Anda di halaman 1dari 21

EFEKTIVITAS USIA LAYAN WADUK CIRATA BERDASARKAN LAJU

SEDIMENTASI

DISUSUN OLEH :
Nanda Yogi Setiyanto
Insani Qori Aina
Yoga Kaloka
Ninin Hendika Agistina
Syihabuddin Al-Ansor

JURUSAN TEKNIK SIPIL


SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN
JAKARTA
2016
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................................... i

Daftar Tabel ..................................................................................................................... ii

Daftar Gambar .................................................................................................................. iii

Daftar Grafik ..................................................................................................................... iv

Abstrak ............................................................................................................................. .v

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 2
2.1 Sedimentasi .................................................................................................. 2
2.2 Tingkat Laju Sedimentasi Waduk (Sediment Rate) .......................................... 3
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 6
3.1 Lokasi Studi...6
3.2 Data 7
3.3 Tahapan Penelitian ..7
BAB 4. ANALISA ..8
4.1 Data Laju Sedimentasi Waduk Cirata Tahun 1988-20128
4.2 Upaya dan solusi ..10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN..14
5.1 Kesimpulan 14
5.2 Saran ..14
DAFTAR PUSTAKA ....15

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Laju Sedimentasi Waduk Cirata 1988 - 2012 ... 8


Tabel 2 Nilai Laju Sedimentasi Waduk Cirata Elevasi +185,+205,dan +2208
Tabel 3 Nilai Laju Sedimentasi Waduk Cirata Pemeruman Tahun 2012...9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Kerja Pemeruman. . 5


Gambar 2 Peta Lokasi Inspeksi ... 6
Gambar 3 Kondisi visual banunan intake cirata. 11
Gambar 4 Profil Memanjang Multi Level Intake......12
Gambar 5 Multi Level Intake Tampak Depan......12

iii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Penambahan Sedimen Pada Elevasi + 220 8


Grafik 2 Penambahan Sedimen Pada Elevasi + 205.8
Grafik 3 Penambahan Sedimen Pada Elevasi + 185.9

iv
EFEKTIVITAS USIA LAYAN WADUK CIRATA BERDASARKAN LAJU
SEDIMENTASI

Nanda Yogi Setiyanto1* , Insani Qori Aina1 , Yoga Kaloka1 , Ninin Hendika Agistina1 , dan
Syihabuddin Al Ansor1

1)
Mahasiswa Sarjana Teknik Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta,
Indonesia
4nandayogi@gmail.com

ABSTRAK

Waduk Cirata merupakan keluaran saat ini dengan peningkatan laju


dari DAS Citarum dan empat Sub DAS yaitu sedimentasi yang lebih besar dari rencana
Cimeta, Cisokan, Cikudul dan Cibalagung. waduk Cirata memiliki sisa usia layan
Pada tahun 2016 waduk cirata sudah selama 43 tahun lagi dari tahun 2012.
beroperasi selama 28 tahun. Fungsi utama
Solusi yang ditawarkan untuk
Waduk Cirata adalah untuk pembangkit
memeperpanjang usia layan Waduk Cirata
listrik tenaga air. Salah satu masalah yang
adalah dengan membuat intake pada
dihadapi pada pengelolaan waduk di Cirata
elevasi yang lebih tinggi (Multi-level intake)
adalah pendangkalan di dasar waduk
+194 meter sehingga umur layanan waduk
akibat peningkatan sedimentasi yang
menjadi 76 tahun dari tahun 2012,
volumenya lebih besar dari perencanaan.
membangun Sabo Dam pada Sub DAS
Sehingga dikhawatirkan usia layan Waduk
Cimeta yang merupakan Sub DAS dengan
Cirata berkurang.
sedimentasi yang paling tinggi, serta
Pada penelitian ini perhitungan sisa menghijaukan kembali kawasan hutan
usia guna Waduk Cirata menggunakan yang telah mengalami kerusakan. Dengan
data pemeruman yang dilakukan oleh solusi tersebut diharapkan laju sedimentasi
BPWC (Badan Pengelolaan Waduk Cirata). dan usia layan waduk sesuai dengan
Waduk cirata memiliki usia layan rencana perencanaan.
selama 100 tahun, sedangkan pada kondisi

