Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

kewajaran menepati peranan yang penting dalam akuntansi karena memberikan jaminan
kepada pengguna dan pasar bahwa akuntansi (sebagai pembuat laporan) dan auditor (pemeriksa)
telah berusaha untuk bertindak adil. Hakikat konvensional dari konsep kewajaran adalah
kewajaran dalam penyajian,jaminan akan adanya ketekunan dan perhatian dalam pembuatan dan
pemeriksaan laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi keuangan
perusahaan telah disajikan secara memadai. Karena arti utama dari kewajaran adalah penyajian
secara wajar.
Makalah ini akan membahas dan menganalisis secara mendetail konsep yang dikenal di
Amerika Serikat sebagai doktrin Benar dan Wajar di Eropa. Makalah ini akan memperluas
konsep kewajaran ke arah pemikiran yang lebih progresif bagi kewajaran dalam distribusi dan
dalam pengungkapan yang ditujukan untuk memotivasi tuntutan diperluas pengungkapan dan
inovasi-inovasi akuntansi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa peran kejujuran dalam akuntansi?
2. Apa peran kejujuran dalam distribusi?
3. Pelaporan apa sajakah yang dibutuhkan dalam pengungkapan?
4. Apa yang menjadi tren akuntans di masa depan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:


1. Untuk pengetahui bagaimana peran kejujuran dalam akuntansi?
2. Untuk mengetahui bagaimana peran kejujuran dalam distribusi?
3. Untuk mengetahui pelaporan apa sajakah yang dibutuhkan dalam pengungkapan?
4. Untuk mengetahui bagaimana tren akuntansi di masa depan?

1.4 Manfaat Pembahasan

Adapun manfaat dari makalah ini adalah :

Untuk menambah wawasan mahasiswa/i mengenai teori akuntansi tentang


kewajaran,pengungkapan,dan tren masa depan dalam akuntansi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 KEWAJARAN DALAM AKUNTANSI

2.1.1 Kewajaran sebagai netralitas dalam penyajian


Kewajaran paling tepat dijabarkan dalam literatur dan pernyataan-pernyataan akuntansi
profesional sebagai pernyataan netralitas dari akuntan dalam pembuatan laporan keuangan.
Usulan pertama digunakan kewajaran dalam akuntansi diutarakan oleh Scott pada tahun 1941,
menyatakan: Aturan, prosedur, dan teknik akuntansi hendaknya wajar, tidak bias dan tidak
memihak. Jadi salah satu dalil akuntansi dasar yang mendasari prinsip-prinsip akuntansi dapat
dinyatakan sebagai kewajaran-kewajaran bagi seluruh segmen dari masyarakat bisnis
(manajemen, tenaga kerja, pemegang saham, kreditor, konsumen, dan publik), ditentukan dan
kebiasaan dari semua segmen tersebut sampai pada akhirnya semua prinsip-prinsip akuntansi
yang didasarkan atas dalil di atas akan menghsilkan akuntansi keuangan bagi hak-hak dan
kepentingan-kepentingan ekonomi yang telah diterbitkan secara resmi menjadi wajar untuk
semua segmen.
Menurut sejarahnya, kewajaran atau doktrin kewajaran mengalami evolusi dari penerapan
kosep konservatisme. Konsep tersebut berangkat dari perhatian yang berhubungan dengan
masalah likuiditas dan pemberian kredit, yang umumnya dikaitkan dengan konservatisme,
menuju kearah pemikiran bahwa penyajian laporan keuangan seharusnya wajar bagi semua
pengguna.
Kewajaran umumnya dihubungkan dengan pengukuran dan pelaporan informasi melalui
cara yang objektif dan netral. Informasi adalah wajar jika informasi tersebut objektif dan netral.
Kewajaran akan lebih dapat tercapai dalam akuntansi manajerial atau akuntansi biaya dimana
adanya tanda-tanda keberpihakan atau bias dapat mendistorsikan proses pengambilan keputusan
yang sangat bergantung pada data akuntansi manajerial. kewajaran menjadi kriteria informasi
yang dibutuhkan dalam akuntansi manajerial untuk memastikan integrasi dan akurasi dari
pengambilan keputusan.

2.2 KEWAJARAN DALAM DISTRIBUSI


Pertimbangan kewajaran telah diterima begitu saja dalam akuntansi,walaupun arti
sebenarnya masih belum ditegaskan dengan jelas. Dua arti yang berlaku umum berkaitan dengan
pemikiran mengenai netralitas dalam pembuatan dan penyajian laporan keuangan dan pemikiran
mengenai keadilan dari hasil yang dikeluarkan. Meskipun kedua pemikiran diatas memainkan
peran yang bermanfaat dalam akuntansi,perluasa pemikiran kewajaran untuk menangani
pertimbangan distribusi akan menghubungkannya pada konsep filosofi alternatif yang lebih
sesuai dengan konsep moral dari keadilan.

2.2.1 Perhatian Atas Pernyataan-pernyataan Mengenai Distribusi

Masalah pendistribusian hampir selalu diabaikan dalam pandangan konvensional atas


kewajaran sebagai netralitas, dalam penyajian. Yang menjadi perhatian disini hanyalah produksi
final dan pengungkapan dari hasil-hasil akuntansi,dan bukan pendistribusinya. Pandangan atas
kewajaran sebagai netralitas dalam penyajian bukannya tanpa kritikan. Williams menandainya
sebagai proses evaluasi dengan dua atribut berikut ini:

1. Bahwa pengevaluasi sadar akan adanya kondisi bahwa segala konsekuensi dari tindakan
yang ia lakukan akan dinilai kewajarannya,dan
2. Bahwa evaluasi tersebut mencoba untuk menggunakan perspektif yang tidak memihak.

Kewajaran dalam literatur akuntansi sosial menjadi masalah pendistribusian tanggung


jawab sosial secara umum, dan ketanggapan sosial sebagai kemampuan dari perusahaan untuk
memberikan respons atas tekanan-tekanan sosial. Jadi responsif sosial perusahaan, menjadi salah
satu tanda kewajaran, berada di luar konotasi moral dan etika dari tanggung jawab sosial serta
proses material. Respon untuk kewajaran meliputi identifikasi, pengukuran dan pengungkapan,
apabila memungkinkan, dari biaya sosial yang diciptakan oleh aktivitas-aktivitas ekonomi
perusahaan, sekaligus pula respon yang memadai untuk masalah-masalah ini.

2.2.2 Kewajaran Sebagai Konsep Moral Dari Keadilan

Agar kewajaran dapat diterima sebagai konsep moral dari keadilan,harus dibuat paralel-paralel
dari teori utama mengenai keadilan distributif,yaitu teori-teori yang dinyatakan oleh
J.A.Rawls,R. Nozick,dan A.Gerwith.

A. Kontribusi dari Rawls


1. Teori keadilan rawls

Sasaran dari teori keadilan Rawls adalah mengembangkan suatu teori mengenai keadilan
dalam bentuk prinsip-prinsip untuk diterapkan dalam pengembangan struktur dasar dari
masyarakat dan yang menyajikan tantangan langsung kepada utilitarianisme (paham
kemanfaatan). Sebagai suatu teori egaliter, anggapan utamanya adalah pendistribusian semua
barang-barang dan jasa ekonomi secara merata kecuali dimana distribusi yang tidak merata akan
mendatangkan manfaat kepada semua orang, atau paling sedikit akan menguntungkan golongan
yang paling tidak beruntung dari masyarakat.

2. Kewajaran dalam akuntansi menurut rawls

Teori kontrak Rawls-suatu teori mengenai institusi sosial yang adil- dapat ditawarkan sebagai
konsep kewajaran dalam akuntansi. Teori ini menawarkan potensi untuk memercayakan pada
tabir ketidaktahuan di semua situasi yang meminta adanya pilihan dalam akuntansi pada
akhirnya akan memberikan hasil solusi yang netral, wajar, dan adil secara sosial.

B. Kontribusi dari Nozick

1. Teori keadilan nozick

Nozick berpendapat bahwa teori yang didasarkan atas prinsip-prinsip berpola dan negara,
melanggar hak-hak orang lain dan mengeluarkan pengakuan mengenai prinsip jatah dari keadilan
distributif, dimana individu-individu diberi hak atas benda-benda pribadi milik mereka selama
mereka diperoleh dengan cara-cara yang resmi , tremasuk transfer-transfer sukarela, pertukaran
dan kerja sama dalam aktivitas produksi. Teori Nozick menempatkan fokusnya pada pentingnya
prinsip-prinsip historis, dalam artian bahwa distribusi tidak hanya atau tidak bergantung kepada
bagaimana hasil akhirnya saja.

2. Kewajaran dalam akuntansi menurut nozick

Pada dasarnya menurut Nozick teori tersebut merupakan teori distribusi libertarian, yang
didasarkan atas prinsip keadilan dalam akuisisi dan transfer. Konsep keadilan distributif ini,
dengan ketergantungannya kepada mekanisme pasar bebas, tidak memungkinkan untuk secara
memadai berhadapan dengan kewajaran sebagai fungsi distributif, karena ia diasumsikan akan
mengalami kegagalan dalam pembahasan mengenai kewajiban sosial dari manusia satu sama
lain, untuk mengabadikan pelanggaran masa lalu atas prinsip-prinsip akuisisi dan transisi, dan
untuk mendistorsikan arti dari pembiaran di tengah dunia kelangkaan.

C. Kontribusi dari Gerwith

1. Teori keadilan gerwith

Sasaran dari teori keadilan Gerwith adalah memberikan justifikasi rasional bagi prinsip-
prinsip moral untuk secara objektif membedakan tindakan-tindakan yang tepat secara moral dan
institusi-institusi dari tindakan-tindakan yang salah secara moral.

2. Kewajaran dalam akuntansi menurut gerwith

Teori keadilan Gerwith dapat ditawarkan sebagai konsep kewajaran dalam akuntansi. Ia
mengusulkan keunggulan dari perhatian atas hak-hak kebebasan dan kesejahteraan dari semua
orang yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas perusahaan dan atas penciptaan peraturan-
peraturan institusional dan akuntansi untuk menjamin hak-hak tersebut. Peraturan-peraturan ini
meminta adanya suatu bentuk pembetulan melalui pembuattan sistem pendukungdan aturan-
aturan sosial yang spesifik serta harus diikuti oleh organisasi dan para anggota dari organisasi
tersebut.

2.3 KEWAJARAN DALAM PENGUNGKAPAN

2.3.1 Tuntutan untuk memperluas pengungkapan


Keyakinan pada kewajaran konvensional dalam penyajian yang sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum telah menciptakan beberapa pembatasan dan
ketidakwajaran dalam pelaporan dan pengungkapan akan dibahas berikut ini.

A. Usulan pengungkapan bedford


Bedford mengusulkan perluasan pada pengungkapan akuntansi untuk mengurangi masalah-
masalah yang diciptakan oleh doktrin kewajaran dalam akuntansi. Selain hanya tergantung pada
prinsip akuntansi berterima umum sebagai satu-satunya metode pengukuran, bedford
mengusulkan untuk mengembangkan alat baru yang dapat digunakan untuk membuat infomasi
yang bermanfaat bagi manajemen dan pembuat keputusan.

B. Teori kebijakan akuntansi yang efisien dan adil dari lev


Lev mengusulkan teori kebijakan akuntansi yang efisien dan adil. Lev berpendapat bahwa
kemajuan dalam menangani masalah kebijakan akuntansi yang fundamental dapat dicapai
dengan memuat kepentingan eksplisit dari para pembuat kebijakan-keadilan dari pasar modal.
Keadilan ini didefinisikan sebagai kesamaan kesempatan atau informasi simetris ketika seluruh
investor sama-sama diberikan informasi dan ekspektasi pengembalian setelah disesuaikan
dengan resiko yang identik bagi semua investor.

