Anda di halaman 1dari 17

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman, binatang dan organism
lain saling berhubungan satu sama lain dalam lingkungan atau habitat mereka.
Ekologi mempelajari hubungan antara organisme dengan organisme lain dalam
satu populasi dan populasi lain, serta hubungan antara organisme dengan faktor-
faktor fisik dari lingkungannya. Ekologi hewan perlu dipelajari untuk membahas
suatu kajian tertentu mengenai konsep kehidupan air. Salah satu mekanisme yang
digunakan oleh hewan air dalam kehidupannya adalah daya apung atau yang
sering disebut dengan buoyancy.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah mekanisme dari bouyancy?
b.
1.3 Tujuan
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Bouyancy (Daya Apung)


Daya apung adalah dorongan ke atas yang ditimbulkan oleh perpindahan
medium lingkungannya. Hewan akuatik memiliki daya apung netral apabila hasil
daya tekan ke atas dan berat hewan adalah sama. Peningkatan atau penurunan
daya tekan ke atas adalah hasil perbandingan positif dan negatif dari daya apung.
Dalam keadaan daya apung netral seekor hewan dapat melayang tak bergerak di
dalam air sehingga dapat menghemat sejumlah energi pada waktu yang sama telah
mengurangi sifat-sifat yang mencolok. Akan tetapi karena kebanyakan hewan
memiliki ukuran struktur jaringan yang relatif tinggi dan relatif padat sehingga
daya apung netral ataupun positif memerlukan perkembangan mekanisme daya
apung yang akan memberikan daya tekan ke atas untuk menetralkan daya tekan ke
bawah dari berat hewan dalam air.
Mekanisme daya apung dapat dibagi dalam dua kategori umum yaitu static
dan adjustable (menyesuaikan). Mekanisme daya apung static biasanya
melibatkan penurunan jangka panjang dalam kepadatan relatif hewan, baik oleh
pemasukan dari metabolisme substansi yang rendah, seperti lemak, ion
ammonium atau oleh penurunan kepadatan struktur jaringan dan penurunan cairan
tubuh oleh pengeluaran komponen padat seperti protein, kalsium, dan sulfat.
Sebagai alternatif struktur jaringan dalam tubuh mungkin tereduksi untuk
mencapai daya apung netral dengan mengorbankan kekuatan dan gerakan. Daya
apung positif, pada plankton biasanya mempunyai mekanisme daya apung statis
dalam bentuk gelembung gas atau udara dalam tubuh mereka yang digunakan
untuk mengapung pada permukaan air
Kaitannya dengan adaptasi lingkungan mekanisme daya apung adalah
sangat relevan. Dalam banyak kasus yang melibatkan perkembangan gas yang
mengisi ruang internal. Oleh perubahan volume gas dalam ruang relatif padat
pada keseluruhan organisme dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Kepadatan
relatif dari gas utama digunakan sekecil mungkin agar daya tekan ke atas yang
mereka hasilkan pada kenyataannya sama dengan berat air yang mereka gantikan.
Semua gas adalah komponen udara yang akan diserap dan ditransport secara
terpisah selanjutnya akan dilepaskan dari darah.
A. Mekanisme Bouyancy
1. Sistem Bouyancy Static
Keuntungan yang jelas nyata seperti mekanisme bangun dari pembuatan
suatu daya dorong atas yang mana hampir tidak terikat pada tekanan dan akan
tetap konstan selama pergerakan vertikal di dalam lingkungan aquatic. Ada bukti
untuk menyatakan bahwa daya dorong ke atas bergantung atas status nutrisi
organisme.
Banyak spesies membentuk buonancy netral dengan meletakkan reservoir
yang besar dari energi tinggi lipids di dalam badan. Dalam beberapa jenis lipids
tersedia sebagai suatu penyimpan energi untuk metabolisme. Di pihak lain mereka
terisolasi dari proses berkenaan dengan metabolisme yang normal. Ukuran lipid
yang mungkin disimpan adalah setinggi 25% total berat badan yang menghasilkan
suatu substabsi meningkatkan resistansi untuk bergerak.
Di organism akuatik buoyancy yang statis melibatkan suatu pengurangan
dalam komponen secara relatif tebal seperti protein otot, mengandung zat kapur
seperti pemasukan dan ion berat dengan suatu peningkatan timbal balik di dalam
isi air jaringan. Modifikasi seperti itu, walaupun mengurangi daya tekan kebawah
dapat menyebabkan suatu pengurangan di dalam kekuatan struktural dan tenaga
penggerak.
Pengembangan kantung coelomic yang besar yang berisi konsentrasi
amoniak yang tinggi di dalam gurita mengakibatkan buonancy netral tetapi
dengan 70% peningkatkan ukuran badan dan pengurangan motilas.

