Anda di halaman 1dari 17

ALKENA DAN

ALKUNA
Elianasari, S.Si., M.Sc.
ALKENA DAN ALKUNA

Senyawa Hidrokarbon Yang Mempunyai Ikatan Rangkap Karbon-karbon. Ikatan Rangkap Ini
Terbentuk Karena Overlap Ikatan Σ Dan Ikatan Π Pada Orbital Hibridisasi Sp2 . Ikatan Sp2 Pada
Alkena Akan Membentuk Sudut Ikatan Kira-kira 1200. Alkena Merupakan Senyawa Tidak Jenuh.
Nama Lain Alkena Adalaholefin.

etilena propilena isobutilena


ALKENA DAN ALKUNA
Adanya Ikatan Rangkap Pada Alkena Menyebabkan Alkena Bersifat Tidak Jenuh Karena Jumlah
Hidrogen Pada Alkena Lebih Sedikit Dibandingkan Alkana Dengan Jumlah Karbon Yang Sama.
Alkena Mempunyai Rumus Umum CnH2n. Jumlah Ikatan Rangkap Pada Alkena Menunjukkan Derajat
Ketidakjenuhan Senyawa Alkena Tersebut. Jika Ada Lebih Dari Satu Ikatan Rangkap Maka Jumlah
Hidrogennya Akan Makin Berkurang.
Contoh : Suatu Senyawa Dengan Rumus Molekul C8H14, Derajat Ketidakjenuhan Dari Alkena Tersebut
Dengan Menghitung Berkurangnya Hidrogen Dibandingkan Dengan Alkananya.
Alkuna Adalah Hidrokarbon Yang Mempunyai Ikatan Rangkap Tiga Karbon-karbon. Alkuna Paling
Sederhana Adalah Asetilena (Etuna) .Dalam Alkuna Atom Karbon Yang Mempunyai Ikatan Rangkap
Tiga Akan Mengalami Hibridisasi Sp. Dalam Asetilena Ikatan Rangkap Tiga Antar Karbonnya
Membentuk Ikatan Linier Dengan Sudut 1800. Rumus Umum Untuk Alkuna Adalah CnH2n-2.
A. ISOMER CIS-TRANS PADA ALKENA
Isomer cis-trans adalah suatu senyawa yang mempunyai rumus molekul
dan letak ikatan atom-atom penyusunnya sama tetapi berbeda dalam
penataanatomnya dalam ruang.
contoh pada 2-butena, Isomer cis-2-butena terjadi apabila kedua cis-2-butena trans-2-butena
substituen metil berada pada sisi yang sama. Sedangkan trans-2-butena
terjadi apabila kedua substituen metil berada pada sisi yang
berlawanan.

Cis 2-butena dan trans 2-butena merupakan dua senyawa dengan sifat
fisik dan kimia yang berbeda. Senyawa trans lebih stabil dibandingkan
cis karena pada isomer trans kedua gugus sama letaknya berjauhan
sehingga tolakan antar kedua gugus menjadi lebih kecil.
B. PENAMAAN (NOMENKLATUR)
Penamaan untuk alkena digunakan nama alkana tetapi akhiran –ana pada alkana diganti –ena. Penamaan untuk alkena
langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan rantai induknya yang berupa rantai terpanjang. Kemudian
tentukan substituent yang terikat pada rantai induknya.

A. Bila jumlah ikatan rangkap lebih dari satu, maka diberi akhiran diena untuk dua ikatan rangkap, triena untuk tiga ikatan
rangkap.

B. Letak ikatan rangkap dinyatakan dengan memberi nomor awalan untuk menunjukkan posisi ikatan rangkap. Jika pada
rantai alkena terdapat gugus fungsional yang memiliki prioritas tatanama yang lebih tinggi, maka penomoran dimulai
dari karbon yangpaling dekat dengan gugus fungsi tersebut. Nomor awalan menunjukkan atom karbon darimana ikatan
rangkap itu mulai.
B. PENAMAAN (NOMENKLATUR)
Penamaan untuk sikloalkena

Alkena yang menjadi substituen dikenal sebagai alkenil. Beberapa gugus alkenil mempunyai nama trivial yang sering
digunakan yaitu,

Contoh :

Tatanama pada alkuna pada dasarnya sama seperti alkena. Akhiran –ana pada alkana diganti menjadi –una. Ikatan
rangkap tiga mendapatkan nomor posisi pada rantai induknya. Bila ada gugus fungsional yang lebih tinggi prioritasnya
maka penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan gugus fungsi tersebut.

Alkuna yang paling sederhana adalah asetilena


C. SIFAT FISIK ALKENA DAN ALKUNA
Sifat fisik alkena dan alkuna praktis identik dengan alkana padanannya. Alkena suku rendah akan
berbentuk gas, suku tengah berbentuk cair, sedangkan suku tinggi yang mengandung lebih dari 18
atom karbon berbentuk padatan. Setiap penambahan gugus gugus metilena titik didihnya akan naik
sekitar 300. Adanya percabangan dalam alkena atau alkuna akan menurunkan titik didih, alkana,
alkena, dan alkuna merupakan senyawa nonpolar, tetapi alkena dan alkuna sedikit lebih larut
dalam air dibandingkan alkana padanannya.
D. REAKSI-REAKSI ALKENA DAN ALKUNA
1. REAKSI ADISI
Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi
adisi. Pada reaksi adisi akan terjadi
penambahan atom pada ikatan rangkap.
a. Adisi hidrogen
Reaksi alkena dengan H2 dikenal juga
dengan nama reaksi hidrogenasi. Pada
reaksi ini melibatkan katalis Pt, Ni, atau Pd.
D. REAKSI-REAKSI ALKENA DAN ALKUNA
b. Adisi Halogen
Reaksi adisi dengan halogen dapat terjadi
pada alkena maupun alkuna. Reaksi adisi
dengan halogen dikenal juga dengan nama
reaksi halogenasi.
Reaksi adisi halogen dapat digunakan untuk
mengidentifikasi golongan senyawa alkena.
Suatu larutan bromin (Br2) dalam CCl4 atau
CH2Cl2 yang berwarna coklat kemerahan
apabila ditambahkan pada suatu larutan
yang mengandung senyawa alkena maka
warna coklat kemerahan tersebut akan hilang.
D. REAKSI-REAKSI ALKENA DAN ALKUNA
c. Adisi oleh hidrogen halida (HX)

HX akan mengadisi ikatan rangkap pada alkena dan


menghasilkan alkil halida. Reaksi dengan HX dapat
Jika reaksi adisi terjadi pada senyawa dengan ikatan
terjadi pada hbr, hcl, maupun HI.
rangkap yang mempunyai substituen yang derajatnya sama,
maka yang terbentuk adalah produk campuran. Pada 2-
pentena ikatan rangkap pada 2-pentena masing-masing
mengikat satu substituen alkil sehingga akan menghasilkan
pada reaksi dengan propena ada dua kemungkinan produk campuran 3-kloropentana dan 2-kloropentana.
senyawa alkil halida yang akan terbentuk yaitu 2-
bromopropana dan 1- bromopropana.

Adisi HX pada alkena atom H akan menuju pada


karbon ikatan rangkap yang mempunyai jumlah
hidrogen lebih banyak dan X akan menuju pada Adisi hidrogen halida dengan aturan markovnikov ini juga berlaku
karbon yang mempunyai subsitituen lebih banyak. pada senyawa alkuna.
D. REAKSI-REAKSI ALKENA DAN ALKUNA
d. Adisi Borana
Diborana (B2H6) adalah suatu gas toksik yang dalam dietil eter akan berdisosiasi
menjadi borana BH3. Borana akan bereaksi dengan cepat dan kuantitatif dengan alkena
membentuk organoborana (R3B). Reaksi adisi borana berlangsung dalam tiga tahap.
Pada tiap tahapnya satu gugus alkil ditambahkan pada borana.
D. REAKSI-REAKSI ALKENA DAN ALKUNA
2. OKSIDASI b. Pembentukan Epoksida
Alkena dapat mengalami reaksi oksidasi yang Suatu alkena yang direaksikan dengan asam peroksi akan
akan membentuk senyawa glikol (diol), menghasilkan senyawa epoksida atau oksirana. Asam
epoksida, pemaksapisahan (cleavage), dan peroksi yang lazim digunakan adalah asam peroksibenzoat
oksidasi sempurna membentuk CO2 dan H2O. (C6H5CO3H) dan asam m-kloroperoksibenzoat.

a. Oksidasi oleh KMnO4 (hidroksilasi)


Pembentukan 1,2-diol pada alkena dapat
terjadi karena reaksi antara alkena dengan
KMnO4
D. REAKSI-REAKSI ALKENA DAN ALKUNA
C. Pemaksapisahan (cleavage) Jika pada satu sisi ikatan rangkap alkena tersubsitusi
dua alkil, sedangkan sisi yang lain hanya tersubstitusi
Oksidasi alkena dengan pemaksapisahan akan
satu alkil maka produk yang dihasilkan suatu keton
menghasilkan produk yang berbeda, tergantung
pada sisi yang tersubstitusi dua alkil, dan pada sisi
pada kondisi oksidasi dan struktur alkena. Bila tiap
yang hanya tersubstitusi satu alkil akan menghasilkan
karbon alkena tidak mengikat hidrogen makan akan
aldehid atau asam karboksilat.
dihasilkan dua molekul keton.

Bila karbon alkena mempunyai satu hidrogen, maka


produk yang dihasilkan adalah aldehida atau asam
karboksilat
E. PEMBUATAN ALKENA DAN ALKUNA
1. Dehidrasi alkohol (pengambilan / pengeluaran 3. Cracking (pemecahan)
H2O) Adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul kecil
Reaksi pembuatan alkena dapat dibuat dengan dengan pengaruh tekanan dan temperature tinggi.

reaksi eliminasi alkohol dalam asam kuat (H2SO4)


atau menggunakan Al2O3. 4. Pembuatan alkuna

Alkuna dapat juga dibuat dengan menggunakan reaksi


eliminasi tetapi dibutuhkan kondisi yang lebih kuat
sehingga kadang dijumpai perpindahan ikatan rangkap
2. Eliminasi alkil halide (dehidrohalogenasi) tiga dari satu posisi rantai ke posisi lain.

Reaksi eliminasi alkil halida akan menghasilkan Reaksi lain untuk pembuatan alkuna adalah dengan
alkena dengan menggunakan pereaksi KOH dalam reaksi dehidrohalogenasi alkil dihalida :
alkohol dengan pemanasan.
F. SUKU TERPENTING ALKENA DAN ALKUNA
1. CH2=CH2 : etena
Gas yang tidak berwarna dan hampir tidak berbau, terbakar dengan nyala yang
terang sehingga digunakan dalam gas lampu, etena juga digunakan untuk memeram
buah-buahan, serta sebagai obat anestetik tetapi untuk penggunaan ini sangat
berbahaya karena mudah meledak dengan udara.

2. CH≡CH : asetilen : etuna : gas karbid


Kegunaan asetilen adalah untuk las, akan menghasilkan panas dengan suhu tinggi
(25000 -30000C), penerangan, untuk membuat asam cuka, alkohol, benzene dan
bahan plastik.
LATIHAN
1. Tuliskan rumus struktur untuk senyawa berikut ini :
4. Tuliskan persamaan reaksi untuk alkena dan alkuna
A. Difeniletuna
B. 1-etilsiklopentena berikut ini :
C. 3-metil-1,5-heksadiuna
D. 3-buten-1-ol

2. Apa nama senyawa berikut ini :

5. Tuliskan reaksi pembuatan senyawa berikut ini :

3. Jelaskan apakah pasangan senyawa dibawah ini a. Pembuatan 1-pentena dari 1-bromopentena
yang merupakan isomer geometrik cistrans atau dengan larutan KOH dalam etanol
isomer struktur ?
b. Pembuatan 1-butuna dari 1,2-dibromobutana
TERIMA KASIH
Elianasari, S.Si., M.Sc

Anda mungkin juga menyukai