UN
IV E U N S A TA
RSI K AR
TA S S U R A
OLEH :
ERNI WIDIASTUTI, SE, M.Si
UNIVERSITAS SURAKARTA
Jl. Raya Palur KM.5 Telp. (0271) 825117
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Jadi Ilmu Ekonomi tergolong Ilmu-ilmu pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman yang
dipelajari alam hidup dan merupakan bagian dasar pengetahuan ilmu-ilmu pengetahuan
kemanusiaan
Ilmu Ekonomi merupakan sebuah Ilmu Pengetahuan Sosial yang erat berhubungan dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial lainnya
Mendefinisi
Sumber Daya (SD)
(Sumber ekonomi)
Penggolongan sumber daya : sumber daya manusia
sumber daya bukan manusia
Sifat Sumber Daya (SD)
terbatas jumlahnya
berubah-ubah jumlahnya
dapat dikombinasikan dalam berbagai proporsi
Dari 3 unsur (keterbatasn sumber daya, kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan perilaku
manusia)
Tiga masalah pokok perekonomian
1) What : Apa saja jenis barang yang harus diproduksi
2) How : Bagaimana sumber-sumber ekonomi yang tersedia dipergunakan
3) For Whom : Untuk siapa barang tersebut diproduksi
Untuk menyelesaikan tiga masalah ekonomi memerlukan
1. Organisasi Sistem Ekonomi
sistem ekonomi pasar
sistem ekonomi komando
sistem ekonomi campuran
2. Fungsi Sistem Ekonomi
Merupakan persoalan dasar setiap perekonomian
a. Mikro Ekonomi
Studi tentang perilaku variabel ekonomi perorangan (mempersoalkan segmen terkecil
dari perekonomian) seperti :
- harga
- biaya
- fungsi biaya
- teori permintaan
- teori penawaran
- elastisitas
b. Makro Ekonomi
Studi tentang perilaku variabel ekonomi secara keseluruhan (agregate), seperti :
- pendapatan nasional
- tingkat pengangguran
- neraca pembayaran
- inflasi
- kebijaksanaan fiskal
- fungsi investasi
BAB II
CARA MEMPELAJARAI EKONOMI MIKRO
1. Pengertian Pasar
Pasar sebuah proses (mekanisme) dimana sekelompok penjual dan pembeli berinteraksi
untuk menentukan harga dan kuantitas suatu barang dan jasa, sedangkan uang
biasanya dipakai sebagai alat pertukaran.
Dalam setiap pasar terdapat dua sisi: sisi permintaan (pembeli) dan sisi penawaran (penjual).
Masing-masing sisi mempunyai pola perilaku yang berbeda.
- Jika faktor-faktor 2, 3, 4, 5, dan 6 dianggap tetap (ceteris paribus), dan harga barang yang
diminta dibiarkan berubah-ubah, maka akan diperoleh daftar permintaan (demand
schedule) barang tersebut. Bentuk grafik daftar permintaan ini disebut kurva permintaan
(demand curve).
- Kurva permintaan : grafik yang menghubungkan berbagai titik kombinasi antara harga
dan jumlah barang yang diminta, dimana faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris
paribus).
Harga (P)
d
P 1
P 2
- Hubungan negatif antara harga dengan jumlah yang diminta disebabkan oleh bekerjanya:
- efek substitusi, dan
- efek pendapatan
- Kurva permintaan bisa bergeser ke kanan atau ke kiri jika satu atau lebih faktor-faktor
selain faktor harga barang yang diminta berubah. Sebagai contoh : naiknya pendapatan
penduduk akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sebaliknya turunnya pendapatan
akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Begitu juga selera konsumen berubah menjadi
lebih menyukai barang yang bersangkutan daripada barang lain, maka kurva
permintaannya bergeser ke kanan.
- Sehingga ada dua gerakan pada kurva permintaan :
1) gerakan sepanjang, kurva ketika terjadi perubahan harga, secetris paribus,
2) pergeseran kurva, ketika faktor selain harga berubah.
- Grafik pergeseran kurva permintaan :
Harga (P)
d d1
P 1
d d1
q1 q2 Jumlah yang diminta (Q)
Penawaran
Penawaran suatu barang : jumlah barang tersebut yang produsen bersedia menawarkan pada
harga tertentu.
- Daftar penawaran (supply schedule) suatu barang : berbagai kombinasi antara harga-
harga dengan berbagai jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh produsen, faktor-
faktor selain harga dianggap tetap.
- Bentuk grafik daftar penawaran ini disebut kurva penawaran (supply curve).
- Hukum Penawaran : lereng kurva penawaran adalah positif (pada umumnya kenaikan
harga suatu barang akan diikuti kenaikan jumlah penawaran barang tersebut, faktor-
faktor selain harga dianggap konstan).
P 2
S S
S1
Q Q
q1 q2 q1 q2
Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar terjadi ketika kurva permintaan berpotongan dengan kurva
penawaran. Titik potong antar kedua kurva menghasilkan titik keseimbangan pasar dimana :
1. Harga dan jumlah keseimbangan pasar tercipta,
2. Tidak ada kecenderungan kenaikan atau penurunan harga dan persediaan barang juga
juga tidak tambah atau kurang. (Penetapan harga di atas harga keseimbangan akan
menyebabkan terjadinya kelebihan (surplus) penawaran yang mendorong harga turun
dampai dicapainya harga keseimbangan.
Harga (P)
d s
p1
e
p* p* : harga keseimbangan
p2 q* : jumlah keseimbangan
qs1 - qd1 : surplus penawaran
d qd2 qs2 : kekurangan supply
s
qd1 q* qs1 Jumlah yang diminta (Q)
qs2 qd2
1. Jika D naik dan S tetap, harga keseimbangan (p kes) naik dan jumlah keseimbangan
(q kes) naik juga.
Harga (P)
d d1 s
p2* e2*
e1*
p1*
s
d d1
Jumlah barang (Q)
q1* q2*
2. Jika D turun dan S tetap, p kes. turun dan q kes turun.
Harga (P)
d s
d1
e1*
p1* e2*
p2*
s d1 d
Jumlah barang (Q)
q2* q1*
Ceiling price : harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau kekuatan lain diluar mekanisme
pasar pada tingkat dibawah harga keseimbangan pasar. Yang mendorong terjadinya
kekurangan penawaran (shortage). Contoh : - harga dasar gabah,
- harga semen,
- harga/ sewa rumah,
- tarif bus, kereta, dan transportasi lain.
Floor price : harga yang ditetapkan oleh pemerintah atau kekuatan lain di luar mekanisme
pasar pada tingkat di atas harga keseimbangan pasar. Mendorong terjadinya kelebihan
penawaran (surplus).
Contoh : upah pekerja (UMR)
P s P
d
d s
pf
pe pe
pc
s d d
Q Q
Elastisitas permintaan (Ed) : derajad kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap
perubahan harga barang yang dimaksud. Atau ratio antara persentase perubahan permintaan
terhadap persentase perunahan harga. Secara matematis model umum elastisitas permintaan bisa
ditulis :
Model 2
Elastisitas busur : Digunakan untuk menghitung derajad elastisitas permintaan rata-rata dari
keseluruhan perunahan harga antara 2 titik. Secara matematis :
Qd P / n
Ed busur = x
P Qd / n
Pada buku teks ekonomi lainnya kadang ditulis :
Qd ( P1 + P 2) / 2
Ed busur = x
P (Qd1 + Qd 2) / 2
Model 3
Elastisitas Kumulatif : digunakan untuk menghitung elastisitas permintaan secara keseluruhan
permintaan secara keseluruhan (permintaan pasar)
Qd / N P / n Qd P
Ed k = x secara singkat Ed k = x
P / N Qd / n P Qd
5 Kategori Elastisitas permintaan (Ed) :
(3 berdasar hukum permintaan dan 2 yang bersifat sempurna)