2. Sistem Buoyancy Adjustable


Semua contoh yang yang diuraikan mempunyai kamar buoyancy yang terisi
gas menyediakan daya dorong keatas lebih besar dari pada mekanisme statis.
Bagaimanapun gas dapat dimampatkan. Dalam rangka memelihara daya keatas
pada kedalaman, tiap jenis kamar gas dilengkapi dengan suatu mekanisme untuk
menyesuaikan volume nya. Di semua binatang memiliki kantung gas yang dapat
diatur, kecuali mereka hidup dekat permukaan, komponen gas yang utama dirawat
pada tegangan parsial lebih tinggi dibandingkan di perairan.
Meskipun energi yang digunakan untuk menjaga buonancy di kamar-kamar
gas yang fleksibel memilki hubungan yang relatif lebih kecil dari total proses
vital, itu mengakibatkan kerugian yang cukup signifikan ketika tekanan hidrostatis
tinggi dan ketersediaan makanan yang rendah, seperti di kasus mengenai ikan
bathypelagic. Sebagai tambahan terhadap fungsi yang hidrostatis, kamar-kamar
buoyanci yang fleksibel seperti kantung renang mempunyai fungsi sekunder
penting seperti tekanan dan diskriminasi bunyi dan produksi bunyi yang
mempersulit evaluasi manapun dari kerugian selektip mereka yang hanya atas
dasar memelihara pemakaian energi bionancy.
Ada teoritis dan bukti eksperimental, bagaimanapun, yang menyatakan
bahwa banyak dari organisma ini bisa mengganti kerugian untuk perubahan
tekanan yang relatif kurang dari 25% tentang tekanan adaptasi mereka di dalam
24 h. Mungkin mekanisme buonancy yang kaku dari sotong menghadirkan
mekanisme yang paling efektif untuk penyesuaian buonancy dangan cepat.
Bagaimanapun cakupan kedalaman terbatas oleh kekuatan tulang cumi-cumi dan
gradien tekanan osmotis.
B. Ruang Daya Apung Flexibel
a. The Siphonophore Float (Pelampung Siphonophore)

Polyp physalia
Pelampung yang terisi-gas siphonophores merupakan suatu yang penting
misalnya dalam proses buoyancy. Physalia physalis, mungkin yang terbaik yang
dikenal memiliki pelampung dan mengapung didekat permukaaan. Pada individu
yang telah diamati untuk dikaramkan di bawah permukaan air laut dan
kepermukaan kembali, menandakan menandakan adanya sistem buonancy dalam
tubuh mereka.

