Teknik Suturing Dan Checkist PDF
Teknik Suturing Dan Checkist PDF
(PENJAHITAN LUKA)
TEKNIK PENJAHITAN
1. Interrupted suture
2. Simple Interrupted Suture
3. Continuous Suture
4. Continuous Locking
5. Subcuticular Sutures
6. Mattress Suture
7. Haemoragic Suture
1. Interrupted suture
Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat
dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lainnya, dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak
karena tiap jahitan saling menunjang satu dengan lainnya.
3. Continous Suture
1|Page
4. Continuous Locking Suture
Teknik jahitan ini hampir sama dengan teknik simple continuous suture, namun
terdapat keuntungan tambahan berupa adanya mekanisme pengunci. Dengan adanya
mekanisme ini, jaringan dapat disesuaikan dengan insisi secara perpendikular. Selain itu,
hal ini juga mencegah terjadinya pengetatan jahitan secara terus menerus sebagai
kemajuan proses penyembuhan luka
5. Subcuticular Suture
Pada teknik ini, jahitan dilakukan dengan membuat jahitan horizontal melewati
kedua tepi luka secara bergantian. Pada jahitan ini tidak terlihat tanda jahitan dan dapat
dibiarkan lebih dari satu minggu pada area luka.
2|Page
6. Mattress Suture
a. Vertical Mattress Suture
Merupakan teknik penjahitan yang hampir sama dengan teknik simple interrupted
suture, perbedaannya adalah adanya penambahan penetrasi jarum jahit pada tepi luka
yang berfungsi untuk memaksimalkan eversi luka, meminimalisir adanya dead space, dan
meminimalisir tekanan yang melewati luka.
3|Page
7. Haemoragic Suture
Haemoragic suture juga disebut dengan Figure-eight suture atau Periodontal sling
suture. Periodontal sling suture adalah teknik jahitan yang digunakan untuk penutupan
socket serta untuk adaptasi papilla gingiva sekitar gigi. Prosedur penjahitan periodontal sling
adalah :
1. Jahitan dimulai dengan memasukkan jarum (needle) di papilla distobukal luka.
2. Needle di arahkan ke lingual melewati atas soket bekas pencabutan gigi, yaitu melewati
papilla mesiolingual.
3. Setelah itu, masukkan needle melalui mesiobukal.
4. Kemudian needle diteruskan ke papilla distoligual.
5. Jahitan disimpul untuk mencegah benang terlepas
4|Page
SIMPUL
Ketika jahitan telah diinsersi, harus dilakukan penyimpulan agar jahitan dapat
terjaga. Penyimpulan dilakukan dengan metode tradisional. Pertama, ujung needle holder
diputar searah jarum jam mengitari benang yang panjang sebanyak dua kali putaran. Setelah
itu, ujung needle holder digunakan untuk menggengam bagian akhir benang yang pendek.
Kemudian, bagian tersebut ditarik sepanjang benang yang panjang dengan melewati tangan,
sehingga kedua bagian benang tersebut terletak saling menyilang dari garis jahitan.
Selanjutnya, needle holder diputar kembali berlawanan jarum jam sebanyak satu kali
mengitari benang yang panjang tadi, kemudian ujung needle holder menggengam ujung
benang pendek untuk dilewatkan pada lubang dan akhirnya benang tersimpul dengan
sempurna.
5|Page
LAMPIRAN
CHECK LIST TEKNIK PENJAHITAN
KRITERIA
TAHAPAN PEKERJAAN
KETERANGAN
(PSIKOMOTORIK)
0 1
TAHAP INTI
TEKNIK SUTURING
1.
Interrupted suture
2.
Simple Interrupted Suture
3.
Continuous Suture
4.
Continuous Locking
5.
Subcuticular Sutures
6.
Mattress Suture
7.
Haemoragic Suture
TAHAP AKHIR
SIMPUL
1.
Interrupted suture
2.
Simple Interrupted Suture
3.
Continuous Suture
4.
Continuous Locking
5.
Subcuticular Sutures
6.
Mattress Suture
7.
Haemoragic Suture
AFEKTIF
6|Page
Datang tepat waktu
Keterangan :
0 : Tidak melakukan
1 : Melakukan
Kolom keterangan diisi oleh instruktur tentang hal yang masih kurang atau cukup baik dalam setiap tahapan
7|Page