Pemahaman Regulasi Spektrum Frekuensi PDF
Pemahaman Regulasi Spektrum Frekuensi PDF
FREKUENSI
Oleh : Agus Priyanto, M.Kom
DEFINISI SPEKTRUM
N
Nomor B
Band
d Kl ifik i
Klasifikasi Ak
Akronim
i F k
Frekuensi
i
4 very low frequency VLF 3 kHz - 30 kHz
5 low frequency LF 30 kHz - 300 kHz
6 medium
di ffrequency MF 300 kHz
kH - 3000 kHz
kH
7 high frequency HF 3 MHz - 30 MHz
8 very high frequency VHF 30 MHz - 300 MHz
9 ultra high frequency UHF 300 MHz - 3000 MHz
10 super high frequency SHF 3 GHz - 30 GHz
11 extra high frequency EHF 30 GHz - 300 GHz
12 . .. 300 GHz - 3000 GHz
KARAKTERISTIK FREKUENSI
Frekuensi tinggi
gg ((HF))
Gelombang dapat dipantulkan sempurna oleh lapisan ionosfer atmosfer bumi dan
juga oleh tanah sehingga jarak propagasi menjadi sangat jauh (ribuan km).
Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin sulit dipantulkan oleh ionosfer. Maka
dalam komunikasi gelombang mikro (microwave) disyaratkan Line of Sight (LOS),
yakni antena pemancar dan penerima harus bisa saling melihat tanpa terhalang
lengkung bumi.
MANFAAT SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
R d
Radar
Navigasi & komunikasi pelayaran
PENGGUNAAN FREKUENSI BERKAITAN
DENGAN KESELAMATAN PELAYARAN
Sinyal marabahaya
MENGAPA PENGGUNAAN SPEKTRUM
FREKUENSI RADIO PERLU DIATUR ?
| Mencegah saling interferensi/gangguan
| Merupakan sumber daya alam yang terbatas
y Menjamin ketersediaan spektrum untuk semua
kepentingan seperti untuk tujuan keselamatan (SAR),
pertahanan keamanan,
keamanan pemerintahan,
pemerintahan komersial,
komersial satelit,
satelit
penelitian, penyiaran dll;
| Bernilai strategis bagi negara dan kehidupan manusia
| Memiliki nilai ekonomis
| Memiliki dampak internasional (lintas batas negara)
| Penggunaan yang tidak sesuai, dapat membahayakan
keselamatan jiwa manusia;
y Contoh : gangguan dalam frekuensi navigasi penerbangan
dapat membahayakan keselamatan penerbangan
PENGELOLAAN SPECTRUM
RESOURCES
Prinsip Pengelolaan Spectrum Resources
1. Pengelolaan S-R bersifat komprehensif, sistematik dan
terpadu
2. Penerapan Secara Internasional yang diatur dalam radio
regulations
3
3. Dikembangkan dalam aturan yang bersifat supra-nasional
supra nasional
4. Mampu Mengakomodasikan kebutuhan masa depan
5
5. Berorientasi pada kesejahteraan masyarakat yang
didasarkan pada kebutuhan nasional dan mengikuti
perkembangan teknologi yang selalu berkembang dan
berkelanjutan
Pengelolaan S-R Sebagai Limited
Resources
| S-R Sebagai limited resources harus dikelola secara efektif dan efisien,
melalui :
a) Perencanaan penggunaan S-R yang bersifat dinnamis dan adaptif
terhadap kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi
b) Pengelolaan S-R secara sistematik dan didukung sistem informasi
S-R yang akurat dan terkini
c) Pengawasan dan pengendalian penggunaan S-R yang konsisten
dan efektif
d) Regulasi yang bersifat antisipatif dan memberikan kepastian
e) Kelembagaan pengelolaan S-R yang kuat, didukung oleh SDM
yang profesional serta prosedur dan sarana pengelolaan S-R yang
memada
KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
FREKUENSI RADIO
Ditjen Postel ( Dijen SDPPI ) adalah lembaga pengelola S-R yang terdaftar
pada organisasi internasional ( ITU ) sebagai administrasi telekomunikasi,
