V
a. Hitunglah frekuensi resonansinya
b. Saat resonansi tegangan di C = 2 V, berapakah tegangan sumber yang dipasang
BAB XI
RANGKAIAN KOPLING MAGNETIK
Ketika dua buah kumparan didekatkan atau digandengkan, maka akan timbul suatu
induksi, dengan kata lain kalau dua buah kumparan tersebut terpasang dalam masingmasing loop, maka interaksi dua buah loop yang didalamnya terdapat kumparan yang
digandengkan maka akan timbul medan magnet induksi atau kopling magnet.
Induktansi Sendiri
Tegangan yang melewati kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus
waktu yang melewati kumparan tersebut.
di
V L
L
dt
terhadap
i
L
Atau dapat didefinisikan ketika terjadi perubahan arus, maka terjadi perubahan arus,
maka terjadi perubahan fluks magnetik dikumpar tersebut yang menyebabkan tejadinya
perubahan induksi emf (tegangan kumparan).
N
V N
d
L
L
dt
N = jumlah lilitan kumparan
= fluks magnet
sehingga :
di
d
L dt N dt
Induktansi sendiri
d
L N
di
i
L
Induktansi Bersama
Ketika terjadi perubahan arus i1, maka fluks magnet di kumparan 1 berubah (11 )
D
D
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 1 disebut fluks bocor
( L1 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 1 dan kumparan 2 disebut fluks
bersama ( 21 )
i1
21
v1
N1
Ll
N2
v2
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i1
adalah : 1 L1 21
Tegangan induksi di kumparan 2 (Hukum Faraday ) :
d21
V2 N 2
N 221 M 21
dt
Sehingga :
V2
di1
dt
d21
21
N
2
M
21
M
21
dt
di1
dt
d21
Induktansi bersama
di1
N
21
Ketika terjadi perubahan arus i2, maka fluks magnetik di kumparan 2 berubah ( 22 ).
D
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 2 disebut fluks bocor
( L 2 )
D
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 2 dan kumparan 1 disebut fluks
bersama( 12 )
i2
v1
N1
L2
N2
v2
12
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2
adalah : 2 L 12
2
M 12
di 2
dt
d
N 1 dt12 M
di2
dt
12
12
N 1 ddt
Induktansi bersama
12
i1
V1
i2
21
N1
L1
L2
V2
N2
12
11
11
N d 12
1
dt
dt
dt
dimana :
N
L1i1
11
N112
1
M12i2
di1
dt
sehingga : V1
di2
M 12 dt
dt
dimana :
N
L2 i2
N
2
d2
2
d21
dt
22
N 2 21 M 21i1
2
sehingga :
M 21
di1
V2 L2 di2 M
21 dt
dt
M12 M
dt
250
Rangkaian Listrik
2. Jika salah satu arus masuk terminal dot dan arus yang lainnya keluar di terminal
bertanda dot, maka tanda M akan berlawanan dengan tanda L.
i1
V1
L1
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
i2
L2
V2
251
Rangkaian Listrik
1
V
L
2
dt
2
dt
di2
di
M 1
dt
dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
1
V L
dt
dt
2
di2
di
M 1
dt
dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
1
V L
dt
dt
2
di2
di
M 1
dt
dt
i1
V1
L1
L2
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
1
V L
dt
i2
dt
V2
di2
2
M
di1
dt
dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
1
V L
dt
dt
2
di2
di
M 1
dt dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
1
dt
dt
V
L
2
di2
di
M 1
dt dt
i1
L1
V1
Jawaban :
di
di
V L 1 M 2
1
dt
dt
V
L
2
di2
di
M 1
dt dt
i2
L2
V2
K 21 12
11 22
Dari persamaan sebelumnya :
M 21 N 21
i1
dan M 12
N1
sehingga: M
K
L1L2
12
i2
dimana M 21 M 12 M
M
L1
L2
- Jika nilai k = 0 , berarti nilai M = 0 , artinya tidak ada kopling magnetik.