Polyp physalia diselimuti suatu kantung yang terisi-gas untuk mengapung


pada permukaan laut dan mempunyai fungsi yang sekunder sebagai layar.
Kantung tersebut terdiri dari dua lapisan : suatu pneumatocodon yang lebih tebal
yang merupakan lapisan terluar yang mana terpisah dari yang bagian dalam yang
disebut dengan pneumatosaccus yang merupakan suatu perluasan rongga gastro-
vascular dan kedua lapisan tersebut terdapat jaringan otot yang pada waktu
tertentu berkontraksi dan menyebabkan pelampung itu untuk mengeriting di atas
pada atas permukaan laut dan menjaga pneumatocodon tetap lembab dan lembut.
Musculature juga berperan untuk mengatur tekanan gas di dalam pelampung. Di
tepi yang pelampung yang rapat ada suatu lubang yang dijaga oleh suatu otot
sphincter, disebut dengan pneuniatophore yang ketika terbuka oleh musculature
mengijinkan gas untuk berventilasi dari pelampung itu. Gas di dalam pelampung
berisi konsentrasi karbon monoksida antara 8-14%. Karbon monoksida adalah
kedua-duanya berkenaan dengan metabolisme racun dan berhubung pernapasan
tetapi konsentrasi nya di dalam pelampung nampak seperti di bawah tingkatan
racun yang kritis untuk cytochrome sistema dari Physalia di bawah kondisi-
kondisi atmosfer. Gas dikeluarkan dari tempat khusus dari pneumatosaccus yang
disebut kelenjar. Nampak bahwa sumber karbon monoksida adalah karbon
radikal dari L-serine. Fragmen Karbon tunggal ini ditransfer ke asam folic untuk
membentuk tetrafolates dari karbon monoksida yang secepatnya dibentuk.
Adanya konsentrasi asam folic yang tinggi dan merupakan derivative
jaringan kelenjar gas dan fakta bahwa aminopterin (suatu musuh asam folic)
mengurangi sintese karbon monoksida di dalam kelenjar gas homogenates
mendukung usul ini. Tingkat sintese hanya 150l h -1 pada NTP yang menyatakan
bahwa Physalia memiliki penyesuaian buonancy kecil dan terjadi secara periode
relatif lama.
Pemilihan karbon monoksida sebagai agen buonancy lebih baik, sebagai
contoh, semakin sedikit gas asam-arang beracun, dihubungkan dengan daya larut
rendah nya. adalah 40 kali lebih sedikit air dapat larut dibanding gas asam-arang
dan sebagai konsekwensi didifusikan lebih lambat melalui pneumatosaccus yang
lembab dan tipis. Karbon monoksida dihasilkan oleh metabolisme organisma
sedangkan gas buonancy yang digunakan oleh mencari ikan dan cephalopods
diperoleh dari atmospir. Sistem Siphonophore adalah suatu solusi biokimia untuk
suatu masalah buonancy dan, seperti kita lihat, ikan adalah menggunakan suatu
strategi phisik, penggunaan gas atmosfer yang tersedia dalam aliran darah nya.

b. Swim Bladder (Gelembung Renang Ikan)

Fungsi utama gelembung udara adalah mengatur daya apung tubuh hewan
atau (buoyancy) agar dapat bergerak naik atau turun. Pengatura daya apung tubuh
ikan dilakuakan dengan cara menyekresikan gas (sebagaian besar oksigen) atau
mengabsorsinya kembali sehingga gelembung udara akan menyusut atau
mengembang. Selain fungsi tersebut, gelembung udara pada ikan ikut diyakini
ikut berperan dalam proses repirasi. Pada burung selain mengatur daya apung
tubuh, kantung udara juga berfungsi memperluas permukaan untuk pertukaran
gas, terutama pada saat terbang.