1. Ed= 0 (tdk elastis sempurna) Q = 0 < P, untuk sembarang nilai P (+) dan Q
2. Ed< 1 (tidak elastis) Q < P
3. Ed= 1 (elastisitas uniter) Q = P
4. Ed> 1 Q > P
5. Ed= tak terhingga (elasitis sempurna) P = 0, untuk sembarang nilai Q (+) dan P
Secara grafis bisa digambar sebagai berikut :
P D P P P P
D
Ed = 0 Ed < 1 D D Ed > 1 Ed =
D Ed = 1
D D D
O Qd O Qd O Qd O Qd O Qd
% perubahanjumlahbarangyangditawarkan Qs P / n
Es= = Es = x
% perubahanh arg a P Qs / n
Model 1
Elastisitas Titik : Digunakan untuk menghitung derajat elastisitas penawaran atas setiap
perubahan harga. Secara matematis :
Qs Pn 1
Es = x
P Qn 1
Model 2
Elastisitas busur : Digunakan untuk menghitung derajad elastisitas penawaran rata-rata dari
keseluruhan perunahan harga antara 2 titik. Secara matematis :
Qs P / n
Esbusur = x
P Qs / n
Qs ( P1 + P 2) / 2
Esbusur = x
P (Qs1 + Qs 2) / 2
Model 3
Elastisitas Kumulatif : digunakan untuk menghitung elastisitas penawaran secara keseluruhan
permintaan secara keseluruhan (permintaan pasar)
Qs / N P / n Qs P
Es k = x secara singkat Es k = x
P / N Qs / n P Qs
5 Kategori Elastisitas penawaran (Es) :
(3 berdasar hukum penawaran dan 2 yang bersifat sempurna)
1. Es= 0 (tdk elastis sempurna) Q = 0 , untuk sembarang nilai P (+) dan Q
2. Es< 1 (tidak elastis) Q < P
3. Es= 1 (elastisitas uniter) Q = P
4. Es> 1 Q > P
5. Es= tak terhingga (elasitis sempurna) P = 0, untuk sembarang nilai Q (+) dan P
P S P P P P
S S S
Es = 0 Es < 1 Es > 1 Es =
S Es = 1 S
S S
O Qs O Qs O Qs O Qs O Qs
( DX ) U ( X ) ( PxX ) U ( X ) ( PxX )
= =0= = Syarat optimum
X X X X X
Turunan pertama = 0
U ( X )
= MU ( X )
X
MU(X) = Px
( PxX ) XPx
= = Px
X X
MU(X) = Px artinya kepuasan tertinggi yang dicapai seseorang bila ia mengkonsumsi
barang X dengan harga Px.
Contoh :
Diketahui seorang konsumen mengkonsumsi 0 unit barang memperoleh kepuasan sebesar
0. Bila ia mengkonsumsi barang sebanyak 3 unit kepuasannya sebesar 7. Bila ia menambah
konsumsi lebih dari 3 unit maka kepuasannya akan kurang dari 7, tentukan fungsi
kepuasannya ?
Dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat secara matematis fungsi kepuasan
konsumen tersebut dapat ditentukan sebagai berikut :
U = aX2 + bX + c, berdasar informasi data di atas diketahui nilai ekstrem dari jumlah
konsumsi adalah sebanyak 3 unit, berarti :
X=3 X = -b/2a 3 = -b/2a b = -6a
Koordinat pertama adalah X = 0 U = 0, sehingga penyelesainnya menjadi :
U 4,68
= MU ( X ) = 1,56 X + 4,68 = 0 1,56 X = 4,68 X = =3
X 1,56
Sedangkan
MU(4) = -1,56X + 4,68 = -1,56(4) + 4,68 = -1,56
MU(5) = -1,56X + 4,68 = -1,56(5) + 4,68 = -3,12
MU = 0
7
6,24
3,9
U = -0,78X2 + 4,68X
1 2 3 4 5 6 X
Sedangkan kurva kepuasan marjinalnya adalah sebagai berikut ;
3,9
2,84 Kurva MU(X) = -1,56X + 4,68
0,76
X
BAB VI
PERILAKU PRODUSEN
Biaya Perusahaan
- Biaya Total (TC) : semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai seluruh
kegiatan perusahaan. Disini dasar yang dipakai untuk penghitungan biaya bukan konsep
akuntansi seperti yang tertera dalam laporan keuangan, melainkan konsep opportunity cost
(biaya ekonomi penggunaan semua faktor produksi yang ada dalam suatu kegiatan produktif
tertentu adalah nilai tertinggi dari penggunaan alternatif faktor produksi tersebut).