- Jika nilai k = 1 , berarti M L1 L2 , atau 21 L1 21 yang berarti tidak ada fluks
bocor atau semua fluks bersama melingkari kedua kumparan, unity coupled
transformator.
K
R2
R1
V1
L2
L1
i1
R1
R2
i1
i2
V1
L1
L2
V2
1 1
di1
di2
M
dt
dt
i2
V2
V
i
2
R
L
2
di2
1
dt
di1
dt
Asumsikan tegangan sumber adalah sinusoidal, maka keadaan mantap (steady state):
V1 R1 jL1 i1 jMi2
V2 jMi1 R2 jL2 i2
R1
j
V1
i1
jL1
M
jM
V 2
R2 jL2
i2
R1
V1
j(L1-M) j(L2-M)
R2
i1
i2
jM
Z11 R1 jL1
Z22 R2 jL2
Z12
Z21
jM
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai tegangan V !
Jawaban :
V2
j2I 600o
2
I2
600
o
o
600
o
600
3,54135
sehingga : V
I
Jawaban :
.R 3,54135 .1 3,54135
Z
p
j.2
0,8963
290
2,2427
j
Tinjau loop
I1 :
o
200 (2 j4)I1 j2I 2 0
Tinjau loop I2 :
)I 2 0
o
j2I 1 ( j4
0,8963 Metoda
Cramer :
o
j2
2
200
j4
I
o
j4
0,8963
j2
I 2 0
2 j4 20
j2
0
j2
I2
j40
2 j4
2
j4j2
j2
j4 0,8963o
j2j4 0,8963o
maka :
I i2
Jawaban :
M k L1
jM L2
jk
L1 L2
k
jL1. jL2
j5,7
2,5 2135o
Tinjau loop
I1 :
o
500 (3 j5 j4)I1 (3 j4 j5,7)I 2 0
o
0
2
3
j6
j1,7
3 j50
3 j1,70
3 j3 j1,7
I2
3
j1,78 j6
8,6225
maka :
V 5I
2
43,125
jL2
R1
Jawaban :
R1
jL1 jL2
jM
R1 jL1 jM jL2 jM
R1 jL1 jL2 2 jM
R1 jL1 L2 2M
Rangkaian Pengganti :
R1
jL1+L2-2M)
Transformator Ideal
Transformator ideal adalah tanpa terkopel dimana koefisisen kopling adalah hampir satu
dan kedua reaktansi induktif primer dan sekunder adalah luar biasa besarnya
dibandingkan dengan impedansi yang diberikan pada terminal .
Atau trafo ideal adalah pasangan trafo yang tidak ada rugi-rugi dimana induktansi
sendiri dari primer dan sekunder yang tidak terbatas tetapi perbandingan keduanya
terbatas. Perbandingan antara lilitan sekunder dan lilitan primer adalah :
N
n 2
N1
secara umum diberikan :
M
R2
Zg
i1
Vg
L1
L2
V1
i2 V2 Z2
substitusi :
jMi
2
2
M
jL1
i1
V1 JL1i1 jM j
L
Z
L
Z
2
Z
1
V1
i
j L
1
2 M 2
2
Z j L2
i
V1
V1
1 V1
V2
Z 2 j M
jM
1
Z
2
V1
Z 2 JL2
j
2 M 2 Z 2 jL2
J L1
L1
(Z 2
) 2 M 2
j L2
Pada trafo ideal : 11 N1i1
22 N 2i2
Dimana adalah konstanta yang tergantung dari siofat fisik transformator/ tiadak ada
fluks bocor untuk masing-masing identik.