Gelembung renang terdiri dari dua kantung gas yang terletak pada bagian
dorsal, meskipun pada beberapa ikan primitif hanya memiliki satu gelembung
renang. Memiliki dinding yang fleksibel yang berkontraksi dan berkembang
berdasarkan tekanan ambien. Dinding gelembung renang memiliki sedikit
pembuluh darah dan dilapisi dengan kristal guanine yang membuatnya kedap
udara. Penyesuaikan tekanan gas menggunakan kelenjar gas sehingga
mendapatkan daya apung netral dan dapat naik dan turun pada berbagai
kedalaman. Pada tahap embrio beberapa ikan telah kehilangan gelembung renang
seperti ikan bertulang rawan misalnya hiu dan pari. Ikan tersebut mengontrol
kedalamn dengan berenang (menggunakan lift dinamis).
Kombinasi gas dalam gelembung renang bervariasi. Pada ikan air dangkal,
rasio perkiraan berhubungan dengan tekanan atmosfer, sedangkan ikan laut dalam
cenderung memiliki persentase oksigen lebih tinggi. Misalnya, belut
Synaphobranchus memiliki oksigen 75,1%, 20,5% nitrogen, 3,1% karbon
dioksida, dan argon 0,4%. Pada beberapa ikan, terutama spesies air tawar
(misalnya ikan mas dan lele), gelembung renang tersambung ke labirin telinga
bagian dalam dengan weberian, struktur bertulang yang berasal dari tulang
belakang, yang memberikan informasi yang tepat tentang tekanan air dan
kedalaman serta meningkatkan pendengaran.
Gelembung renang merupakan organ internal yang dipenuhi oleh gas yang
berfungsi memberi kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung sehingga
mampu menghemat energy untuk berenang . Fungsi lain gelembung renang adalah
digunakan sebagai ruang beresonansi untuk memproduksi atau menerima suara.
Selain itu gelembung renang juga berfungsi sebagai organ respiratori khusus
untuk jenis physostome.
Bentuk physostome memiliki gelembung renang yang terbuka dan
berhubungan dengan saluran pencernanaan. Sedangkan bentuk physoclists
merupakan gelembung renang tertutup karena tidak berhubungan dengan saluran
pencernaan. Gelembung renang terletak diantara peritoneum dan vertebrata.
Disekitar gelembung peritoneum terdapat epithelium yang tipis dan mengandung
lapisan kristal yang berwarna putih atau perak. Gelembung ini secara kuat
menempel padavertebrata dan berisi pembuluh darah sehingga dapat berfungsi
sebagai organ respiratori.
Pengisian gelembung renang dengan udara dilakukan dengan cara
mengalirkan udara dari tractus pneumaticus sampai terjadi penggembungan.
Sementara pengosongan dilakukan dengan menekan gelembung ke usus. Pada
gelembung renang berbentuk physostome pengisisan gelembung renang dilakukan
pertama kali bersamaan dengan pigmentasi mata dan pembukaan mulut larva.
Bentuk phsycolist mengisi gelembung renang dengan memanfatkan udara yang
berdifusi lewat insang.Pada larva ikan kakap, gelembung renang diisi pertama kali
pada saat larva mulai memakan makanan dari luar.
Menurut Dr. Richard Frange, ada dua mekanisme kontrol buoyancy pada
gelembung renang (swim bladder) yaitu :
1. Mekanisme vaskular
Ada 3 area vaskular untuk pertukaran gas antara gelembung renang dan
aliran darah. Kelenjar gas dan area resoptif di jaringan ductus pneumaticus. Rete
mirabil dan kelenjar gas bekerja bersamaan dalam meningkatkan tekanan dalam
gelembung renang. Rete miabile menjaga tekanan diferensial antara darah dan
gelembung gas serta menjaganya dari kehilangan gas. Sel kelenjar gas
membebaskan karbondioksida dan asam laktat yang menyebabkan hemoglobin
untuk melepaskan oksigen yang berakibat pada peningkatan tekanan parsial
sehingga memungkinkan gas oksigen dan nitrogen dapat mengalir ke gelembung
renang.
2. Ductus pneumaticus adalah saluran yang menghubungkan esophagus dan
gelembung renang.
Berdasarkan hal ini, maka kapiler kecil pada kelenjar gas, area resorptif atau
ductus pneumaticus dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk meningkatkan
dan menurunkan inflasi pada gelembung renang.