C. Keunggulan pengguna dari Gaa


Kebijakan pelaporan keuangan perusahaan menghadapi masalah-masalah perlengkapan
kolektif yang memengaruhi pengalokasian sumber daya dalam pembuatan dan konsumsi
informasi. Dilema berikut ini dihadapi oleh setiap badan penyusun standar yang mencoba untuk
memecahkan masalah alokasi tersebut:
Setiap pilihan kebijakan mewakili trade-off di antara preferensi inividu yang berbeda-
beda,dan kemungkinan di antara konsekuensi-konsekuensi alternatif,tanpa memandang apakah
pembuat kebijakan menyadari atau tidak. Dalam pengertian ini,pilihan kebijakan akuntansi tidak
akan pernah dapat netral. Selalu ada seseorang yang mendapatkan dan tidak mendapatkan
preferensinya. Pertanyaan etisnya adalah moralitas apakah yang seharusnya menjadi panduan
dakam proses pembuatan kebijakan.
Ada dua alternatif yang tersedia. Alternatif pertama adalah bahwa kepentingan dari semua
individu akan sama-sama dihubungkan oleh penyusun standar. Hal ini merupakan prinsip
netralitas yang menentukan pemilihan standar yang memaksimalkan kesejahteraan sosial.
Alternatif kedua adalah bahwa kepentingan dari suatu kelompok pengguna akan mendapat
perlakuan istimewa. Suatu kelompok seperti itu adalah kelompok pengguna. Alternatif kedua ini
karenanya adalah panduan keunggulan pengguna terhadap kebijakan pelaporan akuntansi. Ada
dua versi prinsip keunggulan pengguna yang dianjurkan dalam literatur. Versi yang dikenal
sebagai prinsip keunggulan pengguna dasar berfokus pada kebutuhan dari para pengguna dengan
kemampuan yang terbatas. Seperti yang dinyatakan dalam objectives of financial
statements,yang diterbitkan oleh americal institute of certified public accountans. Salah satu
tujuan dari laporan keuangan terutama adalah untuk melayani mereka yang memiliki
wewenang,kemampuan,dan sumber daya terbatas dalam memperoleh informasi mengenai
aktivitas ekonomi perusahaan. Versi yang lain,yang dikenal sebagai keunggulan pengguna yang
diperluas,berfokus pada kebutuhan informasi dari para pengguna yang lebih ahli. Seperti yang
dinyatakan dalam kerangka konseptual dari financial accounting standards board:
Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna bagi para investor dan
kreditor yang ada maupun yang potensial dan pengguna-penggunna lainnya di dalam membuat
keputusan investasi,kredit,dan keputusan serupa yang rasional. Informasi tersebut hendaknya
dapat dimengerti oleh mereka yang memiliki pemahaman yang wajar mengenai bisnis dan
aktivitas ekonomi dan yang bersedia untuk mempelajari informasi yang diterima dengan
ketekunan yang wajar.
Gaa menyelidiki perumusan logis dari prinsip keunggulan pengguna,dengan didasarkan
pada karya-karya kontemporer dalam filosofi etika,sosial dan politik,di mana manusia dipandang
sebagai pembuat keputusan,di mana prinsip-prinsip yang mengatur perilaku individu dan
kelompok adalah hasil dari keputusan rasional. Pada dasarnya:
Seorang menyusun standar akan menetapkan untuk melaksanakan keunggulan
pengguna,yang selanjutnya akan memperbaiki ketidakseimbangan yang ada di antara investor
(pengguna)dan manajer. Dengan bertindak sesuai dengan prinsip inipara penyuusun standar akan
membantu seluruh agen pasar modal dalam mengeksploitasi potensi keuntungan perdagangan
yang diberikan oleh pasar tersebut.
D. Temuan-temuan komite Jenkins
Sebagai usaha untuk meningkatkan pelaporan eksternal,AICPA pada tahun 1991 membentuk
komite khusus untuk pelaporan keuangan,atau komite Jenkins(Edmond L. Jenkins sebagai ketua)
komite ini ditugaskan untuk menentukan:
a. Hakikat dan tingkatan dari informasi yang disediakan oleh manajemen bagi pihak lain,
dan
b. Tingkatan sampai dimana auditor hendaknya memberikan laporannya atas berbagai
elemen dari informasi tersebut.

Setelah dua tahun melakukan riset mengenai kebutuhan dari para pengguna pelaporan
eksternal(investor,kreditor,dan para penasihatnya),komite pada bulan November 19995
mengeluarkan laporannya yang berjudul the information needs of investors and creditors.
Laporan ini mengidentifikasikan area-area berikut ini dalam laporan keuangan yang sebainya
ditingkatkan lagi untuk memenuhi kebutuhan para pengguna akan informasi.
1. Meningkatkan pengungkapan dari informasi segmen bisnis.
2. Menangani pengungkapan dan akuntansi untuk instrument-instrumen keuangan yang
inovatif.
3. Meningkatkan pengungkapan mengenai identitas,peluang,dan risiko dari rencana-rencana
pembiayaan di luar buku dan mempertimbangkan kembali akuntansi bagi rencana-
rencana tersebut.
4. Melaporkan secara terpisah dampak-dampak dari aktivitas dan peristiwa inti dan non-
inti,dan mengukur aktiva ddan kewajiban non-inti dengan nilai wajar.
5. Meningkatkan pengungkapan mengenai ketidakpastian pengukuran atas aktiva dan
kewajiban tertentu.
6. Meningkatkan pelaporan triwulan dengan memberikan pelaporan pada triwulan keempat
secara terpisah dan memasukkan data segmen bisnis.

Laporan tersebut juga mengusulkan model komprehensif yang memuat sepuluh elemen ke
dalam lima kategori besar informasi yang dirrancang untuk sesuai dengan proses pengambiln
keputusan yang diterapkan oleh para pengguna dalam membuat proyek,nilai perusahaan atau
menilai proyek dari pembayaran kembali pinjaman.

Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut:


1. Data keuangan dan nonkeuangan:
Laporan keuangan dan pengungkapan pengungkapan yang berkaitan.
Data operasi tingkat tinggi dan pengukuran kinerja yang digunakan oleh
manajemen dalam mengelola bisnisnya.
2. Analisis manajemen terhadap data keuangan dan nonkeuangan:
Alasan-alasan untuk
Perubahan yang terjadi dalam data keuangan,operasi,dan yang berhubungan
dengan kinerja,serta identitas dan dampak masa lalu dari tren-tren kunci.
3. Informasi yang menatap masa depan:
Peluang dari riisiko,termasuk yang diakibatkan oleh tren-tren kunci.
Rencana manajemen,termasuk faktor-faktor keberhailan yang penting.
Perbandingan antara kinerja bisnis aktual dengan peluang-peluuang,risiko,dan
rencana manajemen yang diungkapkan sebelumnya.
4. Informasi mengenai manajemen dan para pemegang saham:
Direktur manajemen,kompensasi,pemegang saham mayoritas,serta transaksi dan
hubungan diantara pihak-pihakyang memiliki hubungan istimewa
5. Latar belakang perusahaan:
Sasaran dan strategi umum
Ruang lingkup dan uraian mengenai bisnis
Dampak dari struktur industri terhadap perusahaan

