Anda di halaman 1dari 2

TEKANAN

Faktor lain yang mempengaruhi proses adaptasi ikan adalah tekanan. Ikan memiliki
kemampuan berbeda-beda dalam menoleransi suhu dalam suatu perairan, ketika terjadi induksi
suhu dalam suhu perairan maka akan ada tekanan terhadap perairan dan ekosistem, ikan pun
secara otomatis akan mendapatkan tekanan. Saat tekanan akan terjadi respon pada ikan yaitu
beradaptasi terhadap lingkungannya atau dengan cara berpindah tempat (shifting) dengan
berenang ke kedalaman dan ke tempat lainnya yang masih terjangkau (Lisa, dkk, 2017 ).

Selain suhu, salinitas di perairan menimbulkan tekanan-tekanan osmotik yang bisa


berbeda dari tekanan osmotik di dalam tubuh organisme perairan. Perubahan salinitas lingkungan
menyebabkan ikan membutuhkan banyak energy untuk melakukan proses osmoregulasi
mengatur tekanan osmotic tubuhnya agar seimbang dengan lingkungannya (Pamungkas, 2012).
Dengan demikiaan ikan harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air agar proses-proses
fisiologis di dalam tubuh dapat berlangsung dengan normal. Pengaturan tekanan osmotic cairan
tubuh pada ikan disebut osmoregulasi. Osmoregulasi merupakan hal yang penting karena daya
tahan tubuh hidup organisme dipengaruhi oleh keseimbangan tekanan osmotic antara cairan
tubuh dengan air (media) lingkungan hidupnya (Anggoro, dkk, 2013).

Pada ikan air tawar dimana lingkungan yang hipotonik menyebabkan air masuk ke dalam
tubuh dan ion-ion keluar lingkungan dengan cara difusi. Ikan ini minum sedikit air untuk
menjaga keseimbangan tubuh, sedangkan untuk mengurangi kelebihan air dalam tubuh ia akan
memproduksi banyak urin. Pada ikan ini ion-ion dapat hilang secara pasif melalui insang dan
urin. Ginjal mengabsorbsi kembali beberapa garam dari urin untuk mempertahankan sejumlah
ion dalam tubuh sehingga urin yang dihasilkan bersifat hipotonik. Untuk menyeimbangkan
kandungan Na+ dan Cl- maka ion tersebut masuk lewat insang dan lewat membran usus dari
makanan (Sulmartiwi, dkk, 2015).

Sedangkan pada ikan air laut dimana lingkungan hipertonik menyebabkan air keluar
lewat ginjal dan insang sedangkan garam-garaman masuk dalam tubuh melalui difusi. Ikan ini
banyak minum air laut dan melakukan osmoregulasi tetapi menghasilkan urin yang sedikit untuk
mempertahankan konsentrasi garam dan air dalam tubuh. Ikan ini memelihara konsentrasi ion-
ion total dalam plasma sekitar 1/3 dari konsentrasi ion air laut. Dengan banyak minum air laut
maka kehilangan air dalam tubuh dapat diganti tetapi sejumlah garam-garaman juga ikut masuk
ke dalam usus. Ion bivalen tidak diserap usus untuk mengurangi kandungan garam air laut yang
masuk ke usus. Ion bivalen dikeluarkan melalui feses. Sedangkan untuk kelebihan ion
monovalen akan dikeluarkan melalui insang (Sulmartiwi, dkk, 2015).

Lisa, I., M. Ramli, L. O. A. Afu. 2017. RESPON IKAN Plectroglyphidodon lacrymatus


TERHADAP KENAIKAN SUHU. Sapa Laut Mei : Vol. 2(2)

Pamungkas, W. 2012. AKTIVITAS OSMOREGULASI, RESPONS PERTUMBUHAN, DAN


ENERGETIC COST PADA IKAN YANG DIPELIHARA DALAM LINGKUNGAN
BERSALINITAS. Media Akuakultur : 7(1)

Anggoro, S., S. Rudiyanti, I. Y. Rahmawati. 2013. DOMESTIKASI IKAN KERAPU MACAN


(Epinephelus fuscoguttatus) MELALUI OPTIMALISASI MEDIA DAN PAKAN.
JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES : 2(3)

Sulmartiwi, L., H. Suprapto, S. Andriyono. 2015. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air (Volume 1:
Nutritif dan Reproduktif. Universitas Airlangga. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai