PENDAHULUAN
neoplasia, atau proses autoimun. Insiden uveitis di Amerika Serikat dan di seluruh
nervus optikus. Selain itu, dapat timbul katarak akibat penggunaan steroid. Uveitis
memiliki beberapa klasifikasi yaitu secara anatomi, onset, dan klasifikasi etiologi.
Uveitis anterior atau iridosiklitis merupakan uveitis yang paling sering terjadi di
komplikasi.
Penegakan diagnosis secara cepat dan tepat serta terapi yang tepat dapat
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Bola Mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata, dimana dinding
bola mata terdiri atas sklera dan kornea sedangkan isi bola mata terdiri atas
lensa, uvea, badan kaca dan retina. Uvea merupakan lapisan dinding kedua
dari bola mata setelah sclera dan tenon. Uvea merupakan jaringan lunak,
terdiri dari iris, badan siliar dan koroid. Bagian ini adalah lapisan vaskular
tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Bagian ini ikut
a). Iris
masing berisi aqueus humor. Di dalam stroma iris terdapat sfingter dan
2
otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan
Pasok darah ke iris adalah dari sirkulus major iris. Kapiler-kapiler iris
pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris terdiri dari suatu zona
anterior yang berombak ombak, pars plikata dan zona posterior yang
datar, pars plana. Prosesus siliaris berasal dari pars plikata. Prosesus
3
lapisan berpigmen di sebelah luar, yang merupakan perluasan dari
c). Khoroid
mendasarinya.2
2.2. Definisi
Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan badan siliar
mata, kornea dan sklera. Peradangan pada uvea dapat mengenai hanya pada
iris yang disebut iritis atau mengenai badan siliar yang di sebut siklitis.
4
Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut iridosiklitis atau
uveitis anterior.3,4
2.3. Epidemiologi
Amerika Serikat ditemukan angka kejadian uveitis anterior adalah 8-12 orang
dari 100.000 penduduk per tahun. Insidennya meningkat pada usia 20-50
ada beberapa factor resiko yang menyertai kejadian uveitis anterior antara
2.4. Etiologi
Penyebab eksogen seperti trauma uvea atau invasi mikroorganisme atau agen
keganasan, mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh pasien misalnya
5
Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap mikroorganisme atau
Berdasarkan asalnya:
atau agen lain dari dalam tubuh pasien misalnya infeksi tuberkulosis,
herpes simpleks.
2.5. Klasifikasi
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus
uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid.
diketahui.1,3,5
6
1. Klasifikasi berdasarkan Anatomis
a) Uveitis anterior
Merupakan inflamasi yang terjadi terutama pada iris dan korpus siliaris
b) Uveitis intermediet
Merupakan inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer yang
c) Uveitis posterior
d) Panuveitis
7
2. Klasifikasi berdasarkan Klinis
a) Uveitis akut
Uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat dan
bersifat simptomatik.
b) Uveitis kronik
Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai berbulan-
asimtomatik.
2.6. Patofisiologi
Seperti semua proses radang, uveitis anterior ditandai dengan adanya dilatasi
biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak sebagai akuos flare atau sel, yaitu
8
Pada proses peradangan yang lebih akut, dapat dijumpai penumpukan sel-sel
dalam BMD, dikenal dengan hifema. Apabila proses radang berlangsung lama
(kronis) dan berulang, maka sel-sel radang dapat melekat pada endotel
kornea, disebut sebagai keratic precipitate (KP). Ada dua jenis keratic
precipitate,yaitu:6
2. Punctate KP : kecil, putih, terdiri atas sel limfosit dan sel plasma, terdapat
dan fibroblas dapat menimbulkan perlekatan antara iris dengan kapsul lensa
bagian anterior yang disebut sinekia posterior, ataupun dengan endotel kornea
yang disebut sinekia anterior. Dapat pula terjadi perlekatan pada bagian tepi
pupil, yang disebut seklusio pupil, atau seluruh pupil tertutup oleh sel-sel
sel-sel radang, akan menghambat aliran akuos humor dari bilik mat belakang
ke bilik mata depan sehingga akuos humor tertumpuk di bilik mata belakang
dan akan mendorong iris ke depan yang tampak sebagai iris bombans.
9
Selanjutnya tekanan dalam bola mata semakin meningkat dan akhirnya terjadi
glaukoma sekunder.
berat dalam rongga mata dan struktur di dalamnya dengan abses di dalam
sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses).5,6
yang semula sehat. Komplikasi ini sering didapatkan pada uveitis anterior
yang terjadi akibat trauma tembus, terutama yang mengenai badan silier.
Gejala akut dari uveitis anterior adalah mata merah, fotofobia, nyeri,
kronis gejala uveitis anterior yang ditemukan dapat minimal sekali, meskipun
10
pembuluh darah limbus. Deposit putih halus (keratic presipitate/ KP) pada
kornea. Terdapat 4 jenis KP yang diketahui, yaitu small KP, medium KP,
large KP dan fresh KP. Small KP merupakan tanda khas pada herpes zoster
kamera anterior. Jika terdapat sinekia posterior, bentuk pupil menjadi tidak
teratur.
kemerahan, flare dan sel-sel putih di tepian pupil (nodul Koeppe). Nodul-
11
nodul ini sepadan dengan KP mutton fat. Nodul serupa di seluruh stroma
1). Anamnesis
Nyeri dangkal (dull pain), yang muncul dan sering menjadi lebih terasa
ketika mata disentuh pada kelopak mata. Nyeri tersebut dapat beralih ke
daerah pelipis atau daerah periorbital. Nyeri tersebut sering timbul dan
Umumnya unilateral
12
Tekanan intraokular (TIO) pada mata yang meradang lebih rendah
daripada mata yang sehat. Hal ini secara sekunder disebabkan oleh
+4 ditentukan dari:
+1 : 5-10 sel
+2 : 11-20 sel
+3 : 21-50 sel
+4 : > 50 sel
Aqueous flare adalah akibat dari keluarnya protein dari pembuluh darah
13
lamp yang sama dengan pemeriksaan sel, flare juga diklasifikasikan
sebagai berikut:
iritis.
14
Pada kelompok usia yang lebih muda, artritis reumatoid juvenil harus
foto rontgen, ahli penyakit anak atau penyakit dalam pada kasus atritis
reumatoid, ahli penyakit THT pada ksus uveitis akibat infeksi sinus
paranasal, ahli penyakit gigi dan mulut pada kasus uveitis dengan fokus
15
2.9. Diagnosis Banding
a. Konjungtivitis.
kotoran mata dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia atau injeksi
siliaris.
sebenarnya.
c. Glaukoma akut.
2.10. Penatalaksanaan
16
Kacamata hitam bertujuan untuk mengurangi fotofobi, terutama akibat
pemberian midriatikum.
2. Kompres hangat
3. Anti inflamasi
periokuler :
- Methylprednisolone acetate 20 mg
17
Bila belum berhasil dapat diberikan sistemik Prednisone oral mulai 80
hari.
penggunaan lokal selama lebih dari dua minggu, dan komplikasi lain
Terapi spesifik
yaitu :
18
a. Sinekia posterior dan anterior
sebelumnya.
b. Glaukoma sekunder
Terapi konservatif :
Terapi bedah :
Dilakukan bila tanda-tanda radang telah hilang, tetapi TIO masih tetap
tinggi.
2.11. Komplikasi
Berikut ini adalah beberapa komplikasi dari uveitis anterior:2,10
b. Sinekia posterior
19
Dapat menimbulkan glaukoma dengan berkumpulnya akuos humor di
dilihat setelah serangan uveitis anterior yang berulang. Hal ini selalu
2.12. Prognosis
terutama jika ada penyebab sistemiknya. Karena baik para klinisi dan
pasien harus lebih waspada terhadap tanda dan mengobati dengan segera.
Prognosis visual pada iritis kebanyakan akan pulih dengan baik, tanpa
20
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Petani
Alamat : Siantar
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
21
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan mengeluhkan mata merah dan merasa kelilipan sejak 1
minggu yang lalu pada mata kiri. Keluhan mata merah ini disertai dengan perih
pada mata (+) terutama saat melihat cahaya dan melihat dekat, air mata berlebihan
(+), silau bila terkena cahaya (+), penglihatan kabur (+), rasa mengganjal (-),
kotoran mata berlebih (-). Terdapat riwayat trauma terkena padi ( gabah ) pada
mata kiri.
PEMERIKSAAN FISIS
Status Present
- Nadi : 78 kali/menit
- Pernapasan : 21 kali/menit
- Suhu : 36,2C
22
Status Generalis
Status Oftalmologis
No Pemeriksaan OD OS
.
1. Visus 5/60 1/60
2. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
3. Palpebra Superior :
(-) (-)
(-) (-)
(-) (-)
23
4. Palpebra Inferior :
(-) (-)
5. Konjungtiva :
(-) (-)
7. COA :
11 dan 12)
9. Pupil :
Isokor Isokor
10. Lensa : Jernih Jernih
24
Iris shadow (Tidak dilakukan) (Tidak dilakukan)
11. Korpus Vitreum : Jernih Jernih
12. Fundus reflex Cemerlang Cemerlang
13. Funduskopi (tidak dilakukan) (tidak dilakukan)
14. TIO Normal Normal
RESUME
Seorang laki-laki umur 51 tahun, datang ke poliklinik mata RSU dr. Djasamen
dengan keluhan mata merah dan merasa kelilipan sejak 1 minggu yang lalu pada
mata kiri. Keluhan mata merah ini disertai dengan perih pada mata (+) terutama
saat melihat cahaya dan melihat dekat, air mata berlebihan (+), silau bila terkena
cahaya (+), penglihatan kabur (+), rasa mengganjal (-), kotoran mata berlebih (-).
Terdapat riwayat trauma terkena padi (gabah) pada mata kiri. Pada pemeriksaan
Injeksi Konjungtiva, OS COA efek Tyndal (+), OS Iris terdapat sinekia posterior
DIAGNOSIS KERJA
OS Iridosiklitis
DIAGNOSIS BANDING
- Endoftalmitis
- Panuveitis
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Oral :
25
Methyl prednisolon 4 mg 3x1
Ciprofloxacin 500 mg 2x1
Cortidex 3x1
Topical
Tobroson ED
Sulfas Atropin 1% ED
Non medikamentosa:
Kompres hangat
PROGNOSA
BAB IV
PEMBAHASAN
26
Radang pada uvea yang dapat mengenai hanya bagian depan jaringan uvea atau
selaput pelangi ( iris) dan keadaan ini disebut sebagai iritis. Bila mengenai bagian
tengah uvea maka keadaan ini disebut sebagai siklitis. Biasanya iritis akan disertai
dengan siklitis yang disebut uveitis anterior. Bila mengenai selaput hitam bagian
siliar( iridosiklitis) biasanya unilateral dengan onset akut. Penyebab dari iritis
tidak dapat diketahu dengan melihat gambaran klinik saja.Iritis dan Iridosiklitis
dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunologik terlambat, dini, atau
sel mediated terhadap jaringan uvea anterior. Pada kekambuhan atau rekuren
menimbullkan iritis ringan, yang bila kemudian terdapat antigen yang sama dalam
tubuh akan dapat timbul kekambuhan. Penyebab uveitis anterior akut dibedakan
disebabkan oleh trauma, diare kronis, penyakit reiter, herpes simpleks, sindrom
bechet, sindrom posner Schlosman, Pasca bedah, infeksi adenovirus dan klamidia.
(mutton fat) benjolan koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil) atau benjolan
27
Busacca (penimbunan sel pada permukaan iris), terjadi akibat sarkoiditis, sifilis,
Uveitis terjadi mendadak atau akut berupa mata merah dan sakit, ataupun datang
perlahan dengan mata merah dan sakit ringan dengan pengelihatan turun
Keluhan pasien dengan uveitis anterior akut mata sakit, merah, fotofoia,
pengelihatan turun ringan dengan mata berair, dan mata merah. Keluhan sukar
melihat dekat pada pasien uveitis akibat ikut meradangnya otot otot akomodasi.
Pupil kecil akibat rangsangan proses peradangan pada otot sfingter pupil dan
terdapatnya edem iris. Pada proses radang akut dapat terjadi miopisasi akibat
rangsangan badan siliar dan edema lensa,fler atau efek tyndal didalam bilik mata
depan, jika peradangan akut maka akan terlihat hifema/hipopion sedang pada yang
Terbentuk sinekia posterior, miosis pupil, tekanan bola mata yang turun akibat
hipofungsi badan siliar, tekanan bola mata dapat menigkat hal ini menunjukan
terjadinya gangguan pengaliran keluar cairan mata oleh sel radang atau
28
Perjalanan penyekit uveitis adalah sangat khas yaitu penyakit berlangsung hanya
anterior adalah dengan steroid yang diberikan pada siang hari bentuk tetes dan
malam hari benuk salep. Steroid sistemik bila perlu diberikan dalam dosis tunggal
seling sehari yangtinggi dan kemudian diturunkan sampai dosis efektif. Steroid
midriasis pada pupil. Siklopegik diberikan untuk mengurangi rasa sakit, melepas
sinekia yang terjadi, member istirahat pada iris yang meradang. Pengobatan
Penyulit uveitis anterior adalah terbentuknya sinekia posterior dan sinekia anterior
terjadi pada uveitis akibat tertutupnya trabekulum oleh sel radang atau sisa sel
radang. Radang pada satu mata dapat mengakibatkan peradangan yang berat pada
mata sebelahnya atau teradi suatu keadaan yang disebut sebagai uveitis simpatis.
29
DAFTAR PUSTAKA
30