E. Model pelaporan multilapisan


Steven wallaman,yang waktu itu menjabat,sebagai komisaris SEC mengusulkan empat
permasalahan umum dalam akuntansi dan pengungkapan yang dapat menjadi hal sangat penting
bagi masa depan pelaporan keuangan:
1. Pengakuan dan pelaporan dari keuntungan dan kewajiban suatu bisnis dengan kata
lain,apakah yang hendaknya yang kita laporkan dalam laporan keuangan sebuah
perusahaan.
2. Ketepatan waktu dari pelaporan keuangan dengan kata lain. Kapan hendaknya hal-hal
yang diakui dilaporkan.
3. Konsep dari perusahaan dengan kata lain,siapa yang akan yang kita ukur,serta
4. Saluran dan media distribusi dengan kata lain,dimana dan bagaimana kita akan
mendistribusikan informasi.

Permasalahan pertama mengangkat mengenai:


a. Ketidakcukupan biaya historis di dalam pengakuan dan pengukuran sebagian besar
aktiva.
b. Ketidakmampuan untuk mengakui blok-blok pembangun bisnis yang baru dan paling
signifikan sebagai aktiva,seperti misalnya nilai merek dagang,hak milik intelektual,dan
sumber daya manusia.

Permasalahan yang kedua mengemukakan mengenai adanya kebutuhan akan informasi yang
lebih tepat waktu yang meningkat arus informasi keuangan yang relevan terhadap pasar dan
menurunkan biaya modal dengan menurunkan risiko dan meningkatkan pengembalian.

Permasalahan yang ketiga mengangkat mengenai:


a. Masalah dalam mendefinisikan batas luar dari perusahaan, seperti pada kasus perusahaan
publik dengan beberapa anak perusahaan publik,masing-masing dengan jointventure,
pengaturan linsensi dan afiliasi lainnya,dan
b. Kebutuhan untuk mengakui suatuperusahaan virtualdengan orang-orang yang berada
dalam kombinasi jaringan yang terbentuk dan terpecah seiring dengan tugas-tugas yang
harus mereka laksanakan.
Permasalahan yang keempat membahas mengenai:
a. Kebutuhan untuk menawarkan informasi yang lebih disagregasi,dan
b. Kemungkinan untuk menwarkan akses online pada para pengguna untuk memilih bagian-
bagian tertentu dari sitem informasi manajemen perusahaan yang mereka inginkan.
Model peraporan multilapisan(multilayered reporting model) dijelaskan sbb:
1. Lapisan pertama ditunjukkan untuk hal-hal yang memenuhi kiteria pengakuan dan akan
mencerminkan inti dari laporan keuangan saat ini.
2. Lapisan kedua ditunjukkan untuk hal-hal yang memenuhi kriteria pengakuan namun tidak
termasuk kedalam nagian inti karena menyangkut mengenai kendalanya yang
dipertanyakan,seperti penelitian dan pengembangan,periklanan,nilai merek,dan simpanan
tidak berwujud.
3. Lapisan yang ketiga ditunjukkan untuk hal-hal yang memiliki keandalan dan definisinya
dipertanyakan ,seperti misalnyapengukuran kepuasan pelanggan.
4. Lapisan keempat ditunjukan untuk hal-hal yang memenuhi criteria
pengukuran,keandalan,dan relevansi tetapi tidak memenuhi definisi dari elemen laporan
keuangan,seperti misalnya metrik sesitivitas resiko
5. Lapisan kelima ditunjukkan untuk hal-hal relevan yang tidak memenuhi definisi dari
elemen dan tidak dapat diukur secara andal,seperti misalnya model inteletual para
karyawan

F. Pengungkapan akutansi yang diperluas


Prisip kewajaran dalam penyajian membatasi pengakuan dan pengungkapan terhadap situasi
yang diatur oleh prinsip-prinsip akutansi yang di atur oleh prinsip-prinsip akutansi yang berlaku
umum.perbedaan antara pengakuan dan pengungkapan dipertegas oleh finacia accounting
standars Board (FASB).Menurut concept statement No.5 dari FASB and measurement in
financial statement bisiness enterprises.
Pengakuan adalah proses pencatatan atau pencantuman secara formal suatu hal kedalam
laporan keuangan dari entitas seperti aktiva,kewajiban,pendapatan,pengeluaran,atau sejenisnya.
Pengakuan mencangkup penggambaran suatu hal baik dalam kata-kata maupun angka,dengan
jumlah yang termasuk dalam jumlah total dari laporan keuangan.

Pernyataan yang sama mengatakan bahwa:


Karena pengakuan berarti penggambaran hal baik dalam kata-kata maupun angka,dengan jumlah
yang termasuk dalam jumlah total dari laporan keuangan,maka dalam artian ini pengungkapan
yang akan berbeda dengan pengakuan. Pengungkapan informasi berkaitan dengan hal-hal yang
terdapat dalam laporan keuangan dan pengukurannya yang dapat disajikan oleh catatan laporan
keuangan atau dimuka laporan keuangan,oleh informasi tambahan,atau oleh cara-cara pelaporan
keuangna lainnya,yang bukan merupakan substitusi bagi pengakuan dalam laporan keuangan
untuk hal-hal yang memenuhi criteria pengakuan.

Tujuan dari pengungkapan dinyatakan sebagai berikut:


1. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran yang relevan atas
hal-hal tersebut diluar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.
2. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan unuk menberikan pengukuran yang
bermanfaat gabi hal-hal tersebut.
3. Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai risiko
dan potensi dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui.
4. Untuk menberikan informasi penting yang memungkinkan para pengguna laporan
keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan tidak diakui.
5. Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk atau keluar di masa depan.
6. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.

