Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore),


mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian
Golongan C dan batu bara (coal).
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral
processing/mineral dressing) adalah suatu proses pengolahan
dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik
bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang
bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan
itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau
preparasi batu bara (coal preparation).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang
ditemukan di alam sudah jarang yang mempunyai mutu atau
kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur
atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut
perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu
atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria
pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh
dari proses PBG tersebut antara lain adalah :

1. Mengurangi ongkos angkut.

1. Mengurangi ongkos peleburan.

2. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga


pada saat peleburan.

3. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh


lebih sederhana dan menguntungkan daripada
proses pemisahan secara kimia.
Sedangkan metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara untuk memperoleh logam (metal)
melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-cara
memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun
paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau kelompok
utama, yaitu :

1. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).


1. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy
and material science).
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang
mempelajari cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari
bijih (ore = naturally occuring compounds) dan proses
pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat
komersial.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :

1. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses


ekstraksinya menggunakan energi panas yang tinggi
(bisa sampai 2.000oC).

2. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan


larutan kimia atau reagen organik untuk menangkap
logamnya.

3. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang


memanfaatkan teknik elektro-kimia (antar lain
elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi
adalah :

Pada PBG : bijih / mineral tetap mineral

kadar logam rendah kadar logam tinggi


sifat-sifat fisik dan kimia tak berubah

Pada ekstraktif metalurgi : bijih / mineral


jadi logam (metal)
sifat-sifat fisik dan kimia berubah
2. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)
Tahap-tahap utama dalam proses PBG terdiri dari (lihat
Lampiran A) :
2.1. KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN
(COMMINUTION)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal
dalam proses PBG yang bertujuan untuk :

1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral


berharga dari material pengotornya.

2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai


dengan kebutuhan pada proses berikutnya.

3. Memperluas permukaan partikel agar dapat


mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen
flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Peremukan / pemecahan (crushing)

2. Penggerusan / penghalusan (grinding)


Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun
penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
Tahap pertama / primer (primary stage)
Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary
stage)
2.1.1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian /
bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan
berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :

1. Jaw crusher

2. Gyratory crusher

3. Cone crusher
4. Roll crusher

5. Impact crusher

6. Rotary breaker

7. Hammer mill
2.1.2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari
yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari :

1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).

1. Batang-batang baja (steel rods).

2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau


bijihnya sendiri yang disebutsemi autagenous
mill (SAG).

3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau


bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :

1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja


atau keramik.

1. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-


batang baja.

2. Semi autogenous mill (SAG) bila media


penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri.

3. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah


bahan galian atau bijihnya sendiri.
2.2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka
akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh
sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran
partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
2.2.1. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan
secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua),
yaitu :
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang
ayakan (oversize).
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang
ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :

1. Hand sieve

2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive

3. Sieve shaker / rotap

4. Wet and dry sieving


Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain
:

1. Stationary grizzly

2. Roll grizzly

3. Sieve bend

4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck,
etc.)

6. Shaking screen

7. Rotary shifter
2.2.2. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan
kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau
air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang
disebutclassifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di
bagian atas disebut overflow.
Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand)
mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga
cara (concept), yaitu :

1. Partition concept

2. Tapping concept

3. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan
bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media
atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan
menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat
kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer),
ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu,
kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang
yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat
mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah
:
1. Scrubber

2. Log washer

3. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)

4. Hydraulic bowl classifier

5. Hydraulic clindrical tank classifier

6. Hydraulic cone classifier

7. Counter current classifier

8. Pocket classifier

9. Hydrocyclone

10. Air separator

11. Solid bowl centrifuge

12. Elutriator
2.3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI
(CONCENTRATION)
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah
(marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak)
logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan
dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses
konsentrasi gravitasi dan media berat.
Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi
elektrostatik.
Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi
magnetik.
Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara
lain :
2.3.1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan
dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang terlihat
bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2.3.2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis
dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya juga
memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-
mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari
segi gerakan fluidanya, yaitu :
Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS)
atau heavy medium separation(HMS).
Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking
table dan spiral concentration.
Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit,
maka akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi
bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat
sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap
sebagai berikut :

1. Hindered settling classification ; klasifikasi


pengendapannya terhalang.

2. Differential acceleration pada awal pengendapan ;


artinya partikel yang berat mengendap lebih dahulu.

1. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ;


partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di
antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan
mineral berharga dengan kadar tinggi.
Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor
yang harus dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :

1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta


(design).

2. Meja goyang (shaking table).

3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).

4. Palong / sakan (sluice box).


2.3.3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy
Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk
memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari
pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan
menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih
besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga
yang berat.
Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor
yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 2,20
ton/m3.
Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 3,40 ton/m3.
Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20
2,90.
Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96),
bromoform (b.j. = 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32).
Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya
dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy
medium separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua)
macam, yaitu :

1. Drum separator karena bentuknya silindris.

2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.


2.3.4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic
Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan
perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus
listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah
umpan yang tidak terlalu besar.
Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah
dengan debu yang berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
Magnetit (Fe3 O4)
Kasiterit (Sn O2)
Ilmenit (Fe Ti O3)
Molibdenit (Mo S2)
Wolframit [(Fe, M) WO4]
Galena (Pb S)
Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :

1. Electrodynamic separator (high tension separator).

2. Electrostatic separator yang terdiri dari :


plate electrostatic separator
screen electrostatic separator
2.3.5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan
sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki
mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam,
yaitu :
Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat
kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit
(Fe3 O4).
Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh
medan magnet. Contohnya hematit (Fe 2 O3), ilmenit (Se Ti O3)
dan pyrhotit (Fe S).
Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh
medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O 2) dan feldspar [(Na,
K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah
ini adalah :
Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang
terdiri dari :

1. Induced roll dry magnetic separator.

2. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah


aliran dapat :
concurrent
countercurrent
counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
Suspended magnets
Suspended magnets with continuous removal
Cobbing drum
2.3.6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation
Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat senang
terhadap udara atau takut terhadap air (hydrophobic).
Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan
tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan
mineral-mineral itu bersifat suka akan air (hydrophilic).
Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe
S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat
permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan
menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon.
Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses
flotasi adalah :

1. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil


gelembung-gelembung udara. Misalnya : methyl
isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.

2. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah


sifat permukaan mineral yang semula suka air menjadi
suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam
oleik, dll.

3. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk


mencegah agar mineral pengotor tidak ikut menempel
pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4untuk
menekan Zn S.

4. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk


mengatur tingkat keasaman proses flotasi. Misalnya :
HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral
yang ikut terapung (mineral-mineral apungan) dengan
gelembung-gelembung udara.
Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral
apungan yang masih mengandung banyak mineral-mineral
pengotor.
Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-
mineral pengotor.
Peralatan yang biasa dipakai adalah :

1. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi


antara lain :
Agitair cell
Denver cell
Krupp cell
Outokumpu cell
Wemco-Fagregren cell

1. Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :


Column cell
Cyclo cell
Davcra cell
Flotaire cell
2.4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN
(DEWATERING)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang
ada pada konsentrat yang diperoleh dengan proses basah,
misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
2.4.1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana
bulat. Bagian yang pekat mengendap ke bawah
disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya
mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu
dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :

1. Rake thickener.

2. Deep cone thickener.

3. Free flow thickener.


2.4.2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi,
maka bagian yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke
penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah
air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat
dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :

1. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :


intermitten, misalnya Moore leaf filter.
Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver
filter, Dorrco filter.
* bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American
filter.
* bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya
: Oliver filter.
* bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table
filter.

1. Pressure filter, misalnya :


Merrill plate and frame filter
Kelly pressure filter
Burt revolving filter
2.4.3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari
padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara
penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam,
yaitu :

1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu


pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar
matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).

2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :


tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di
dalam saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o
100o).
rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam
silinder panjang yang diputar pada posisi agak miring dan
dialiri udara panas yang berlawanan arah.

1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja


yang di dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.
2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan
ke dalam ruangan panas ; material yang kering akan
terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang
dipakai.
2.5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus
ditangani dengan cepat dan seksama, baik yang berupa
konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas
(tailing).
2.5.1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid
Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM),
maka harus ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang
di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran penyaliran
(drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka
harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum
sempat diproses lebih lanjut.
2.5.2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang
kadarnya tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat
(thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak kotor
(middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang
sesuai.
2.5.3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing
Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :

1. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70%


90% dari material yang ditambang.

2. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan


beracun (B-3).

3. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun


ampas bila metode penambangan timbun-balik (back fill
mining method) tak dapat segera dilakukan, sehingga
kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh
sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi
komponen kegiatan penambangan yang meminta
pemikiran khusus sepanjang umur tambang.
3. METALURGI EKSTRAKTIF (EXTRACTIVE METALLURGY)
DAN PEMURNIAN (REFINING)
Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif
(lihat Lampiran B, C dan D) adalah :

1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur,


campuran (compounds) atau material yang tidak
diinginkan dari bijih (sumber metal = source of metal).

2. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu


cara memproduksi material yang secara struktur dan
sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya (sumbernya).

3. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu


cara-cara memperoleh metal yang belum murni.

1. Pemurnian metal (metal purification), yaitu


pembersihan, metal yang belum murni (membuang
unsur-unsur pengotor dari metal yang belum murni),
sehingga diperoleh metal murni.
Metalurgi ekstraktif terdiri dari :

1. Pirometalurgi (pyrometallurgy), menggunakan energi


panas sampai 2.000o C.

2. Hidrometalurgi (hydrometallurgy), menggunakan larutan


dan reagen organik.

3. Elektrometalurgi (electrometallurgy), memanfaatkan


teknik elektro-kimia.
3.1. PIROMETALURGI (PYROMETALLURGY)
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas.
Suhu yang dicapai ada yang hanya 50 o 250o C (proses Mond
untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000 o C
(proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai
o o
hanya berkisar 500 1.600 C ; pada suhu tersebut
kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair
bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal
yang tinggi agar dapat mengurangi pemakaian energi panas.
Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan
memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :

1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia


eksotermik).

2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan


minyak bumi.

3. Energi listrik.

4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy =


sensible heat), panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :

1. Tanur tiup (blast furnace).

2. Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :

1. Pierce-Smith converter.

2. Bessemer converter.

3. Kaldo cenverter.

4. Linz-Donawitz (L-D) converter.

5. Open hearth furnace.


3.2. HIDROMETALURGI (HYDROMETALLURGY)
Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (<
1 gramol) dan pada suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih
biasanya yang sangat selektif;
artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi
(larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak
diinginkan.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :

1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen


yang murah.

2. Metal yang larut tersebut harus dapat diambil dari


larutannya dengan mudah dan murah.

3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah


dipisahkan pada proses berikutnya.

4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan


terlalu banyak menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut
yang dipakai.

5. Zat pelarutnya harus dapat diperoleh kembali untuk


didaur ulang.

6. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak


mengandung lempung (clay minerals), karena akan sulit
memisahkannya.

7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya


permukaan kontak yang luas agar mudah (cepat)
bereaksi pada suhu rendah.

8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak


beracun (non-corrosive and non-toxic), jadi tidak
membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan adalah :

1. Electrolysis / electrolytic cell.

2. Bejana pelindian (leaching box).


3.3. ELEKTROMETALURGI (ELECTROMETALLURGY)
Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektro-
kimia, misalnya : baterai dan elektrolisa (electrolysis =
electrorefining). Pada proses ini kecuali diperlukan arus listrik
sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda (electrodes)
dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda harus memiliki sifat-sifat :

1. Konduktor listrik yang baik.

2. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus


rendah.

3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak


membentuk campuran yang dapat mengganggu proses
elektrolisa.
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses
elektrolisa berlangsung memuaskan, yaitu harus :

1. Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.

2. Tahan korosi dalam zat larut.

3. Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to


abrasion).

4. Harus murah harganya.


Elektrolit harus memiliki sifat-sifat :

1. Memiliki daya hantar ion yang tinggi.

2. Tidak mudah terurai atau bereaksi (high chemical


stability).

3. Memiliki daya larut yang tinggi bagi metal yang


diinginkan.
Peralatan yang biasa dipakai electric arc furnace.

Anda mungkin juga menyukai