C. Ruang Buoyancy Keras


a. Chepalopod chambered shell (ruang cangkang Chepalopoda)
Nautilus, Spirula dan Sepia merupakan Chepalopoda yang menahan
mekanisme buoyancy dalam bentuk ruang cangkang (chambered shell). Ketiga
hewan tersebut mempunyai cangkang yang kaku dan tersusun atas beberapa
ruangan. Setiap ruangan tersebut berperan sebagai unit fungsional yang memiliki
fungsi masing-masing. Buoyancy diubah dengan mengatur jumlah cairan dan
udara dalam ruangan tersebut.

Nautiluses sp.
Nautiluses adalah cephalopoda hidup satu-satunya yang struktur tulang
tubuh externalized sebagai shell. Binatang dapat menarik tubuh sepenuhnya ke
dalam cangkangnya, dapat menutup dan membuka dengan tudung berbulu
terbentuk dari dua tentakel. Shell melingkar, aragonitic, nacreous dan tahan
tekanan, meledak pada kedalaman sekitar 800 meter. Cangkang nautilus terdiri
dari 2 lapisan: materi lapisan luar, putih mencolok warna-warni. Bagian dalam
shell berwarna biru-abu-abu. Mutiara Osmea, bukan mutiara, tapi produk
perhiasan yang berasal dari bagian shell.

Pewarnaan shell cangkang juga menyimpan binatang samar di dalam air.


Bila dilihat dari atas, shell lebih gelap dalam warna dan garis-garis tidak teratur,
yang membantu berbaur ke dalam air yang gelap. Bagian bawah hampir
sepenuhnya putih, membuat hewan dapat dibedakan dari perairan cerah dekat
permukaan. Modus ini untuk kamuflase.
Hewan menyesuaikan daya apung dengan mengatur osmotik, memompa gas
dan cairan ke dalam atau keluar dari camerae sepanjang siphuncles. Hal ini
membatasi mereka, mereka tidak dapat beroperasi di bawah tekanan ekstrim
hidrostatik, nautilus dapat ditemukan di kedalaman lebih besar dari sekitar 800
meter. Di alam liar, biasanya mendiami kedalaman laut sekitar 300 meter,
meningkat menjadi sekitar 100 meter di malam hari untuk makan, kawin dan
meletakkan telur.
Meskipun cangkang spirula dan Nautilus berada diluar dan menggulung,
cangkang tersebut mempunyai fungsi yang sama dengan tulang bagian dalam
(internal cuttlebone) dari Sepia. Tulang sotong Sepia memiliki ruang kecil dan
seperti kapal selam, mengisi atau melepaskan gas di dalamnya untuk mengontrol
daya apung.
Cangkang Sepia sp.

2.2 Stratifikasi Laut Vertikal


Secara vertikal, massa air memiliki lapisan-lapisan yang terbentuk dengan
komposisi properti fisik tertentu, seperti temperatur, salinitas, densitas, dan
tekanan. Adanya fenomena pelapisan massa air ini akan mempengaruhi kestabilan
massa air tersebut (Pond dan Pickard, 1983).
Stratifikasi massa air memiliki peran penting dalam banyak proses
biogeokimia laut. Stratifikasi didefinisikan sebagai perbedaan kepadatan antara
lapisan tercampur dan laut dalam. Secara khusus, lapisan tercampur mengatur
interaksi antara ketersediaan cahaya untuk fotosintesis dan pasokan nutrisi dari
laut dalam untuk lapisan di atasnya. Ketersediaan cahaya dan kadar nutrisi adalah
faktor utama dalam produktivitas biologis. Kerapatan massa air pada lapisan
tercampur sangat berpengaruh terhadap proses pertukaran massa air yang berperan
penting dalam memasok nutrisi ke zona eufotik. Stratifikasi juga berpengaruh
terhadap serapan karbon dan oksigen dari lapisan permukaan ke lapisan dalam
(Capotondi et al (2012) dalam Kusmanto dan Dewi, 2016).
Banyak bioma perairan memperlihatkan stratifikasi vertikal yang jelas pada
beberapa variabel fisik dan kimiawi. Cahaya diserap, oleh air itu sendiri maupun
organisme-organisme fotosintetik di dalam air, sehingga intensitas sinar menurun
secara cepat dengan bertambahnya kedalaman. Para ahli ekologi membedakan
antara zona fotik di bagian atas, yaitu daerah yang cahayanya mencukupi untuk
fotosintetis, dan zona afotik di bagian bawah, yaitu daerah dengan sedikit sekali
cahaya yang menembus sampai daerah itu. Di dasar semua bioma perairan,
terdapat substrat yang disebut zona bentik (benthic zone). Tersusun atas pasir dan
sedimen organik serta anorganik, zona bentik ditempati oleh komunitas organisme
yang secara kolektif disebut bentos (benthos). Sumber makanan utama banyak
spesies bentik adalah materi organik mati yang disebut detritus (Campble, 2008).