Analisis atas pengungkapan laporan keuangan yang diharuskan mengarah kepada lima
kesimpulan berikut ini:
1. Pengungkapan yang paling sering diminta berhubungan dengan jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan,khususnya untuk memecahnya dan memberikan pengukuran-
pengukuran yang relevan selain dari pengukuran dalam laporan keuangan pemecahan
dari jumlah yang diakui mencerminkan 26 persen dari semua pengungkapan yang
diharuskan.
2. Enam subjek ekuitas pemegang saham,sewa guna usaha, pension, pajak penghasilan,
program pascapensiun manfaat pasti karyawwan yang lainnyaserta komitmmen dan
kontinjensi mencerminkan 45 persen dari semua pengungkapan yang diharuskan:lima
standar FAS No.15,87,88,106 dan 109-mencerminkan 28 persen.
3. Beberapa pengungkapan secara eksplisit memberikan informasi mengenai arus kas
masuk dan keluar di masa depan.
4. Beberapa pengungkapan memberikan pengukuran untuk po-pos yang tidak diakui.
Persyaratn-persyaratn pengungkapan dalam perjalananya telah mengalami beberapa
penambah dan hanya sedikit yang dihapuskan.

Semua tuntutan-tuntutan di atas untuk perluasan pengungkapan dimotivasi oleh prinsip


kewajaran dalam pengungkapan. Prinsip tersebut akan menganjurkan perluasa ruang lingkup dari
informasi akuntansi di luar informasi akuntansi konvensional. Contoh dari pengungkapan-
pengungkapan baru ats akuntansi menurut prinsip kewajaran dalam pengungkapan ini antara lain
adalah:
1. Pelaporan nilai tambah.
2. Pelaporan karyawan.
3. Akuntansi sumber daya manusia.
4. Akuntansi dan pelaporan sosial.
5. Pengungkapan informasi anggaran.
6. Akuntansi dan pelaporan arus kas.
Contoh-contoh diatas akan dilihat lebih dalam pada bagian berikut.

2.3.2 Pelaporan nilai tambah


Nilai tambah merupakan peningkatan kesejahteraan yang dihasilkan oleh pengguna
sumber daya perusahaan yang produktif sebelum dialokasikan kepada pemegang saham,
pemegang obligasi, pegawai, dan pemerintah. Nilai tambah ini mudah dihitung dengan
memodifikasi laporan laba rugi.

1. Menguraiakan hal-hal yang diakui dan memberikan ukuran-ukuran yang relevan dari hal-hal
tersebut di luar dan ukuran yang ada dalam laporan keuangan.
1(a) Menguraikan pos Ciri-ciri umum,termasuk tingkat suku bungan
dari kewajiban yang tercatat.
1(b) Memecah pos Komponen-komponen dari biaya pensiun
periodik bersih.
1(c) Memberikan ukuran alternative Estimasi nilai wajar dari instrument-instrumen
keuangan yang tercatat di neraca.
1(d) Mengungkapkan asumsi penting yang Rata-rata tertimbang tingkat pengembalian
digunakan dalm menentukan angka jangka panjang yang diharapkan dari aktiva
jumlah program pensiun.

2. Menguraikan pos-pos yang tidak diakui dan memberikan pengukuran yang bermanfaat bagi
pos-pos tersebut.
2(a) Mengurai pos Uraian jaminan langsung dan tidak langsung
dari utang terhadap pihak lain.
2(b) Memecah pos Jumlah kewajiban pajak tangguhan yang belum
diakui untuk perbedaan temporer yang
berhubungan dengan investasi permanen yang
penting pada anak perusahaan di luar negeri.
2(c) Memberikan ukuran alternative Estimasi nilai wajar dari instrumen-instrumen
keuangan yang tidak tercatat di neraca.
2(d) Mengungkapkan asumsi penting yang Asumsi-asumsi signifikan yang digunakan
digunakan dalam menentukan angka untuk mengestimasi nilai wajar dari instrumen-
jumlah instrumen keuangan yang tidak tercatat dalam
neraca

3. Memberikan informasi untuk membantu investor dan kreditor menilai risiko-risiko dan
potensi baik dari pos-pos yang diakui maupun pos-pos yng tidak diakui.
3(a) Memberikan uraian mengenai risiko Uraian dari program pascapensiun dengan
dan potensi manfaat pasti
3(b) Memberikan uraian untuk menilai Kebijakan penjaminan perusahaan untuk setiap
resiko dan potensi konsentrasi resiko kredit yang signifikan
3(c) Memberikan jumlah maksimum yang Jumlah dan harga opsi untuk saham dengan opsi
terlibat
3(d) Memberikan informasi yang di Jumlah saham yang dapat digunakan untuk opsi
butuhkan bagi pengguna untuk saham
membuat perhitungan secara
independen atas jumlah

4. Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk


membandingkan angka-angka dengan parusahaan lain dan antar tahun.
4(a) Mengurangi kebijakan dan praktik Metode penentuan biaya persediaan
akutansi prusahaan
4(b) Menguraikan dampak dari transaksi Bagian dari biaya pajak penghasilan yang
transaksi luar biasa berhubungan dengan pos pos luar biasa,dampak
kumulatif dari perubahan akutansi,dan
penyesuaian penyesuaian periode sebelumnya.
4(c) Menguraikan dampak dari transaksi dalam bisnis kombinasi pembelian,hasil operasi
transaksi luar biasa pada tahun dari peride yang baru saja dilewati diperlakukan
sebelumnya ,atau bagian dari satu seperti kedua perusahaan yang telah bergabung
periode di awal periode

Langkah 1 : Laporan laba rugi menghitung laba ditahan sebagai selisish antara revenue penjualan
dengan kos, pajak, dan dividen:
R = S B DP W I DD T
Ket : R : Laba ditahan
S : revenue penjualan
B : material dan jasa yang dibeli
DP : depresiasi
W : gaji
I : bunga
DD : dividen
T : pajak

Langkah 2: Persamaan nilai tambah dapat diperoleh dengan mengubah persamaan profit :
S B = R + DP + W + I + DD T (metode nilai tambah bruto)
Atau
S B DP = R + W + I + DD T (metode nilai tambah neto)

A. Laporan laba rugi konvensional perusahaan untuk tahun 19x8 adalah:


$ $
Penjualan 4.000.000
Dikurangi: bahan baku yang digunakan 400.000
Upah 800.000
Jasa yang dibeli 1.200.000
Bunga yang dibayarkan 240.000

