2. ReaksiHalogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari
alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi
substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi
dan brominasi.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada
suhu dingin dan ruang gelap.
CH4 + 2F2 C + 4HF
Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap,
reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di
bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan
bantuan cahaya disebut reaksi fotokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh
atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan
sebagai berikut:
Reaksi umum : R-H + Cl-Cl R-Cl + H-Cl
Contoh : CH4 + Cl-Cl CH3Cl + HCl
3. ReaksiSulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi
antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana
sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus SO3H. Laju reaksi
sulfonasi H3 > H2 > H1.
Contoh :
4. Reaksi Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat
karbon tersier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
5. ReaksiPirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan
alkana dengan rantai karbon lebih pendek.
CH4 2H2 + C
CH3CH2CH3 1. H2 + C3H6
2. CH4 + C2H4
CH3CH2CH2CH3 1. H2 + C4H5
2. CH4 + C3H6
3. C2H6 + C2H6
Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-
black. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar
minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan
senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya
dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat
aluminium silikat).
Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi) Hasil reaksi antara alkena
dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah alkena simetris atau
alkena asimetris. Alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.
Alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana. Produk utana reaksi dapat
diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan
ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah molekul dengan atom H
yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat dengan lebih
banyak atom H.
PERMASALAHAN
1. Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam
keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam
kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang
eksoterm, begitu pula halnya yang terjadi pada Bromin.
2. Pada artikel di atas disebutkan bahwa reaksi antara alkana dengan fluorin
menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap.
Dari artikel yang saya baca, laju pergantian atom H adalah sebagai berikut H3
> H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin
> brom > iodin. Jadi, menurut saya alasan mengapa Fluorin tetap dapat
bereaksi sekalipun dalam keadaan gelap dan suhu yang rendah adalah karena
Fluorin memiliki kereaktifan yang paling besar diantara unsur-unsur golongan
halogen lainnya. Mengenai mekanisme reaksinya mungkin seperti yang telah
saudari Sewangi jelaskan. Lebih dan kurangnya mohon maaf, semoga
bermanfaat.
Sebelum membahas tentang reaksi nukleofilik, saya akan menjelaskan sedikit tentang
reaksi substitusi terlebih dahulu.
REAKSI SUBSTITUSI
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus atom oleh atom
atau gugus atom lain. Jadi dalam reaksi substutisu suatu atom atau gugus atom yang
terdapat dalam rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya
yang kosong akan diganti oleh atom atau gugus atom yang lain. Berdasarkan pereaksi
yang yang dipergunakan, reaksi substitusi dapat dibedakan menjadi (a) reaksi
substitusi radikal bebas; (b) reaksi substitusi nukleofilik; dan (c) reaksi substitusi
elektrofilik.
R-H + X2 R X + HX
Contoh:
Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion
karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan
nukleofil membentuk produk
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan
sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat.
Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu
kecepatan reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan
hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a
gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai
hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah
penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini masing-masing
mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-
bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
X yang melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat jika R merupakan struktur
tersier, dan lambat jika R adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan
kestabilan ion karbonium, 3oSpesies antaranya (intermediate species) adalah ion
karbonium dengan geometrik planar sehingga air mempunyai peluang menyerang
dari dua sisi (depan dan belakang) dengan peluang yang sama menghasilkan adalah
campuran rasemik Reaksi substrat R > 2o >> 1o.