Anda di halaman 1dari 22

A.

Pendahuluan
Bioelektromagnetik adalah disiplin ilmu yang mempelajari fenomena

listrik, magnetik dan elektromagnetik yang muncul pada jaringan makhluk

hidup, Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh manusia berfungsi untuk

mengendalikan dan mengoperasikan system syaraf, otot, dan berbagai organ

yang ada didalam tubuh.Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit

banyak melibatkan listrik. Gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan oleh

tarik menarik antara muatan listrik yang berbeda.Kerja otak pada dasarnya

bersifat elektrik, dimana semua sinyal saraf dari dan ke otak melibatkan aliran

arus listrik.
Secara alami segala aktivitas hidup yang terjadi di dalam tubuh

menghasilkan dua buah sinyal yaitu sinyal elektrik dan sinyal magnetic.Dengan

menggunakan bioelektromagnetik memungkinkan untuk mengamati aktivitas

dari jaringan hidup mulai dari tingkatan selular sampai tingkatan organ.Salah

satu organ yang mempunyai dan menghasilkan sinyal electric atau magnetic

adalah mata.
Perlu diketahui bahwa organ tubuh manusia selalu mengeluarkan sinyal

tertentu jika sedang bekerja. Misalnya kinerja jantung, akan mengeluarkan sinyal

yang disebut ECG (Electrocardiogram). Pada otak, ada sinyal yang dinamakan

EEG (Electroencephalography). Sedangkan sinyal EOG yang adalah sinyal yang

dikeluarkan oleh otot mata. Hal tersebut yang melatar belakangi dilakukan

penelitian ini
B. Tinjauan Pustaka
1. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan

mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan

sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata dilindungi oleh area orbit tengkorak

yang disusun oleh berbagai tulang seperti tulang frontal,sphenoid, maxilla,

zygomatic, greater wing of sphenoid, lacrimal, dan ethmoid. Seperti pada

gambar dibawah ini

Sumber : Michael 2010

Gambar 1 : Anatomi Bola Mata


Pada mata terdapat 2 bagian yaitu bagian dalam dan bagian luar. Organ

luaryaitubulu mata, alis mata dan kelopak mata. Sedangkan bagian-bagian pada

organ mata yang bekerja sama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke

otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf yaitu :


1. Kornea, merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari

sumber cahaya.
2. Sklera, merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata-

rata 1 milimeter tetapi pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.


3. Pupil dan iris. Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil

menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam.

Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan

menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di

sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai

bagian yang berwarna pada mata.


4. Lensa mata, ini menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.

Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat

pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari

jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat

(cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.


5. Retina atau Selaput Jala, retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap

cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina,

cahaya diteruskan ke saraf optik.

Pada mata juga terdapat Konjungtivayang merupakan suatu membran

mukosa yang tipis dan transparan. Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam

kelopak mata dan konjuntiva bulbar melapisi bagian anterior permukaan mata

yang berwarna putih. Titik pertemuan antara konjungtiva palpebra dan bulbar

disebut sebagai conjunctival fornices.


Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang terletak di sudut

anterolateral orbit dan sebuah duktus nasolakrimal yang terletak di sudut

inferomedial orbit. Kelenjar lakrimal diinervasi oleh serat-serat parasimpatis dari

nervus fasialis.Kelenjar ini menghasilkan air mata yang keluar dari kelenjar air

mata melalui berbagai duktus nasolakrimalis dan menyusuri permukaan anterior

bola mata.Tindakan berkedip dapat membantu menyebarkan air mata yang

dihasilkan kelenjar lakrimal.

Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu

melawan infeksi bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma globulin.

Kebanyakan air mata yang diproduksi akan menguap dari permukaan mata dan

kelebihan air mata akan dikumpulkan di bagian medial mata di kanalikuli

lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan mengalir ke saccus lakrimalis

yang kemudian menuju duktus nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir

pada meatus inferior kavum nasalis dibawah konka nasalis inferior.

Mata mempunyai diameter sekitar 24 mm dan tersusun atas tiga lapisan

utama, yaitu outer fibrous layer, middle vascular layer dan inner layer.Outer

fibrous layer (tunica fibrosa) dibagi menjadi dua bagian yakni sclera dan

cornea.Sclera (bagian putih dari mata) menutupi sebagian besar permukaan mata

dan terdiri dari jaringan ikat kolagen padat yang ditembus oleh pembuluh darah

dan saraf.Kornea merupakan bagian transparan dari sclera yang telah

dimodifikasi sehingga dapat ditembus cahaya


Middle vascular layer (tunica vasculosa) disebut juga uvea.Lapisan ini

terdiri dari tiga bagian yaitu choroid, ciliary body, dan iris.Choroid merupakan

lapisan yang sangat kaya akan pembuluh darah dan sangat terpigmentasi.

Lapisan ini terletak di belakang retina.Ciliary bodymerupakan ekstensi choroid

yang menebal serta membentuk suatu cincin muskular disekitar lensa dan

berfungsi menyokong iris dan lensa serta mensekresi cairan yang disebut sebagai

aqueous humor.

Iris merupakan suatu diafragma yang dapat diatur ukurannya dan lubang

yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil.Iris memiliki dua lapisan

berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi menahan cahaya

yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border layer yang mengandung

sel-sel berpigmen yang disebut sebagai chromatophores.Konsentrasi melanin

yang tinggi pada chromatophores inilah yang memberi warna gelap pada mata

seseorang seperti hitam dan coklat.Konsentrasi melanin yang rendah memberi

warna biru, hijau, atau abu-abu.Inner layer (tunica interna) terdiri dari retina dan

nervus optikus.Struktur anatomi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat

pada gambar berikut.

2. Komponen Optik Mata

Komponen optik dari mata adalah elemen transparan dari mata yang

tembus cahaya serta mampu membelokkan cahaya (refraksi) dan


memfokuskannya pada retina.Bagian-bagian optik ini mencakup kornea,

aqueous humor, lensa, dan vitreous body.Aqueous humor merupakan cairan

serosa yang disekresi oleh ciliary body ke posterior chamber, sebuah ruang

antara iris dan lensa.Cairan ini mengalir melalui pupil menuju anterior chamber

yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan yang disekresikan akan

direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang disebut sclera venous sinus

(canal of Schlemm) .

Lensa tersuspensi dibelakang pupil oleh serat-serat yang membentuk

cincin yang disebut suspensory ligament, yang menggantungkan lensa ke ciliary

body. Tegangan pada ligamen memipihkan lensa hingga mencapai ketebalan 3,6

mm dengan diameter 9,0 mm. Vitreous body (vitreous humor) merupakan suatu

jelly transparan yang mengisi ruangan besar dibelakang lensa. Sebuah kanal

(hyaloids canal) yang berada disepanjang jelly ini merupakan sisa dari arteri

hyaloid yang ada semasa embrio.

3. Komponen Neural Mata

Komponen neural dari mata adalah retina dan nervus optikus.Retina

merupakan suatu membran yang tipis dan transparan dan tefiksasi pada optic

disc dan ora serrata.Optic disc adalah lokasi dimana nervus optikus

meninggalkan bagian belakang (fundus) bola mata.Ora serrata merupakan tepi

anterior dari retina.Retina tertahan ke bagian belakang dari bola mata oleh

tekanan yang diberikan oleh vitreous body. Pada bagian posterior dari titik

tengah lensa, pada aksis visual mata, terdapat sekelompok sel yang disebut
macula lutea dengan diameter kira-kira 3 mm. Pada bagian tengah dari macula

lutea terdapat satu celah kecil yang disebut fovea centralis, yang menghasilkan

gambar/visual tertajam. Sekitar 3 mm pada arah medial dari macula lutea

terdapat optic disc. Serabut saraf dari seluruh bagian mata akan berkumpul pada

titik ini dan keluar dari bola mata membentuk nervus optikus. Bagian optic disc

dari mata tidak mengandung sel-sel reseptor sehingga dikenal juga sebagai titik

buta (blind spot) pada lapangan pandang setiap mata

4. Proses Visual Mata

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina

dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika dilatasi

maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih banyak

dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil ini sendiri

diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary constrictor yang

terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang terdiri dari sel-sel

epithelial kontraktil yang telah termodifikasi.Sel-sel tersebut dikenal juga

sebagai myoepithelial cells.

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan

melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata.Kontraksi

dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya berubah dan

ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau objek yang dekat

atau jauh.Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya memasuki mata, pembentukan

bayangan pada retina bergantung pada kemampuan refraksi mata.


Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humor

(n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak

dibandingkan lensa.Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan yang

ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh. Setelah cahaya

mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina, tahap terakhir dalam

proses visual adalah perubahan energi cahaya menjadi aksi potensial yang dapat

diteruskan ke korteks serebri. Proses perubahan ini terjadi pada retina.

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan

sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi

pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada choroidmembentuk

suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan mengurangi

penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-fotoreseptor yang ada. Pada

sensory retina, terdapat tiga lapis neuron yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan

ganglionic.Badan sel dari setiap neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer

dimana neuron dari berbagai lapisan bersatu.Lapisan pleksiform luar berada

diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis

dalam terletak diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic.

Retina merupakan bagian vital daIam proses penglihatan. Pada retina

sendiri terdapat sel-sel yang sensitif terhadap cahaya, yang melalui proses

tranduksi menghasilkan sinyal elektrik yang ditransmisikan meIaIui sel-sel

syaraf menuju pusat penglibatan di otak. Akibat adanya sinyal elektrik ini maka

muncul medan magnetik di seluruh volume konduktor.


Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang

terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, optic chiasm, optic tract, lateral

geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri. Gambaran jaras

penglihatan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 : Jaras Penglihatan

Untuk menggerakkan bola mata, mata dilengkapi dengan enam otot

ekstrinsik. Otot-otot tersebut yaitu superior rectus muscle, inferior rectus

muscle, medial rectus muscle, lateral rectus muscle, superior oblique muscle,

dan inferior oblique muscle. Pergerakan bola mata dapat digambarkan secara

grafik menyerupai huruf H sehingga uji klinis yang digunakan untuk menguji
gerakan bola mata disebut sebagai H test.Superior oblique muscle diinervasi

oleh nervus troklearis.Lateral rectus muscle diinervasi oleh nervus abdusen.

Keempat otot mata lainnya diinervasi oleh nervus okulomotorius. Otot-otot

ekstrinsik bola mata dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber : Anonim 2015


Gambar 3 : Otot-otot Ekstrinsik Bola Mata

Gambar diatas menunjukkan otot-otot yang terdapat pada mata dan

berperan penting dalam proses pergerakan mata. Ke enam otot ini yaitu superior

rectus (SR) menggerakkan mata ke atas (elevation) membantu otot superior

oblique memutarkan bagian atas mata kearah mendekati hidung (intorsion)

membantu otot medial rectus melakukan gerakan adduction lateral


rectus (LR) menggerakan mata ke arah luar atau menjauhi hidung (abduction)

superior oblique (SO) memutarkan bagian atas mata mendekati hidung

(intorsion) vrectus (MR) menggerakkan mata ke arah dalam atau mendekati

hidung (adduction) inferior rectus (IR) menggerakkan mata ke bawah

(depression) membantu otot inferior oblique memutarkan bagian tas mata ke

arah menjauhi hidung (extorsion) membantu oto lateral rectus melakukan

gerakan abduction. membantu gerakan depression dan abduction inferior

oblique (IO) memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung (extorsion)

membantu gerakan elevation dan abduction (Anonim 2015)

5. Sejarah Electrooculography

Gambar 4 : Du Bios reymond


Pada tahun 1849, Du Bios Reymond menemukan bahwa ada hubungan

antara gerakan mata dan elektroda potensi permukaan kulit. Penelitian medis

menunjukkan bahwa perbedaan potensial, yang umumnya dikenal

sebagaipotensiistirahat, lahir dari hyperpolarizations dan dehyperpolarisations


antara kornea dan retina. Arus diam aliran kontinu dari sisi retina kornea sisi,

sehingga medan listrik diatur dengan kutub negatif ke retina dan kutub positif ke

kornea. Bidang ini mengubah arah bola memutar. Oleh karena itu,bola mata

manusia dapat dianggap sebagai baterai sebagai pusat bola kornea adalah positif

dan retina negatif. Hal ini dimungkinkan untuk terhadap baterai jenis ini

terintegrasi dalam satu mata mengambil dan berputar di sekitar pusat torsi mata.

Arus mikro mengalir radial positif kutub kekutub negatif dari baterai melalui

melakukan jaringan diorbit. Arus ini menghasilkan Potensi berdiri di sekitar

mata, dan mikrofpotensi (EOG) dapat dideteksi dikulit elektroda terikat ke

permukaan canthus ersebut


6. Pengertian Elektrooculograph (EOG)
Electrooculography adalah teknik untuk mengukur potensial akibat

gerakan mata, dan sinyal yang dihasilkan disebut electrooculogram (EOG). EOG

memberikan informasi tentang orientasi mata, selain itu, kecepatan angular dan

percepatan angular juga dapat ditentukan.Elektrookulografi lebih banyak

digunakan untuk penelitian.Telah dilakukan banyak studi EOG untuk

menentukan efek obat pada gerakan mata, gerakan mata sewaktu tidur, dan

sewaktu mencari sesuatu dengan mata. Salah satu penerapan klinisnya adalah

pemeriksaan gerakan mata sewaktu nistagmus, kondisi yang berkaitan dengan

gerakan-gerakan kecil mata. Sinyal EOG bergantung pada otot mata dan system

vestibular (keseimbangan) (John & James, 1992)


7. Eye Movements
Untuk memungkinkan mata untuk fokus pada hal-hal atau sesuatu yang

menarik minat gerakan mata terjadi tanpa kita menyadari itu. Tujuan utama dari
gerakan mata adalah untuk membuat mata kita fokus pada sesuatu untuk

mendapatkan yang jelas dan tajam objek

Sumber : Muhammad amin

Gambar 5 :Gerakan matakontrol otot

Sistem kortikal dan kortikal bawah dalam hubungannya dengan saraf kranial dan

satu setotot mata mengontrol gerakan mata. Mereka dapat dibedakan empat jenis

umum dari gerakan mata

saccadic: ini mengacu pada gerakan melompat balistik yang cepat dari mata

dari satu titik fiksasi ang lain.


Fiksasi : mata terpaku pada objek bergerak dan mengikutinya. Tingkat mata.

Gerakan dapat dibandingkan dengan objek ekat.


Smooth compensatory: gerakan ini adalah untuk mengoreksi tubuh atau

kemiringan

mempertahankan bidang visual stabil.


Nystagmoid: osilasi mata terjadi sebagai respons terhadap sebuah rotasi

inersia badan atau bidang visual. Ini terdiri dari ambat dan cepat horisontal

menyapu kembali posisi mata asli. (Mohammad Amin, 2014)


Jenis Eye Movement
Untuk dapat menggunakan analisis gerakan mata untuk kegiatan pengakuan,

penting untuk memahami berbagai jenis gerakan mata. Kami mengidentifikasi

tiga gerakan mata dasar jenis yang dapat dengan mudah dideteksi dengan

menggunakan EOG: saccades, fiksasi, dan berkedip


Saccades, Mata tidak tetap diam saat melihat adegan visual. Sebaliknya,

mereka harus pindah terus-menerus untuk membangun mental "Peta" dari

bagian yang menarik dari adegan itu. Alasan utama untuk ini adalah bahwa

hanya daerah pusat kecil retina, fovea, mampu melihat dengan ketajaman

tinggi. Secara simultan yang Gerakan barang dari kedua mata disebut

saccade a. Itu durasi saccade tergantung pada jarak sudut .Mata perjalanan

selama gerakan ini: yang disebut saccade amplitudo. Ciri khas mata

saccadic move- adalah 20 derajat untuk amplitudo, dan 10 sampai 100 ms

untuk durasi
Sumber : Anonim 2015

Gambar 6 : Mata dalam keadaan saccades


fiksasi
Fiksasi adalah keadaan stasioner dari mata selama tatapan diadakan pada

lokasi tertentu dalam adegan visual. Fiksasi biasanya didefinisikan sebagai

waktu antara masing-masing dua saccades. Durasi rata-rata fiksasi terletak

di antara 100 dan 200 ms.


Sumber : Anonim 2015

Gambar 7 : Mata mempertahankan fiksasi pada target saat kepala sedang

bergerak

Berkedip
Bagian depan kornea dilapisi dengan cairan tipis Film, yang disebut

"film air mata precornial." Untuk menyebarkan ini cairan di permukaan

kornea, pembukaan reguler dan penutupan kelopak mata, atau berkedip,

diperlukan. Rata-rata berkedip Tingkat bervariasi antara 12 dan 19 berkedip

per menit sementara pada beristirahat ; hal ini dipengaruhi oleh faktor

lingkungan seperti kelembaban relatif, suhu, atau kecerahan, tetapi juga oleh

aktivitas fisik, beban kerja kognitif, atau kelelahan. Itu Durasi rata-rata

berkedip terletak di antara 100 dan 400 ms.


Sumber : Anonim 2015
Gambar 8 : Mata dalam keadaan berkedip
8. Prinsip Kerja EOG
Elektroda ditempatkan di sekitar mata mengukur potensi

electrooculographic (EOG), Potensi ini merupakan fungsi dari posisi mata

relatif terhadap kepala.Pada dasarnya, perbedaan antara tegangan elektroda

atas danbawah mata (B, C) menunjukkan posisi vertical mata relatif terhadap

kepala.Berbeda antara tegangan dari elektroda ke kiri dan kanan mata (D, E)

menunjukkan posisi horizontal mata relatif terhadap kepala. A adalah sebuah

elektroda referensi ditempatkan pada dahi. The EOG perubahan sinyal sekitar

20 microvolts untuk setiap tingkat mata gerakan. Dalam sistem kami, sinyal

adalah sampel 10 kali per detik (Rafael, dkk)


Sumber : Rafael Barea

Gambar 9: Penempatan Elektroda


Selain penempatan titik-titik elektroda seperti gambar di atas yang meliputi aspek

vertikal dan aspek horizontal yaitu dengan jumlah titik elektroda sebanyak lima

titik , ada juga penempatan titik elektrodanya berjumlah 3 keadaan ini mengukur

atau meninjau dari aspek horizontalnya. Hal ini dapat terjadi sesuai kebutuhan

penelitian.

Sumber :

Gambar 10 :Penggunaan electrooculography

Pada penggunaan titik elektrooculografi secara horizontal seperti dalam

(Jurgen. 2000) yang berjudul Metode pengukuran dari sudut pandangan horizontal
Ide dasar pada metode ini adalah untuk membandingkan perangkat gerakan mata

dengan alat untuk mengukur gerakan kepala. Pada Sudut pandangan horisontal,

karena metode ini kita harus mampu dalam skenario simulasi mengemudi. Dengan

demikian, dilakukannya Pengukuran Horizontal Mata

Prinsip pengukurannya yaitu Sebuah LED inframerah diposisikan I m di

depan subjek. Untuk mengukur kepala Posisi, dua sensitif cahaya dioda inframerah

yang dipasang pada tontonan. Sensor yang sebagian tertutup oleh hitam silinder;

akibatnya, cahaya inframerah mencapai mereka hanya sebagian. Jika kepala diputar

ke kanan, kanan dioda sebagian di bawah naungan silinder, sedangkan dioda kiri

terkena cahaya inframerah. Setelah amplifikasi listrik yang tepat dan penyaringan,

perbedaan antara intensitas cahaya yang diterima dari kanan dan dioda kiri

berhubungan linear dengan kepala horizontal angle.

Gambar 11 Circuit perangkat pengukuran sudut kepala. Unit masukan terdiri dari dua

dioda peka cahaya, dua amplifier, dua filter, dua konverter ac-dc, dan satu pengurang.

Unit outputnya (bawah) membandingkan input dengan tegangan referensi dan


menggunakan perbedaan untuk mengatur light emitting diode (LED) Sopir amplifier

Unit keluaran.

Gambar 12 : sudut pandangan horizontal

Pada Gambar diatas pengukuran sudut pandangan horisontal. Infrared dioda

pemancar cahaya (LED) dan dioda peka cahaya yang sama (sensor) yang disesuaikan

ke kiri dan kanan tepi kontras antara sclera dan iris untuk setiap mata. Perbedaan

tegangan antara dua sensor mata yang sama adalah fungsi linear dari mata tatapan

angle. Input rata-rata dari kedua mata meningkatkan akurat yang bersemangat

pengukuran. (a)tatapan lurus ke depan; (b) tatapan sebuah sebelah kanan.

9. Aplikasi EOG

Karakteristik gerakan mata seperti saccades, fiksasi, dan berkedip, serta pola

gerakan yang disengaja terdeteksi dalam sinyal EOG, telah digunakan untuk operasi

hands-free dari manusia-komputer statis dan manusia-robot interface. EOG berbasis


interface juga telah dikembangkan untuk robot bantu atau sebagai kontrol untuk kursi

roda listrik. Sistem seperti ini dimaksudkan untuk digunakan oleh orang-orang cacat

fisik yang memiliki mobilitas perifer terbatas namun tetap mempertahankan

koordinasi mata. Studi ini menunjukkan bahwa EOG adalah pengukuran yang Teknik

yang murah, mudah digunakan, dapat diandalkan, dan relatif tidak mengganggu bila

dibandingkan dengan kepala-dikenakan kamera yang digunakan dalam pelacak mata

berbasis video. Sementara ini Aplikasi semua digunakan EOG sebagai antarmuka

kontrol langsung, kami Pendekatan adalah dengan menggunakan EOG sebagai

sumber informasi pada Kegiatan orang. Aplikasi lain dari Electroocolulografi ada

antara lain sebagai berikut :

a. penelitian tentang tidur dan mimpi


b. Pelacakan Eye untuk tujuan pemasaran
c. kemampuan untuk membaca dan kelelahan mata
d. disfungsi retina
e. Beberapa kelainan retina menunjukkan normal atau tidak ada perubahan potensi

kornea, retina selama gelap


f. Proses adaptasi cahaya.
g. keseimbangan disfungsi vestibular

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Bulling dkk, 2011 Eye Movement Analysis for Activity Recognition Using

Electrooculography
Hari Singh dan Jaswinder Singh, 2012 ,A REVIEW ON

ELECTROOCULOGRAPHY. India

James dkk, 1992. Fisika Tubuh Manusia. EGC

Luis Cruz, Electrooculography A new approach.

MICHAEL B WIJAYA, 2010, Prevales penurunan ketajaman penglihatan pada

siswa-siswi Sekolah dasar kelas 4-6 di yayasan pendidikan shafiyyatul

amaliyyah Medan . Medan : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

MOHAMAD AMIN, 2014, Eye Muscle Response Before And Aftar Therapy Using

EyeMassage Device With Eye Drop Solution. Malaysia: Faculty of Electrical

Engineering Universiti Teknologi Malaysia

Shubhodeep Roy Choudhury dkk. 2005. Design and Development of a Novel EOG

Biopotential Amplifier , India: Indian Institute of Technology (IIT), Guwahati

Rafael Barea dkk 2000. Guidance of a Wheelchair Using

Electrooculography. Spain: Electronics Departement University of

Alcala.

Anda mungkin juga menyukai