Anda di halaman 1dari 3

IPO Highlights

3 Juni 2016
PT. DUTA INTIDAYA Ritel Perdagangan Produk Kesehatan dan Kecantikan

Stock PT. Duta Intidaya didirikan pada tahun 2005 yang bergerak di bidang perdagangan
IPO price Rp 170 - 190 produk kesehatan dan kecantikan. Perseroan memiliki 47 gerai Watsons di Jawa dan
Issued shares 478.041.000 luar pulau Jawa. Perseroan memiliki hak ekslklusif mengoperasikan gerai dengan
Nominal price Rp 100 merek Watsons di seluruh Indonesia. Perseroan berencana membuka 20 gerai baru,
Listed Bursa Efek Indonesia 15 gerai di Jawa dan 5 gerai di luar Jawa. Watsons juga akan menjalin kerja sama
Schedule dengan Lazada dan Gojek. Pada awal 2017 perseroan akan fokus pada e-commerce.
Book building 31 Mei 6 Juni 2016
Offering date 17 21 Juni 2016 IPO. Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak-banyaknya
Allotment 23 Juni 2016 478.041.000 saham atau 23% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran
Listing 28 Juni 2016 umum perdana dengan nilai nominal Rp 100. Harga penawaran Rp 170 Rp
Supporting Institution & Profession 190 per saham. Bersamaan dengan itu perseroan juga akan mencatatkan seluruh
Lead Underwriter PT. Trimegah Securities Tbk. saham biasa ditempatkan sebelum penawaran umum sebanyak 1.600.398.000.
Public Accountant KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & saham Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan di BEI sebanyak
Rekan (frima anggota jaringan global 2.078.439.000 saham.
PWC) ESA. Perseroan akan melaksanakan program Employee Stock Allocation (ESA)
Notary Jose Dima Satria, SH. MKn. sebanyak-banyaknya 10% saham dari jumlah yang ditawarkan atau 47.804.100
Legal Counsel Assegaf Hamzah & Partners saham.
Share Register (BAE) PT. Datindo Entrycom
Financial Highlight (Rp 000)
Use of Proceed IPO 31-Dec
35% Pembayaran seluruh utang bank jangka pendek 2013 2014 2015
Revenue 124,382,451 163,377,964 192,415,349
65% Ekspansi usaha perseroan, modal kerja dan belanja
Growth YoY 58% 31% 18%
modal Gross profit 54,554,593 74,612,152 81,439,895
Operating Expense (59,245,782) (86,540,439) (102,596,480)
Shareholders Operating profit (4,691,189) (11,928,287) (21,156,585)
Post IPO & Other expenses
Shareholders Pre IPO Foreign exchange gain (loss) 2,075,655 (1,531,788) (56,875)
ESA Finance costs (20,475,783) (8,960,481) (9,785,282)
PT. Indah Sehat Cemerlang 98.44% 75.80% Net profit (23,154,478) (22,612,706) (35,254,228)
PT. Usaha Indah Abadi 1.56% 1.20% EPS (Rp) (232) (20) (22)
Public * - 23.00% Cash 27,328,505 39,325,550 12,423,318
PUC (000) 1,650.398 2,078.439 Total assets 98,396,786 158,986,924 126,998,196
Interest bearing debt 108,247,829 71,474,244 18,140,000
Shares in portepel (000) 4,801.194 4,323.153

Pages | 1
Total liabilities 145,644,383 127,667,427 81,850,163
* Termasuk program ESA Equity (47,247,597) 31,319,497 45,148,033
BV (Rp) (472,476) 28 28
Management Ratios
Komisaris Utama & Independen Jonathan Jochanan GPM 44% 46% 42%
OPM -4% -7% -11%
Komisaris Elly Tjandra NPM -19% -14% -18%
Komisaris Sukarta ROA -24% -14% -28%
Direktur Utama Sukarto Bujung ROE 49% -72% -78%
Direktur Sukaking Bujung DER (x) 2.3 2.3 0.4
Direktur Muliati Net gearing ratio (x) 1.7 1.0 0.1
Interest coverage ratio (x) (0.2) (1.3) (2.2)
Direktur Budiman Susilo PE (x) - IPO price Rp 170 nm nm nm
PE (x) - IPO price Rp 190 nm nm nm
Dividend Policy PBV (x) - IPO price Rp 170 nm 6.03 6.03
PBV (x) - IPO price Rp 190 nm 6.74 6.74
Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen tunai
sebanyak-banyaknya 20% dari laba bersih. # IPO price Duta Intidaya di kisaran Rp 170-190 per saham (avg Rp 180)
Sumber : Prospektus PT. Duta Intidaya, estimasi VAS

Kinerja. Perseroan berpotensi memperoleh dana sekitar Rp 81,27 miliar-Rp 90,83


miliar dari hasil penerbitan saham perdana. Sekitar 35% dana IPO akan digunakan
untuk membayar utang bank jangka pendek. Hal itu akan mengurangi beban
keuangan, sehingga diharapkan memperbaiki bottom-line perseroan. Penurunan
utang dan bertambahnya ekuitas pasca Initial Public Offering (IPO) berimplikasi pada
DER perseroan yang makin rendah, sehingga memiliki ruang untuk pendanaan.
Namun perseroan memiliki beban royalti kepada AS Watson senilai Rp 12,29 miliar
yang ditangguhkan. Selain itu perseroan secara historikal mencatatkan beban
operasional yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan rugi operasi.
Manajemen tidak memberikan indikasi target (pertumbuhan) penjualan dan laba
tahun 2016. Manajemen hanya mengharapkan mulai dapat membukukan laba pada
satu atau dua tahun ke depan. Namun underwriter memproyeksikan penjualan tahun
2016 dan 2017 masing-masing tumbuh 18,2% dan 19,9% YoY. Sedang bottom-line
perseroan tahun 2016 diproyeksikan masih rugi dan baru mencatatkan laba mulai
tahun 2017.
Belum ada kompetitor sejenis yang listing di BEI. Namun berdasarkan konsensus
Reny Susanti Bloomberg, PE17 industri ritel di Indonesia yang tercatat di BEI adalah sekitar
22,17x.
reny.susanti@valbury.com

Disclaimer: This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and
completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia
Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or
liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or
valbury
opinions remaining unchanged after the issue thereof. Research
IPO Highlights
PT. DUTA INTIDAYA
Profil Struktur Pemegang Saham PT. Duta Intidaya
PT. Duta Intidaya didirikan pada 16 Juni 2005 yang bergerak di
bidang perdagangan produk kesehatan dan kecantikan.
Perseroan menawarkan beragam jenis produk health and beauty
(H&B) yang meliputi personal care, perawatan kulit, produk
kesehatan, kosmetik, parfum, produk bayi dan general
merchandise. Perseroan juga menawarkan penebusan resep dan
obat-obatan. Total SKU mencapai lebih dari 24.000 jenis barang.
PT Duta Intidaya membuka toko pertamanya di tahun 2006
dengan nama Watsons.
Perseroan memiliki hak tunggal dan eksklusif dengan A.S. Watson
Group untuk mengoperasikan gerai-gerai dengan merek Watsons
di seluruh Indonesia. Perjanjian lisensi merek ini berlaku selama
10 tahun dengan perpanjangan otomatis selama 10 tahun.
Perseroan mendapat dukungan pemasaran, teknis dan saran dari
A.S. Watson Group.
Berdasarkan perjanjian lisensi itu, perseroan wajib membayar
royalti sebesar 2,5% dari penjualan bersih setiap tahun. Jika
penjualan bersih di bawah Rp 500 miliar, maka biaya royalti bisa
lebih rendah. Jaringan Gerai PT. Duta Intidaya
AS Watsons sepakat pembayaran biaya royalti hingga Desember
2015 sebesar Rp 12.292.524.048,5 ditangguhkan hingga gerai
perseroan mencapai 100 gerai. Pengoperasian 100 gerai ini tidak
memiliki jangka waktu target pemenuhan. Oleh karenanya tidak
ada konsekuensi yang harus ditanggung perseroan.
Watsons adalah pengecer produk kecantikan dan kesehatan di
Asia. Saat ini mengoperasikan lebih dari 4.800 toko dan lebih dari
1.400 apotik di 10 pasar di Asia dan Eropa.
Perseroan melakukan diversifikasi pendapatan yang tidak berasal
dari lisensi merk Watsons dengan menjual produk-produk dari
pemasok lain, baik principal merk mau pun perusahaan distribusi.
Perseroan memiliki 47 gerai Watsons di Jakarta, Banten, Jawa

