Anda di halaman 1dari 28

OSMOREGULASI, FOTOTAKSIS, REOTAKSIS, DAN BUKAAN

MULUT PADA IKAN

NONA YANA PRATIWI (42191104)


MILA SAVORA Q. A (42191108)
NOVA DWI ALFIANA D. (42191110)
DIAH UTARI (42191111)
RIZA KIKI APRILIA (42191112)
Latar Belakang
 Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk mengontrol keseimbangan air
dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme pengaturan tekanan osmosis
 Osmoregulator merupakan hewan yang harus menyesuaikan osmolaritas internalnya, karena cairan
tubuh tidak isoosmotik dengan lingkungan luarnya.Seekor hewan osmoregulator harus membuang
kelebihan air jika hewan itu hidup dalam lingkungan hiperosmotik.
 Menurut Sudarsono (2010), fototaksis adalah gerak taksis yang menyebabkan oleh adanya rangsangan
berupa cahaya.Ikan tertarik cahaya melalui otak (pineal rigean pada otak).Peristiwa tertariknya ikan pada
cahaya disebut fototaksis
Pergerakan dari suatu organisme biasanya terjadi karena organisme tersebut merespon stimulant dari
lingkungan. Rheotaksis adalah pergerakan terarah yang dihasilkan dari pergerakan gradient air, banyak
dipelajari pada ikan, invertebrata air, dan spermatozoa(Marcos et al.,2012)
01 02
Osmoregulasi Pada Ikan Fototaksis
Teleostei Air Tawar Pada Ikan

03 04
Reotaksis Proses Bukaan Mulut Ikan
Pada Ikan
OSMOREGULASI
• Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau
kemampuan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion
antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui
mekanisme pengaturan tekanan osmosis.
• Osmosis terjadi ketika dua larutan yang dipisahkan oleh
membran memiliki perbedaan tekanan osmotik
•Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya.
Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan
meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka
sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi
ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak
diperlukan oleh sel atau organisme hidup (Fujaya, 2004).
01. Mekanisme Osmoregulasi Pada Hewan
Teleostei Air Tawar
 Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya
dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan
garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa keluar
kelebihan air sebagai air seni.

 Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter


besar.Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh
agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-
banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal,
glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam
diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat
impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus).
Untuk menghadapi masalah osmoregulasi hewan
melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara
(Kaneko. dkk. 2002):

a). Mengurangi gradien osmotik antara cairan tubuh dengan


lingkungannya.
b) Mengurangi permeabilitas air dan garam.
C). Melakukan pengambilan garam secara selektif

Osmoregulasi pada ikan air tawar melibatkan pengambilan


ion dari lingkungan untuk membatasi kehilangan ion. Air
akan masuk ke tubuh ikan karena kondisi tubuhnya
hipertonik, sehingga ikan banyak mengeksresikan air dan
menahan ion
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan
diserap kembali pada tubuli proximalis dan garam-garam diserap kembali
pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air).
Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung sejumlah
kecil senyawa nitrogen, seperti (Kaneko. dkk. 2002):
a) Asam
b). Kreatin
c). Kreatinin
d). Amonia.
Organ-organ osmoregulasi yaitu:

1. Insang
Menurut Tridjoko (2009), pertukaran antara oksigen
yang masuk ke dalam darah dengan CO2 yang keluar
dari darah terjadi dengan cara diffusi pada pembuluh
darah dalam insang.

2. Ginjal
Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mengekskresikan sebagian
besar produk akhir metabolisme tubuh; dan kedua, mengatur konsentrasi
cairan tubuh Glomerulus berfungsi menyaring cairan, sedangkan tubulus
mengubah cairan yang disaring menjadi urin. Dengan demikian nefron dapat
membersihkan atau menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak
dikehendaki ketika ia melalui ginjal.
3. USUS
Usus pada ikan memiliki banyak variasi. Pada beberapa
ikan seringkali bagian depan ususnya berwarna besar
menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan
sebagai lambung palsu, misalnya ikan mas, Cyprinus
carpio (Tridjoko, 2009). Setelah air masuk ke dalam usus
ikan air laut, dinding usus aktif mengambil ion-ion
monovalen (Na+, K+, dan Cl-) dan air, sebaliknya
membiarkan lebih banyak ion-ion divalen (Mg2+, Ca2+,
dan SO42-) tetap di dalam usus sebagai cairan rektal agar
osmolaritas usus sama dengan darah Proses minum pada
ikan air tawar dibutuhkan oleh usus untuk mengambil
kembali ion-ion yang hilang melalui difusi dan juga
melalui urin (Fujaya, 2008).
4. Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut
dermis atau corium.

Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang


dihasilkan oleh sel- sel yang berbentuk piala yang
terdapat di seluruh permukaan tubuhnya

Dermis berperan dalam pembentukan sisik pada ikan-


ikan yang bersisik. Derivat- derivat kulit juga
dibentuk di dalam lapisan ini. Pada dermis ini
terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan
pengikat. Kulit digunakan sebagai alat ekskresi dan
osmoregulasi.
Proses Osmoregulasi Ikan Teleostei

Pada ikan teleostei euryhaline, Fundulus heterooclitus,


saat berada di air tawar, osmolalitas darahnya 335
mOsmol/lt, Na+ 170 mOsmol/lt, dan Cl- 125 mOsmol/lt,
sedangkan ketika di air laut osmolalitas darahnya adalah
365 mOsmol/lt, Na+ 85 mOsmol/lt, dan Cl- 145
mOsmol/lt (Gordon et al., 1982 dalam Susilo dan
Sukmoningrum, 2010).
Hormon Osmoregulasi
Kelenjar endokrin yang bertanggung
jawab terhadap proses osmoregulasi
antara lain pituitari, ginjal, dan urofisis,
melalui aksi beberapa hormonnya
(Fujaya, 1999). Menurut Marshall
(2006), volume air seni yang dikeluarkan
dan keseimbangan pada ikan diatur oleh
sekresi kelenjart endokrin (hormon).
Hormon bisa mempengaruhi ginjal dan
menaikan atau menurunkan tekanan
darah yang mengubah laju penyaringan
ke dalam kapsul bowman.
POTOTAKSIS
Fototaksis, yaitu gerak tubuh dengan rangsangan
berupa cahaya. Fototaksis ikan yaitu gerak taksis
pada ikan yang dipengaruhi oleh cahaya. Fototaksis
dibagi menjadi 2 macam yaitu fototaksis positif dan
fototaksis negatif.
a). Fototaksis positif yaitu pergerakan ikan mendekati
sumber cahaya contohnya ikan lemon dan ikan
komet.
b). Fototaksis negatif yaitu pergerakan ikan yang
menjauhi sumber cahaya contohnya ikan lele.
Cahaya merupakan salah satu factor abiotik yang
diperlukan dalam proses fotosintesis. Dan Cahaya
dengan segala aspek yang dikandungnya seperti
intensitas dan panjang gelombang akan
memepengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung terhadap pergerakkan atau tingkah laku
ikan
Pergerakan ikan yang berbeda-beda terhadap sumber cahaya
merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui untuk
meningkatkan hasil tangkapan.
Reaksi cahaya atau terang menyediakan energi pereduksi
yang diperlukan untuk biosintesis karbohidrat sedangkan
reaksi gelap berhubungan dengan fiksasi. Karbon mengubah
CO2 menjadi glukosa sebagai salah satu karbohidrat dalam
sel membantu penyerapan unsur hara dalam proses
fotosintesis. Pergerakan ikan yang mendekati sumber cahaya
di konsentasikan dengan mengurangi intensitas cahaya
dengan cara menggunakan lampu fokus untuk
mengkonsentrasikan ikan di catchable area.
Pengkonsentrasian ikan hubungannnya dengan pergerakan
ikan yang berbeda terhadap sumber cahaya mengakibatkan
perlakuan dalam mengkonsentrasikan ikan juga berbeda.
Pengaruh Cahaya Terhadap Tingkah Laku Pada Ikan

