Anda di halaman 1dari 15

3cm

SPASI 1,5 ; TNR 14


BEFORE LAPORAN PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI
AFTER 0 METODE T-X INTERCEPT TIME
TNR 14
BOLD

SIZE 5cm X 5cm

4cm 3cm

SPASI 1,5 ; Disusun Oleh:


BEFORE TNR 12
UVUVWEVWEVWE OSAS BOLD
AFTER 0
NIM : 111.XXX.XXX

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


TNR 14 BOLD JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SPASI 1 ; FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
BEFORE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
AFTER 0 YOGYAKARTA
2017

3cm
3cm
TNR 12

SPASI 1,5 ; HALAMAN PENGESAHAN TNR 12


BEFORE LAPORAN PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI BOLD
AFTER 0
METODE T-X INTERCEPT TIME
SPASI 4

Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Seismik


Refraksi selanjutnya, tahun ajaran 2016/2017, Program Studi Teknik Geologi,
TNR 12
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta.

Disusun oleh : TNR 12 BOLD


SPASI 1.5 ;
UVUVWEVWEVWE OSAS BEFORE
111.XXX.XXX AFTER 0

Yogyakarta, ... Februari 2017

4cm Disahkan oleh : 3cm


TNR 12 BOLD
SPASI 1.5 ;
Tulis Tangan Sesuai
BEFORE
Tanggal Konsultasi
AFTER 0
Asisten Seismik Refraksi

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


TNR 14 BOLD
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SPASI 1 ; FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
BEFORE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
AFTER 0 YOGYAKARTA
2017

3cm
KATA PENGANTAR

SPASI 4

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Tidak lupa Shalawat serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Laporan praktikum Seismik Refraksi
disusun berdasarkan hasil pembelajaran data lapangan, pengolahan, serta
interpretasi yang dibantu oleh banyak pihak. Penulis menyadari bahwa sebagai
manusia biasa tentu tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik anda dan masukan demi kesempurnaan laporan praktikum
ini. Semoga dapat bermanfaat.

Yogyakarta, ... Februari 2017

Ketik Sesuai Tanggal


Pengumpulan Uvuvwevwevwe Osas
DAFTAR ISI TNR 14 BOLD

SPASI 4

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
SPASI 1.5

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................

BAB II. DASAR TEORI TNR 12 BOLD


Romawi
2.1 Seismik Refraksi ...........................................................................................
2.2 Hukum Dasar ................................................................................................
Arab
2.3 Asumsi-Asumsi Dasar...................................................................................
2.2 Metode T-X ...................................................................................................
2.3 Metode Intercept Time TNR 12
2.3.1 Metode Intercept Time Satu Lapis .................................................
2.3.2 Metode Intercept Time Banyak Lapis ............................................
2.3.3 Metode Intercept Time Lapisan Miring .........................................

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Diagram Alir Pengolahan Data .....................................................................
3.2 Pembahasan Diagram Alir ............................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tabel Pengolahan Data
4.1.1 Metode Intercept Time Satu Lapis .................................................
4.1.2 Metode Intercept Time Banyak Lapis ............................................
4.1.3 Metode Intercept Time Lapisan Miring .........................................
4.2 Hasil Dan Pembahasan Pengolahan Data
4.2.1 Metode Intercept Time Satu Lapis
4.2.1.1 Grafik T-X.......................................................................
4.2.1.2 Profil Bawah Permukaan
4.2.2 Metode Intercept Time Lapisan Miring
4.2.2.1 Grafik T-X.......................................................................
4.2.2.2 Profil Bawah Permukaan
4.3 Hasil Dan Pembahasan Peta Lapisan Miring
4.3.1 Peta Kecepatan V1 (Semua Kelompok) ......................................
4.3.2 Peta Kecepatan V2 ( Semua Kelompok) .....................................
4.3.3 Peta Kedalaman Z (Semua Kelompok) .......................................

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. TABEL DATA SEMUA KELOMPOK (PRINT)
B. TABEL KECEPATAN BATUAN (SEBAGAI ACUAN
INTERPRETASI LITOLOGI)
C. LEMBAR KONSUL (JIKA KONSUL)

NOTE :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan dilakukannya
penelitian.

HARUS BEDA !!!!


BAB II DASAR TEORI
BOLEH SAMA SEMUA KELOMPOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Gambar diagram alir boleh SAMA tetapi Pembahasan harus
BEDA.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Grafik dan Profil kedalaman yang dimasukan di laporan gambar GRAFIK
dan PROFIL dari EXCEL. Dibuat dengan SKALA, JUDUL, DAN
KETERANGAN. Di bawah gambar langsung di beri pembahasan.

Peta Kecepatan V1 V2 dan Kedalaman merupakan pengolahan SURFER.


Dibuat dengan SKALA, JUDUL, DAN KETERANGAN. Di bawah gambar
langsung di beri pembahasan LITOLOGI berdasarkan nilai V dan
KEDALAMAN lapisan berdasarkan nilai Z.

