Anda di halaman 1dari 35

HANDOUT

PENGANTAR ILMU EKONOMI

UN
IV E U N S A TA
RSI K AR
TA S S U R A

OLEH :
ERNI WIDIASTUTI, SE, M.Si

UNIVERSITAS SURAKARTA
Jl. Raya Palur KM.5 Telp. (0271) 825117
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

- Pengertian Ilmu ekonomi


- Kerangka dasar suatu perekonomian

Pengertian Ilmu Ekonomi


1. Ilmu Pengetahuan Ekonomi sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu-ilmu pengetahuan Ilmu-ilmu pengetahuan


Tidak didasarkan pengalaman

Ilmu-ilmu pengetahuan Alam tanpa kehidupan


Didasarkan pengalaman
Alam hidup Ilmu pengetahuan
kemanusiaan Ilmu Ekonomi

Jadi Ilmu Ekonomi tergolong Ilmu-ilmu pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman yang
dipelajari alam hidup dan merupakan bagian dasar pengetahuan ilmu-ilmu pengetahuan
kemanusiaan
Ilmu Ekonomi merupakan sebuah Ilmu Pengetahuan Sosial yang erat berhubungan dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial lainnya

Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Jiwa Ilmu Sosiologi

Ilmu Pengetahuan Ekonomi

Definisi Ilmu Ekonomi


Albert L. Mayer
Ilmu Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia.
Prof. Dr. Jl. Mey
Ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kearah kemakmuran
Hennipman
Teori ekonomi bertugas menganalisa manusia dan reaksinya dalam kehidupan ekonomi
Frank Knight
Studi ilmu ekonomi : studi mengenai cara bertindak ekonomis
Semua definisi punya elemen sama :
= kelangkaan (scarcity)
keterbatasan sumber daya
= Manusia sebagai obyek penyelidikan, dalam hal ini manusia diperhatikan kelakuan
manusia (perilaku manusia)
= Kebutuhan manusia yang tidak terbatas

Jadi Ilmu Ekonomi


Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan alokasi sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang tidak terbatas.

Mendefinisi
Sumber Daya (SD)
(Sumber ekonomi)
Penggolongan sumber daya : sumber daya manusia
sumber daya bukan manusia
Sifat Sumber Daya (SD)
terbatas jumlahnya
berubah-ubah jumlahnya
dapat dikombinasikan dalam berbagai proporsi

Kebutuhan manusia merupakan pendorong kegiatan ekonomi


arah dan tujuan akhir semua sistem ekonomi

Sifat kebutuhan manusia


beraneka ragam Sifat ini timbul kebutuhan biologis&
kultural/budaya karena
tidak dapat dikenyangkan tuntutan peradaban

Dari 3 unsur (keterbatasn sumber daya, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan perilaku
manusia)
Tiga masalah pokok perekonomian
1) What : Apa saja jenis barang yang harus diproduksi
2) How : Bagaimana sumber-sumber ekonomi yang tersedia dipergunakan
3) For Whom : Untuk siapa barang tersebut diproduksi
Untuk menyelesaikan tiga masalah ekonomi memerlukan
1. Organisasi Sistem Ekonomi
sistem ekonomi pasar
sistem ekonomi komando
sistem ekonomi campuran
2. Fungsi Sistem Ekonomi
Merupakan persoalan dasar setiap perekonomian

2. Kerangka Dasar Suatu Perekonomian


Ekonomi dibagi menjadi :
a. mikro ekonomi
b. makro ekonomi

a. Mikro Ekonomi
Studi tentang perilaku variabel ekonomi perorangan (mempersoalkan segmen terkecil
dari perekonomian) seperti :
- harga
- biaya
- fungsi biaya
- teori permintaan
- teori penawaran
- elastisitas
b. Makro Ekonomi
Studi tentang perilaku variabel ekonomi secara keseluruhan (agregate), seperti :
- pendapatan nasional
- tingkat pengangguran
- neraca pembayaran
- inflasi
- kebijaksanaan fiskal
- fungsi investasi
BAB II
CARA MEMPELAJARAI EKONOMI MIKRO

1. Pengertian Pasar
Pasar sebuah proses (mekanisme) dimana sekelompok penjual dan pembeli berinteraksi
untuk menentukan harga dan kuantitas suatu barang dan jasa, sedangkan uang
biasanya dipakai sebagai alat pertukaran.
Dalam setiap pasar terdapat dua sisi: sisi permintaan (pembeli) dan sisi penawaran (penjual).
Masing-masing sisi mempunyai pola perilaku yang berbeda.

2. Unsur-Unsur Dasar Permintaan dan Penawaran


Permintaan
Permintaan sebuah barang : jumlah barang yang konsumen mau dan mampu membelinya
pada harga tertentu dan periode tertentu.
- Permintaan berbeda dengan keinginan (desire) karena keinginan tidak mesti disertai
kemampuan beli (daya beli).
- Permintaan tergantung kepada faktor-faktor :
1. harga barang yang diminta;
2. pendapatan konsumen;
3. ukuran pasar (jumlah penduduk);
4. selera (preferensi) konsumen;
5. harga barang yang terkait : - barang substitusi
- barang komplementer
6. pengaruh khusus : musim

- Jika faktor-faktor 2, 3, 4, 5, dan 6 dianggap tetap (ceteris paribus), dan harga barang yang
diminta dibiarkan berubah-ubah, maka akan diperoleh daftar permintaan (demand
schedule) barang tersebut. Bentuk grafik daftar permintaan ini disebut kurva permintaan
(demand curve).

- Kurva permintaan : grafik yang menghubungkan berbagai titik kombinasi antara harga
dan jumlah barang yang diminta, dimana faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris
paribus).

- Hukum permintaan : lereng kurva permintaan adalah negatif, yaitu :


Jika terjadi kenaikan harga barang, faktor-faktor lain tetap, maka jumlah permintaan
barang tersebut oleh konsumen menurun. Permintaan akan naik jika sebaliknya yang
terjadi.

Harga (P)
d

P 1

P 2

q1 q2 Jumlah yang diminta (Q)


Pada grafik di atas garis dd merupakan kurva permintaan yang lerengnya negatif.