Adaptasi dari badan ikan terhadap lingkungan internal dan


eksternal, sedangkan reaksi ikan merupakan respon yang
berhubungan tingkah laku ikan karena adanya rangasangan
eksternal.Terdapat dua bentuk reaksi dari hewan terhadap
cahaya yaitu fotokinesis dan fototaksis.Fotokinesis adalah
respon dalam kecepatan perubahan darah gerakan terhadap
suatu intensitas cahaya,sedangkan fototaksis adalah tindakan
lokomotor dari suatu organisme mendekat (positif) atau
menjauhi (negatif) dari sumber cahaya (Ben
Yaml,1987 dalam Utami 2006).
Hubungan cahaya dengan hasil penangkapan ikan telah dikenal oleh
nelayan sejak dahulu.Pengaruh cahaya terhadap tingkah laku ikan tidak
mudah dipisahkan.Hela dan Laevestu (1970) dalam Suherman (2002) juga
menyatakan bahwa cahaya buatan akan merangsang banyak organisme
laut untuk mendekati.Sehingga organisme laut tersebut akhirnya
merupakan makanan bagi ikan-ikan pemangsa lainnya.
● Mempengaruhi Migrasi Vertikal
● Kehadiran cahaya diasosiasikan sebagai indikasi makanan. Ikan Lapar
lebih bersifat fototaksis positif.
● Beberapa ikan betina bersifat fototaksis negatif ketika matang gonad,
sedangkan untuk ikan jantan pada jenis yang sama akan bersifat fototaksis
positif ketika matang gonad.
● Ikan akan mempunyai sifat fototaksis yang kuat ketika berada pada
lingkungan dengan suhu air yang optimal (sekitar 28C).
● Kehadiran predator akan mengurangi sifat fototaksis pada ikan.
Faktor yang
Mempengaruhi
Fototaksis
Faktor internal :
a). Sifat ikan itu sendiri (diurnal dan nocturnal)
b). Umur ikan
c). Jenis (teleostei dan elesmobranchi)
d). Penglihatan (sel cone dan sel rod)

Faktor eksternal :
a). Intesitas cahaya
b). Kepadatan tersuspensi
c). Habitat (demersal dan pelagis)
Pengujian Fototaksis pada Sebuah Referensi Penelitian
1. Alat yang digunakan
Senter   : sebagai sumber cahaya untuk menentukan jenis fototaksis ikan.
Aquarium    : sebagai media pengamatan ikan.
Steroform    : untuk menutup bagian atas aquarium.
Aerator        : sebagai alat penyuplai oksigen pada media pengamatan.
Selang aerasi    : sebagai saluran untuk menyuplai udara atau oksigen.
Batu aerasi        : untuk menyaring udara atau oksigen
2. Bahan yang digunakan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan mas (Cyprinus carpio) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan sepat (Trichogaster sp) : sebagai bahan yang akan diamati.
Udang galah (Macrobachium rossenbergii) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan bawal merah (Collosoma macropomum) : sebagai bahan yang akan diamati.
Plastic gelap : untuk membungkus aquarium agar cahaya tidak masuk.
Air   : sebagai media tempat hidup ikan.
Analisis Hasil

Dari praktikum tentang fototaksis diperoleh hasil kelompok 1-10 untuk ikan nila (Oreochromis
niloticus) berjenis fototaksis negative, ikan mas (Cyprinus carpio) untuk kelompok 1,5,8,9,10
mengalami fototaksis negative sedangkan kelompok 2,3,4,6,7 mengalami fototaksis positif,
udang galah (Macrobrachium rossenbergii) pada kelompok 1-10 mengalami fototaksis
negative. Begitupun pada ikan patin (Pangasius hypopthalmus) juga mengalami fototaksis
negative. Ikan bawal merah (Colossoma macropomum), untuk kelompok 1,2,4,9 mengalami
fototaksis positif, sedangkan kelompok 3,5,6,7,8,10 mengalami fototaksis negative.
Analisis Prosedur
● Setelah alat dan bahan sudah siap, Isi aquarium persegi denagn air
sebagai media hidup ikan sebanyak ¾ bagian agar ikan tidak mudah
melompat keluar dan air tidak tumpah ketika ikan dimasukkan
● Lalu aquarium dibungkus dengan plastik besar berwarna hitam agar
cahaya tidak dapat menembus atau masuk dalam aquarium. Pada bagian
plastik diberi lubang untuk jalan masuknya cahaya. Kemudian ikan
Mas (Cyprinus carpio) , ikan Patin (Pangasius hypopthalmus), ikan
Sepat (Trichogaster sp), ikan Bawal merah (Collossoma
macropomum) , Udang Galah (Macrobrachium
rosenbergii), dimasukkan kedalam aquarium yang berbeda – beda dan
diberi kerrtas label untuk menandai jenis ikan dalam aquarium
Reotaksis

● Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk hidup untukmenerima rangsangan


mekanis dari arus air karena gerakan. Hasil pengamatan dengan menggunakan side scan
sonar colour memperlihatkan bahwa kawananikan berenang mendatangi sumber cahaya
dari kedalamanan yang berbeda, yaitu ada yang berenang pada kisaran kedalaman 20-30
m dan ada pula yang berenang pada kisaran kedalam 5- 10 m (Adianto, 2004: 25 ).
● Salah satu ciri dari makhluk hidup yaitu peka terhadap rangsang, respon makhluk hidup
terhadap lingkungannya. Mampu merespon berbagai impuls atau stimulus-stimulus yang
ada disekitar lingkungannya. Lingkungan memberikan segala sesuatu yang ada disekitar
makhluk hidup dan saling berinteraksi.. Lingkungan abiotik itu sendiri terdiri dari suhu,
cahaya matahari, kelembapan, dan benda-benda mati lainnya yang tidak digunakan
sebagai sumber daya seperti batu, tanah sebagai tempat tinggal sedangkan lingkungan
biotik yaitu manusia, hewan dan tumbuhan (Pratiwi, 2007).
Faktor yang Mempengaruhi Reotaksis
● Salinitas Penguapan,semakin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah,maka
salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air
lautnya,maka daerah itu rendah kadar garamnya.Curah hujan,makin besar/banyak curah
hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin
sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
● Arus Air, Arus sangat mempengaruhi penyebaran ikan,hubungan arus terhadap
penyebaran ikan adalah arus mengalihkan telur-telur dan anak-anak ikan pelagis
didaerah pemijahan ke daerah pembesaran dan ke tempat mecari makan
Pengaruh Suhu,Arus,dan Salinitas Terhadap Reotaksis
Untuk mengetahui pengaruh suhu, arus dan salinitas terhadap
rheotaksis dapat dilakukan dengan cara: Menyambungkan saklar
pompa air, sehingga terjadi arus pada rheometer yang masih
mengandung salinitas.
a). Ikan mas cenderung melawan arus dengan posisi tubuh pada saat
bergerak kepala menghadap kearah arus (reotaksis positif).
b). Ikan mas cenderung berpaling ke air yang berkadar garam lebih
rendah dengan posisi kepala menjauhi salinitas yang lebih tinggi.
c). Pada kondisi air dengan kadar garam yang sama benih ikan mas
cenderung bergerak ke daerah yang bersuhu optimal (20 -26°C dan
berarus.
Respirasi
Respirasi adalah suatu proses perombakan bahan makanan
dengan menggunakan oksigen, sehingga diperoleh energi
dan gas CO2. Energi yang dihasilkan dalam proses ini
tidak langsung digunakan untuk aktivitas sel dalam
pembentukan ATP dari ADP dan H3PO4 ( Akbulut,
2002).Ikan bernapas pada insang yang terdapat di sisi
kanan dan kirikepala (kecuali ikan Dipnoi yang bernapas
dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat
pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi
dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan
berdifusi ke dalam sel-sel insang (Salmin,2000).
Sistem Pernafasan Hewan Vertebrata
• Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan
tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen
terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
• Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup
insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang,
ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis),
yaitu ikan paruparu (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat
pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam,
penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme
inspirasi dan ekspirasi.

a). Fase inspirasi ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup
insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut
bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup.
Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada
tekanan udara luar
b). Fase ekspirasi ikan Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah
mulut menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti
membukanya celah insang. Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke
dalam insang, kemudian O 2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi,
CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang,
dan dari insang diekskresikan keluar tubuh
a). Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah diukur
dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur
aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. misalnya dalam hal
respirasi. Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai
rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme

b). Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari
beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara
seperti arus, gelombang dan pasang surut.. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen
akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta
adanya proses fotosintesis.

Anda mungkin juga menyukai