PEMBAHASAN HARUS BEDA !!!!

BAB V PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN HARUS BEDA !!!!

LAMPIRAN
KONSUL TIDAK DIWAJIBKAN

LEMBAR KONSUL HANYA BAGI YANG KONSUL

SYARAT KONSUL HARUS SUDAH 90% JADI (KURANG DAFTAR ISI


DAN DAFTAR PUSTAKA)

DILARANG COPAS, COPED, FOTOCOPY, COPYSUSU,


COPYLUWAK, COPYTORABIKA, DSB! NILAI
MINIMAL!
DAFTAR GAMBAR TNR 14 BOLD,

SPASI 4

Gambar 2.1. Hukum Snellius .............................................................................


Gambar 2.2. Kolom Stratsigrafi Pegunungan Selatan Jawa Barat (Gafoer, dkk,
1992 ................................................................................................

Gambar BAB, No Gambar. (Arab)


DAFTAR TABEL TNR 14 BOLD,

SPASI 4

Tabel 2.1. Metode Seismik Refraksi ...................................................................

Tabel BAB, No Gambar. (Arab)


TNR 14 BOLD,
SPASI 1,5
BAB I BEFORE
AFTER 0
PENDAHULUAN
SPASI 4

Arab 1.1. Latar Belakang


Masalah yang terjadi adalah menurunya produksi panas yang akan di
support menjadi pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP). Oleh sebab itu
perlu dilakukan pengembagan sumur baru di sekitar area Wayang Windu yang
diharapakan dapat meningkatkan produksi dengan dilakukan pengoboran sumur
produksi dari beberapa titik yang diperkirakan berpotensi memilki sumber panas.
Metode geofisika yang dapat digunakan dalam eksplorasi panasbumi
adalah metode controlled source audio-frequency magnetotellutic (CSAMT). Pada
metoda CSAMT digunakan sumber medan elektromagnetik (EM) buatan pada
interval frekuensi audio (0.1 Hz - 10 kHz) untuk meningkatkan signal to noise
ratio (S/N). Umumnya sumber medan EM buatan tersebut berupa arus listrik
yang cukup kuat (~10 Ampere) yang diinjeksikan ke dalam bumi dalam bentuk
dipol (Grandis, 2000)

resistivitas pada temperatur tertentu, X merupakan konstantas, Rb adalah


Konstanta Boltzman, Tc temperatur, dan Z merupakan kedalaman (meter) Secara
matematis fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

1.2. Maksud dan Tujuan


(Contoh Pembuatan Keterangan Gambar)

Pada saat medan elektromagnetik primer mencapai permukaan bumi di


daerah lain, maka medan elektromagnetik akan menginduksi arus pada lapisan-
lapisan bumi yang dianggap konduktor, arus tersebut disebut sebagai arus telluric
atau arus eddy (eddy current), sehingga akan menimbulkan gelombang
elektromagnetik sekunder (Gambar 3.1)
2 spasi

1 spasi
TNR 11 Gambar 3.1. Konsep Gelombang

2 spasi
Adanya arus telluric pada lapisan-lapisan bumi ini akan menyebabkan
timbulnya medan elektromagnetik sekunder yang kemudian akan dipancarkan
kembali ke seluruh arah sampai ke permukaan bumi. Dalam pengukuran medan
sekunder inilah yang akan dicatat oleh receiver untuk memperoleh informasi
tentang pengukuran lapisan di bawah permukaan bumi yang di ukur pada tempat
tertentu.
Resolusi lateral dikontrol oleh panjang dipole listrik, normalnya antara 10
sampai 200 m, sedangkan resolusi vertikal berkisar 5% sampai 20% dari
kedalaman eksplorasi. Hal ini bergantung dari kontras nilai resistivitas batuan,
konsep geologi , dan noise. Secara teori dapat dibuat dipole listrik dengan jarak
kecil dengan harapan medapatkan resolusi secara lateral, tetapi kekuatan sinyal
dan noise masuk dalam perekaman. Kekuatan sinyal pada receiver harus
proposional terhadap panjang dipol, jika memotong dipol menjadi setengahnya,
maka kekuatan sinyal akan menjadi setengah awalnya (Zonge and Hughes,
1991).Resolusi secara horizontal dapat digambarkan dengan baik dengan syarat
lapisan tebal. Hal ini juga tergantung dari panjang gelombang sinyal yang
dipancarkan ke dalam bumi, semakin besar panjang gelombang sinyal maka
lapisan konduktif yang tipis tidak terdeteksi dan sebaliknya. Jika panjang
gelombang sinyal kecil maka lapisan konduktif yang tipis akan dapat terdeteksi.
Respon data CSAMT 1D untuk lapisan yang mendatar dapat dilihat pada Gambar
III.2.
2 spasi

1 spasi
Gambar 3.2. Kedalaman kurva 1D CSAMT untuk model 3 lapis berdasarkan respon
resistivitas batuan (Dody, 2001).