mewakili negara dalam forum internasional dan regional untuk bidang
pengelolaan
p g S-R ( dalam struktur Kominfo yyang
g baru berada pada
p Ditjen
j
Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Telematika )
Bertanggung jawab secara sisstematik penggunaan S-R di wilayah
republik Indonesia
Memiliki aturan nasional dalam pengelolaan S-R ( UU 36/1999 tentang
telekomunikasi, PP 52 dan 53 tahun 2000 dan peraturan teknis lainnya
Menetapkan frekuensi kepada pengguna S-R, baik terhadap individu
maupun institusi / korporasi, melalui mekanisme lisensi sesuai ketentuan
Menyiapakan materi yang komprehensif untuk bahan kebijakan
pengelolaan S-R
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN SPECTRUM
RESOURCES
Radio Regulations
g dijabarkan
j dan dikembangkan
g menjadi
j National
Master Plan S-R dalam beberapa jenis layanan komunikasi radio
Ditjen Postel melakukan penataan dan perencanaan alokasi S-R
terhadap hal-hal berikut :
1. Penyiaran radio dan TV
2. Penyelenggaraan Seluler (cdma, GSM, 3G, LTE)
3. Radio Trunking
4. Broadband wireless access dan Internet access
5. Satelit (C-band, extended C-Band, S-Band, L-Band, Ku-Band)
6. Jaringan mikro ( microwave link )
7
7. Keperluan Hankam, Penerbangan, Maritim, Meteerologi, dll,
8. Penetapan standar teknis radio dan frequency plan
DASAR HUKUM
Peraturan Internasional:
Radio Regulation ITU
Resolusi dan Rekomendasi ITU terkait
Peraturan Nasional
Undang-undang
U d d N
No. 20 T
Tahun
h 1997 T Tentang
t P
Pendapatan
d t N Negara BBukan
k P Pajak
j k
Undang-undang No. 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
PP. No. 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
PP. No. 53 Tahun 2000 Tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
R di dan
Radio d O bit Satelit
Orbit S t lit
PP. No. 28 Tahun 2005 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku Pada Depkominfo
Kepmen No.5/2001 tentang Tabel Alokasi Frekuensi Indonesia
P
Permen 17/PER/M KOMINFO/10/2005 Tentang
17/PER/M.KOMINFO/10/2005 T t T t cara Perizinan
Tata P i i d
dan
Ketentuan Operasional Penggunaan Spektrum Frkuensi Radio.
Permen 19 /PER.KOMINFO/10/2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif
Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Dari Biaya Hak Pengguanaan
S kt
Spektrum F k
Frekuensii Radio
R di
Perdirjen No. 155/Dirjen 2005 Tentang Standar Operasional prosedur
Pelayanan Perizinan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio.
PERIZINAN
| Setiap penggunaan spektrum frekuensi radio untuk
penyelenggaraan
p y gg telekomunikasi wajib
j mendapatkan
p izin dari
Menteri.
Ref: PP No.53/2000 pasal 17 ayat 1
Minus :
Perhitungannya cukup rumit dan kompleks
Tidak mendorong pemanfaatan spektrum secara maksimal oleh operator
Operator dapat menguasai spektrum tanpa membangun dan tanpa kewajiban
pembayaran
Susah menghitung jumlah BTS Seluler yang semakin banyak, dan bervariasi (membuka
peluang operator untuk tidak melaporkan jumlah BTS yang sebenarnya)
Tidak fleksibel bagi operator seluler yang perlu mengkonfigurasi ulang jaringannya
setiap periode tertentu untuk meningkatkan kualitas layanan
BHP Frekuensi berdasarkan Pita:
Sejak 2006 diterapkanuntuk pita 3G
2010 diterapkan untuk penyelenggaraan jaringanakses (seluler/BWA/F
WA)
Plus :
Mendorong pemanfaatan spektrumsecara efisien oleh operator