Kata kunci : Usia Layan Waduk, Pemeruman, Sedimentasi

v
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Waduk Cirata terletak di Desa Tegal Waru, Kecamatan Plered, Kabupaten


Purwakarta, Jawa Barat. Waduk ini dibangun pada tahun 1998 dan merupakan salah satu
dari tiga waduk rangkaian seri (cascade) dari DAS Sungai Citarum yaitu Waduk Saguling,
Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur. Waduk Cirata ini dialiri oleh 4 sub-das yaitu Sungai
Cisokan, Sungai Cimeta, Sungai Cibalagung, dan Sungai Cikundul.

Waduk ini hanya mempunyai satu fungsi utama (single purpose) yaitu sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Air merupakan sumber energi utama yang digunakan
untuk memutar turbin pembangkit tenaga listrik sebanyak 8 unit. Oleh karena itu dibangun
Waduk Cirata seluas 62 Km2 dengan tampungan total 2.165.000.000 m3.

Masalah-masalah yang biasa terjadi pada pengelolaan sejumlah waduk besar di


Indonesia saat ini kondisinya tergolong sangat kritis akibat adanya endapan Lumpur
(Sedimentasi) yang berdampak pada berukurangnya usia layan waduk tersebut.
Sedimentasi adalah proses pengendapan batuan besar, kecil, halus dan bahan sisa
organik hasil kerja erosi yang diangkut oleh aliran air, hembusan angin dan gelombang
laut di suatu tempat dalam kurun waktu yang lama.

Salah satu parameter dari pengukuran usia layan bendung yaitu menggunakan
perhitungan laju sedimentasi pada waduk. Masalah pada sedimentasi terjadi karena
buruknya pengelolaan daerah aliran sungai pada bagian hulu. Jika sedimentasi tidak
sesuai dengan perhitungan dalam perencanaan bahkan cenderung mendekati 2 (dua)
kali lipatnya dari hasil perhitungan, maka usia layan waduk bisa berkurang sampai
setengahnya. Oleh karena itu diperlukan upaya upaya antisipasi guna memperpanjang
usia layan waduk dari bahaya pendangkalan akibat sedimentasi .

1.2 Rumusan Masalah


a. Berapa usia waduk bila dihitung dengan perhitungan hasil pemeruman ?
b. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengurangi besarnya laju sedimentasi
pada Waduk Cirata ?
c. Solusi apa yang digunakan untuk memperpanjang usia layan Waduk Cirata ?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
a. Mengetahui usia waduk dengan menggunakan perhitungan hasil pemeruman.
b. Mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi besarnya laju
sedimentasi pada Waduk Cirata .
c. Memberikan solusi alternatif yang dapat digunakan untuk memperpanjang usia
layan dari Waduk Cirata .

Manfaat yang didapatkan dari penulisan ini berupa sumbangan pemikiran serta saran
yang diberikan untuk pengelolaan Waduk Cirata yang lebih baik. Agar usia layan waduk
bisa dimanfaatkan sesuai dengan perencanaan demi keberlangsungan hidup masyarakat
di sekitar waduk di masa mendatang.

1.4 Batasan Masalah

Studi ini dilakukan di Waduk Cirata dengan mengambil batasan-batasan masalah


sebagai berikut :

a. Data yang digunakan adalah data hasil pemeruman dan sedimentasi Waduk
Cirata pada Inspeksi Besar 5 Tahunan Waduk Cirata tahun 2012.
b. Kondisi Sub-DAS Cimeta dianggap paling banyak terjadi sedimentasi.
c. Solusi yang diberikan hanya berupa saran , tanpa memperhitungkan metode
konstruksinya.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini menggunakan dua metode perhitungan, yaitu berdasarkan
rumus laju sedimentasi dan rumus hasil pemeruman. Pengukuran dengan laju
sedimentasi dimulai dengan mencari data kapasitas awal tampungan mati (dead storage)
dan data laju sedimentasi tahunan mulai dari tahun 1987-2012, selanjutnya dibandingkan
dengan hasil pengukuran hasil pemeruman yang dilakukan oleh Badan Pengelola Waduk
Cirata (BPWC).