Depresiasi 160.000

Laba sebelum pajak 1.200.000


Pajak penghasilan(asumsi tingkat pajak 50%) 600.000

Laba setelah pajak 600.000

Dikurangi: utang dividen 200.000

Laba ditahan untyk tahun berjalan 400.000

B. Laporan nilai tambah untuk tahun yang sama akan menjadi:

Penjualan 4.000.000

Dikurangi: bahan baku yang dibeli dan jasa serta depresiasi 1.760.000

Nilai tambah yang tersedia untuk didistribusikan

Atau ditahan

Dibagi sebagai berikut:

Untuk karyawan 800.000

Untuk penyandang modal

Bunga 240.000

Dividen 200.000 440.000

Untuk pemerintah 600.000

Laba ditahan 400.000

Nilai tambah 2.240.000

Laporan nilai tambah dapat disajikan dalam format kotor maupun bersih. Laporan nilai
tambah memiliki beberapa keuntungan yang sangat baik:
1. Dengan adanya pengungkapan nilai tambah,para karyawan akan mendapat kepuasan
karena mengettahui nilai dari kontribusi yang mereka berikan kepada kekayaan total
perusahaan.
2. Nilai tambah mencerminkan dasar penghitungan bonus bagi para pekerja yang lebih baik.
3. Informs nilai tambah telah terbukti dapat menjadi predictor peritiwa ekonomi dan reaksi
pasar yang baik.
4. Nilai tambah adalah ukuran yang lebih baik dari pada penjualan.
5. Nilai tambah mungkin bermanfaat bagi kelompok-kelompok karyawan akrena dapat
memenuhi aspirasi dan pikiran dari para perwakilannya dalam serikat bekerja yang
melakukan negosiasi.
6. Nilai tambah dapat sangat bermanfaat dalam analisis keuangan dengan menghubungkan
beragam peristiwa penting terhadap variabel-variabel nilai tambahan.

2.3.3 Pelaporan karyawan

Dengan adanya karyawan dan serikat pekerja sebagai pengguna informasi akuntansi yang
potensial, dan untuk berbagai alasan yang baik, tampak bahwa laporan tahunan bagi pemegang
saham bukan merupakan dokumen yang dapat mencakup kepentingan semua pihak. Solusinya
yaitu terletak pada pembuatan laporan khusus bagi karyawan dan serikat pekerja.
Karena setiap karyawan dan serikat pekerja memiliki faktor yang berbeda,masing-masing
akan ditinjau secara terpisah. Bahkan,sampel laporan kepegawaian,yang dimasukkan sebagai
satu lampiran dari the corporate report,menunjukkan data kuantitatif menurut judul-judul berikut
ini :
1. Jumlah karyawan yang dipekerjakan(dengan berbagai cara analisis).
2. Lokasi pekerjaan.
3. Distribusi umur dari tenaga kerja permanen.
4. Jumlah jam kerja selama setahun(telah dianalisis)
5. Biaya-biaya karyawan.
6. Informasi pensiun.
7. Pendidikan dan pelatihan(termasuk biaya-biayanya).
8. Serikat dagang yang diakui.
9. Infomasi tambahan(relasi ras,data statistic kesehatan dan keselamatan,dan lain-lain).
10. Rasio ketenagakerjaan.

Table 1 kinerja nilai tambah dari berbagai perusahaan.


Studi Konteks Hasil
1.Riahi-belkaoui(1997c) Strategi struktur multidivisional dan Mengikuti implementasi M-
diversivikasi. from,efisiensi produktif akan
menurun untuk perusahaan-
perusahaan yang terintegrasi
secara vertical dan meningkat
untuk perusahaan-perusahaan
yang terdiversifikasi secara
berhubungan. Kenaikan
produktivitas secara moderat
tidaklah signifikan bagi
perusahaan terdiversifikasi yang
tidak berhubungan.
2. Riahi-belkaoui dan Dampak dari struktur kepemilikan Terdapat hubungan nonmonotonik
pavlik (1994) signifikan diantara kinerja nilai
tambah dan struktur kepemilikan.
3.Askren dkk.(1994) Penerapan program kinerja. Perusahaan yang menerapkan
program kinerja yang berbasis
akuntansi tidak mengalami
perolehan pengembalian
akuntansi yang lebih besar
ataupun ukuran produktivitas dari
pada sekumpulan perusahaan
kendali.
4.Riahi-belkaoui(1997a) Penerapan program kinerja dan Setelah penerapan program
struktur kepemilikan. kinerja,profitabilitas akan
meningkat di perusahaan-
perusahaan yang dikendalikan
oleh pemilik,tetapi tidak demikian
halnya dengan perusahaan yang
dikendalikan oleh manajer.

Table 2 valuasi pasar dan nilai tambah versus data konvensional


Studi Pernyataan riset Model yang Hasil
digunakan
1. Bao dan bao Hubungan antara model valuasi Hubungan antara Nilai
(1989) produktivitas litzenberger dan perusahan dengan
dengan nilai rao(1971) produktivitas pada
perusahaan. industri kilang minyak
dan busana adalah lebih
kuat dari pada hubungan
antara nilai perusahaan
dengan laba yang
diukur.
2. Riahi- Isi relatif dan Model valuasi laba Informasi nilai tambah
belkaoui tambahan dari nilai dapat menambah
(1993) tambah,laba dan beberapa kemampuan
arus kas. penjelasan lebih dari
yang dapat diberikan
oleh ukuran laba attau
arus kas.
3. Riahi- Kegunaan dari Angka indikator Angka indikator yang
belkaoui dan angka indikator akuntansi(berlev dal didasarkan atas nilai
fekrat(1994) akuntansi levy,1979) tambah bersih memiliki
variabilitas yang lebih
rendah dan persistensi
yang lebih tinggi dari
pada angka-angka yang
sama yang di dasarkan
baik atas laba maupun
arus kas.
4. Riahi- Isi informasi Model valuasi dan Studi
belkaoui dan relative dan kombinasi laba dan mengomfirmasikan
picur(1994) incremental dari nilai tambah. hubungan baik antara
niali tambah dan perubahan-perubahan
laba. relatif dalam laba dan
nilai tambah bersih
maupun perubahan-
perubahan relative
dalam harga sekuritas.
5. Riahi- Isi informasi dari Model nilai buku dan Baik tingkat darinilai
belkaoui dan tingkat nilai tambah kekayaan tambah maupun
picur(1994) bersih versus perubahan dalam nilai
perubahan nilai tambah memegang
tambah bersih. peranan dalam valuasi
sekuritas.
6. Riahi- Spesifikasi Model valuasi linear Model-model yang
belkaoui(199 fungsional yang dan nonlinear menghubungkan
6) menghubungkan akuntansi dan
laba atau nilai pengembalian pasar
tambah bersih yang memiliki kemampuan
tidak di ekspektasi menjelaskan yang lebih
dengan besar ketika: (a)
pengembalian yang pengembalian akuntansi
telah disesuaikan ditunjukkan oleh
dengan nilai pasar. perubahan relatif dalam
nilai tambah bersih, dan
(b)hubungannya berupa
fungsi nonlinear
cembung-cekung.
7. Riahi- isi informasional Model valuasi laba. Komponen laba dari
belkaoui(199 dari komponen nilai nilai tambah dipandang
7b) tambah bersih yang lebih disukai oleh pasar
diungkapkan sedangkan komponen
bersama dengan nonlaba(bunga,pajak,da
laba. n upah)berhubungan
secara negative dengan
pengembalian pasar.