L1i1 N111
L 2 i 2 N 2 22
11
N1i1
22 N 2i2
L1i1
N1
N1 i1
2
L 2 i2
N 2i2
N2
2
L1
L2 N 2
N1
Sehingga perbandingan L2 dengan L1 :
L2 2
2
n
N 2
L1 N1
Trafo ideal, k = 1 : M
L L
1
k ML1 L2
V2
Z2
jM
2
2
V1
jL1 Z jL2 M
V1
Z 2 j L1 L2
jL1 Z
jL2 L L
2
Z 2 jL1 L2
Z 2 jL1 L2 L1 L2 1
2
jL1 Z L1 2
2
L12
L
L
Z
j
L
1
2
2
1
2
L
V2
L2
L1
n V1
untuk trafo ideal nilai L1 atau L2 tak hingga, sehingga :
jL1 L2
i1
jM
i2 Z2 jL2 Z2 jL2
L1
j L2
j
lim
i2
L1,2
i2 1
i1 n
V2
n
V1
i2 Z 2
n
i1 Z1
lim
jL1
L2
Z2
jL2
L1,2
lim
L1,2
lim
Z2
j
L2
L1,2
Z
nL 2j
2
1 Z2
n
n Z1
Z2
n
i1
i2
1:n
Z1
V1
L1
L2
V2
260
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Tentukan daya yang didisipasikan pada resistor 1!
3. Tentukan arus i !
5. Tentukan arus i !
9. Tentukan nilai induktor totalnya, jika nilai konstanta untuk semua induktor adalah
k=0,5 !
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Tentukan Leq :
17.
18.
Tentukan Leq :
19.
Tentukan Leq :
20.
Tentukan Zeq :
21.
22.
23.
24.
25.
BAB XII
RANGKAIAN TRANSIEN
Respon alami adalah respon yang tergantung hanya oleh energi dalam yang disimpan
komponen atau elemen dan bukan oleh sumber luar.
Respon transien atau respon peralihan adalah respon sementara yang muncul dalam
rentang waktu tertentu.
Respon steady state adalah respon yang ada atau muncul setelah waktu yang lama
diikuti oleh beroperasinya saklar.
Respon paksa adalah respon yang muncul karena reaksi satu atau lebih sumber
bebasnya.
Rangkaian Transien Orde 1
Rangkain RC bebas sumber
Pada saat t = 0 , kondisi switch berada pada posisi gambar diatas, jika keadaan tersebut
sebagai kondisi steady state maka :
VC (0) Vo
Asumsi : kapasitor dicharge sampai Vo
Energi di Kapasitor ( t = 0 ) :
1
2
W (0) CV
C
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
Analisis untuk menentukan V(t) untuk t > 0 :
i(t)R VC (t) 0
Pada komponen C :
dV (t)
i(t) C C
dt
sehingga :
(t) 0
dVC (t)
C
R
V
dt
dV (t)
(t)
RC C
C
V dt
1
1
dVC (t)
VC (t)
dt
RC
Kedua ruas masing masing diintegralkan :
V
t
1
1 dVC (t)
dt
VC (t)
RC
1 dV (t)
V (t)
V
dt
RC
RC
lnV (t)
lnVo
V (t )
t
Vo
RC
t
V (t)
e RC
Vo
ln
V (t) Voe RC
Konstanta waktu : RC
Daya pada resistor :
2
V (t)
2
2t
Vo RC
PR (t)
e
R
R
Energi pada resistor :
2
2t
PR (t)dt
W R (t)
=
RC
dt
e
0
Vo 2
R
Vo
=
W R (~)=
2t
RC
dt
~
RC
2t
V
o
V
C0 1 2o C
RC
R
1
CV
2 o
2
2