2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan yang dihasilkan oleh proses erosi yang
terbawa oleh suatu aliran air / angin pada suatu tempat yang kecepatannya lambat /

2
berhenti. Sedangkan menurut Robert J. Kodoatie (2010:162) Sedimentasi merupakan
proses terlepasnya butiran tanah dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya material
tersebut oleh gerakan air atau angin kemudian diikuti dengan pengendapan material yang
tersangkut di tempat yang lain.

Einstein (1964) menyatakan bahwa dua kondisi harus dipenuhi oleh setiap partikel
sedimen yang melalui penampang melintang tertentu dari suatu sungai :
1. Partikel tersebut merupakan hasil erosi di daerah pengaliran di hilir potongan melintang
itu.
2. Partikel tersebut terbawa oleh aliran dari tempat erosi terjadi menuju penampang
melintang itu.
Kedua kondisi tersebut akan mempengauhi laju transpor sedimen dalam dua
kontrol besaran relatif : kapasitas transport berasal saluran dan ketersediaan material di
DAS (Einstein, 1964). Untuk tujuan rekayasa ada dua sumber sedimen yang terangkut
oleh sebuah sungai :
1. Material dasar pembentuk dasar sungai
2. Material halus yang datang dari tebing-tebing sungai dan daerah aliran sungai sebagai
muatan terhanyutkan (washload) (Richardson dkk, 1990).

2.2 Tingkat Laju Sedimentasi Waduk (Sediment Rate)


Laju sedimen waduk merupakan kecepatan penambahan sedimen di waduk.
Perkiraan laju sedimen di waduk dapat diperkirakan dengan cara empiris maupun
berdasarkan pemeruman (hasil pemeruman) dengan menghitung perbedaan kapasitas
tampung efektif awal (perencanaan) dengan kapasitas tampungan hasil pemeruman
terakhir. Perbedaan tersebut adalah merupakan kondisi volume sedimen yang
diendapkan di dasar waduk dan tingkat laju sedimentasi dapat dihitung berdasarkan
rumus berikut :

A. Menentukan volume sedimen yang diendapkan dengan rumus hasil pemeruman :


Vs = Vp - Va
Dimana :
Vp dan Va pada elevasi yang sama
Vs = volume sedimen yang diendapkan, dalam m3
Vp = volume waduk perencanaan
Va = volume waduk saat ini (aktual), dalam m3

3
B. Menentukan tingkat laju sedimentasi dengan rumus hasil pemeruman :

Vs
Sr = t2t1
Dimana :
Sr = tingkat laju sedimentasi waduk, dalam m3/tahun
Vs = volume sedimen yang diendapkan, dalam m3
t 2 = tahun terakhir pemeruman, dalam tahun
t 1 = tahun awal perencanaan, dalam tahun

C. Pengertian Usia Waduk


Batas usia umur waduk ditentukan oleh habisnya manfaat waduk untuk bisa diatur
penggunaannya bagi kepentingan pengairan atau pembangkit tenaga listrik, dimana air
keluaran melalui intake (beranda pengambilan).
Didalam perencanaan pembuatan waduk diadakan pembagian ruang dalam
volume waduknya, yaitu bagian volume yang airnya dapat atau tidak dapat diatur melaui
suatu pintu pengatur air. Volume diatas bidang horizontal melaui intake merupakan
volume Life Storage, sedangkan volume di bawahnya disebut Dead Storage (Kantong
Lumpur).
Dead Storage inilah yang menentukan perhitungan umur suatu waduk. Dead
Storage merupakan ruangan yang khusus disediakan untuk menampung sedimen yang
terbawa aliran sungai yang bermuara di waduk maupun yang terbawa air hujan sekitar
waduk.
Jika tingkat sedimentasi sudah mengisi semua bagian dead storage maka pada
saat itulah endapan atau sedimentasi mulai menginjak daerah Life Storage, endapan
perlahan akan sampai pada tingkatan terganggunya fungsi intake dalam pengaturan air
keluar waduk. Jika fungsi intake sudah terganggu oleh sedimen, pengeluaran air tidak
bisa diatur maka waduk tidak bisa berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik.