- Hubungan negatif antara harga dengan jumlah yang diminta disebabkan oleh bekerjanya:
- efek substitusi, dan
- efek pendapatan
- Kurva permintaan bisa bergeser ke kanan atau ke kiri jika satu atau lebih faktor-faktor
selain faktor harga barang yang diminta berubah. Sebagai contoh : naiknya pendapatan
penduduk akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sebaliknya turunnya pendapatan
akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Begitu juga selera konsumen berubah menjadi
lebih menyukai barang yang bersangkutan daripada barang lain, maka kurva
permintaannya bergeser ke kanan.
- Sehingga ada dua gerakan pada kurva permintaan :
1) gerakan sepanjang, kurva ketika terjadi perubahan harga, secetris paribus,
2) pergeseran kurva, ketika faktor selain harga berubah.
- Grafik pergeseran kurva permintaan :

Harga (P)
d d1

P 1

d d1
q1 q2 Jumlah yang diminta (Q)
Penawaran
Penawaran suatu barang : jumlah barang tersebut yang produsen bersedia menawarkan pada
harga tertentu.
- Daftar penawaran (supply schedule) suatu barang : berbagai kombinasi antara harga-
harga dengan berbagai jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh produsen, faktor-
faktor selain harga dianggap tetap.
- Bentuk grafik daftar penawaran ini disebut kurva penawaran (supply curve).

- Hukum Penawaran : lereng kurva penawaran adalah positif (pada umumnya kenaikan
harga suatu barang akan diikuti kenaikan jumlah penawaran barang tersebut, faktor-
faktor selain harga dianggap konstan).

- Faktor-faktor selain harga yang menggeser kurva penawaran :


1. ukuran industri (jumlah produsen, skala produksi industri)
2. kemajuan teknologi
3. harga faktor produksi
4. harga barang terkait
5. kebijaksanaan pemerintah

- Kurva penawaran dan pergeserannya :


P P
S S S1
P 1 P1

P 2
S S

S1
Q Q
q1 q2 q1 q2

Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar terjadi ketika kurva permintaan berpotongan dengan kurva
penawaran. Titik potong antar kedua kurva menghasilkan titik keseimbangan pasar dimana :
1. Harga dan jumlah keseimbangan pasar tercipta,
2. Tidak ada kecenderungan kenaikan atau penurunan harga dan persediaan barang juga
juga tidak tambah atau kurang. (Penetapan harga di atas harga keseimbangan akan
menyebabkan terjadinya kelebihan (surplus) penawaran yang mendorong harga turun
dampai dicapainya harga keseimbangan.
Harga (P)
d s
p1

e
p* p* : harga keseimbangan
p2 q* : jumlah keseimbangan
qs1 - qd1 : surplus penawaran
d qd2 qs2 : kekurangan supply
s
qd1 q* qs1 Jumlah yang diminta (Q)
qs2 qd2

Pengaruh Pergeseran S atau D terhadap Keseimbangan Pasar

1. Jika D naik dan S tetap, harga keseimbangan (p kes) naik dan jumlah keseimbangan
(q kes) naik juga.

Harga (P)
d d1 s
p2* e2*
e1*
p1*
s
d d1
Jumlah barang (Q)

q1* q2*
2. Jika D turun dan S tetap, p kes. turun dan q kes turun.

Harga (P)

d s
d1
e1*
p1* e2*
p2*
s d1 d
Jumlah barang (Q)
q2* q1*

3. Jika S naik dan D tetap, p kes turun dan q kes naik.


Harga (P)
d s1
s2
e1*
p1* e2*
p2* s1
s2 d
Jumlah barang (Q)
q1* q2*

4. Jika S turun dan D tetap, p kes naik dan q kes turun.


Harga (P) s2
d s1
e2*
p2* e1*
p1* s2
s1
d
Jumlah barang (Q)
q2* q1*
5. Jika S naik dan D naik, baik p kes bisa naik bisa turun dan q kes naik.
Harga (P)
d d1 s1
p2* e2* s2
p3* e1* e3*
p1*
s1
s2 d d1
Jumlah barang (Q)
q1* q2* q3*
Atau
Harga (P)
d d1 s1
p2* e2 *
p1* e1*
p3* e3*
s1
d d1
Jumlah barang (Q)
q1* q2* q3*
Harga Atap (ceiling price) dan Harga Dasar (floor price)

Ceiling price : harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau kekuatan lain diluar mekanisme
pasar pada tingkat dibawah harga keseimbangan pasar. Yang mendorong terjadinya
kekurangan penawaran (shortage). Contoh : - harga dasar gabah,
- harga semen,
- harga/ sewa rumah,
- tarif bus, kereta, dan transportasi lain.
Floor price : harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau kekuatan lain di luar mekanisme
pasar pada tingkat di atas harga keseimbangan pasar. Mendorong terjadinya kelebihan
penawaran (surplus).
Contoh : upah pekerja (UMR)

P s P
d
d s
pf

pe pe

pc
s d d
Q Q

Keterangan : - pf : floor price; qs-qd : surplus penawaran,


- pc : seiling price; qd-qs : supply shortage,
- pe : harga keseimbangan
BAB III
ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan (Ed) : derajad kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap
perubahan harga barang yang dimaksud. Atau ratio antara persentase perubahan permintaan
terhadap persentase perunahan harga. Secara matematis model umum elastisitas permintaan bisa
ditulis :

% perubahanjumlahbarangyang dim int a Q / Q


E d= = Ed =
% perubahanh arg a P / P

Bila disederhanakan menjadi :


Model 1
Elastisitas Titik : Digunakan untuk menghitung derajat elastisitas permintaan atas setiap
perubahan harga. Secara matematis :
Qd Pn 1
Ed = x
P Qn 1

Model 2
Elastisitas busur : Digunakan untuk menghitung derajad elastisitas permintaan rata-rata dari
keseluruhan perunahan harga antara 2 titik. Secara matematis :
Qd P / n
Ed busur = x
P Qd / n
Pada buku teks ekonomi lainnya kadang ditulis :
Qd ( P1 + P 2) / 2
Ed busur = x
P (Qd1 + Qd 2) / 2

Model 3
Elastisitas Kumulatif : digunakan untuk menghitung elastisitas permintaan secara keseluruhan
permintaan secara keseluruhan (permintaan pasar)

Qd / N P / n Qd P
Ed k = x secara singkat Ed k = x
P / N Qd / n P Qd
5 Kategori Elastisitas permintaan (Ed) :
(3 berdasar hukum permintaan dan 2 yang bersifat sempurna)
1. Ed= 0 (tdk elastis sempurna) Q = 0 < P, untuk sembarang nilai P (+) dan Q
2. Ed< 1 (tidak elastis) Q < P
3. Ed= 1 (elastisitas uniter) Q = P
4. Ed> 1 Q > P
5. Ed= tak terhingga (elasitis sempurna) P = 0, untuk sembarang nilai Q (+) dan P
Secara grafis bisa digambar sebagai berikut :

P D P P P P
D
Ed = 0 Ed < 1 D D Ed > 1 Ed =
D Ed = 1
D D D
O Qd O Qd O Qd O Qd O Qd

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas permintaan :


1. Adanya barang substitusi
2. Persentase pendapatan yang digunakan / jenis barang.
3. Jangka waktu analisa / perkiraan atau pengetahuan konsumen.
4. Tersedianya fasilitas atau sarana kredit.

Manfaat dari mengetahui nilai Elastisitas Permintaan (Ed) :


1. Kebijakan Impor
Dalam hal ini pemerintah yang berkepentingan mengendalikan impor, dimana seandainya
suatu negara mengimpor suatu barang yang tingkat elastisnya diketahui maka akan dapat
diambil suatu kebijakan terus impor atau stop.
2. Perpajakan
Bagi kalangan pebisnis, mengetahui nilai elastisitas permintaan bila bersama-sama elastisitas
penawaran akan membantu strategi penggeseran beban pajak (sebab tidak semua atau
sebagian besar beban pajak (sebab tidak semua atau sebagian besar beban pajak yang
dikenakan oleh pemerintah akan dibebankan kepada konsumen).
3. Kebijakan / strategi penetapan harga atas barang
Produsen dalam rangka meningkatkan hasil penjualan / penerimaan akan berusaha menempuh
dengan cara seoptimal mungkin agar keuntungan tercapai, Salah satu strategi yang umumnya
digunakan adalah kebijakan harga.
Hubungan elastisitas permintaan terhadap strategi kebijakan penentuan harga sebagai berikut :
a. Bila permintaan bersifat elastis, maka menaikkan harga relatif akan menurunkan
penerimaan, jadi kebijakan yang baik adalah justru harus menurunkan harga.
b. Bila permintaan bersifat inelastis, maka harga justru akan menaikkan penerimaan, jadi
kebijakan yang salah bila menurunkan harga.
c. Bila permintaan bersifat uniter elastis, menaikkan atau menurunkan harga adalah tindakan
yang mubazir sebab tidak akan berubah.
BAB IV
ELASTISITAS PENAWARAN

Elastisitas Penawaran (Es) :


Derajad kepekaan perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan atau
nilai bagi antara persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan persentase
perubahan harga.bentuk umum elastisitas penawaran secara matematis :

% perubahanjumlahbarangyangditawarkan Qs P / n
Es= = Es = x
% perubahanh arg a P Qs / n

Bila disederhanakan menjadi :

Model 1
Elastisitas Titik : Digunakan untuk menghitung derajat elastisitas penawaran atas setiap
perubahan harga. Secara matematis :

Qs Pn 1
Es = x
P Qn 1

Model 2
Elastisitas busur : Digunakan untuk menghitung derajad elastisitas penawaran rata-rata dari
keseluruhan perunahan harga antara 2 titik. Secara matematis :

Qs P / n
Esbusur = x
P Qs / n

Pada buku teks ekonomi lainnya kadang ditulis :

Qs ( P1 + P 2) / 2
Esbusur = x
P (Qs1 + Qs 2) / 2

Model 3
Elastisitas Kumulatif : digunakan untuk menghitung elastisitas penawaran secara keseluruhan
permintaan secara keseluruhan (permintaan pasar)
Qs / N P / n Qs P
Es k = x secara singkat Es k = x
P / N Qs / n P Qs
5 Kategori Elastisitas penawaran (Es) :
(3 berdasar hukum penawaran dan 2 yang bersifat sempurna)
1. Es= 0 (tdk elastis sempurna) Q = 0 , untuk sembarang nilai P (+) dan Q
2. Es< 1 (tidak elastis) Q < P
3. Es= 1 (elastisitas uniter) Q = P
4. Es> 1 Q > P
5. Es= tak terhingga (elasitis sempurna) P = 0, untuk sembarang nilai Q (+) dan P

Secara grafis bisa digambar sebagai berikut :

P S P P P P
S S S
Es = 0 Es < 1 Es > 1 Es =
S Es = 1 S
S S
O Qs O Qs O Qs O Qs O Qs

Manfaat dari mengetahui nilai Elastisitas Penawaran (Es) :


1. Maka dapat diketahui perilaku produsen dalam menawarkan produknya sehubungan dengan
tingkat harga.
2. Produsen juga akan mendapatkan informasi mengenai barang yang diperjual belikannya di
pasar, apakah untuk memungkinkan untuk menaikkan aatau menurunkan harga jual barang
yang dimaksud.
BAB V
TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen


mendayagunakan sumber daya yang ada (uang) dalam rangka memuaskan keinginan atau
kebutuhan dari suatu atau beberapa produk. Penilaian kepuasan umumnya bersifat subjektif baik
bagi pemakai langsung maupun bagi penilai.

Teori Nilai Guna Kardinal (TNGK)


Teori nilai guna kardinal memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari
suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan
penilaian, dengan kata lain bahwa suatu barang akan memberikan nilai guna yang tinggi bila
barang yang dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi si pemakai.
Teori nilai guna kardinal mengukur kepuasan atas konsumsi barang baik yang tidak ada
hubungan (misal : kepuasan mengkonsumsi film di bioskop tidak berhubungan dengan kepuasan
mengkonsumsi baji bermerk terkenal) maupun yang ada hubungannya (misal : mengkonsumsi
sepatu merk terkenal berkaitan dengan kepuasan mengkonsumsi baju merk terkenal).
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi dalam teori ini adalah :
1. Daya guna diukur dalam satuan uang
Yaitu jumlah uang yang bersedia dibayar oleh konsumen dalam rangka menambah unit yang
akan dikonsumsi.
2. Daya guna marginal dari uang tetap
Bahwa nilai suatu uang dalam satuannya adalah sama untuk setiap orang tanpa memandang
statusnya.
3. Additivitas
Bahwa nilai guna total adalah keseluruhan konsumsi dari barang
X1 Xn atau U = U(X1) + U(X2)+...U(Xn+1) atau
TU = Tn(X) +Tu(Y)...
4. Daya guna bersifat independent
Artinya daya guna barang X1 tidak dipengaruhi oleh mengkonsumsi barang lain, misalnya X2
5. Periode konsumsi berdekatan.

Teori Nilai Guna Kardinal (TNGK) 1 macam barang


Dalam TNGK mengkonsumsi 1 macam barang dikenal istilah kepuasan total (TU=Total
Utility) yaitu kepuasan total sebagai akibat dari mengkonsumsi sejumlah barang dari kepuasan
marginal (MU=Marginal Utility) yaitu tambahan kepuasan sebagai akibat dari menambah unit
input / barang sebagai faktor pemuas.
Dalam penilainnya bila tambahan kepuasan itu dinilai berdasarkan tambahan 1 unit input
maka disebut Marginal Utility/ per unit atau sering disebut Marginal Utility saja.
Untuk memuaskan kebutuhan terhadap satu barang, maka secara sederhana adalah bila
konsumen dapat membelanjakan uangnya untuk mendapatkan jumlah barang yang terbanyak,
yaitu konsumen hanya akan mengeluarkan / membelanjakan uangnya sesuai dengan kepuasan
maksimum yang diharapkannya, atau secara matematisnya
Bila Px adalah harga barang X, dan X adalah barangnya, U adalah utilitasnya, maka :
U(X) = Pxy atau U(X) PxX = D(X), dimana D(X0 adalah fungsi permintaan barang X, maka
secara deferensial dapat dicari turunan pertama dari X dan memisalkan turunan pertama itu sama
dengan 0 (syarat optimum) sebagai berikut :

( DX ) U ( X ) ( PxX ) U ( X ) ( PxX )
= =0= = Syarat optimum
X X X X X
Turunan pertama = 0
U ( X )
= MU ( X )
X
MU(X) = Px
( PxX ) XPx
= = Px
X X
MU(X) = Px artinya kepuasan tertinggi yang dicapai seseorang bila ia mengkonsumsi
barang X dengan harga Px.
Contoh :
Diketahui seorang konsumen mengkonsumsi 0 unit barang memperoleh kepuasan sebesar
0. Bila ia mengkonsumsi barang sebanyak 3 unit kepuasannya sebesar 7. Bila ia menambah
konsumsi lebih dari 3 unit maka kepuasannya akan kurang dari 7, tentukan fungsi
kepuasannya ?
Dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat secara matematis fungsi kepuasan
konsumen tersebut dapat ditentukan sebagai berikut :
U = aX2 + bX + c, berdasar informasi data di atas diketahui nilai ekstrem dari jumlah
konsumsi adalah sebanyak 3 unit, berarti :
X=3 X = -b/2a 3 = -b/2a b = -6a
Koordinat pertama adalah X = 0 U = 0, sehingga penyelesainnya menjadi :

0 = a(0)2 + b(0) + c -7 = -9 3(-6a)


7 = a(3)2 + b(3) +c -7 = -9a + 18a 9a = -7
-7 = -9a 3b- 0 a = - 0,78
b = -6a
b = -6 x (-0,78)
b = 4,68 dan c = 0
Dan fungsi kepuasannya adalah U = -0,78X2 + 4,68X
Berdasarkan fungsi kepuasan total di atas dapat ditentukan fungsi kepuasan marginalnya
dengan cara menentukan turunan pertama dari fungsi kepuasan total sebagai berikut :

U 4,68
= MU ( X ) = 1,56 X + 4,68 = 0 1,56 X = 4,68 X = =3
X 1,56

Untuk X = 4, maka U = -0,78(4)2 + 4,68(4) = -12,48 + 18,72 = 6,24


Untuk X = 5, maka U = -0,78(5)2 + 4,68(5) = -19,5 + 23,4 = 3,9

Sedangkan
MU(4) = -1,56X + 4,68 = -1,56(4) + 4,68 = -1,56
MU(5) = -1,56X + 4,68 = -1,56(5) + 4,68 = -3,12

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa bila konsumen menambah


konsumsi menjadi 4 unit maka kepuasannya turun dari 7 menjadi 6,24. Bila ia
mengkonsumsi X sebanyak 5 unit maka kepuasan totalnya hanya sebesar 3,9. Bila
misalkan ia menambah konsumsi menjadi sebanyak 6 unit maka kepuasan totalnya sebesar
0.
Kurvanya sebagai berikut :

MU = 0
7
6,24

3,9
U = -0,78X2 + 4,68X

1 2 3 4 5 6 X
Sedangkan kurva kepuasan marjinalnya adalah sebagai berikut ;

3,9
2,84 Kurva MU(X) = -1,56X + 4,68

0,76

X
BAB VI
PERILAKU PRODUSEN

Asumsi : perilaku produsen dimotivasi oleh tujuan memperoleh laba setinggi-tingginya.


Keuntungan (laba) perusahaan : penerimaan penjualan dikurangi biaya total

Biaya Perusahaan
- Biaya Total (TC) : semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai seluruh
kegiatan perusahaan. Disini dasar yang dipakai untuk penghitungan biaya bukan konsep
akuntansi seperti yang tertera dalam laporan keuangan, melainkan konsep opportunity cost
(biaya ekonomi penggunaan semua faktor produksi yang ada dalam suatu kegiatan produktif
tertentu adalah nilai tertinggi dari penggunaan alternatif faktor produksi tersebut).
- TC terdiri dari Biaya Tetap Total (TFC) dan Biaya Variabel Total (TVC).
- Biaya Variabel (seperti upah pekerja langsung, komisi untuk sales, bahan baku) meningkat
jika jumlah output yang diproduksi meningkat.
- Hubungan antara besarnya TVC dengan jumlah output yang diproduksi selama periode
tertentu, disingkat Q, disebut fungsi TVC, secara matematik disimbolkan TVC ( Q). Grafik
dari fungsi TVC disebut kurva TVC sebagaimana dalam gambar di bawah.
- Contoh Biaya Tetap : - biaya-biaya administratif,
- pajak properti,
- sewa gedung, dll.

- Perlu diperhatikan 3 hal berkaitan dengan biaya tetap :


1. Batas antara biaya tetap dengan biaya variabel sering tidak jelas, contoh : biaya angkutan
(tetap dalam interval tertentu, variabel antar interval)
2. Dikatakan biaya tetap karena besarnya tetap berapapun jumlah outpup yang diproduksi.
3. Penggolongan biaya ke dalam biaya tetap atau biaya variabel didasarkan pada perspektif
waktu yang digunakan :
Jangka pendek (short run) atau jangka panjang (long run)
Short run : periode yang sedemikian pendek dimana perusahaan tidak mampu merubah
jumlah faktor produksi tetap (berarti juga biaya tetap) ketika terjadi tuntutan kenaikan
produksi.
Long run : periode dimana perusahaan mampu merubah jumlah semua faktor produksi.
Sehingga tidak ada biaya tetap, semua biaya adalah variabel (dibicarakan kemudian).
Gambar grafik analisa jangka pendek terlihat sebagai berikut :
TC, TFC, TVC
TC (Q)
TVC (Q)

TFC

Q
- Kurva TVC berbentuk garis lurus mendatar karena berapapun jumlah output yang
dihasilkan besar biaya tetap adalah sama.
- Kurva TVC menunjukkan hubungan yang positif antara TVC dengan Q. Semakin besar
Q semakin besar pula TVC dengan tambahan kenaikan yang semakin kecil. Namun
ketika Q tertentu dilalui kenaikan Q akan diikuti kenaikan TVC dengan tambahan
kenaikan yang semakin besar. Ini mencerminkan bekerjanya the law of diminishing
returns (hukum semakin menurunnya perolehan).
- Sebagaimana TC = TFC + TVC maka kurva TC juga merupakan hasil gabungan antara
kurva TFC dengan kurva TVC.
- Secara matematis kurva TC disebut fungsi TC yang biasa ditulis TC(Q) dan
menggambarkan hubungan antara biaya total yang dikeluarkan (TC) dengan jumlah
output yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (Q).

Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal


- Biaya Variabel Rata-rata (AVC) : biaya variabel per-unit output yang diproduksi. Untk tiap
jumlah output (Q) yang berbeda akan terdapat AVC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi
AVC, atau AVC(Q), dimana secara matematis :
AVC (Q) = TVC (Q)/Q
- Biaya Tetap Rata-rata (AFC) : biaya tetap per unit output yang dihasilkan. Untuk tiap jumlah
output (Q) yang berbeda juga terdapat AFC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi AFC,
atau AFC (Q), dimana secara matematis ditulis :
AFC(Q) = TFC/Q
- Biaya Total Rata-rata (ATC) : biaya total per unit output yang dihasilkan. Terdapat juga
fungsi ATC, atau ATC(Q), yang menggambarkan hubungan antara ATC dengan Q. Secara
matematis bisa ditulis :
ATC(Q) = TC (Q)/Q
- Grafik biaya-biaya rata-rata :
ATC, AVC, AFC

ATC
AVC
AFC
Q
ATC bisa naik, turun, atau konstan, ketika jumlah output (Q) naik.
Jika ATC turun ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami economies of
scale.
Jika ATC naik ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami disekonomies of
scale.
Jika ATC tetap ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami constant return
to scale.
Ketiga keadaan digambarkan oleh kurva di atas.

- Biaya Marginal (MC) : menunjukkan besarnya tambahan biaya yang harus dikeluarkan
untuk menambah satu unit output yang diproduksi. Untuk jumlah Q yang berbeda akan
terdapat MC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi MC, atau MC(Q). Jika jumlah output
semula Q kemudian ditambah sebesar Q unit, maka MC bisa dihitung dengan :
TC (Q + Q ) TC (Q )
MC (Q ) =
Q

- Jika kurva MC dan kurva ATC diletakkan bersama dalam satu gambar akan diperoleh :

ATC, AVC, MC

MC

ATC
AVC

AFC
Q

- Terdapat hubungan yang spesifika antara biaya total rata-rata dengan biaya marginal :
1. Ketika ATC menunjukkan fungsi yang menurun dari output (daerah decreasing cost),
MC < ATC.
2. Ketika ATC konstan, MC = ATC
3. Ketika ATC menunjukkan fungsi yang menaik dari output (daerah increasing cost),
MC > ATC.
- Hubungan ini sesuai dengan prinsip matematika : jika nilai rata-rata sekelompok barang naik
jika ke dalamnya dimasukkan tambahan satu barang lagi, maka nilai barang yang
ditambahkan pasti lebih besar dari nilai rata-rata semula.

BAB VII
MODEL, ANALISA, DAN STUDI EKONOMI MAKRO

Studi Ekonomi Makro


Studi tentang perilaku variabel-variabel ekonomi agregat (secara keseluruhan).
A. Pendapatan Nasional
1.1 Pengertian
Pendapatan nasional dapat dipandang sebagai :
a) Pendapatan nasional berupa uang
(dinyatakan dalam kesatuan uang pada kesatuan waktu).
nilai barang yang dikonsumsikan pada tahun yang bersangkutan
b) Pendapatan nasional nyata
jumlah kesatuan fisik produk yang dihasilkan untuk tujuan konsumsi & investasi
netto.
c) Pendapatan nasional psikis
Jumlah kepuasan netto yang telah dinikmati (selama tahun yang bersangkutan)

Note : Pengertian yang praktis dapat dipakai


Pendapatan nasional berupa uang dan pendapatan nasional nyata
Pendapatan nasional uang dan tingkat harga umum
Pendapatan nasional nyata

1.2 Faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional :


kuantitas & kualitas faktor produksi
metode produksi yang digunakan
pengetahuan ilmiah yang dimiliki penduduk
tingkat pembagian kerja
besarnya perusahaan-perusahaan

Beberapa konsep tentang pendapatan nasional :


1. G.N.P. (Groos National Product)
Adalah produksi total suatu negara dalam jangka waktu satu tahun yang dinilai menurut
harga pasar.
2. N.N.P. (Net National Product)
GNP dikurangi dengan Depresiation, yaitu aktiva yang lenyap atau rusak dalam jangka
waktu satu tahun.
3. N.N.I. (Net National Income)
Pendapatan agregat dikurangi dengan inderect taxes.atau NNP dikurangi dengan
Indirect Taxes.
4. Personal Income
Pendapatan perorangan (gaji, sewa, dan deviden)
5. Disposable Personal Income
Adalah personal income setelah dikurangi Personal taxes, pendapatan yang dapat
digunakan untuk kepentingan konsumsi.