2 spasi
Perbedaan fasa antara medan magentik dan induksi medan listrik juga
memberikan tambahan informasi mengenai parameter kelistrikan medium di
dalam bumi. Untuk bumi yang homogen, perbedaan fasa () antara kedua medan
gelombang ini adalah 450 atau /4 radian untuk semua frekuensi.
(Contoh Pembuatan Keterangan Tabel)
Gradien temperatur dari masing-masing sumur bervariasi tergantung dari
panas dibawahnya (Tabel 5.1). Informasi ini digunakan untuk interpretasi dari
well output di pembahasan selanjutnya.

2 spasi
Tabel 5.1. Data gradien temperatur sumur pada zona clay cap
TNR 11
1 spasi
Well Temperature Gradient (0C/10m)
JSD-2 2.00
JSD-3 2.20
JSD-4 2.04
JSE-2 2.72
HHA-1ST 3.10

2 spasi
Untuk mendapatkan pola umum maka nilai resistivitas semu diplot dan
dicocokan dengan curve matching untuk mendapatkan suatu persamaan umum
(power regression). Pangkat dari digitasi kurva resistivitas semu diplot terhadap
faktor koreksi pada curve matching. Hasil digitasi slope resistivitas dan faktor
koreksi dapat dilihat pada Tabel 5.2.
2 spasi
Tabel 5.2. Slope resistivitas terhadap faktor koreksi curve matching
1 spasi
Slope Resistivitas Faktor Koreksi
0.084284925 1.5
0.140557323 2
0.227177968 3

2 spasi

Hubungan antara slope resistivitas dan faktor koreksi adalah berbanding


lurus diperlihatkan. Dari hasil ploting didapatkan persamaan Y=0,8145 e5.6736X
yang akan digunakan untuk mencari RG pada semua titik CSAMT yang telah
dikoreksi dengan matching curve.
(Contoh Pembuatan Daftar Pustaka )
DAFTAR PUSTAKA
2 spasi

Abrenica, Angeline. 2010. Characterization of Hydrothermal Alteration in Part


of the Northen Vapour-Dominated Reservoir of the Wayang Windu
Geothermal Field, West Java. Procceding Geothermal Congress, Bali-
Indonesia.

Alzwar, Akbar dan Bachri.1992. Peta Geologi Lembar Garut, Pamengpeuk dan
Pangalengan . Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.

Asikin, Sukendar.1974. Evolusi Geologi Jawa Tengah da Sekitarnya, Dtinjau dari


segi teori tektonik baru. Disertasi Doktor.Dept, Teknik Geologi.Fakultas
Teknologi Industri, ITB.

Cagniard, 1953, Basics Theory of Magneto-Telluric Method of Gephysical


Prospecting, Geophyics.

Grandis, H., 2000, Koreksi Efek Sumber Pada data Controlled Source Audio-
MagnetoTelluric (CSAMT), Journal Teknologi Mineral. ITB Vol.VII
No.1, Bandung.

Grant, F.S., and West G.E., 1965, Interpretation Theory in Applied Geophysics.
McGraw Hill

Gupta, Harsh, 2007, Geothermal Energy : An Alternative Resource for The 21st
Century, Amsterdam, Elsevier.

Hochstein, M.P., and P.R.L, Browne (2000), Surface Manifestation of Geothermal


System with Volcanic Heat Source, in Encyclopedia of Volcanoes.

Howell, J.R., B.F.,1959, Introduction of Exploration Geophysics. McGraw Hill

Jiracek, George R., 1985, Near Surface and Topografic Distorsion In


Electromagneity Induction, San Diego State University.

Jones, A.G., 1983, On the equivalence of the Nilbett and Bostick


transformation in the magnetotelluric method, J. Geophys., 53, 72-73.

Santoso, Djoko, 2002, Eksplorasi Energi Geotermal, ITB, Bandung.

Telford, Geldart, and Sherif, 1990, Apllied Geophysics 2nd Edition, Cambridge
University Press, New York, Melbourne.

Zonge, K.L. and Hughes, L.J., 1991, Controlled source audio-frequency


magnetotellurics, in Electromagnetic Methods in Applied Geophysics,
ed. Nabighian, M.N., Vol. 2, Society of Exploration Geophysicist
(Contoh Penulisan Rumus )
Penelitian ini menganalisa gradient resistivitas terhadap temperatur. t
resistivitas pada temperatur tertentu, X merupakan konstantas, Rb adalah
Konstanta Boltzman, Tc temperatur, dan Z merupakan kedalaman (meter) Secara
matematis fungsi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.


=- (1.1)

1 tabs


=- (1.2)

(Contoh Penulisan Diagram Alir )

Gambar 3.1. Diagram alir Pengolahan data


1spasi

Anda mungkin juga menyukai