Untuk menghitung perkiraan sisa umur layan waduk dapat dihitung dengan
Rumus (Laporan Inspeksi Besar 5 Tahun Waduk Cirata ) :

Va
Lt =
Sr

4
Dimana :
Lt = sisa umur layan waduk, dalam tahun
Va = volume waduk saat ini (aktual), dalam m3
Sr = tingkat laju sedimentasi waduk, dalam m3/tahun

D. Pemeruman
Pemeruman merupakan suatu metode pengukuran perubahan dasar waduk
dengan tujuan mengetahui hasil sedimen tahunan atau musiman . Volume waduk dapat
dihitung melalui peta kontur dengan cara interpolasi data kedalaman dan jarak-jarak
setiap jalur sesuai patok tetap. Besarnya sedimen yang terendam dalam waduk dapat di
ketahui dari perbandingan antara volume waduk saat pengukuran dan volume waduk dari
pengukuran sebelumnya. Perbandingan volume tersebut harus dihitung dengan
perbandingan volume yang sama. Sisa usia guna waduk cirata dapat diketahui dari
pengukuran laju sedimentasi yang didapat dari pengukuran hasil pemeruman.

Gambar.1 Peta Kerja Pemeruman

5
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Studi

Waduk Cirata terletak di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered
Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Waduk Cirata terletak pada koordinat 6,5o LS 111o BT
sekitar 60 KM sebelah barat laut dari kota Bandung. Lokasi waduk terletak pada Daerah
Aliran Sungai (DAS) Citarum, dan memiliki 4 Sub-DAS yaitu DAS Cimeta, DAS Cikundul,
DAS Cisokan, dan DAS Cibalagung. Luas daerah genangan 62 KM2, tampungan total
2.165.000.000 m3, tampungan banjir (El.+220~El+223) 192.000.000 m3, tampungan
efektif 1.177.000.000 m3, dan tampungan mati (Dead Storage) 988.000.000 m3.

Gambar.2 Peta Lokasi Inspeksi

6
3.2. Data
Data-data yang diambil antara lain :
3.2.1. Data hidrologi Waduk Cirata :
a. Curah Hujan 1988-2014.
b. Inflow 1988-2014.
c. Muka Air Waduk 1988-2014.
d. Outflow 1988-2014.
e. Sedimen 1988-2014.
3.2.2. Laporan sedimentasi Waduk Cirata.
3.2.3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL).
3.2.4. Peta.
3.2.5. Laporan inspeksi besar 5 tahunan Waduk Cirata.

3.3. Tahapan Penelitian


Adapun tahapan-tahapan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
3.3.1. Pengambilan data laju sedimentasi
Data diperoleh dari hasil laporan inspeksi besar 5 tahunan Waduk Cirata, Balai
Pengelolaan Waduk Cirata (BPWC).
3.3.2. Perhitungan sisa tampungan mati (Dead Storage)
3.3.3. Perhitungan sisa guna waduk dengan data laju sedimen dan kapasitas dead
storage
3.3.4. Perhitungan Hasil pemeruman untuk mendapatkan data kapasitas tampung
waduk cirata tahun 2012 yang akan dibandingkan dengan desain
perencanaan untuk menghitung sisa usia guna waduk cirata

7
4. ANALISA
4.1. Data Laju Sedimentasi Waduk Cirata Tahun 1988-2012
.Tabel 1. Nilai Laju Sedimentasi Waduk Cirata 1988 - 2012

No Tahun Laju Sedimentasi (juta m3 / Tahun)

1 1988-1997 5,2

2 1997-2000 5,3

3 2000-2007 11,85

4 2007-2012 8,6
Sumber : perhitungan laju sedimentasi BPWC

Tabel 2. Nilai Laju Sedimentasi Waduk Cirata Elevasi +185, +205, dan +220

No Elevasi Laju Sedimentasi (juta m3 / Tahun)

1 + 220 7,566

2 + 205 5,951

3 + 185 3,663
Sumber : perhitungan laju sedimentasi BPWC

Grafik 1 Grafik 2
Penambahan sedimen pada elevasi +220 Penambahan sedimen pada elevasi +205

8
Grafik 3
Penambahan sedimen pada elevasi +185
Tabel 3. Nilai Laju Sedimentasi Waduk Cirata Pemeruman Tahun 2012

Volume Pengangguran
Elevasi
Perencanaan Pemeruman Kapasitas Tampungan

M Juta m3 Juta m3 Juta m3 %

220 1973 1783,843 189,2 9,59

215 1677 1499,532 177,5 10,58

210 1411 1248,987 162 11,48

205 1177 1028,226 148,8 12,64

200 971 838,102 132,9 13,69

195 790 671,736 118,3 14,97

190 630 525,856 104,1 16,53

185 491 399,421 91,6 18,65

180 373 295,339 77,7 20,82

175 277 214,799 62,2 22,46

170 200 152,558 47,4 23,72

165 140 104,437 35,6 25,40

160 100 26,601 30,7 30,37

9
155 50 7,076 23,4 46,80

150 20 0,762 12,9 64,62

130 0 0,0 0,0 0,0

Perkiraan sisa umur layan waduk ;



=

a. Usia layan waduk cirata direncanakan beroperasi selama 100 tahun


b. Berdasarkan perhitungan hasil pemeruman usia guna waduk cirata adalah sbb
:
Volume terhadap elevasi intake (+183).
Volume tampungan tahun 2012 hasil interpolasi = 364,727 juta m3
Laju sedimentasi tahunan = 8,6 juta m3 /tahun
364,727 juta m3
Lt =
8,6 juta m3
= 42,4 tahun ~ 43 tahun dari tahun 2012

4.3 Upaya dan solusi


a. Penghijauan
Keberadaan kawasan hijau sangat penting keberadaannya dalam suatu
kawasan, dapat meningkatkan kualitas air tanah, penyimpan air, mengurangi polusi
udara, ekonomi dan pengatur iklim mikro. Pentingnya kawasan penyangga hijau
dalam DAS Citarum dapat digambarkan sebagai berikut: Daerah yang menjadi
sumber air DAS Citarum adalah yang dibatasi punggung-punggung bukit melalui
sungai-sungai kecil menuju sungai induk. Air hujan yang terjadi di hulu (terutama) akan
ditampung melalui pohon-pohon besar sebagai penyangga dan didistribusikan secara
berkesinambungan ke aliran sungai, sehingga saat musim kemaraupun persediaan
air masih tetap ada dan debitnya tidak turun drastis.
Memperhatikan arti penting Waduk Cirata bagi kehidupan sosial ekonomi,
lingkungan dan budaya masyarakat, serta seiring perkembangan kehidupan

10
masyarakat di sepanjang wilayah Waduk Cirata, diperlukan adanya terobosan agar
dilakukan upaya pengelolaan Waduk Cirata khususnya pada bagian hulu DAS secara
terpadu. Diperlukannya penghijauan pada daerah resapan (catchment area), karena
seperti yang kita ketahui penyebab laju sedimentasi meningkat salah satunya adalah
erosi pada bagian hulu sungai yang mengakibatkan pengendapan di derah tersebut.
Oleh karena itu perlu diadakannya penghijauan agar tanah diderah yang ditanami
tersebut dapat menjadi tempat untuk derah resapan air agar tidak mudah tererosi
ataupun longsor.
Apabila rencana penghijauan sudah dilakukan , perlu juga dilakukan
pengelolaan untuk menjaga daerah tersebut. Misalnya harus dilakukan pengecekan
pada pohon itu , jangan sampai bagian dari pohon itu juga menjadi masalah pada
daerah aliran seperti : ranting pohon , daun maupun bagian pohon yang lain tersebut
mengotori daerah aliran dan membuat aliran mejadi tersumbat. Oleh karena itu
penghijauan perlu dilakukan untuk menjadi resapan air dan perlu juga dilakukan
pengelolaan yang baik.

b. Multi-Level Intake

Multi-Level intake ini adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
memperpanjang usia layan pada waduk, dengan cara membuat intake baru yang
memiliki elevasi yang lebih tinggi dari elevasi intake awal pada waduk. Ilustrasi Multi-
Level intake dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3 Kondisi visual banunan intake cirata

11
Gambar 4 Profil Memanjang Multi Level Intake

Gambar 4 Multi Level Intake Tampak Depan

12
Dengan menggunakan Multi-Level intake ini, usia layan waduk dapat dikembalikan ke
semula menjadi :
- Mencari elevasi
Volume tampungan = usia layan waduk (2012)x laju sedimentasi (2012)
= 76 tahun x 8,6 Juta m3/tahun
= 653,6 Juta m3

Dari volume tampungan dapat dicari elevasi dengan interpolasi antara


volume 671,736 juta m3 (+195) dan 525,856 juta m3 (+190) maka diperoleh
elevasi Multi-Level Intake setinggi +194,378 m ~ +194 m

- Volume terhadap elevasi (+194).


Volume tampungan tahun 2012 = 653,6 juta m3
Laju sedimentasi tahunan hasil interpolasi = 8,6 juta m3 /tahun
653,6 juta m3
Lt = = 76 tahun dari tahun 2012
8,6 juta m

c. Sabo Dam
Sabo dam berfungsi untuk mengatur jumlah sedimen yang bergerak secara
fluvial dalam kepekatan yang tinggi, sehingga jumlah sedimen yang meluap ke
hilir tidak berlebihan. Dengan demikian besarnya sedimen yang masuk akan
seimbang dengan kemampuan daya angkut aliran air sungainya, sehingga
sedimentasi pada daerah kipas pengendapan dapat dihindarkan.
Sabo Dam untuk waduk cirata rencananya akan dibangun di Sub DAS Cimeta
yang merupakan Sub DAS dengan tingkat sedimentasi yang paling tinggi.
Dengan dibangunnya Sabo Dam di Sub DAS Cimeta diharapkan laju
sedimentasi pada waduk cirata dapat berkurang sehingga usia layan waduk
cirata tidak cepat berkurang.

13
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan :

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan kesimpulan yang dapat diambil adalah :

1. Waduk Cirata mengalami penurunan usia layanannya karena laju sedimentasi saat
ini lebih tinggi dari laju sedimentasi rencana.
2. Waduk Cirata direncanakan memiliki usia layan selama 100 tahun
3. Hasil pemeruman tahun 2012, sisa usia layan waduk cirata tinggal 43 tahun lagi
artinya Usia Layan Waduk Cirata Lebih Pendek dari perencanaan
4. Usia Layan Waduk Cirata setelah menggunakan solusi intake ditinggikan
elevasinya (multi-level intake) menjadi +194 m adalah 76 tahun dari tahun 2012
Artinya Usia Layan Waduk Cirata bisa kembali ke Usia Layan Rencana

5.2. SARAN :
Dengan segala masalah yang dialami waduk cirata terutama masalah sedimentasi ,
saran yang diberikan oleh penulis adalah :
1. Membangun intake baru dengan elevasi yang lebih tinggi (multi-level intake).
2. Membangun Sabo Dam pada Sub-DAS Cimeta.
3. Melakukan penghijauan kembali hutan di hulu DAS.
4. Memperketat aturan hukum dalam penebangan pohon secara ilegal di hulu DAS.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie,R.J. & Roestam S. 2010. Tata Ruang Air . Yogyakarta : Andi

Basiran, A. dkk . 2014 .Perhitungan Usia Manfaat Waduk Ir.H Djuanda .


https://jatiluhurdam.wordpress.com/2014/03/03/perhitungan-usia-manfaat-waduk-ir-h-
djuanda/ (diakses Oktober 2016 )
Mawa, Jannatul . dkk. 2014. Studi Pendugaan Sisa Usia Guna Waduk Sengguruh
Dengan Pendekatan Erosi Dan Sedimentasi. http://pengairan.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2014/02/Studi-Pendugaan-Sisa-Usia-Guna-Waduk-Sengguruh-dengan-
Pendekatan-Erosi-dan-Sedimentasi-Jannatul-Mawa-105060407111022.pdf (diakses
Oktober 2016)
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air . Yogyakarta : Andi

15

Anda mungkin juga menyukai