Pages | 2
Barat dan Jawa Tengah. Luas total area gerai ritel 8900 m. Saat Strategi PT. Duta Intidaya
ini semua gerai berlokasi di pusat perbelanjaan. Seluruh gerai,
gudang dan kantor perseroan berstatus sewa. Perseroan memiliki
1 gudang dengan luas bruto 2.160 m.
Perseroan berencana membuka 20 gerai baru, yang terdiri dari 15
gerai di Jawa dan 5 gerai di luar pulau Jawa, serta distribution
center lain untuk mendukung ekspansi regional.
Watsons juga akan menjalin kerja sama dengan Lazada dan Gojek.
Pada awal 2017 perseroan akan fokus pada e-commerce.

Persaingan Usaha
Industri health and beauty di Indonesia sangat kompetitif.
Persaingan berasal dari ritel nasional dan internasional.
Kompetitor adalah jaringan gerai yang dioperasikan oleh peritel
H&B yang menawarkan produk sejenis dengan perseroan,
supermarket/hypermarket dan pengecer, toko independen atau
toko serba ada (department store) dan ritel internet yang
Produk-produk PT. Duta Intidaya
memasarkan produk sejenis, dan specialist retailers yang
menawarkan beberapa produk katagori sejenis dengan perseroan.
Pemasok juga dapat menjual secara langsung kepada konsumen.

Penawaran Umum Saham


Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak-
banyaknya 478.041.000 saham atau 23% dari modal ditempatkan dan
disetor setelah penawaran umum perdana dengan nilai nominal Rp
100. Harga penawaran Rp 170 Rp 190 per saham. Saham-saham 5 Pemasok Terbesar PT. Duta Intidaya
Pemasok 2011 2012 2013 2014 2015
yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini seluruhnya 1 PT. L'oreal Indonesia 32% 31% 34% 34% 31%
adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan. 2 PT. Unilever Indonesia 34% 28% 31% 31% 21%
3 PT. Anugerah Pharmindo Lestari* 13% 17% 17% 17% 20%
Bersamaan dengan pencatatan saham dari penawaran umum,
4 PT. Nirwana Lestari* 7% 5% 4% 8% 18%
perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham biasa yang telah 5 PT. Catur Sentosa Adiprana * 15% 19% 13% 11% 11%
ditempatkan sebelum penawran umum sejumlah 1.600.398.000
saham atau sebesar 77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh
perseroan setelah penawaran umum. Dengan demikian jumlah
saham yang akan dicatatkan oleh perseroan di BEI sebanyak-
banyaknya 2.078.439.000 saham atau sebesar 100% dari modal
ditempatkan dan disetor penuh sesudah penawaran umum ini.

