Anda di halaman 1dari 4

Perkecambahan

Author : Hery Purnobasuki


Publish : 23-05-2011 16:27:58

PERKECAMBAHAN
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen
kecambah (plumula dan radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut
perkecambahannya, yaitu plumula dan rdikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan ISTA (International Seed Testing Association).

Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya
sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan.

Daya kecambah benih memberikan imformasi kepada pemakai benih tumbuh normal menjadi tanaman yang
berproduksi wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang serba oftimal.
Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur
tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Secara tidak lansung dengan hanya melihat gejala metabolisme
benih yang berkaitan dengan kehidupan benih. Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah
normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang
sudah ditetapkan.

Pengujian pada kondisi lapangan biasanya tidak memuaskan karena hasilnya kurang dapat dipercaya. Oleh
karena itu metode labolatorium dikembangkan sedemikian rupa, dimana beberapa atau seluruh kondisi luar /
lapangan dapat dikendalikan dengan teratur. Sehingga memberikan hasil perkecambahan yang lengkap dan
cepat dari contoh benih yang dianalisa.

Metode perkecambahan dengan pengujian dilabolaotorium hanya menentukan persentase perkecambahan


total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur – struktur penting dari embrio, yang
menunjukan kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang oftimum. Sedangakan
kecambah yang tidak menunjukan kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah abnormal. Benih yang tidak
dorman tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati.
Agar hasil persentase perkecambahan yang didapat dengan metode uji daya kecambah dilabolatorium
mempunyai korelasi fositif dengan kenyatan nantinya dilapangan makan perlu diperhatikan faktor –
faktor berikut ini :

Kondisi lingkungan dilabolaotrium harus mengunutngkan bagi perkecambahan benih dan terstandarisasi.
Pengamatan dan penilaian baru dilakukian pada saat kecambah mencapi suatu fase perkembangan, dimana
dapat dibedakan antara kecambah normal dan kecambah abnormal.
Pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus sedemikian sehingga dapat dinilai mempunyai
kemampuan tumbuh menjadai tanaman normal dan kuat pada keadaan yang mengunguntungkan
dilapangan.
Lama pengujian harus dalam jangka waktu yang telah ditentunkan.

Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan uji perkecambahan antara lain :

Alat – alat : meja analisa, alat pengecambahan benih, pinset, kaca pembesar, dan lain – lain.
Subtrat kertas, pasir, tanah.
Kondisi yang serba oftimum : kelembaban, aerasi, temperatur cahaya.
Evaluasi kecambah : normal, abnormal, benih segar tidak tumbuh, dan mati.

Page 1
Perkecambahan

Perlakuakn pemecahan dormasi bila diperlukan.

Alat perkecambahan benih adalah alat yang digunakan untuk mengecambahkan benih dimana dapat diatur
kondisi lingkungan yang oftimum untuk perkecambahan. Alat pengecambahan benih buatan luar negri antara
lain : borrows Model 1000A ( 1850 ), mangelsdorf dan junior. Sedangkan buatan dalam negri ( institut
pertanian bogor ) adalah tipe – tipe IPB - 73 - 2A; IPB-73- 2A/B; yang dapat digunakan untuk menguji
daya kecambah benih

Kelembaban relatif untuk ruang perkecambahan harus antara 90 – 95% dan variasi temperatur tidak
boleh lebih dari 1 ºC pada setiap periode 24 jam. Sumber cahay putih ( fluorescent ) baik untuk
memperlancar perkecambahan, dan lebih efktif daripada cahaya harian atau pijar. Benih yang memerlukan
cahaya, butuh penerangan sekurang – kurangnya 8 jam setiap 24 jam dan memerlukan intensitas
cahaya rata – rata 750 – 1250 lux. Untuk benih – benih yang tidak mengalami dormansi
kebutuhan tersebut mungkin hanya serendah 250 lux.
Jenis subtrat kertas dapat dipergunakan adalah : kertas blotter, keras kimpack, absorbent cotton, kertas
toweling, kertas filter dan kertas merang. Apabila contoh benih dengan subtrat kertas tidak mau berkecambah
atau menghasilkan kecambah yang tidak dapat dinilai, maka pengujian harus dilakukan pada media pasir atau
tanah, yang terlebih dahulu diseterilkan.

Semua subtrat baik kertas, pasir, dan tanah hanya boleh digunakan sekali saja. Subtrat biasanya diletakan pada
baki perkecambahan atau pertidisk. Sedang untuj pasir dan tanah digunakan kotak alumunium atau kotak
kayu. Ukuran tergantung pada besar kecilnya benih.
Untuk evaluasi kecambah digunakan kriteria sebagai berikut :
Ø Kecambah normal
1. Kecambah yang memiliki perkembangan sisten oerakaran yang baik terutama akar primer dan untuk
tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminimal maka akar ini tidak boleh kurang dari dua.
2. Perkembangan hipokotil yang baik sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan –jaringannya.
3. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, didalam atau muncul
darikoleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncup yang normal.
4. Memiliki satu kotiledone untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.
Kekurangan lain yang masih dapat diterima untuk dinyatakan sebagai kecambah normal adalah
· Untuk benih dari benih – benih Pisum, vicia fabia, Phaseulus, Luvinus, vigna, Glycine,
Arachis, Gossypium,Zea dan Cucurbitaceae, tanpa akar primer yang pendek ditambah dua akar seminimal
yang kuat.
· Hipokotil boleh meperlihatkan sedikit kerusakan atau kebusukan yang terbatas asalkan
jaringan – jaringan penting tidak tergangu fungsinya.
· Untuk dikotil kehilangan satu kotiledonnya.
· Untuk benih pohon – pohonan dengan tipe perkecambahan epigeal dikatakan normal
pabila panjang akar 4 × panjang benih dan mempunyai perkembangan struktur yang normal.
· Kecambah yang busuk karena ifeksi oleh kecambah lain masih dianggap normal, kalau jelas
bahwa sebelumnya bagian – bagian pentingdari kecambah semua ada.

Kecambah abnormal
1. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio, yang pecah dan akar primer yang pendek.
2. Kecambah yang bentuknya cacat, perkembangan lemah atau kurang seimbang dari bagain – bagian
yang penting. Plumula yang terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang mebengkak, akar yang pendek.
Koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai dau : kecambah yang kerdil.

Page 2
Perkecambahan

3. Kecambah yang tidak membentuk chlophyl


4. Kecambah yang lunak
5. Untuk benih pohon – pohonan bila dari microphyl keluar daun dan bukanya akar.

Benih mati
Kriteria ini ditunjukana untuk benih – benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak tumbuh
setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tetapi bukan dalam keadan dorman.

Ø Benih keras


Benih kacanga – kacangan, kapas, hibicus spp yang pada akhir uji daya kecambah masih keras karena
tidak meyerap air disebabkan kulit impermiabel, dianggapa sebagai benih yang berkulit keras harus disebutkan
tersendiri dalam analisa.

Ø Benih segar tidak tumbuh


Benih yang tidak tumbuh sampai akhir dari pengujian, tetapi masih mempunuai kemampuan untuk tumbuh
menjadi normal. Benih jenis ini sebetulnya mapu menyerap air selama proses penujian tetapi mengalami
hambatan untuk proses perkembangan selanjutnya.

Metode pengujian daya kecambah benih

Metode uji daya kecambah secara langsung dengan subtrat kertas merang
Metode uji daya kecambah subtrat antar kertas
Metode uji daya kecambah dengan subtrat kertas digulung
Metode uji daya kecambah dengan subtrat pasir, tanah.

Untuk lebih memahami lebih lanjut bagaimana prosedur dan proses pengujian daya kecambah dan evaluasi
kecambah maka dilakukan praktikum uji daya kecambah berikut ini yang merupakan sebagai bahan
pembuktian dari teori yang telah dipelajari dan harapan apa yang menjadi praktikum ini mahsiswa mampu
mengetahui pengujian daya kecambah biji.

Page 3
Perkecambahan

Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan
berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang
cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji
yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda
pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan
daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon,
epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal.

Page 4

Anda mungkin juga menyukai