2.3.4 Pelaporan dan Akuntansi Sosial


Terdapat empat aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi sosial yaitu ; akuntansi
pertanggungjawaban sosial (social responsibility accounting, SRA), Akuntansi sosioekonomi
(socioeconomis accounting, SEA), akuntnasi dampak total ( total impact accounting, TIA), dan
akuntansi indikator sosial (social indicator accounting, SIA).
Alasan dilakukannya pengungkapan kinerja sosial diantaranya:
a. Terkait dengan kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat.
b. Membantu dalam mengaplikasikan konsep kejujuran yang akan bermanfaat bagi akuntansi
sosial.
c. Kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan alokasi dana.
d. Investasi sosial.

2.3.5 Pengungkapan Informasi Anggaran


Dalam pengungkapan informasi penganggaran perlu memperhatikan reliabilitas terkait
dengan keakuratan relatif peramalan, pertanggungjawaban terkait dengan besarnya kewajiban
perusahaan dalam penganggaran dan kemungkinan akuntan mengaudit anggaran tersebut, dan
sikap diam terkait dengan tingkat diamnya dan ketidak bergeraknya perusahaan akibat kerugian
yang mungkin timbul dari pengungkapan penganggaran.

2.3.6 Pelaporan dan Akuntansi Aliran Kas


Karakteristik yang dominan dalam pandangan awal mengenai tujuan dari laporan
keuangan adalah fungsi kepengurusan. Menurut pandangan ini,manajemen telah diberikan
kepercayaan atas pengendalian sumber daya keuangan yang diberikan oleh penyandang modal.
Oleh karenanya,tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan laporan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan agar memfasilitasi evaluasi atas kepengurusan manjemen untuk
mencapai tujuan ini,siystem pelaporan yang disukai dan dianggap penting serta lebih unggul dari
pada yang lainnya adalah sitem akrua yang system. Sederhananya,akuntansi berbasis akrual
mengacu kepada suatu bentuk pemeliharaan catatan-catatan yang tidak hanya berasal dari
transaksi-transaksi yang terjadi akibat penerimaan dan pengeluara kas namun juga jumlah utang
entitas kepada pihak lain dan utang pihak lain kepada entitas.
Akuntansi aliran kas dipandang oleh pendukungnya sebagai yang terbaik dibandingkan
akuntansi akrual konvensional karena :
1. Dapat menyediakan kerangka analitis untuk menghubungkan kinerja masa lalu, sekarang dan
masa yang akan datang.
2. Dapat merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa
mendatang dan yang direncanakan pada kebijakan keuangan.
3. Rasio aliran harga yang didiskon dapat menjadi indikator investasi yang lebih dapat dipercaya
dibandingkan rasio harga dengan earnings saat ini, karen dalam menghitung earnings per lembar
saham menggunakan berbagai metode alokasi yang sembarang.
4. Dapat digunakan untuk mengoreksi perbedaan dalam praktik yaitu antara cara melaksanakan
investasi ( biasanya didasarkan pada aliran kas) dengan cara mengevaluasi hasil ( biasanya
didasarkan atas laba).

2.3.7 Akuntansi Sumber Daya Manusia

A. Manfaat sumber daya manusia


Tujuan akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang relevan bagi keputusan
yang harus diambil oleh para penggunanya (investor),termasuk informs yang memadai mengenai
salah satu aktiva perusahaan yang terlupakan aktiva sumber daya manusia. Lebih spesifik
lagi,investor mungkin dapat mengambil keuntungan besar dari adadnya pengetahuan mengenai
sampai sejauh mana aktiva sumber daya manusia dari suatu organisasi telah meningkat atau
menurun selama satu periode tertentu.
Definisi sumber daya manusia secara luas adalah: proses pengidentifikasian dan
pengukuran data mengenai sumberb daya manusia dan mengomunikasikan informasi ini kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Identifikasi dari nilai sumber daya manusia.
2. Pengukuran biaya dan nilai orang bagi organisasi,dan
3. Investigasi mengenai dampak kognitif dan perilaku dari informasi tersebut.

Akuntansi sumber daya manusia mengarah pada beberapa penerapannya,termasuk R.G. barry
corporation, touch ross dan company,dan cabang Midwest dari perusahaan asuransi bersama.
Walaupun antusiasme dari kebanyakan perusahaan untuk mengungkapkan nilai dari aktiva
sumber daya manusia yang mereka miliki dinilai kurang,kebanyakan studi-studi empiris yang
menyelidiki dampak kognitif dan perilaku menunjukkan adanya kecenderungan para pengguna
untuk mendukung informasi akuntansi sumber daya manusia. Bahkan,kita mungkin bertanya-
tanya,mengapa R.G. Barry Corporation,sebuah perusahaan kecil pembuat sepatu yang terdaftar
di American stock exchange,mengembangkan sistem akuntansi sumber daya manusia. Seperti
yang telah diamati secara retorik oleh salah seorang pejabatnya:
Apa sebabnya sebuah perusahaan kecil dengan pertumbuhan yang baik meskipun tidak
spektakuler,produk-produk yang baik namun tidak romantic,teknologi yang baik namun tidak
canggih,profitabilitas yang baik namun tidak dramatis tertarik dalam pengembangan sistem
akuntansi untuk sumber daya manusia dari bisnisnya. Ini adalah pernyataan yang wajar dan
berhak mendapat jawaban.
Untuk menjawab pertanyaan diatas dan pertanyaan-pertanyaan yang serupa dan
ditanyakan oleh beberapa perusahaan lainnya kita dapat menyebutkan tiga fakta:
1. Mengapitalisasi biaya sumber daya manusia secara konseptual adalah lebih valid dari
pada pendekatan untuk membiayakannya.
2. Informasi yang berkaitan dengan aktiva sumber daya manusia kemungkinan adalah
relevan terhadap banyak ragam keputusan yang dibuat oleh pengguna eksternal atau
internal,atau kedua-duanya.
3. Akuntansi bagi aktiva sumber ddaya manusia merupakan suatu pengakuan eksplisit atas
adanya dasar pemikiran bahwa manusia adalah sumber daya manusia yang berharga bagi
organisasi dan merupakan bagian yang integral dari satu kumpulan sumber daya.