Mendorong peningkatan kualitaslayanan oleh operator
Lebih transparan dan fair
Perhitungan tagihan lebih sederhana
M d h diverifikasi
Mudah di ifik i
Mempermudah pengawasan dan pemantauan
Memberikan kepastian bagi perencanaan operator
Minus :
Penambahan nilai BHP pada titik tertentu akan cenderung stabil
Sulit untuk menentukan nilai ekonomis yang sebenarnya (jika terlalu mahal akan
menghambat pertumbuhan layanan tetapi jika terlalu murah akan tidak menguntungkan
negara)
Perlu proses transisi yang hati-hat idan cermat dari formula lama
TANTANGAN DAN HAMBATAN PEMBANGUNAN
WIRELESS BROADBAND
Kondisi Wireless Broadband
di Indonesia
1 2 4 5
Regulasi Permintaan Ketersediaan
Penggunaan Pasar jenuh Kriminali-
Spektrum Spektrum Target
Spektrum dan sasi
PNBP terus
t
kurang kesulitan Kebijakan
naik
mendukung* refarming Spektrum
KRISIS
SPEKTRUM
4 PILAR SOLUSI
Revisi Peraturan terkait Penguatan Kelembagaan Pendanaan untuk Revisi Peraturan Terkait
Spektrum (Freq sharing, (Kominfo, DeTIKnas, Penggusuran TIK konvergensi,
MVNO fl
MVNO, flexible
ibl use)) BP3TI) pendudukan
d d k frekuensi
f k i b kb
backbone dan
d k
konten
Referensi:
http://www.telkom.co.id/hubu
ngan-investor/laporan-
laporan/laporan-keuangan/
http://www.indosat.com/Inves
torRelations/Investor_Relation
s/Financial_Statements
http://www.xl.co.id/investor-
relation/AnnualReport
http://www.manajementeleko
munikasi.org/2012/07/pertumb
uhan-industri-telekomunikasi-
di.html
KRISIS SPEKTRUM
| Pertumbuhan trafik data eksponensial
y Smartphone,
p , Tablet,, M2M,, dsb
| Kebutuhan spektrum mobile broadband:
y ITU-R Report M.2078, perlu tambahan 1280 1700 MHz bandwidth
pada tahun 2020
y FCC-US and OFCOM-UK : perlu tambahan 500 MHz pada tahun 2020
y Australia: perlu tambahan 150 MHz pada tahun 2015, 150 MHz
tambahan lagi di tahun 2020. Saat ini punya 800 MHz
y Indonesia: saat ini hanya punya 425 MHz bandwidth efektif.
| Diperkirakan pada tahun 2020, Indonesia membutuhkan 500 MHz
bandwidth tambahan untuk Mobile Broadband.
y Band < 1 GHz (termasuk Digital Dividend 700 MHz opsi paling optimum
untuk kapasitas dan jangkauan)
y Band > 1 GHz (di wilayah perekonomian utama), termasuk WiFi untuk
off-loading
ff l di
| Dengan pertumbuhan komunikasi data dan menurunyya komunikasi
suara, masa emas operator seluler sudah mengalami penurunan
pertumbuhan pendapatan.
Source:Author
26
Source: PemodelanAkselerasiImplementasiDigitalDividenddiIndonesia(DennySetiawan,2013)
Demand Spectrum Forecast in Indonesia
100
50
13
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
0
2011 2012
-16
-53
-100
z)
-100
100
Spectrum (MHz
-200 -157
-214
-300
-297
297
-400
-383
-500
-500
500
-600
| Asumsi:
y Pertumbuhan Traffic Data 60% per tahun
y Pertumbuhan Site Tower 28.8% per tahun
27
Band Bandwidth Penggunaan Saat ini
450 470 MHz 2 x 7.5 MHz Mobile Cellular (CDMA)
890
Target MHz D fi it 445
Defisit
390 510 647 677 735 735 s/d 500 MHz
Supply MHz MHz MHz MHz MHz MHz
Menjadi lebih
efisien setelah
penataan
800 MHz 32 MHz 40 MHz ( i i
(minimum GB) 40 MHz
2300 MHz
13 MHz
30 MHz + 60 MHz
13MHz 30 MHz
Seleksi izin
60MHZ pita
TDD
30 MHz
90 MHz
2.3 GHz
2600 MHz Pelepasan 150 MHz 150 MHz
2.6GHz, masa laku
ISR selesai/ Digital
700 MHz
MH 90 MHz 90 MHz
mengikuti masa Dividend
laku satelit?
450 MHz 15 MHz 15MHz
TABEL BATAS WAKTU IZIN IPSFR
XL Axiata
A iata 2020 2020 2016 2020,
2016, 2020 2023 2020
Indosat 2020 2020 2016, 2019 2020
H3I 2020 2016,, 2019 2020
Operator
2020
CDMA800
BWA 2.3 GHz
2019
Regional
Catatan:
Batas waktu izin pita 10 tahun dari sejak izin diterbitkan, dan dapat dipepanjang 10 tahun
Untuk pita 2.1 GHz, berbeda batas waktu antara 1st, 2nd dan 3rd carrier
Untuk CDMA 800MHz, di Kepri masih ISR tergantung hasil koordinasi perbatasan
KEBIJAKAN PENATAAN FREKUENSI 800 MHZ
| Memberlakukan Teknologi Netral pada pita frekuensi band 5 dan band 8
(CDMA dan GSM)
| Tukar Frekuensi Radio:
y Telkom Flexi dengan Btel Esia di JBJB
y Smartfren dengan Telkom Flexi
| FWA hilang?: Telkom Tsel, Jabersel Btel PNBP
| Alokasi frekuensi guard band 2.5 MHz tidak dilakukan
seleksi, melainkan ditetapkan untuk Telkom. Alasannya alokasi tersebut
b k l h pita
bukanlah i ffrekuensi
k i baru,
b melainkan
l i k pita
i frekuensi
f k i yang tersedia
di
sebagai akibat dari penataan frekuensi.
| Kebijakan penetapan 7.5 MHz untuk Telkom (5 MHz ex Flexi dan 2.5
MHz guard-band)
guard band) atas dasar penetrasi akses komunikasi suara dan pita-
pita
lebar dengan basis desa/kelurahan, dan mempercepat target jangkauan
mobile dan fixed dalam Indonesia Broadband Plan yaitu rural 40%
coverage akhir tahun 2017 dengan bitrate 512 kbps, dsb.
32
PENATAAN FREKUENSI 800 MHZ
33
ALOKASI SPEKTRUM IMT SEBELUM PENATAAN
CDMA 800 MHZ
TOTAL
Operator 850MHz 900MHz 1.8 GHz 1.9 GHz 2.1 GHz 2.3 GHz
(MHz)
Telkomsel 0 15 45 30 90
XL Axiata 0 15 45 30 90
Indosat 0 20 40 20 80
H3I 0 0 20 20 40
CDMA 850 36.9 0 0 0 0 0
SmartTel 1900 13.75
13 75 13 75
13.75
Lainnya 0 30 45
Total Bandwidth 345
Catatan:
Operator CDMA 850 adalah Telkom Flexi, Indosat Starone, Bakrie Telekom dan
Smartfren
Operator lain seperti STI di 450 MHz (2 x 7.5
7 5 MHz),
MHz) dan BWA 2.3
2 3 GHz Regional seperti
34
Firstmedia, Internux, IM2, Jasnita dan Berca
ALOKASI SPEKTRUM IMT PASCA PENATAAN
CDMA 800 MHZ SEPT 2014
Operator 850MHz 900MHz 1.8 GHz 1.9 GHz 2.1 GHz 2.3 GHz TOTAL
Telkomsel
T lk l 15 15 45 30 105
(+ Telkom)
XL Axiata 0 15 45 30 90
Indosat 5 20 40 20 85
H3I 0 0 20 20 40
Smartfren & 20 0 0 0 30 50
BTEL
Lainnya 0 30 45
Total Bandwidth 415
Catatan:
Telkom Flexi konsolidasi dengan Telkomsel,
Indosat Starone konsolidasi dengan Indosat
Smartfren konsolidasi dengan Bakrie Telkom
Operator lain seperti STI di 450 MHz (2 x 7.5 MHz), dan BWA 2.3 GHz Regional
seperti Firstmeia, Internux, IM2, Jasnita dan Berca
35
Pita Seluler 900 MHz
Band 8 Uplink
880 915
Band 8 Downlink
925 960
36
36
PENATAAN FREKUENSI 1800 MHz
38
Rencana Penataan Pita 1800 MHz
Pemerintah menetapkan target penataan, namun pelaksanaan
penataan berdasarkan konsensus sesama operator.
p p
11 12
Posisi pita frekuensi contiguous ini sesuai dengan tujuan penataan menyeluruh yang tercantum
pada Pasal 4A ayat (2) PM 1/2006 jo. PM 31/2012.
