03 04
Reotaksis Proses Bukaan Mulut Ikan
Pada Ikan
OSMOREGULASI
• Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau
kemampuan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion
antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui
mekanisme pengaturan tekanan osmosis.
• Osmosis terjadi ketika dua larutan yang dipisahkan oleh
membran memiliki perbedaan tekanan osmotik
•Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya.
Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan
meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka
sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi
ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak
diperlukan oleh sel atau organisme hidup (Fujaya, 2004).
01. Mekanisme Osmoregulasi Pada Hewan
Teleostei Air Tawar
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya
dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan
garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa keluar
kelebihan air sebagai air seni.
1. Insang
Menurut Tridjoko (2009), pertukaran antara oksigen
yang masuk ke dalam darah dengan CO2 yang keluar
dari darah terjadi dengan cara diffusi pada pembuluh
darah dalam insang.
2. Ginjal
Ginjal melakukan dua fungsi utama: pertama, mengekskresikan sebagian
besar produk akhir metabolisme tubuh; dan kedua, mengatur konsentrasi
cairan tubuh Glomerulus berfungsi menyaring cairan, sedangkan tubulus
mengubah cairan yang disaring menjadi urin. Dengan demikian nefron dapat
membersihkan atau menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak
dikehendaki ketika ia melalui ginjal.
3. USUS
Usus pada ikan memiliki banyak variasi. Pada beberapa
ikan seringkali bagian depan ususnya berwarna besar
menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan
sebagai lambung palsu, misalnya ikan mas, Cyprinus
carpio (Tridjoko, 2009). Setelah air masuk ke dalam usus
ikan air laut, dinding usus aktif mengambil ion-ion
monovalen (Na+, K+, dan Cl-) dan air, sebaliknya
membiarkan lebih banyak ion-ion divalen (Mg2+, Ca2+,
dan SO42-) tetap di dalam usus sebagai cairan rektal agar
osmolaritas usus sama dengan darah Proses minum pada
ikan air tawar dibutuhkan oleh usus untuk mengambil
kembali ion-ion yang hilang melalui difusi dan juga
melalui urin (Fujaya, 2008).
4. Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut
dermis atau corium.
Faktor eksternal :
a). Intesitas cahaya
b). Kepadatan tersuspensi
c). Habitat (demersal dan pelagis)
Pengujian Fototaksis pada Sebuah Referensi Penelitian
1. Alat yang digunakan
Senter : sebagai sumber cahaya untuk menentukan jenis fototaksis ikan.
Aquarium : sebagai media pengamatan ikan.
Steroform : untuk menutup bagian atas aquarium.
Aerator : sebagai alat penyuplai oksigen pada media pengamatan.
Selang aerasi : sebagai saluran untuk menyuplai udara atau oksigen.
Batu aerasi : untuk menyaring udara atau oksigen
2. Bahan yang digunakan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan mas (Cyprinus carpio) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan sepat (Trichogaster sp) : sebagai bahan yang akan diamati.
Udang galah (Macrobachium rossenbergii) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) : sebagai bahan yang akan diamati.
Ikan bawal merah (Collosoma macropomum) : sebagai bahan yang akan diamati.
Plastic gelap : untuk membungkus aquarium agar cahaya tidak masuk.
Air : sebagai media tempat hidup ikan.
Analisis Hasil
Dari praktikum tentang fototaksis diperoleh hasil kelompok 1-10 untuk ikan nila (Oreochromis
niloticus) berjenis fototaksis negative, ikan mas (Cyprinus carpio) untuk kelompok 1,5,8,9,10
mengalami fototaksis negative sedangkan kelompok 2,3,4,6,7 mengalami fototaksis positif,
udang galah (Macrobrachium rossenbergii) pada kelompok 1-10 mengalami fototaksis
negative. Begitupun pada ikan patin (Pangasius hypopthalmus) juga mengalami fototaksis
negative. Ikan bawal merah (Colossoma macropomum), untuk kelompok 1,2,4,9 mengalami
fototaksis positif, sedangkan kelompok 3,5,6,7,8,10 mengalami fototaksis negative.
Analisis Prosedur
● Setelah alat dan bahan sudah siap, Isi aquarium persegi denagn air
sebagai media hidup ikan sebanyak ¾ bagian agar ikan tidak mudah
melompat keluar dan air tidak tumpah ketika ikan dimasukkan
● Lalu aquarium dibungkus dengan plastik besar berwarna hitam agar
cahaya tidak dapat menembus atau masuk dalam aquarium. Pada bagian
plastik diberi lubang untuk jalan masuknya cahaya. Kemudian ikan
Mas (Cyprinus carpio) , ikan Patin (Pangasius hypopthalmus), ikan
Sepat (Trichogaster sp), ikan Bawal merah (Collossoma
macropomum) , Udang Galah (Macrobrachium
rosenbergii), dimasukkan kedalam aquarium yang berbeda – beda dan
diberi kerrtas label untuk menandai jenis ikan dalam aquarium
Reotaksis
a). Fase inspirasi ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup
insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut
bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup.
Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada
tekanan udara luar
b). Fase ekspirasi ikan Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah
mulut menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti
membukanya celah insang. Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke
dalam insang, kemudian O 2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke
jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi,
CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang,
dan dari insang diekskresikan keluar tubuh
a). Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah diukur
dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur
aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. misalnya dalam hal
respirasi. Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu mempunyai
rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme
b). Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari
beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara
seperti arus, gelombang dan pasang surut.. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen
akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta
adanya proses fotosintesis.