B. Konsumsi dan Investasi


1. Konsumsi
1.1 Hubungan Konsumsi dan Pendapatan Disposible
Faktor penentu pengeluaran konsumsi :
1. disposable income sekarang
- Jika C dan Yd sudah dibentuk secara statistik kita dapat menentukan
perilaku C dengan cara :
- persamaan, tabel, dan grafik
- C = Yd konsumsi tergantung fungsi pendapatan disposible

2. pendapatan permanen : tingkat pendapatan yang akan diterima rumah tangga jika
pengaruh-pengaruh temporer (musim, fluktuasi usaha, rejeki nomplok, atau bencana
alam) dihilangkan,
3. kekayaan : tabungan dalam berbagai bentuk (deposito, saham, obligasi, barang, dll).
Kenaikan konsumsi sebagai akibat kenaikan kekayaan disebut wealth effect.
- Akan tetapi kekayaan dan pendapatan permanen dianggap tidak cepat berubah dari
tahun ke tahun, sehingga perubahan konsumsi lebih terkait dengan disposable
income sekarang.
- Sehingga tingkat pengeluaran konsumsi nasional terutama ditentukan oleh tingkat
disposable income.

Fungsi konsumsi : C = a + bYd; karena Yd = Y - T, maka


C = a + b (Y - T); C = (a - bT) + bY
C : tingkat pengeluaran konsumsi nasional,
a : pengeluaran konsumsi ketika pendapatan nasional 0,
b : MPC dimana 0 < b < 1,
Y : pendapatan nasional,
T : pajak.
- Secara grafis :

konsumsi (C) C=Q

C = (a-bT) + bY
E

(a-bT)

45
Q Qp GDP(Q)
- Ket : Qp = GDP potensial (tingkat GDP full-employment)

- Hubungan yang dapat diukur antara C dan Yd ditunjukkan persamaan


Misal : C = Rp 40 + 0,8 Yd
Maka hubungan terukur antara C dan Yd adalah :
Yd C
400 320 + 40 = 360
600 480 + 40 = 520
800 640 + 40 = 680

680
520

360

400 600 800 Yd

1.2 Variabel Dalam Model Ekonomi Makro


- Variabel Eksogen nilainya ditentukan kekuatan di luar model,
Variabel eksogen diklasifikasikan sebagai otonom

- Variabel Endogen nilainya ditentukan di dalam model

C = 40 + 0,8 Yd

- Konstanta var endogen


- Var eksogen

Dari keadaan C = 40 + 0,8 Yd, dengan adanya kekuatan kekuatan luar (eksogen)
Merubah fungsi C menjadi :
C = 50 + 0,8 Yd
Maka : terjadi kenaikan pengeluaran C otonom sebesar 10

1.3 Konsumsi Total (C Aggregat)


Perilaku ekonomi total adalah merupakan jumlah dari perilaku individual

endo
Fungsi C total = ekso +
RT

Perilaku C pada berbagai RT pada suatu perekonomian


RT Fungsi C
A CA = 1 Yd
B CB = 10 + 0,9 Yd
C CC = 10 + 0,8 Yd
D CD = 5 + 0,85 Yd
E CE = + 0,95 Yd

4,5
C Aggregat = 25 + Yd
5
C Aggregat = 25 + 0,90 Yd

2. Investasi
Investasi tergantung pada ;
- beberapa faktor yang baru
- faktor dinamis di luar sistem ekonomi
- produksi dan pendapatan yang tinggi.

Investasi dipengaruhi oleh :


- hasil yang diharapkan dari pertambahan I (MEC)
- suku bunga

BAB VIII
HARGA, INFLASI, DAN TINGKAT PENGANGGURAN
A. Harga
1. Pengertian Harga
1) harga barang akhir relatif terhadap harga-harga input (upah tenaga kerja, harga bahan
baku, dan barang antara).
2) Purchasing power (daya beli aktual) dari uang relatif kepada purchasing power uang
yang dipersepsi.
Purchasing power adalah berapa unit barang dapat dibeli oleh satuan uang.
Jika harga adalah P maka purchasing power adalah 1/P. Misal : indeks harga meningkat
dari 100 menjadi 200 maka purcashing power dari uang menurun dari 1/1 menjadi .
Sedangkan daya beli uang adalah apa yang dipikirkan oleh orang dapat dibeli dengan
uang itu.

2. Harga dan Produksi Nasional


Perilaku harga ditentukan di pasar. Harga- harga umum merupakan interaksi dari
aggregat demand (permintaan keseluruhan ekonomi) dan aggregat supply (penawaran
seluruh ekonomi).
Kurva aggregat demand menunjukkan kombinasi antara harga dan output dimana
pasar barang dan pasar uang secara simultan seimbang( keseimbangan dalam model IS-
LM). Arah hubungan antara harga dan produksi nasional adalah negative yaitu jika harga
turun pendapatan (produksi) nasional meningkat.
Kurva aggregat supply adalah hubungan antara berbagai tingkat harga dengan
tingkat produksi secara keseluruhan. Hubungan bersifat positip karena pada waktu harga
meningkat, jumlah yang ditawarkan juga meningkat.
Produksi nasional merupakan agregasi fungsi produksi, dimana Q = f(K,L) Q
adalah produksi, K adalah jumlah stock capital dan L adalah jumlah tenaga kerja yang
tersedia.
Berapa besarnya Q yang akan diproduksi tergantung dari berapa kapital (mesin,
dan peralatan produksi yang tersedia.

3. Penetapan Harga Keseimbangan


Tingkat output nasional dan tingkat harga ditentukan oleh perpotongan antara
permintaan dan penawaran aggregat. Kurva aggregat demand menggambarkan tingkat
pengeluaran pada berbagai tingkat harga dan dengan menganggap hal lain konstan. Kurva
aggregat supply menunjukkan apa yang akan diproduksi oleh perusahaan dan menjualnya
pada tingkat harga yang berbeda-beda.
Titik ekuilibrium adalah tingkat keseluruhan harga dimana perusahaan bersedia
memproduksi dan menjual output serta pembeli juga bersedia membeli pada jumlah
tersebut.
Keseimbangan makro ekonomi adalah suatu kombinasi keseluruhan harga dan
kuantitas dimana pihak penjual dan pembeli sama-sama tidak bersedia mengubah tingkat
penjualan, pembelian maupun harganya. Harga ditentukan bersama oleh interaksi
demand dan supply.

B. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum (bukan harga salah satu komoditi saja)
secara terus menerus.
Tingkat inflasi : diukur dengan persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari
waktu ke waktu (bulanan/ tahunan).
IHK (tahun ini ) IHK (tahun lalu )
100%
IHK (tahun lalu )

Indeks Harga Konsumen : perbandingan relatif harga suatu paket barang-barang


konsumsi pada suatu saat dengan harga paket yang sama pada tahun dasar.

Tingkat inflasi : ~ rendah (dibawah 4 - 6 %)


~ moderat (antara 5 - 10 %)
~ tinggi ( > 100 %)

Faktor penyebab inflasi :


a. tingkat permintaan agregat melebihi kapasitas produksi (demand-pull inflation)
b kenaikan harga faktor produksi (tenaga kerja, dll). (cost - push inflation)

Akibat buruk inflasi :


a. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)
b. Efek terhadap efisiensi
c. Efek terhadap output

Cara Mencegah Inflasi :


a. Kebijakan moneter
b. Kebijakan fiskal
c. Kebijakan berkenaan dengan output
d. Kebijakan penentuan harga dan indexing

Stagflasi
Suatu kondisi perekonomian dimana stagnasi / resesi (lesunya demand yang
seharusnya diikuti dengan penurunan harga-harga atau minimal harga tetap dan demann
diperkuat akan tetapi ternyata karena berbagai tarif meningkat (harga bahan baku, tarif
listrik, BBM dan juga komoditi yang semula dipatok oleh pemerintah) maka akan terjadi
kenaikan harga yang menyulitkan pengusaha.
Keluar permintaan lesu dan kedalam buruh meminta upah meningkat, bahan baku
juga meningkat. Pengusaha terpaksa melakukan pilihan yang tidak mengenakkan

C. Tingkat Pengangguran
Diukur dengan persentase angkatan kerja yang menganggur.
Angkatan kerja = semua penduduk yang bekerja + semua penduduk yang mencari pekerjaan
dan menganggur
Kesempatan kerja dianggap penuh (full emplyment) jika tingkat pengangguran dalam
perekonomian kurang dari 4 %.
Faktor penyebab pengangguran :
kurangnya permintaan agregat
ingin pekerjaan yang lebih baik
substitusi tenaga kerja oleh peralatan modern,

D. Neraca Pembayaran
Adalah catatan sistematis aliran semua pembayaran dari dalam ke luar negeri dan dari luar ke
dalam negeri, yang meliputi : 1) ekspor-impor barang dan jasa, 2) penanaman modal asing
dan modal domestik ke luar, 3) modal jangka pendek (deposito).

Defisit Neraca Pembayaran


Pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Sebab : impor melebihi
ekspor, pelarian modal ke luar.
Akibat negatif defisit :
kegiatan perekonomian domestik terganggu karena barang impor menggantikan
produk domestik
nilai tukar mata uang dalam negeri merosot, karena melemahnya permintaan.

BAB IX
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO

- Definisi : upaya pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian supaya kinerjanya sesuai


dengan yang diinginkan (GDP riil tinggi, tingkat pengangguran dan inflasi rendah, neraca
pembayaran seimbang).
- Instrumen Kebijakan Makro
Variabel ekonomi yang dikendalikan pemerintah untuk mempengaruhi kinerja perekonomian
Contoh : pengeluaran pemerintah dan pajak (fiskal), jumlah uang beredar (moneter).
- Kebijakan Fiskal
Penggunaan pengeluaran pemerintah dan pajak untuk mempengaruhi perekonomian
- Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran untuk barang dan jasa (pesawat tempur, tank, konstruksi jalan, gaji pegawai
negeri sipil dan ABRI, dll). Merupakan salah satu komponen permintaan agregat, sehingga
perubahannya mempengaruhi permintaan agregat.
- Pajak : mempengaruhi perekonomian lewat 2 cara :
(1) pajak pendapatan mengurangi pendapatan masyarakat yang pada gilirannya mengurangi
konsumsinya. Akibatnya permintaan agregat menurun.
(2) pajak keuntungan mempengaruhi kegiatan investasi dunia usaha.
- Kebijakan Moneter
Adalah pengendalian jumlah uang beredar (JUB) untuk mempengaruhi kinerja
perekonomian
- Jumlah uang beredar
Adalah jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat + demand deposit (rekening koran)
masyarakat diperbankan, Kesemuanya berfungsi sebagai alat tukar/ pembayaran.
- Perubahan JUB mempengaruhi :
tingkat harga
harga saham
harga perumahan
nilai tukar mata uang.
- Kebijakan uang ketat (pengurangan JUB) akan menaikkan tingkat bunga dan menurunkan
investasi yang selanjutnya menurunkan GDP dan inflasi.
- Kebijakan Ekonomi Internasional :
1. Kebijakan perdagangan : kuota, tarif, lisensi impor.
2. Pengaturan pasar valuta asing : - nilai tukar tetap
- nilai tukar mengambang
- nilai tukar mengambang terkendali
BAB X
PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Latar Belakang
Teori penentuan pendapatan yang merupakan analisa jangka pendek menganggap
bahwa sumber daya yang dimiliki atau yang ada dalam perekonomian baik kuantitas maupun
kualitasnya adalah terbatas. Lalu masalahnya adalah bagaimana bisa dicapai output total
kesempatan kerja penuh dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki ?
Apapun skeonarionya dalam jangka pendek, dalam jangka panjang harus dilihat
ekonomika pertumbuhan yaitu bagaimana output total suatu perekonomian tumbuh dan
berkembang terus sepanjang waktu, sesudah tingkat pendapatan nasional neto kesempatan
kerja penuh tercapai secara aktual. Ekonomika pertumbuhan mempunyai perspektif jangka
panjang.

B. Definisi dan Hitungan Pertumbuhan Ekonomi


1. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto
riel suatu perekonomian atau pendapatan nasional riel. Jadi perekonomian dikatakan
tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riel.
2. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan dalam output per kapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup yang diukur dengan output
riel per orang. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi terjadi bila tingkat kenaikan output
riel total lebih besar daripada tingkat pertambahan penduduk. Sebaliknya terjadi
penurunan taraf hidup aktual bila laju kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada laju
pertamabahan output riel total.
Pertumbuhan ekonomi digambarkan dengan menggunakan kurva batas kemungkinan
produksi dimana pertumbuhan ekonomi merupakan pergeseran keluar kurva
Bagaimana pengukuran pertumbuhan yang terjadi ? pertumbuhan dinyatakan dalam
angka prosentase, katakanlah misalnya perekonomian suatu negara tumbuh dengan 3 % per
tahun. Ini berarti bahwa PDB naik sebesar 3% setiap tahunnya.
Angka prosentase tersebut sering disebut sebagai laju pertumbuhan ekonomi. Keadaan
atau posisi kesejahteraan ekonomi dalam jangka panjang dipengaruhi oleh tingkat atau
besarnya laju pertumbuhan ekonominya.

C. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi


Ada beberapa sumber strategis dan dominan yang menentukan pertumbuhan ekonomi
tergantung pada bagaimana pengklasifikasikannya adalah membagi menjadi faktor-faktor
manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumber-sumber tersebut.
Meskipun mempunyai sumber dominan untuk pertumbuhan yang kuantitasnya cukup
banyak serta dengan kualitas yang cukup tinggi tetapi bila manajemen penggunaannya tidak
menunjang maka laju pertumbuhan ekonomi rendah.

D. Hukum Pertambahan Hasil Yang Berkurang


Hubungan antara kuantitas dan kualitas sumber-sumber daya, kapital dan pengetahuan
teknologi yang dimiliki dengan perubahan output total tidaklah proporsional.
Kenaikan yang proporsioanal disebut sebagai kasus atau keadaan skala ekonomis
konstan sedangkan kenaikan produksi yang kurang dari proporsional dari kenaikan sumber-
sumber yang tersedia dan digunakan disebut sebagai kasus atau keadaaan skala disekonomis
Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menunjukkan bahwa bila tambahan
tenaga kerja dilakukan terus menerus secara berurutan pada sejumlah tertentu sumber daya
berupa tanah, maka output total akan terus bertambah tetapi melampaui suatu titik tertentu
tingkat kenaikan output total akan menurun.
Pertambahan output atau kenaikan produk total akibat adanya pertambahan tenaga
kerja (faktor variabel) yang digunakan disebut sebagai produk marginal (MP). Hukum
pertambahan hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa produk marginal akan turun
setelah melampui titik tertentu.

E. Jumlah Penduduk dan Dilema Kemiskinan


Penambahan hasil yang semakin berkurang menunjukkan hubungan yang tidak
menyenangkan antara dengan jumlah penduduk suatu negara dengan sumber daya, kapital,
dan teknologi yang dimilikinya.
Pengamatan Malthus sampai pada suatu kesimpulan bahwa kemiskinan yang dialami
oleh golongan kelas rendah di semua negara di dunia bersumber pada Hukum penambahan
hasil yang semakin berkurang.
Dalam penelitian Malthus mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu negara cenderung
berkembang melebihi kapasitasnya untuk memprodusir bahan makanan yang dibutuhkan
untuk mempertahankan hidup mereka.
Secara singkat dinyatakan bahwa jumlah penduduk akan bertambah secara deret ukur
sementara kenaikan output produksi makanan akan bertambah secara deret hitung.
Pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan pertambahan produk makanan
akan menghasilkan taraf hidup yang rendah bahkan kemiskinan dan kelaparan.
Output tenaga kerja turun, dan karena ini merupakan pendapatan rata-rata mereka maka
berarti taraf hidupnya turun dan mencapai taraf batas hidup. Pada tingkat ini penduduk tidak
akan bertambah lagi karena kemiskinan dan kelaparan akan mencegahnya.
Bila kemudian terjadi kenaikan taraf hidup (output per kapita) maka jumlah penduduk
cenderung akan naik dengan cepat dan berlakunya hukum penambahan hasil yang berkurang
menyebabkan penurunan output perkapita yang berarti penurunan taraf hidup.
Dengan demikian maka penduduk mengalami dilema kemiskinan dimana pendapatan
penduduk cenderung hanya pada taraf batas hidup saja.

F. Pertumbuhan Ekonomi dan Kenaikan Produktivitas


Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa dalam proses
produksi bila paling sedikit satu faktor produksi dipegang konstan sebagai faktor produksi
tetap sedangkan faktor produksi lainnya terus bertambah secara berurutan, maka produk
totalnya akan terus bertambah secara berurutan, maka produk totalnya akan terus bertambah
tetapi lewat titik tertentu tambahan produk (produk marginal /MP) semakin menurun.
Pertambahan penduduk dan berarti penambahan tenaga kerja serta berlakunya hukum
penambahan hasil yang semakin berkurang mengakibatkan kenaikan output yang semakin
kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup. Sebaliknya kenaikan jumlah
barang-barang kapital, kemajuan teknologi serta kenaikan kualitas dan ketrampilan tenaga
kerja cenderung mengimbangi berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang.
Dapat dikatakan bahwa penyebab dari rendahnya pendapatan di Negara Negara yang
sedang berkembang adalah berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang
akibat pertambahan penduduk yang sangat cepat sementara tidak ada kekuatan yang
mendorong pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kuantitas dan kualitas sumber daya
alam, kapital, dan kemajuan teknologi.
Akibat ramalan Malthus berlaku karena pertambahan penduduk mengakibatkan tekanan
terhadap produksi dan persediaan bahan makanan sehingga taraf hidupnya tetap rendah.
Apabila hukum pertambahan hasil yang menurun diimbangi secara lebih kuat dengan
kenaikan jumlah barang kapital, kemajuan teknologi dan perbaikan kualitas tenaga kerja maka
pertambahan penduduk akan mengakibatkan kenaikan produk rata-rata dan tingkat
pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Boediono, Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No.5, BPFE, Yogyakarta,
1999.

Bronson, William H, Macroeconomic Theory and Policy, 2nd, Edition, Harper International,
Edition, Harper & Row, Publishers, New York, 1979.

Faried, Wijaya, M.MA.Dr, Ekonomika Mikro, BPFE Yogyakarta, 1991.

Iskandar Putong, Ekonomi Mikro, Mitra Wacana Media 2005.

Mc. Connell, Cambell R, Economics : Principles and Problems, Mc. Graw Hill, Seventh Edition,
1978.
Suparmoko, M.Drs.,MA. Ph.D., Pengantar Ekonomika Makro, BPFE Yogyakarta, 1999.

Winardi Dr.SE., Pengantar Ilmu Ekonomi, Tarsito, Bandung, 1998.

Anda mungkin juga menyukai