- TC terdiri dari Biaya Tetap Total (TFC) dan Biaya Variabel Total (TVC).
- Biaya Variabel (seperti upah pekerja langsung, komisi untuk sales, bahan baku) meningkat
jika jumlah output yang diproduksi meningkat.
- Hubungan antara besarnya TVC dengan jumlah output yang diproduksi selama periode
tertentu, disingkat Q, disebut fungsi TVC, secara matematik disimbolkan TVC ( Q). Grafik
dari fungsi TVC disebut kurva TVC sebagaimana dalam gambar di bawah.
- Contoh Biaya Tetap : - biaya-biaya administratif,
- pajak properti,
- sewa gedung, dll.
TFC
Q
- Kurva TVC berbentuk garis lurus mendatar karena berapapun jumlah output yang
dihasilkan besar biaya tetap adalah sama.
- Kurva TVC menunjukkan hubungan yang positif antara TVC dengan Q. Semakin besar
Q semakin besar pula TVC dengan tambahan kenaikan yang semakin kecil. Namun
ketika Q tertentu dilalui kenaikan Q akan diikuti kenaikan TVC dengan tambahan
kenaikan yang semakin besar. Ini mencerminkan bekerjanya the law of diminishing
returns (hukum semakin menurunnya perolehan).
- Sebagaimana TC = TFC + TVC maka kurva TC juga merupakan hasil gabungan antara
kurva TFC dengan kurva TVC.
- Secara matematis kurva TC disebut fungsi TC yang biasa ditulis TC(Q) dan
menggambarkan hubungan antara biaya total yang dikeluarkan (TC) dengan jumlah
output yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (Q).
ATC
AVC
AFC
Q
ATC bisa naik, turun, atau konstan, ketika jumlah output (Q) naik.
Jika ATC turun ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami economies of
scale.
Jika ATC naik ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami disekonomies of
scale.
Jika ATC tetap ketika jumlah output naik, maka perusahaan mengalami constant return
to scale.
Ketiga keadaan digambarkan oleh kurva di atas.
- Biaya Marginal (MC) : menunjukkan besarnya tambahan biaya yang harus dikeluarkan
untuk menambah satu unit output yang diproduksi. Untuk jumlah Q yang berbeda akan
terdapat MC yang berbeda, sehingga terdapat fungsi MC, atau MC(Q). Jika jumlah output
semula Q kemudian ditambah sebesar Q unit, maka MC bisa dihitung dengan :
TC (Q + Q ) TC (Q )
MC (Q ) =
Q
- Jika kurva MC dan kurva ATC diletakkan bersama dalam satu gambar akan diperoleh :
ATC, AVC, MC
MC
ATC
AVC
AFC
Q
- Terdapat hubungan yang spesifika antara biaya total rata-rata dengan biaya marginal :
1. Ketika ATC menunjukkan fungsi yang menurun dari output (daerah decreasing cost),
MC < ATC.
2. Ketika ATC konstan, MC = ATC
3. Ketika ATC menunjukkan fungsi yang menaik dari output (daerah increasing cost),
MC > ATC.
- Hubungan ini sesuai dengan prinsip matematika : jika nilai rata-rata sekelompok barang naik
jika ke dalamnya dimasukkan tambahan satu barang lagi, maka nilai barang yang
ditambahkan pasti lebih besar dari nilai rata-rata semula.
BAB VII
MODEL, ANALISA, DAN STUDI EKONOMI MAKRO
2. pendapatan permanen : tingkat pendapatan yang akan diterima rumah tangga jika
pengaruh-pengaruh temporer (musim, fluktuasi usaha, rejeki nomplok, atau bencana
alam) dihilangkan,
3. kekayaan : tabungan dalam berbagai bentuk (deposito, saham, obligasi, barang, dll).
Kenaikan konsumsi sebagai akibat kenaikan kekayaan disebut wealth effect.