Pada saat t = 0 kondisi saklar tertutup , jika rangakain tersebut dalam kondisi steady
state maka :
Vo
I L (0)
I o
R1
Asumsi : induktor menyimpan arus I 0 di t = 0
Energi di induktor :
1
2
W (o) LI
L
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
Analisis untuk menentukan i(t) pada t > 0 :
i(t)R VL (t) 0
270
Rangkaian Listrik
Pada komponen L :
di(t)
V (t) L
L
dt
sehingga :
di(t)
i(t)R L
0
dt
di(t)
i(t)R
dt
R
1
di(t) dt
L
i(t)
Integralkan kedua ruas :
L
i (t )
R
dt
L
I0
0
i(t)
R
ln i(t) ln io t
L
ln
di(t)
i(t )
R
L t
io
i(t)
e
io
R
t
L
R
t
L
i(t)
ioe
Konstanta waktu :
Daya pada resistor 2:
W R (t) =
e
R
2 R
(t)dt Rio
0
2
= Rio
W R (~)= 1
2 R
PR (t) i(t) 2 R io e
Energi pada resistor :
~
L
e
2R
dt
0
2 Rt
~
L
io 2 L
io 2 L
0 1
2
2
Li
0
2
Grafik hubungan waktu terhadap arus :
271
Rangkaian Listrik
C (t )
R
ln(VC (t
i0 dVC (t )
t
io R)
RC
k
RC
VC (t ) io R e t
t
VC (t ) e k
e
RC
k
RC
io R
VC (t ) Ae
dt
RC
io R
dimana : Ae RC
i0 R adalah respon paksa
Pada saat t = 0, maka Vc0
sehingga :
Vo
VC (t )
Ae
RC
io R
Vo A io
R
Vo
io
R
sehingga :
VC
(t )
RC
io R,...t 0
Vo io
Re
Grafik hubungan waktu terhadap tegangan :
Analisis keadaan switch diubah ( t > 0 ) seperti gambar pada halaman sebelumnya, jika
dianalisis sama halnya seperti pada rangkaian RC dengan sumber maka didapatkan
persamaan akhir :
Vo Vo tR
L
I
I L (t)
R
R
Kasus secara umum
dy
Py Q
dt
dimana :
y = fungsi V atau i
P,Q = konstanta
sehingga :
d
Pt
( ye ) dy e Pt PyePt ePt
dt
=
dt
Pt
= e (
d
( ye
Pt
dy
Py)
dt
Pt
= e Q
)
dt
kalikan kedua ruas dengan dt dan integralkan :
d ( ye
Pt
dt ye
Pt
Pt
) Qe
Qe
Pt
Pt
Qe
Pt
dt Ae
Pt
Pt
Q Pt
e AePt
P
Q
Pt
y Ae
P
dimana :
Ae P adalah respon alami
y ePt
Contoh latihan :
1. Jika rangkaian tersebut pada saat t = 0 berada dalam kondisi steady state, cari VC
untuk t > 0 !
Jawaban :
Pada saat t = 0 atau keadaan switch ditutup dalam keadaan steady state (mantap)
VC (0)
40 25V
5
3
Pada saat switch dibuka atau t > 0, maka :
VC (t
)
Vo
e
VC (t 25
e
)
RC
t
1
510
25e
2t
Jawaban :
VC (0)
30
64 48V
30 6
4
Pada saat t > 0 (switch ditutup), maka :
Rt 15
VC (t
6.30
6
30
Vo
e
RC
t1
20
40
VC (t 48
e
)
VC (t )
i (t)
t
20
20
48e
48
2t
20
2t
30
i
t
30 6
30 48 2t
i
e 2e2t
36 20
3. Tentukan nilai i pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi steady state pada rangkaian tersebut
!
