Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN IHSAN DALAM

KEHIDUPAN




















Hadirin Jamaah shalat jumat yang dirahmati Allah !

Alhamdulillah, dalam suasana zaman dipenuhi debu-debu polusi kekufuran atas


nikmat Allah, semoga kita masih diizinkan Allah menjadi hamba-hambaNya yang
bersyukur. Maka, kesyukuran ini pun harus bisa kita syukuri. Betapa banyak beberapa
kasus kehidupan yang ada saat ini adalah karena tiadanya kesyukuran dengan apresiasi
ihsan manusia terhadap apa yang telah Allah hadirkan.

Kita pun tiada lupa menghaturkan shalawat serta salam kepada Nabi Kita
Muhammad Saw serta keluarga dan sahabat-sahabat pilihannya yang telah Allah pilihkan
untuk mengajari kita bagaimana mengapresiasi kehidupan ini dengan rasa syukur yang
dalam serta melalui realita amal nyata .

Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah !

Kalau boleh berilustrasi sebagai analogi atas kehidupan kita ini, maka bayangkan
ada seorang sahabat yang datang dari jauh menjumpai sahabatnya yang kebetulan terdesak
mau meninggalkan rumahnya. Karena sudah seperti sodara, maka sang pribumi berani
menitipkan rumah dan segala isinya kepada sahabat yang baru datang itu. Sebelum pergi ia
minta maaf dan berjanji akan segera kembali melepas rindu, lalu memberi petunjuk tentang
rumah itu. Memberi perintah kapan menyalakan alat-alat tertentu dan kapan memadamkan.
Memberi anjuran kapan menggunakan ruangan tertentu dan bagaimana menggunakan
semua yang ada. Juga memberi warning, wanti-wanti atau peringatan bahwa ada barang-
barang yang harus extra hati-hati menjaganya. Juga memberi peringatan bahwa tidak

5
semua yang datang ke rumahnya adalah berniat baik. Setelah si tuan rumah pergi
meninggalkan sahabat lama dalam rumahnya, tinggal terserah kepada si sahabat, ia akan
selamat jika patuh pada petunjuk sahabatnya itu. Deus dengan demikian, sebenarnya
kalimat al-amru bil maruf atau perintah kepada kebajikan dan an-nahyu anil munkar atau
larangan dari kemungkaran, bukanlah sesuatu yang harus dianggap berat, tapi sesuatu yang
memang kita butuhkan dari Allah yang menjadikan kita khalifah atau wakil Allah untuk
sementara belajar menjaga dan memakmurkan rumah dunia kita ini. Dalam sebuah hadits,
diriwayatkan bahwa jibril menyamar menjadi orang asing dan tiba-tiba duduk merapatkan
lututnya dengan lutut Rasul lalu terjadilah dialog yang ringan tapi cukup membingungkan
para sahabat yang saat itu mungkin Allah sedang melatih bagaimana semestinya seorang
mukmin mengatur persepsinya terhadap segala apa yang Allah hadirkan baginya. Jibril dan
Rasul bersosio drama dalam mendidik umat saat itu, mereka berdialog seputar apa itu
Islam. Apa itu Iman lalu terakhir tentang apa itu IHSAN.

Hadirin, tentang iman dan islam kita mungkin sudah sering dan semoga sanggup
mengamalkannya, namun ternyata dalam beragama tidak berhenti hingga sampai disitu.
Kita dibimbing bagaimana berkeyakinan dan beribadah yang baik dengan cara Ihsan.
Dalam dialog tersebut Rasul memberi batasan makna terminologi ihsan dengan ungkapan :



Artinya : hendaknya engkau menyembah Allah dengan perasaan penuh seakan-
akan Allah melihatmu, jika memang engkau tak melihatnya, setidaknya sadarilah
sepenuhmya bahwa Allah memperhatikanmu !

Dari hal diatas, maka bisa kita fahami bahwa perasaan dimonitor terus oleh kamera
kasih sayang Allah adalah suatu yang bisa melahirkan apresiasi dan persepsi atau cara
pandang positif terhadap apa saja yang Allah hadirkan untuk kita. Orang yang memiliki
positif thinking maka akan melahirkan positif tingkah, atau tindakan yang baik. Maka,
orang yang positif dalam semua gerak juangnya akan bisa banyak memberikan konstribusi
Ihsan atau kebajikan untuk selainnya. Rasulullah SAWW bersabda :


Artinya : Bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling baik Akhlaqnya
( interaksi sosialnya ) dan paling banyak manfaatnya ( konstribusinya ) untuk manusia
lain.

Hadirin yang dirahmati Allah.

Jika ada diantara manusia yang memiliki persepsi bahwa hidup ini hanya main-
main saja, maka itu sah-sah saja, sebagaimana Allah berfirman :


Bahwa hidup itu hanyalah permaian yang membuat lalai saja.
Dan kemudian kita pun diberi opsi atau ikhtiyar atau pilihan hidup, mau pilih partai
apa, mau pilih madzhab mana, mau pilih agama apa bahkan keterlaluan jika ada yang
merebut hak Tuhan dengan mengatas namakan agama lalu mekavling-kavling surga dan
neraka serta memaksa manusia, padahal Allah memberi kebebasan dengan ungkapan,

5
Man syaa fal yumin man syaa fal yakfur ! Yang mau iman silahkan beriman , yang mau
kafir silahkan kafir. Namun, karena Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, maka Allah
kasih bocoran rahasia dari role of the game atau aturan main di panggung kehidupan ini.
Allah hadirkan Agama sebagai petunjuk pelaksanaannya yang menerangkan bahwa ada
bonus besar bagi yang mengejar ridlo-Nya dan ada sangsi berat kartu kuning kartu merah
bagi yang melanggar aturan main-Nya.

Hadirin yang dirahmati Allah!

Rambu-rambu Allah berupa perintah belok kanan atau larangan belok kiri ini bisa
kita laksanakan jika al-ihsan atau perasaan bahwa kamera kasih sayang Allah selalu
memonitor kita. Sebagai contoh kita fahami ayat 195










Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, disini ada


perintah agar kita manfaatkan harta dengan baik dan lampu hijau pembolehan kita
membelanjakan harta kita untuk apa saja asal di jalan yang Allah ridloi, dalam bisnis yang
tidak keluar dari koredor syareat, tapi dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, artinya kita dilarang belanja
barang yang bisa merusak diri kita, atau dilarang kita berbisnis yang malah akan merusak
perekonomian kita sendiri, jadi harus bagaimana ?

dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.

Artinya berbisnislah atau belanjakanlah harta kita dengan Ihsan, dengan hadirnya
perasaan bahwa Allah senantiasa memantau , memonitor kita!

Akhirnya mari kita berdoa semoga kita segera bergerak menuju ridlo-Nya dengan
menjalankan iman Islam dan ihsan yang telah Allah bimbingkan melalui Nabi-Nya
sehingga kita tergolong mereka yang mendapat hidayah dan meraih kemenangan iman,
islam dan Ihsan, Aamiin Ya rabbal alamiin !

KHUTBAH II

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!






Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).

dalam surat ayat 60 tsb memberi kita pemahaman bahwa nature law atau
sunnatullah yang Allah hadirkan untuk kita bagi sesiapa yang tiada ada keraguan untuk
mengukuhkan keislaman dan keimanannya dengan nilai ihsan yang dalam. Ibarat bola
yang mental kembali jika dilempar ke dinding, ibarat suara yang menggema dan kembali
ke telinga, maka tidak ada ragu, bahwa kebajikan akan terbalas kebajikan bahkan berlipat
ganda balasannya.

Jika ada yang mempertanyakan tentang keberhasilan apa dari seseorang yang telah
iman dan islam setelah melihat ternyata tidak ada pengaruh apa-apa baginya. Ia yang rajin
ke Mesjid, tapi tidak ada cahaya wajah ramah keislaman . Ia yang rajin puasa dan naik haji,
tapi rajin pula korupsi.? Maka jawaban atas ini semua akan kita temukan jika kita tahu
apakah ia beislam dan beriman secara ihsan atau sebatas status sosial sebagaimana kaum
munafiq yang bersembunyi di madinah dengan jubah kesalehan yang di dalamnya
tersembunyi belati iri dengki terhadap Naby, di dalam jubahnya ada pisau dendam terhadap
kegemilangan Islam.

Tapi jika ia berislam dan beriman dengan sepenuh ihsan, merasa bahwa ada tatapan
sayang dari Yang Maha Rahman yang menjaganya dari ketergelinciran, maka akan kita

5
dapatkan ia sebenar-benar mukmin dan muslim. Hadirin, kata MASJID dari akar kata
sajada yasjudu, arti nya taat. Maka, seorang muslim,mukmin yang muhsin, akan
mengartikan KULLU ARDI MASJIDUN dengan arti bahwa dimanapun berada ia harus
tunduk dan patuh dengan penuh cinta kepada Allah al waduud. Hatinya akan cepat
menangkap sinyal ayat lafdiyah dan kauniyah tentang mana yang baik dan mana yang
buruk yang Allah bisikkan dalam taman hatinya. Tanpa menunggu fatwa dari berbagai
ulama, si muslim mukmin yang benar-benar muhsin akan menerima sinyal rambu-rambu
itu dengan sukacita, bukan menolaknya dengan memutar ayat sebagai justifikasi
pembelaan diri untuk berlari dari sinyal cahaya cinta Ilahy !

Kesimpulannya, hadirin yang dimuliakan Allah, mari sama-sama , setahap demi


setahap, naik kelas dari sekedar mengaku muslim mukmin, menjadi seorang yang benar-
benar muslim mukmin dengan cara berihsan, atau sadar bahwa Allah senantiasa bersama
kita. Aamin ya rabbal alamiin !

Anda mungkin juga menyukai