Suhu air juga cenderung terstratifikasi, khususnya selama musim panas dan
musim dingin. Energi cahaya matahari akan menghangatkan permukaan air
hingga ke bagian air yang dapat ditembus oleh cahaya matahari, tetapi air di
tempat yang lebih dalam tetap sangat dingin (Campble, 2008). Stratifikasi suhu ini
terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari ke dalam kolom air yang
mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal. Stratifikasi suhu pada
kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu pertama lapisan epilimnion yaitu
lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil
(dari 32 C menjadi 28 C). Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu
lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi
21 C). Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah di
mana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif konstan.

2.3 Lapisan Termoklin


Kondisi suhu perairan secara vertikal dapat dibagi beberapa lapisan, salah
satunya adalah lapisan termoklin. Lapisan termoklin dapat didefinisikan sebagai
lapisan dimana gradien suhu turun secara drastis sesuai dengan pertambahan
kedalaman Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin
dalam suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena
kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan. Lapisan thermocline
(termoklin) adalah lapisan yang membagi 2 massa air di perairan, lapisan ini
merupakan lapisan pembatas antara air yang berada di permukaan dan yang
berada di bawahnya, pada umumnya lapisan ini memiliki flukstuasi suhu yang
sangat tajam dibandingkan dengan lapisan air lainnya. Termoklin (kadang-kadang
metalimnion) adalah lapisan tipis namun berbeda dalam tubuh besar cairan
(misalnya air, seperti laut atau danau, atau udara, seperti suasana), di mana
perubahan suhu lebih cepat dengan kedalaman daripada yang dilakukannya di
lapisan atas atau di bawah.
Termoklin merupakan bagian dari lapisan perairan laut yang pada lapisan
tersebut terjadi penurunan temperatur yang cepat terhadap kedalaman (Nontji,
1993). Lapisan termoklin ini merupakan lapisan perantara antara lapisan homogen
dengan lapisan dalam, lapisan termoklin memiliki densitas yang tinggi seiring
dengan gradien penurunan suhu yang paling tinggi. Karena stabilnya massa air di
atas atau di bawahnya tidak bisa menembusnya. Kestabilan lapisan ini juga
menyebabkan gelombang suara yang ditembuskan ke lapisasan ini senantiasa akan
dipantulkan ke atas bila mengenai lapisan termoklin, sehingga area ini sering
disebut sebagai shadow zone. Untuk tujuan pertahanan keamanan, keberadaan
lapisan shadow zone ini sangat perlu dipetakan secara teliti, lapisan ini sering
disusupi kapal selam asing
Bereau (1992) mendefinisikan lapisan termoklin sebagai suatu kedalaman
atau posisi dimana gradien temperatur lebih besar atau sama dengan 0,05C/m.
Berdasarkan definisi tersebut maka kedalaman batas atas dan batas bawah lapisan
termoklin dapat ditentukan. Batas atas yaitu kedalaman minimum dimana sudah
mulai terjadi perbedaan temperatur lebih besar atau sama dengan 0,05C/m
dengan kedalaman dibawahnya, sedangkan batas bawahnya adalah batas akhir
yang masih terdapat perbedaan lebih besar atau sama dengan 0,05C/m dengan
kedalaman diatasnya, namun sudah tidak terjadi 0,05C/m dengan kedalaman
dibawahnya. Jika pada lapisan ini terdapat gradien temperatur yang kurang dari
0,05C/m, maka dilihat gradien temperatur di atas dan di bawahnya, apabila di
atas dan dibawahnya masih lebih besar dari 0,05C/m maka lapisan ini tetap
digabungkan sebagai lapisan termoklin.
Kedalaman termoklin merupakan parameter fisis lautan yang letaknya bisa
berubah-ubah secara vertikal. Tomzack (2000), menjelaskan bahwa beberapa
faktor bisa mempengaruhi perubahan kedalaman lapisan termoklin yaitu arus,
upwelling dan downwelling, material padatan tersuspensi, posisi lintang, curah
hujan dan variabilitas iklim global.
Lapisan termoklin merupakan lapisan pembagi antara dua lapisan yang
memiliki perbedaan karakteristik lingkungan dan organismenya. dilapisan ini
memiliki karakteristik dengan derajat suhu airnya sangat rendah, sedikit oksigen,
dan sangat sedikit mendapatkan cahaya. dan secara umum terdapat sumber
makanan yang di turunkan dari lapisan diatasnya sehinga banyak organisme
creatures yang tumbuh dan berkembang dengan subur di sini. Beberapa contoh
organisme yang tumbuh dan memanfaatkan lapisan ini diantaranya beberapa hiu
yang memanfaatkan untuk migrasi, ubur-ubur, udang dan cumi-cumi.
2.4 Upwelling

BAB 3. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Mekanisme buoyancy (daya apung) adalah Sistem Buoyancy Static yaitu
suatu mekanisme dari pemunculan suatu daya dorong atas yang mana
hampir tidak terikat pada tekanan dan akan tetap konstan selama
pergerakan vertikal di dalam lingkungan akuatik dan Sistem Buoyancy
Adjustable yang merupakan usaha untuk menjaga kemampuan
memunculkan daya tekan ke atas di kedalaman, tiap jenis gas pada hewan
akuatik dilengkapi dengan suatu mekanisme untuk menyesuaikan
volumenya.
Stratifikasi suhu pada kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pertama lapisan epilimnion, lapisan kedua disebut dengan lapisan
termoklin, lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion.
Lapisan thermocline (termoklin) adalah lapisan yang membagi 2 massa air
di perairan, lapisan ini merupakan lapisan pembatas antara air yang berada
di permukaan dan yang berada di bawahnya, pada umumnya lapisan ini
memiliki flukstuasi suhu yang sangat tajam dibandingkan dengan lapisan
air lainnya.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Bureau of technical supervision of the P.R of China.1992. The Specification for


Oceanographic Survey, Oceanographic Survey Data Processing (GB/T
12763.791). Standards press of China.
Campble, Neil A, dan Jane B. Reece. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Kusmanto, Edi, dan Dewi Surinati. 2016. Stratifikasi Massa Air di Teluk Lasolo,
Sulawesi Tenggara. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 1(2): 17-29
Nontji. 1993. Laut Nusantara Buku referensi. Jakarta: Djambatan.
Pond, S. & G. L. Pickard. 1983. Introductory dynamical oceanography. 2nd
edition. Pergamon Press. Toronto.
Tomzack, M. 2000. An Introduction An Physical Oceanogr aphy. The Flinders
University of South Australia. Australia.

Anda mungkin juga menyukai