Disclaimer: This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and
completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia
Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or
liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or
valbury
opinions remaining unchanged after the issue thereof. Research
IPO Highlights
ESA Meski demikian perseroan memiliki beban royalti kepada AS Watson
Perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 10% atau senilai Rp 12,29 miliar yang ditangguhkan. Perseroan juga
47.804.100 saham dari jumlah yang ditawarkan pada saat Penawaran mencatatkan beban operasional yang relatif tinggi yang
Umum untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee mengakibatkan rugi operasi. Beban operasional itu terutama
Stock Allocation/ESA). Saham yang dikeluarkan dalam rangka dikontribusikan oleh sewa properti serta gaji dan kompensasi
program ESA ini tidak dapat dijual mau pun dipindahtangankan (lock karyawan lain-lain yang masing-masing menyumbang sekitar 36%
up) selama periode 2 tahun terhitung sejak tanggal pencatatan. dan 30% terhadap total beban usaha tahun 2015.
Harga eksekusi ESA akan ditanggung oleh perseroan dan tidak akan
digabungkan dengan biaya penerbitan penawaran umum. Manajemen tidak memberikan indikasi target (pertumbuhan)
penjualan mau pun laba tahun 2016. Manajemen hanya
mengharapkan mulai dapat membukukan laba pada satu atau dua
Kinerja tahun ke depan. Namun underwriter memproyeksikan penjualan
Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari The Hongkong and tahun 2016 dan 2017 masing-masing tumbuh 18,2% dan 19,9% YoY
Shanghai Corporation Limited (HSBC) cabang Jakarta sebesar Rp 132 menjadi Rp 227 miliar dan Rp 273 miliar. Sedang bottom-line
miliar dengan bunga 3,35% per tahun di atas JIBOR. Jatuh tempo perseroan tahun 2016 diproyeksikan masih rugi dan baru
utang tersebut pada 30 Mei 2016 dan telah diperpanjang dengan mencatatkan laba mulai tahun 2017 sebesar Rp 1 miliar.
jatuh tempo 30 April 2017. Per 12 Mei 2016, jumlah pokok
(outstanding) sebesar Rp 29,14 miliar. Belum ada kompetitor sejenis yang listing di BEI. Namun berdasarkan
konsensus Bloomberg, PE17 industri ritel di Indonesia yang tercatat di
Dengan penerbitan saham baru perdana tersebut, perseroan BEI adalah sekitar 22,17x.
berpotensi memperoleh dana sekitar Rp 81,27 miliar-Rp 90,83 miliar.
Sebesar 35% dana hasil IPO itu atau sekitar Rp 28,44-Rp 31,79 miliar
akan digunakan untuk pembayaran seluruh utang bank (outstanding) View
jangka pendek berdasarkan pinjaman tanggal 15 Juni 2015. Per Kompetisi di industri kesehatan dan kecantikan di Indonesia relatif
Desember 2015, jumlah utang bank jangka pendek perseroan sebesar tinggi. Selain banyak pemain lain di bidang H&B, produk-produk
Rp 18,14 miliar. Dengan pelunasan utang bank jangka pendek kecantikan dan kesehatan juga beragam, sehingga konsumen
tersebut, maka liabilitas perseroan berkurang. Hal itu akan memiliki banyak pilihan. Produk-produk kesehatan dan kecantikan
mengurangi beban keuangan perseroan yang relatif tinggi dan relatif mudah didapatkan, terutama di kota besar.
diharapkan memperbaiki bottom-line perseroan. Per Desember 2015
beban keuangan perseroan tercatat Rp 9,79 miliar. Penurunan utang Meski perseroan juga menjual produk-produk dari pemasok lain,
dan bertambahnya ekuitas pasca IPO berimpilkasi pada membaiknya tetapi perseroan harus bersaing dengan pemain lain. Apalagi jumlah
DER perseroan, sehingga memiliki ruang untuk pendanaan. gerai Watsons relatif masih sedikit dan di berada di lokasi tertentu
yang hanya bisa dijangkau oleh konsumen tertentu. Sementara harga
Sedang sebesar 65% dana hasil IPO akan dipergunakan untuk produk Watsons juga menjadi pertimbangan konsumen. Namun PT.
Duta Intidaya menguasai pasar untuk produk-produk merek Watsons.

Pages | 3
ekspansi usaha, modal kerja dan belanja modal perseroan. Perseroan
berencana membuka 20 gerai baru pada tahun 2016, yang terdiri 15 Perseroan diuntungkan oleh konsumen yang memiliki loyalitas pada
gerai di Jawa dan 5 gerai di luar pulau Jawa. Perseroan akan produk-produk Watsons. Perseroan juga memberikan harga yang
mengembangkan jaringan gerai. Investasi ini disebutkan merupakan kompetitif melalui promosi mingguan.
basis pengembangan gerai, dimana skala ekonomis profitabilitas
Rencana ekspansi dengan menambah gerai akan memperluas pangsa
jumlah gerai di masa depan dinilai akan meningkatkan laba bersih
pasar Watsons dan meningkatkan skala ekonomi. Demikian pula
perseroan.
dengan rencana pengembangan e-commerce dan diversifikasi saluran
penjualan. Di atas semua itu perseroan perlu melakukan efisiensi
biaya untuk mengatasi bottom-line yang terus merugi.

Disclaimer: This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and
completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia
Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or
liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or
valbury
opinions remaining unchanged after the issue thereof. Research

Anda mungkin juga menyukai