- Akan tetapi kekayaan dan pendapatan permanen dianggap tidak cepat berubah dari
tahun ke tahun, sehingga perubahan konsumsi lebih terkait dengan disposable
income sekarang.
- Sehingga tingkat pengeluaran konsumsi nasional terutama ditentukan oleh tingkat
disposable income.
C = (a-bT) + bY
E
(a-bT)
45
Q Qp GDP(Q)
- Ket : Qp = GDP potensial (tingkat GDP full-employment)
680
520
360
C = 40 + 0,8 Yd
Dari keadaan C = 40 + 0,8 Yd, dengan adanya kekuatan kekuatan luar (eksogen)
Merubah fungsi C menjadi :
C = 50 + 0,8 Yd
Maka : terjadi kenaikan pengeluaran C otonom sebesar 10
endo
Fungsi C total = ekso +
RT
4,5
C Aggregat = 25 + Yd
5
C Aggregat = 25 + 0,90 Yd
2. Investasi
Investasi tergantung pada ;
- beberapa faktor yang baru
- faktor dinamis di luar sistem ekonomi
- produksi dan pendapatan yang tinggi.
BAB VIII
HARGA, INFLASI, DAN TINGKAT PENGANGGURAN
A. Harga
1. Pengertian Harga
1) harga barang akhir relatif terhadap harga-harga input (upah tenaga kerja, harga bahan
baku, dan barang antara).
2) Purchasing power (daya beli aktual) dari uang relatif kepada purchasing power uang
yang dipersepsi.
Purchasing power adalah berapa unit barang dapat dibeli oleh satuan uang.
Jika harga adalah P maka purchasing power adalah 1/P. Misal : indeks harga meningkat
dari 100 menjadi 200 maka purcashing power dari uang menurun dari 1/1 menjadi .
Sedangkan daya beli uang adalah apa yang dipikirkan oleh orang dapat dibeli dengan
uang itu.
B. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum (bukan harga salah satu komoditi saja)
secara terus menerus.
Tingkat inflasi : diukur dengan persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari
waktu ke waktu (bulanan/ tahunan).
IHK (tahun ini ) IHK (tahun lalu )
100%
IHK (tahun lalu )
Stagflasi
Suatu kondisi perekonomian dimana stagnasi / resesi (lesunya demand yang
seharusnya diikuti dengan penurunan harga-harga atau minimal harga tetap dan demann
diperkuat akan tetapi ternyata karena berbagai tarif meningkat (harga bahan baku, tarif
listrik, BBM dan juga komoditi yang semula dipatok oleh pemerintah) maka akan terjadi
kenaikan harga yang menyulitkan pengusaha.
Keluar permintaan lesu dan kedalam buruh meminta upah meningkat, bahan baku
juga meningkat. Pengusaha terpaksa melakukan pilihan yang tidak mengenakkan
C. Tingkat Pengangguran
Diukur dengan persentase angkatan kerja yang menganggur.
Angkatan kerja = semua penduduk yang bekerja + semua penduduk yang mencari pekerjaan
dan menganggur
Kesempatan kerja dianggap penuh (full emplyment) jika tingkat pengangguran dalam
perekonomian kurang dari 4 %.
Faktor penyebab pengangguran :
kurangnya permintaan agregat
ingin pekerjaan yang lebih baik
substitusi tenaga kerja oleh peralatan modern,
D. Neraca Pembayaran
Adalah catatan sistematis aliran semua pembayaran dari dalam ke luar negeri dan dari luar ke
dalam negeri, yang meliputi : 1) ekspor-impor barang dan jasa, 2) penanaman modal asing
dan modal domestik ke luar, 3) modal jangka pendek (deposito).
BAB IX
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO
Boediono, Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, No.5, BPFE, Yogyakarta,
1999.
Bronson, William H, Macroeconomic Theory and Policy, 2nd, Edition, Harper International,
Edition, Harper & Row, Publishers, New York, 1979.
Mc. Connell, Cambell R, Economics : Principles and Problems, Mc. Graw Hill, Seventh Edition,
1978.
Suparmoko, M.Drs.,MA. Ph.D., Pengantar Ekonomika Makro, BPFE Yogyakarta, 1999.