Jawaban :
Pada saat t = 0, kondisi mantap :
Rt 9 3 2.6
27
2
2
54
6
4
A 6 4 3A
it
27 2
6
i
iL (0)
t
6 2
8
Pada saat t > 0, maka :
Rt 3.6
3 6
2 4
R
t
L
iL (t)
ioe
iL (t)
3e
4
t
2
3e
2t
Loop i1 :
di1
2
12i1 4i2 Vg ...........(1)
dt
Loop i2 :
4i
1
i
i
1
4i2
di2
dt
1 di2
.......................(2)
4 dt
dari persamaan (1) dan (2) :
1 di2 ) 12(i 1 di2 ) 4i V
d
2
2
g
2 (i2
dt
4 dt 12i2
4 dt
3
2
di2 4i V
1 d i2
di
2
g
2 2
2
dt 2 dt
2
1d i
di2
2
2 dt 5
2
2
dt
dt
8i2 Vg
d
x
a
1
2
dx
dt
a x f (t)
o
dt
dimana respon lengkap : x xn x f
Respon alami ( xn )
Terjadi pada saat f (t) 0 , sehingga jika xn Aest :
2
st
d x
dx
x 0, Ae
x
a
a
dt
1
o
n
dt
2
2
As e
a
st
st
Aa1 se
st
st
Ae 0
Ae (s a s a ) 0
1
o
s 2 a1 s ao 0
2
a a 4a
1
o
s12
1
2
xn1 A1 es1t
xn A2 es2t
2
x x
x
n
st
s t
A e 1 A e 2
n1
n2
jt
e
+ A
t
e 2
= e ( A1 e jt
ejt
A ejt )
+
2
= e ( A cos t + j A sin t
+
t
A cos t
2
= e ( ( A + A )cos t + j( A - A )sin t )
1
= e ( B cos t + B sin t )
1
xn = ( A1 + A2 t ) e
A sin t)
2
Respon paksa ( x f )
Contoh kasus :
2
d x
dx
1.
+ 10
+ 16x = 32
2
dt
dt
misalkan : x f = A
16 A = 32
2t
8t
A =2
sehingga : x(t = xn + x = A1
+ A2 e
2
)
e
d x
f
dx
2.
+ 10
+ 16x = 40cos4t
2
dt
dt
misalkan : x f = Acos4t + Bsin4t
dx
= -4Asin4t + 48Bcos4t
dt2
d x
2
dt = -16Acos4t 16Bsin4t
-16Acos4t 16Bsin4t 40Asin4t + 40Bcos4t + 16Acos4t + 16Bsin4t = 40cos4t
cos4t(-16A+40B+16A) + sin4t(-16B-40A+16B) = 40cos4t
40Bcos4t 40Asin4t = 40cos4t sehingga
:
40Bcos4t = 40cos4t
B=1
-40Asin4t = 0
A=0
x f = Acos4t + Bsin4t = sin4t
2t
8t
sehingga :
x(t = x + x = A
n
1
)
e
f
+ sin4t
+ A2
e
f (t)
xf
At + B
At
eat
sinbt , cosbt
5
6
Respon Lengkap
at
at
e sinbt , e cosbt
+ Bt +C
A eat
Asinbt + Bcosbt
e
at
(Asinbt + Bcosbt)
Gabungan antara respon alami dan respon paksa dengan initial kondisi ( kondisi awal )
280
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Tentukan nilai V pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi steady state !
Jawaban :
Pada saat t = 0, kondisi steady state :
VC (0) 0V
8
iL (0) 2 A
4
Pada saat t > 0, maka :
diL (t)
dt
4i (t)
VC
(t)
dim ana :
dVC (t)
iL
(t) C dt
di (t)
8 L 4i (t)
(t)
dt
VC
L
2
8 d
VC (t)
1
V
2
dt
2
dVC (t)
dt
(t)
C
d VC (t)
1 dVC (t)
281
Rangkaian Listrik
(t)
20
dt
2
160
d
VC (t)
2
20V
dt
dt
dVC (t)
dt
(t)
C
Respon alami : V n Ae
2
d Vn (t)
dV (t)
4 n
20V
st
(t) 0
n
2
dt
dt
st
2
Ae (s 4s 20) 0
2
(s 2) 16 0
s1 2 j4
s2 2 j4
Vn
e
2t
Respon paksa : V f A
20V 160
f
20 A 160
160
A
8
20
sehingga :
V (t) Vn (t) V f (t)
2t
V (t)
( A1 cos 4t A2 sin 4t) 8
e
Pada saat : V (0) A1 8 0 A1 8
Pada saat : iL (0) 2
iL (t) C
dV (t )
1 dV (t )
20 dt
dt
i (t) 1
cos 4t
2t
4 A
L
20
i (0) 1
2 A 4 A 2
20
2A1 4 A2 40, dim ana : A1 8
16 4
A2
40
A2
sehingga :
V (t) e
2t
24
4
Soal soal :
1. Tentukan nilai i pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi steady state !
2.Tentukan nilai V(t) pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi rangkaian dalam keadaan
steady state (mantap) !
BAB XIII
KUTUB EMPAT
Bentuk umum :
Jaringan 2 port dengan 4 terminal
Parameter Z
Misalkan :
I1 dan I2 adalah input
V1 dan V2 adalah output
Maka :
V1 Z11 I1 Z12 I 2
V2 Z 21 I 1 Z 22 I 2
V1
I1
I 2 0
V2
I
1 I2 0
V2
I
I1
0
I1 0
Impedansi yang dihasilkan sebagai impedansi open circuit atau parameter open circuit
atau parameter Z.
Z11
= impedansi port primer ketika port sekunder open circuit
Z22
= impedansi port sekunder ketika port primer open circuit
Z12 = Z21 = impedansi transfer dimana perbandingan tegangan disatu port dibandingkan
arus di port lainnya.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
Ketika port 2 OC (I2 = 0), maka :
V1
Z3
Z I 1 1
V2
Z 3
I1
Ketika port 1 OC (I1 = 0), maka :
V2
Z3
Z I 2 2
V1
3
Z I 2
2. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1 (1k 3k )I1 3kI 2 4kI1 3kI 2
V2 (10k 3k )I 2 3kI1 3kI1
13kI 2 maka :
Z11 4k
Z12 3k
Z
Z
21
3k
22
13k
3. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1 (3 6 j4)I1 (6 j4)I 2
V1 (9 j4)I1 (6 j4)I 2
V2 2I1 (6 j4)I 2 (6 j4)I1
V2 (8 j4)I1 (6 j4)I 2
maka :
Z11 9 j4
Z12 6 j4
Z 21 8 j4
Z 22 6 j4
Parameter Y
Misalkan :
V1 dan V2 adalah input
I1 dan I2 adalah output
Maka :
I1 Y11V1 Y12V2
I 2 Y21V1
Y22V2
Jika port 2 short circuit (V2 = 0), sehingga :
I1
Y11 V1 V
0
2
Y21
I2
V1
V2
0
I1
V2
I2
V2
V1
0
V1
0
Admitansi yang dihasilkan sebagai admitansi short circuit atau parameter short circuit
atau parameter Y.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
Jawaban :
I1 14V1 8V2
I 2 8V1 18V2
maka :
Y11 14
Y12 8
Y21 8
Y22 18
3. Tentukan parameter Y dalam domain j!
Jawaban :
Y11
1
I 1
V 10
1
Y1
2
1
4
1
j
10 4
j
4
V
1
Y21
j
I1
V 4
2
Y22
V2
V1
I1
h12
h21
V1
V2
I2
I1
V2 0
I1
0
V2
0
h22
dan
I2
V2
I1
0
290
Rangkaian Listrik
g11
g12
I1
V1
g
21
I1
I2
V2
V1
I2
0
V1
0
I 2 0
V2
22
I2
V1 0
V1
I2
I1
V2
I1
V2
I2
0
V2
0
I2
0
V2
0
Contoh latihan :
Tentukan parameter transmisi !
Jawaban :
Parameter transmisi :
V1 AV2 BI 2
I1 CV2 DI 2
Pada saat V2 open circuit (I2 = 0) :
V1 AV2 A V1
V2
dim ana :
Z2
V2
V1
Z1 Z 2
A
V1
Z1 Z
6 8
14
V2
Z2
I1
I1 CV2 C
V2
dim ana :
V2 Z 2 I 1
I
C 1
1
1
V2 Z 2 8
Pada saat V2 short circuit (V2 = 0) :
V1 BI B V1
I
2
2
dim ana
:
V
Z23
Z 2 .Z3
Z 2 Z 3
Z1
Z 2 .Z 3
Z2
V Z Z 3 I 2
V1
23
Z 2 .Z3
Z3
Z2
V Z I
Z 3
3 2
Z 2 .Z 3 1
Z1
Z2 Z3
V
B 1 Z1 (Z 2 Z 3 ) Z 2
I 2
Z3
Z2
I1 DI
2
dim ana :
Z2
I 2
I1
Z 2 Z 3
I
D 1 Z 2
I 2
Z 3
Z2
sehingga :
14
A 8
188
B 8
1
C
8
18
D 8
I1
I
18
8
188
8
11
Y22
V2
21
I 2
V1 I1
I2
Y12
Y22 I1 Y12 I 2 Y22
Y22 Y12
Y11 YY2122 I
Y
Y
Y12 I
1
V2 Y11 I1
Y I Y11 I 2
Y
Y21 YI11
21 1
21
2
Y21 Y12 Y22I
Y
Y
Y11 I
1
sehingga :
Z11
Y22
Y
Y
Z12
12
Y
Z21 Y21
Y
Y
Z22 11
Y
11
21
Z22 I 2 V
V1 Z12
V2 Z22
Z V Z12V2 Z22
Z
I1 Z11 ZZ2112 Z22 22 1
V1 12 V2
Z
Z
Z
Z11 V1
Z21 V2
Z 21V1 Z11V2
Z
Z
2112 Z22
V2 Z11 ZZ
21 V1 11 V2
Z
Z
Z
sehingga :
Y11
Z22
Z
Y12
Z
12
Z
Z
Y21
21
Z
Y22 Z11
Z
Tabel Konversi
Z11 Z12
Z
Z
21
Z 22
Z 12
Z
Z 21 Z
Z11
Z
Z
Z11 Z
Z 21 Z 21
1 Z 22
Z 21 Z 21
Z Z12
Z 22 Z 22
Z
1
21
Z 22 Z22
Y22
Y
12
Y
Y
Y2 1 Y1 1
Y
Y
Y11
Y
21
Y22
Y21
Y
Y
21
1
Y12
Y
22
Y21
Y
11
Y21
Y
12
Y11
Y11 Y
Y21
Y11
C
1
C
D
D
T
B
B
D
1
D
C
h22
h
21
1
h11
h21
h11
h
h21
h22
h
21
h12
h22
1
h22
h12
h11
h
h h11
h21
1
h
21
h11
h
h 12
21 h
22
dengan demikian :
Y11 Y11a Y11b
Y12 Y12a Y12b
Y21 Y21a Y21b
Y22
Y22a
Y22b
2. Koneksi seri
2b
I 2b dimana :
I1 I1a I1b
I 2 I 2a I 2b
maka :
V1 V1a V1b Z11a I1a Z12a I 2a Z11b I1b Z12b I 2b Z11a I1a Z11b I1b Z12a I 2a Z12b I 2b
V1 (Z11a Z11b )I1 (Z12a Z12b )I 2
V2 V2a V2b Z 21a I1a Z 22a I 2a Z 21b I1b Z 22b I 2b Z 21a I1a Z 21b I1b Z 22a I 2a Z 22b I
2b
A Aa Ab Ba Cb
B Aa Bb Ba Db
C Ca Ab Da Cb
D Ca Bb Da Db
Soal soal :
1. Tentukan parameter Z !
300
Rangkaian Listrik
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorf C. Richard, James A. Svoboda, 1996, Introduction to Electric Circuits, 3rd
Edition, John Wiley & Son, Singapore
2. Harmonyati B.K, 1981, Rangkaian Listrik I, Institut Teknologi Bandung, Bandung
3. Hyat, William, 1972, Engineering Circuit Analysis, Mc Graw Hill., Singapore.
4. Johnson, David. E, 1997, Electric Circuit Analysis, Prentice Hall, London.
5.Smith, Ralph .J., 1984, Circuits, Devices and Systems, John Willey & Son,
Singapore.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung