Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN BMT DENGAN BANK KONVENSIONAL

No. PERBEDAAN KONVENSIONAL BMT


1 Insentif Bunga Bagi hasil
2 Landasan hukum Hukum positif Syariat dan hukum positif
orientasi
3 Kelembagaan Dunia Dunia dan akhirat
4 Sector moneter Pengawasan komisaris Pengawasan DPS dan
versus riel komisaris
5 Laporan keuangan Terpisah Terkait erat

6 Laporan keuangan Accrual basis Cash basis

7 Proyek Halal, haram, syubhat Halal dan thayib


8 Misi dakwah Tidak ada orientasi amar Orientasi amar maruf nahi
maruf nahi munkar munkar
9 Sumber ajaran Paham kapitalisme Al-quran, sunnah, dan ijtihad
ulama
10 Fungsi uang Uang sebagai komoditas Uang bukan komoditas
11 Inflasi Mendorong inflasi Tidak mendorong inflasi
12 Hubungan para Debitur kreditur Kemitraan yang harmonis
pihak
13 Menghadapi Rawan terhadap krisis Tahan dan lebih resisten
gejolak krisis
14 Siklus Terjadi siklus kedzaliman, Tidak terjadi siklus kedzaliman
yaitu nasabah, bank, BI,
rakyat
15 Dampak Bisa menaikkan harga Tidak ada dampak buruk malah
sebaliknya
16 Keberkahan Dapat laknat Dapat berkah
17 Produk Tidak ada jual beli, ijarah, Produk lebih luas, yaitu
gadai murabahah, ijarah, ar-rahn
18 Spekulasi valas Tidak dengan tegas Melarang keras spekulasi valas
melarangnya
19 Hukum syariat Bunga haram Halal dan thayib
20 Akselerasi arus Kurang berorientasi Menopang pertumbuhan
barang akselerasi arus barang produksi, akselerasi arus
barang dengan murabahah

Sumber: https://ultimatesammy.wordpress.com/2014/01/31/perbedaan-bank-konvensional-dan-bmt/
APA PERBEDAAN BMT DENGAN KONVENSIONAL?
Bidang usaha profit di BMT menerapkan sistem bagi hasil yang disepakati oleh
kedua belah pihak (pihak BMT dan nasabah). Konsep bagi hasil ini dilakukan
dengan sistem tawar-menawar antara pihak BMT dan nasabah. Sistem tawar
menawar ini berlaku baik untuk simpanan maupun pembiayaan usaha. Jadi,
setiap akan dilakukan penyimpanan oleh nasabah maupun pembiayaan usaha
bagi nasabah didahului oleh suatu AKAD yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Pelaksanaan sistem bagi hasil inilah yang sesuai dengan tuntunan ajaran Agama
Islam. Selain itu, BMT merupakan Lembaga Keuangan Syariah menhimpun dana
dari masyarakat melalui simpanan dan memberikan pinjaman untuk
pengembangan usaha dengan skala prioritas bagi masyarakat kalangan ekonomi
lemah (Gress Root). Dengan demikian, BMT memiliki tujuan membangun
ekonomi kalangan masyarakat bawah dalam rangka memperkokoh
perekonomian nasional. Kehadiran BMT disambut gembira oleh masyarakat luas
karena merupakan salah satu lembaga yang peduli terhadap masyarakat
ekonomi lemah untuk mengentaskan dari kemiskinan. Akibatnya, kehadiran BMT
disambut dengan gembira oleh masyarakat.
Di sisi lain, Bank lebih menekankan pada konsep BUNGA, yang sangat dekat
dengan konsep RIBA. Padahal riba diharamkan dalam ajaran Agama Islam.
Dengan demikian, keuntungan (bunga) hasil penyimpanan uang di bank dapat
dikatakan hampir sama dengan riba. Selain itu, bank menerima simpanan dari
segala lapisan masyarakat dengan menerapkan keuntungan simpanan berupa
bunga. Dana yang terkumpul lebih diprioritaskan untuk pembiayaan usaha
berskala besar (pengusaha) dan industri. Akhirnya, yang dapat mengenyam
manfaat dana yang terkumpul di bank adalah kalangan masyarakat menengah
ke atas. Akibatnya, sistem perbankan tidak dapat memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan analisis tersebut di atas, perbedaan antara BMT dengan Bank sudah
tampak sangat jelas. Oleh karena itu, kami menyarankan kepada masyarakat
untuk memilih partner usaha (simpanan dan pinjaman) yang paling sesuai
dengan hati nurani.

Sumber: http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/17/apa-bedanya-bmt-dengan-bank-
konvensional/

Anda mungkin juga menyukai