B. Teori nilai sumber daya manusia.

1. Determinan dari nilai individu


Dalam model flamholtz,ukuran dari harga seseorang adalah nilai realisasi yang dapat
diharapkan darinya. Model flamholtz menyarankan bahwa pengukuran dari nilai individual
seperti itu adalah sebagai hasil dari interaksi duua jenis variabel:
a. Nilai persyaratan yang diharapkan dari individu yang bersangkutan.
b. Tingkat probabilitas bahwa individu tersebut akan tetap menjaga keanggotaannya dalam
organisasi.
Nilai persyaratan individu adalah julah yang secara potensial dapat direalisasikan oleh
organisasi dari pelayanan orang tersebut. Nilai persyaratan adalah suatu variabel
multidimensional yang terdiri atas tiga faktor:
1. Produktivitas
2. Kemungkinan untuk dipindahkan.
3. Kemungkinan untuk dipromosikan.
Elemen-elemen dari nilai persyaratan dianggap sebagai produk-produk dari sifat tertentu
seseorang dan dimensi-dimensi tertentu dari organisasi.
Probabilitas tetap menjaga keanggotaan organisasional dianggap memiliki hubungan dengan
tingkat kepuasan pekerjaan dari seseorang.

2. Determin dari nilai kelompok


Model flamholtz melihat determinan dari nilai individu bagi sebuah organisasi,sedangkan
model likert bowers melihat determinan dari nilai kelompok. Dengam maksud untuk
menggambarkan kemampuan produktif dari organisasi manusia dari setiap perusahaan atau unit
di dalamnya,model ini mengidentifikasikan tiga variabel yang memengaruhi efektivitas dari
organisasi manusia perusahaan:

1. Variabel kausal : adalah variabel-variabel independen yang dapat secara langsung atau
secara sengaja diganti atau diubah oleh organisasi dan manajemennya dan kemudian
berikutnya menetukan arah dari perkembangan yang ada dalam organisasi tersebut.
2. Variabel yang memengaruhi : mencerminkan status internal,kesehatan,dan kemampuan
kinerja dari organsasi,yaitu,kesetiaan,sikap,motivasi,sasaran kinerja,dan persepsi dari
seluruh anggotanya dan kemampuan kolektif yang mereka miliki untuk melakukan suatu
tindakan yang efektif.
3. Variabel hasil akhir : adalah variabel-variabel dependen yang mencerminkan hasil yang
dicapai oleh organisasi yang bersangkutan,seperti produktivitas,biaya,kerugian barang
sisa,pertumbuhan,pangsa pasar,dan laba.

C. Pengukuran aktiva sumber daya manusia


Pengukuran moneter dari aktiva sumber daya manusia adalah biaya historis (biaya
akuisisi),biaya penggantian,biaya oportunitas,model kompensasi dan upah diskonto di masa
depan yang telah disesuaikan. Ukuran nonmoneter utama adalah model survei organisasi.
1. Metode biaya historis (biaya akuisisi)
Metode biaya historis atau metode biaya akuisisi terdiri atas pengapitalisasian seluruh
biaya-biaya yang berhubungan dengan perekrutan,pemilihan,penerimaan,
Pelatihan,penempatan dan pengembangan seorang karyawan .
2. Metode biaya penggantian
Metode biaya penggantian terdiri atas pengestimasian biaya-biaya yang harus di
keluarkan untuk mengganti sumber daya manusia dari suatu perusahaan yang sudah ada .
3. Metode biaya oportunitas
Hekimian dan jones mengusulkan metode biaya oportunitas untuk mengatasi
keterbatasan-keterbatasan yang di hadapi oleh metode penggantian .
4. Metode kompensasi
Banyaknya ketidakpastian dan kesulitan yang dikaitkan dengan penentuan nilai dari
modal manusia.
5. Metode upah diskonto masa depan yang telah disesuaikan
Hermanson mengusulkan penggunaan nilai kompensasi yang telah disesuaikan untuk
memperkirakan nilai seorang individu bagi sebuah perusahaan.
6. Ukuranukuran nonmoneter
Banyak ukuran nonmoneter dari aktiva sumber daya manusia dapat digunakan,misalnya
per tingkah laku.sediaan sederhana dari keterampilan dan kemampuan
individu,pemberian peringkat atau ranking kepada kinerja individu,dan pengukuran
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam bab ini kita melihat hakikat dan konsekuensi dari konsep-konsep
kewajaran,sepertian kewajaran dalam penyajian,kewajaran dalam distribusi dan
kewajaran dalam pengungkapan yang memotivasi tuntunan-tuntunan mendesak yang
meminta dilakukannya perluasan pengungkapan dan inovasi-inovasi dibidang akuntansi.
Dimana selanjutnya inovasi-inovasi yang dapat dianggap sebagai tren masa depan dalam
akuntansi akan mencangkup:
1. Pelaporan nilai tambah.
2. Pelaporan karyawan.
3. Akuntansi dan pelaporan sosial.
4. Pengungkapan informasi anggaran.
5. Akuntani dan pelaporan arus kas,dan
6. Akuntansi sumber daya manusia

3.2 Saran

Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat menambah pengetahuan
berkaitan dengan kewajaran,pengungkapan,dan tren masa depan dalam akuntansi. Tak lupa,
kami meminta saran dan kritik atas tulisan kami demi melengkapi dan menjadi bahan
pertimbangan pada penulisan-penulisan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed. 2006. Accounting Theory Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai