Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Ilusi optis adalah ilusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. Ada
anggapan konvensional bahwa ada ilusi yang bersifat fisiologis dan ada ilusi yang bersifat
kognitif.
Ilusi fisiologis
Ilusi fisiologis, seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah
melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini
diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atau otak setelah mendapat rangsangan tertentu
secara berlebihan.
Ilusi kognitif
Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatu di luar. Pada
umumnya ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, ilusi paradoks dan ilusi
fiksional.
(a). Pada ilusi ambigu, gambar atau objek bisa ditafsirkan secara berlainan. Contohnya
adalah: kubus Necker dan vas Rubin.
(b). Pada ilusi distorsi, terdapat distorsi ukuran, panjang atau sifat kurva (lurus lengkung). Contohnya
adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.
(c). Ilusi paradoks disebabkan karena objek yang paradoksikal atau tidak mungkin, misalnya
pada segitiga Penrose atau 'tangga yang mustahil', seperti misalnya terlihat pada karya seni
grafis M C Escher, berjudul "Naik dan Turun" serta "Air Terjun"

(d). Ilusi fiksional didefinisikan sebagai persepsi terhadap objek yang sama sekali berbeda bagi

seseorang tapi bukan bagi orang lain, seperti disebabkan karena schizoprenia atau

halusinogen. Ini lebih tepatnya disebut dengan halusinasi (Anonim, 2010)


Suatu fenomana optis adalah segala aktivitas yang dilihat dari hasil
interaksi cahaya danmateri. Lihat juga daftar topik optik dan optik. Fatamorgana adalah contoh
dari fenomana optis. Fenomana umum optik sering disebabkan oleh interaksi dari cahaya
matahari atau bulan dengan atmosfer, awan, air, atau debu dan material lainnya. Satu contoh
umum yaitu pelangi, ketika cahaya matahari dipantulkan dan dibiaskan oleh tetesan-tetesan
air. Beberapa, sepertisinar hijau, sangat jarang terjadi sehingga kadang terpikir seperti cerita
dongeng. Lain-lain, seperti fatamorgana, umum terjadi di lokasi tertentu (Anonim, 2011)
Pembiasan cahaya ialah pembelokan cahaya akibat melalui 2 atau lebih medium berbeda
kecepatan optiknya. Disamping mengalami pembiasan, ketika melalui dua medium yang
kerapatannya berbeda cahaya juga mengalami perubahan kecepatan, hal ini disebabkan karena
kerapatan suatu medium. Jika cahaya datang dari medium rapat ke kurang rapat maka cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis normal (garis 2700) dan jika sebaliknya maka cahaya akan
dibiaskan mendekati garis normal. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam
yaitu:
Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optic kurang rapat
ke medium optic lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optic lebih rapat ke
medium optic kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.
Syarat-syaratterjadinya pembiasan:
Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Cahaya dating tidak tegak lurus terhadap bidang batas (sudut dating lebih kecil dari 90
(Anonim, 2010)
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 1626)
melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil
eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :
- sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
- hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap
dan disebut indeks bias (Anonim, 2008)
ILUSI
Menurut Bimo Walgito (2004: 131) menjelaskan bahwa ilusi yaitu kesalahan individu dalam memberikan persepsi atau arti terhadap
stimulus yang diterimanya. Orang seringkali mempersepsi suatu kejadian atau keadaan yang terjadi di sekitarnya. Dalam
mempersepsi tersebut seringkali terjadi kesalahan, karena dalam mengartikan suatu stimulus ini melibatkan perasaan dan
pemikiran. Kesalahan dalam mempersepsi stimulus ini wajar terjadi pada individu,

Beberapa factor yang mempengaruhi kesalahan persepsi atau terjadinya ilusi, yaitu :
1. Factor kealaman
Kesalahan persepsi terjadi karena fakrot alam, misalnya illusi echo (gema), illusi kaca.
2. Factor stimulus

1. Stimulus yang memiliki makna ambigu, memberi peluang terjadinya persepsi ganda.

2. Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang memberikan impresi secara total.

3. Factor individu
Ini dapat disebabkan karena adanya kebiasaan dan juga kesiapan psikologis dari individu.

PERSEPSI
Persepsi yaitu pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan suatu yang
berarti dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu (Bimo Walgito, 2004:88). Dengan demikian persepsi merupakan
proses dari diterimanya stimulus oleh alat indera yang kemudian disalurkan ke syaraf sensori yang dikirimkan ke otak untuk
kemudian diproses dan akhirnya stimulus bisa diinterpretasikan.

Factor yang berperan dalam persepsi, yaitu:


a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera, yang sebagian besar datang dari luar individu itu sendiri.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor benfungsi sebagai alat untuk menerima stimulus, kemudian syaraf untuk melanjutkan stimulus yang
diterima oleh alat indera untuk kemudian diteruskan ke pusat susunan syaraf (otak) untuk diproses dan akhirnya direspon melalui
syaraf motoric.
c. Perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditijukan kepada sesuatu objek, sebegai tahap awal untuk
melaksanakan persepsi, yang merupakan syarat psikologis.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Atkinson, Rita L. 1992. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara.

Anda mungkin juga menyukai