Hasil Keputusan Menteri Merger XL-Axis awal 2014, blok 11 dan 12 dikembalikan izinnya ke
Pemerintah.
Blok 11 dan 12 Pita 2.1 GHz direncanakan untuk diseleksi tentatif akhir tahun 2014 dengan
memperhatikan jadwal migrasi PCS-1900.
40
PENATAAN FREKUENSI 2300 MHZ
Saat ini
1 2 3
Rencana
Penataan
2500 2570
Band 7 UL Band 7 DL
2570 2620
Band 38 TDD
Band 41 TDD
2496
2690
42
KONDISI EKSISTING PITA 2.5/2.6 GHZ
| Pada pita frekuensi 2520 2670 MHz (150 MHz) digunakan untuk
penyelenggaraan infrastruktur telekomunikasi bagi layanan penyiaran
berbayar melalui satelit Indostar II yang dilaksanakan oleh PT. Media
Citra Indostar (MCI).
( )
| Pada pita 2500 2518 (18 MHz) dan 2670 2690 MHz (20 MHz)
digunakan untuk keperluan BWA yang saat ini diberikan kepada PT.
Elang Mahkota di kota (Jabotabek & Surabaya) dan PT. Citra Sari
Makmur (Jakarta,
(Jakarta Bandung,
Bandung Semarang)
| Ekosistem LTE di pita 2.6 GHz terutama band 7 FDD 2.6 Ghz sudah
banyak.
| Perlu rencana strategi
g kebijakan
j p
penataan frekuensi y
yang
g menyeluruh.
y
43
Digital
g Dividend
ERA TV ANALOG 328 MHz
478 806 MHz
TV Analog
Penerimaan Tetap Free To Air (FTA)
Kanal 22-62 :
235 pemancar TV analog ada di
Jawa-Bali dan 465 pemancar TV
analog ada di luar Jawa-Bali
Kanal 48-62 :
86 pemancar TV analog l ada
d di
Jawa-Bali dan 118 pemancar TV
analog di luar Jawa-Bali
45
POTENSI DIGITAL DIVIDEND 700 MHZ
| Dengan menggunakan tower eksisting Operator Selular di Indonesia
p 700 MHz LTE Fixed Wireless DSL
o Broadband 2 Mbps
o Cakupan > 90% wilayah Indonesia
| Keterlambatan Digital Switch-over dan Implementasi 700 MHz untuk
Mobile Broadband sampai
p tahun 2018 dibandingkan
g dengan
g
Implementasi Digital Dividend pada akhir tahun 2014 akan secara
signifikan memberikan dampak sosial ekonomi terhadap pertumbuah
ekonomi Indonesia (BCG Report, 2013) Rural Broadband LTE
y Pengurangan
P pertumbuhan
t b h GDP : 54%
y Pengurangan Pendapatan Negara dari Pajak dan lainnhya: 69%
y Pengurangan Penyerapan Tenaga Kerja: 78%
46
SEMUA TEKNOLOGI SELULER BERMUARA DI LTE
Semua teknologi selular, baik GSM, CDMA, maupun Wimax pada akhirnya akan
berevolusi menjadi menuju satu teknologi masa depan : LTE (Long Term Evoluti
47
LTEDEVICE ECOSYSTEM
| As at March 2014, GSA recognises 1,563 LTE end-user
devices with 742 new LTE devices in past 12 months alone.
233 devices (15%) support Category 4 services (full 20
MHz) and 3 devices are Category 6 compliant (ie capable of
LTE-A and using 40 MHz of FDD spectrum)
| LTE is a mainstream technology with all major
manufacturers have embracingg LTE,, including
g Samsung,
g,
Sony, Apple, HTC, Huawei and LG
| Concentration of devices within different LTE frequency
bands is in line with its popularity. 1800MHz has the
largest number but, 850 and 900 MHz bands supported.
| Device availability and spectrum band popularity are
linked and interrelated, as a band is more popular so will
more devices be made for it
| The majority of LTE devices have multi-band capability to
facilitate accessibility to larger markets and to make them
compatible with roaming scenarios
48
THANK U